بسم الله الرحمن الرحيم
‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melaksanakan salat jenazah dan aku
menghafalkah do’anya:
«اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ
نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ،
وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ،
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا
خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
- أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ -»
“Ya
Allah, ampunilah dosanya, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia,
muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah ia
dengan air, salju, dan embun, bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana
Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, gantikanlah rumahnya dengan
rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istri/suaminya
dengan istri/suami yang lebih baik, masukkanlah ia ke dalam surga, dan
lindungilah ia dari siksaan kubur – atau dari siksaan neraka –“. [Sahih Muslim]
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melaksanakan salat jenazah dan berdo’a:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا، وَمَيِّتِنَا، وَصَغِيرِنَا، وَكَبِيرِنَا،
وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ
مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِيمَانِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى
الْإِسْلَامِ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ»
“Ya
Allah, ampunilah yang masih hidup dari kami, yang telah mati, yang masih kecil,
yang dewasa, yang laki-laki, yang perempuan, yang sedang bersama kami, dan yang
tidak bersama kami. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan dari kami maka
hidupkanlah ia dalam keimanan, dan siapa yang Engkau matikan darikami maka
matikanlah ia dalam keadaan Islam. Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari
pahalanya, dan jangalah Engkau sesatkan kami setelah kepergiannya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Watsilah
bin Al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyalati jenazah seorang
muslim, dan aku mendengarnya berdo’a:
«اللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ،
فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ،
فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ»
“Ya
Allah, sesungguhnya si Fulan bin Fulan (menyebutkan
nama orang yang meninggal) berada dalam lindungan dan penjagaanmu, maka
lindungilah ia dari cobaan kubur dan siksaan neraka. Engkaulah yang paling
berhak menunaikan janji dan hak, maka ampunilah ia dan rahmatilah ia,
sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun dan Penyayang”. [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
Yazid bin
Abdillah bin Rukanah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendirikan salat jenazah
membaca:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ،
وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِي إِحْسَانِهِ، وَإِنْ
كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزَ عَنْهُ»
“Ya Allah, hamba-Mu dan anak dari hamba-Mu ini sangat
membutuhkan rahmat-Mu, dan Engkau Maha Kaya (tidak membutuhkan) dari
siksaannya, jika ia dulunya berbuat baik maka tambahkanlah kebaikannya, dan
jika dulunya ia berbuat buruk maka abaikanlah keburukannya”. [Mustadrak Al-Hakim: Sahih]
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Sesungguhnya pada kematian itu ada ketakutan, maka jika datang kepada seorang
dari kalian berita kematian saudaranya, maka ucapkanlah:
" إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، وَإِنَّا إِلَى
رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ اكْتُبْهُ فِي الْمُحْسِنِينَ، وَاجْعَلْ كِتَابَهُ
فِي عِلِّيِّينَ، وَأَخْلِفْ عَلَى عَقِبِهِ فِي الْآخَرِينَ، اللهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا
أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ "
"Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, dan sesungguhnya kami akan kembali
kepada Tuhan kami, Ya Allah .. catatlah ia pada orang-orang yang berbuat
kebaikan, dan jadikanlah catatan amalannya di tempat yang tinggi (mulia), dan
tinggalkanlah sesudahnya pada orang tersisa, Ya Allah .. janganlah Engkau
halangi kami dari pahalanya dan janganlah Engkau beri cobaan pada kami
setelahnya”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu jika salat untuk
orang mati, ia berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبْدُك أَسْلَمَهُ الأَهْلُ ، والمالُ ، وَالْعَشِيرَةُ
، وَالذَّنْبُ عَظِيمُ ، وَأَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya
Allah, hamba-Mu ini telah diserahkan kepadamu oleh keluarganya, hartanya, dan
kerabatnya. Dan dosanya sangat banyak, dan Engkaulah Yang Maha Pengampun dan
Penyayang”. [Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah]
Umar bin
Khattab radhiyallahu ‘anhu membaca do’a ini tiga
kali untuk jenazah:
اللَّهُمَّ أَصْبَحَ عَبْدُكَ فُلَانٌ، - إِنْ كَانَ صَبَاحًا، وَإِنْ
كَانَ مَسَاءً قَالَ: أَمْسَى عَبْدُكَ - قَدْ تَخَلَّى مِنَ الدُّنْيَا وَتَرَكَهَا
لِأَهْلِهَا، وَافْتَقَرَ إِلَيْكَ وَاسْتَغْنَيْتَ عَنْهُ، وَكَانَ يَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ فَاغْفِرْ لَهُ،
وَتَجَاوَزْ عَنْهُ
“Ya
Allah, hamba-Mu si Fulan berada di waktu pagi (jika di pagi hari, dan jika di sore hari mengatakan: Berada di
waktu sore), ia telah berlepas dari dunia dan meninggalkannya
pada penghuninya, dan ia membutuhkan Engkah sedangkan Engkau tidak
membutuhkannya, ia telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Engkau, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Mu, maka ampunilah ia,
dan abaikanlah dosa-dosanya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berdo’a untuk orang mati:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى خَيْرٍ
مِمَّا كَانَ فِيهِ، اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»
“Ya Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari kami,
dan perbaikilah hubungan kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati orang
terbaik dari kami. Ya Allah .. ampunilah ia, Ya Allah .. rahmatilah ia, Ya Allah .. kembalikanlah ia kepada yang lebih baik dari pada ia yang dulu, Ya Allah .. kami mengharapkan
ampunan-Mu”
Dan jika datang padanya
berita kematian seorang yang berada jauh, ia berdo’a:
«إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ،
اللَّهُمَّ ارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمُهْتَدِينَ، وَاخْلُفْهُ فِي تَرِكَتِهِ فِي
الْغَابِرِينَ، وَنَحْتَسِبُهُ عِنْدَكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ وَلَا
تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ»
"Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, Ya Allah .. angkatlah derajatnya
pada derajat orang-orang yang mendapat hidayah, dan berikanlah peninggalannya
pada orang-orang yang tersisa, dan kami mengharapkan kebaikannya di sisi-Mu
wahai Tuhan semesta alam, Ya Allah .. janganlah Engkau halangi kami dari
pahalanya, dan janganlah Engkau memalingkan kami setelahnya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu takbir pada jenazah Yaziid bin Al-Mukaffaf empat kali, kemudian duduk
di atas kuburan saat ia mengubutkannya dan berdo’a:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَوَلَدُ عَبْدِكَ، نَزَلَ بِكَ الْيَوْمَ وَأَنْتَ
خَيْرُ مَنْزُولٍ بِهِ، اللَّهُمَّ وَسِّعْ لَهُ فِي مُدْخَلِهِ، وَاغْفِرْ لَهُ ذَنْبَهُ،
فَإِنَّا لَا نَعْلَمُ مِنْهُ إِلَّا خَيْرًا وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ»
“Ya
Allah hamba-Mu dan anak hamba-Mu datang kepada-Mu hari ini, dan Engkaulah
sebaik-baik yang didatangi, Ya Allah .. luaskanlah tempat masuknya, dan ampunilah
dosanya, karena sesungguhnya tidak ada yang kami ketahui darinya kecuali yang
baik, dan Engkaulah yang lebih tahu tentangnya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu jika salat untuk
jenazah, ia berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبدُك، وَابْنُ عَبدِك، وَابْنُ أَمَتِك، أَنْتَ
خلقتَه، وَأَنتَ هديتَه لِلْإِسْلَامِ، وَأَنتَ قبضتَ روحَه، وَأَنتَ أعلمُ بسريرتِهِ
وعلانيتِهِ، جِئْنَا نشفع لَهُ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَجِيره
بِحَبلِ جِوارِك، إِنَّك ذُو وَفَاء، وَذمَّة، فَقِهِ فتْنَة الْقَبْر وَعَذَاب النَّار،
اللَّهُمَّ إِن كَانَ مُحسنًا فزدْ فِي إحسانه، وَإِن كَانَ مُسيئًا فَتَجَاوزْ عَن
سيئاته، اللَّهُمَّ نوِّر لَهُ فِي قَبرِه، وألحقْه بِنَبِيِّهِ
“Ya
Allah .. ini hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu,
Engkau yang telah menciptakannya, dan Engkau memberinya hidayah memeluk Islam,
Engkau mencabut ruhnya, dan Engkau lebih tahu tentang rahasianya dan yang ia
perlihatkan, kami datang untuk memberi syafa'at untuknya. Ya Allah .. kami meminta
perlindungan untuknya dengan tali perlindungan-Mu, sesungguhnya Engkau Yang
menepati janji dan jaminan, maka lindungilah ia dari cobaan kubur dan siksa
neraka. Ya Allah .. jika ia melakukan kebaikan maka tambahkanlah kebaikannya dan
jika ia melakukan keburukan maka abaikanlah keburukannya. Ya Allah .. berilah
cahaya dalam kuburannya, dan pertemukanlah ia dengan nabinya". [Tahdziib Al-Atsar karya Ath-Thabariy]
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma takbir pada salat jenazah kemudian
berselawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdo’a:
اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ وَصَلِّ عَلَيْهِ وَاغْفِرْ لَهُ وَأَوْرِدْهُ
حَوْضَ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Ya
Allah berilah berkah padanya, dan selawat kepadanya, ampunilah ia, dan
berikanlah ia minum dari telaga Nabi-Mu shallallahu ‘alaihi wa sallm”. [Fadhl Ash-Shalah ‘alaa An-Nabiy oleh Al-Jahdhamiy]
Abdullah
bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berdo’a dalam salat
jenazah:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ
أَمَتِكَ، يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، وَيَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ، أَصْبَحَ فَقِيرًا
إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَصْبَحْتَ غَنِيًّا عَنْ عَذَابِهِ، يُخَلَّى مِنَ الدُّنْيَا وَأَهْلِهَا، إِنْ كَانَ زَاكِيًا فَزَكِّهِ، وَإِنْ كَانَ مُخْطِئًا
فَاغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ»
“Ya
Allah .. ini hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, ia
telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau semata,
tiada sekutu bagi-Mu, dan ia telah bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Mu, ia sekarang membutuhkan rahmat-Mu dan engkau tidak memerlukan
siksaannya, ia meninggalkan dunia dan isinya, jika ia terpuji maka pujilah ia
dan jika ia melakukan keburukan maka ampunilah ia. Ya Allah ... janganlah
engkau halangi kami dari pahalanya dan janganlah engkau sesatkan kami
setelahnya". [Mustadrak Al-Hakim]
Abdullah
bin Salam radhiyallahu ‘anhu berkata: Salat untuk
jenazah dengan berdo’a:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيرِنَا
وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا اللَّهُمَّ مَنْ
تَوَفَّيْتهُ مِنْهُمْ فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيمَانِ وَمَنْ أَبْقَيْته مِنْهُمْ فَأَبْقِهِ
عَلَى الإِسْلاَمِ.
“Ya
Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, yang masih
kecil dan yang sudah besar, laki-laki dan perempuan, yang hadir dan yang gaib.
Ya Allah .. siapa yang Engkau wafatkan dari mereka maka wafatkanlah ia dalam
keadaan beriman, dan siapa yang Engkau biarkan tetap hidup dari mereka maka
biarkanlah ia hidup dalam keadaan Islam”.
[Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu ‘anhu mendo’akan
orang mati:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَحْيَائِنَا
وَأَمْوَاتِنَا الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
وَاجْعَلْ قُلُوبَهُمْ عَلَى قُلُوبِ خِيَارِهِمَ , اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِفُلاَنِ بْنِ
فُلاَنٍ ذَنْبَهُ , وَأَلْحِقْهُ بِنَبِيِّهِ مُحَمَد صلى الله عليه وسلم , اللَّهُمَّ
ارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمُهْتَدِينَ , وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ
, وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّينَ , وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ رَبَّ الْعَالَمِينَ , اللَّهُمَّ لاَ
تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ ، وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ
"Ya
Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati dari umat
Islam. Ya Allah .. ampunilah umat Islam yang laki-laki dan perempuan, orang
beriman laki-laki dan perempuan. Perbaikilah hubungan mereka, dan satukanlah
antara hari mereka, dan jadikanlah hati mereka di atas hati yang terbaik dari
mereka. Ya Allah .. ampunilah dosa si Fulan bin Fulan, pertemukanlah ia dengan
nabinya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Ya Allah .. angkatlah
derajatnya pada derajat orang-orang yang mendapat hidayah, dan tinggalkanlah di
belakangnya pada orang-orang yang tersisa, jadikanlah catatan amalannya di
tempat yang tinggi, dan ampunilah kami dan ia wahai Tuhan semesta alam. Ya
Allah .. janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya dan jangalah Engkau
menyesatkan kami setelahnya".
[Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Jika
kuburan jenazah sudah di tutup, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
berdiri dan berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبْدُك رُدَّ عَلَيْك , فَارْأَفْ بِهِ وَارْحَمْهُ ، اللَّهُمَّ
جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ , وَتَقَبَّلْهُ
مِنْك بِقَبُولٍ حَسَنٍ ، اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَضَاعِفْ لَهُ فِي إحْسَانِهِ
، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزْ عَن سَيِّئَاتِهِ
“Ya
Allah .. hamba-Mu ini telah dikembalikan kepada-Mu, maka kasihilah ia dan
rahmatilah ia, Ya Allah .. jauhkanlah bumi dari sisinya, dan bukakanlah
pintu-pintu langit untuk ruhnya, dan terimalah ia di sisi-Mu dengan penerimaan
yang baik. Ya Allah .. jika ia melakukan kebaikan maka lipat gandakanlah
kebaikannya, dan jika ia melakukan keburukan maka abaikanlah
keburukannya". [Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah]
Habib bin
Maslamah Al-Fahriy radhiyallahu ‘anhu
berkata: Perbanyaklah berdo’a untuk saudara kalian (yang telah meninggal), dan
hendaklah do’a yang kalian panjatkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِهَذِهِ النَّفْسِ الْحَنِيفِيَّةِ الْمُسْلِمَةِ
, وَاجْعَلْهَا مِنَ الَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ , وَقِهَا عَذَابَ الْجَحِيمِ
“Ya
Allah ... ampunilah jiwa yang suci dan muslim ini, jadikanlah ia dari
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu, dan jauhkanlah ia dari siksa
jahanam". [Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah]
Wallahu
a’lam!
Lihat juga: Bacaan Al-Qur'an dalam salat jenazah - Bacaan Al-Qur'an untuk orang mati - Yasin-an untuk orang meninggal - Do'a kesusahan dan kesedihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...