Dalam bab ini syekh
Muhammad bin Abdil Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 5 ayat dan 2
hadits:
1. Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{وَأَنْذِرْ
بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ
دُوْنِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيْعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ} [الأَنْعَام: 51]
“Dan
berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang
takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka
tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar
mereka bertakwa.” [Al-An’am:
51]
2. Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ
دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا
يَعْقِلُونَ (43) قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [الزمر:
43 - 44]
Bahkan mereka mengambil pemberi syafa'at
selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun
mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?" Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan" [Az zumar:
43-44]
3. Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{مَنْ
ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ} [البَقَرَة: 255]
“Tiada
seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya.” [Al-Baqarah:
225]
4. Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{وَكَمْ
مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ
بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى} [النَّجْم: 26]
“Dan berapa banyak malaikat di langit,
syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengiizinkan
(untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhai-Nya.” [An-Najm:
26]
5. Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{قُلْ
ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ
وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيْرٍ، وَلَا تَنفَعُ الشَّفَاعَة عِنْدَهُ إِلَّا
لِمَنْ أَذِنَ لَهُ} [سَبَأ:
23]
“Katakanlah: “serulah mereka yang kamu
anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tak memiliki kekuasaan seberat
dzarrahpun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil
apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara
mereka menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah,
kecuali bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu …” [Saba’:
22]
Abu Abbas Ibnu Taimiyah[1] -rahimahullah-
mengatakan:
"
نَفَى اللهُ عَمَّا سِوَاهُ كُلَّ مَا يَتَعَلَّقُ بِهِ المُشْرِكُوْنَ، فَنَفَى
أَنْ يَكُوْنَ لِغَيْرِهِ مِلْكٌ أَوْ قِسْطٌ مِنْهُ، أَوْ يَكُوْنَ عَوْنًا
لِلَّهِ وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا الشَّفَاعَةُ، فَبَيَّنَ أَنَّهَا لَا تَنْفَعُ
إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّبُّ; كَمَا قَالَ تَعَالَى: {وَلَا يَشْفَعُوْنَ
إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى} [الأَنْبِيَاء:
28]، فَهَذِهِ الشَّفَاعَةُ الَّتِيْ يَظُنُّهَا المُشْرِكُوْنَ هِيَ
مُنْتَفِيَةٌ يَوْمَ القِيَامَةِ - كَمَا نَفَاهَا القُرْآنُ -، وَأَخْبَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (أَنَّهُ يَأْتِي فَيَسْجُدُ لِرَبِّهِ وَيَحْمَدُهُ - لَا
يَبْدَأُ بِالشَّفَاعَةِ أَوَّلًا - ثُمَّ يُقَالُ لَهُ ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ
يُسْمَعْ، وَسَلْ تُعْطَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ)، وَقَالَ لَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ؟ قَالَ: (مَنْ قَالَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ - خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ -) فَتِلْكَ الشَّفَاعَةُ
لِأَهْلِ الإِخْلَاصِ بِإِذْنِ اللهِ، وَلَا تَكُوْنُ لِمَنْ أَشْرَكَ بِاَللَّهِ.
وَحَقِيْقَتُهُ أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ هُوَ الَّذِيْ يَتَفَضَّلُ عَلَى أَهْلِ
الإِخْلَاصِ؛ فَيَغْفِرُ لَهُمْ بِوَاسِطَةِ دُعَاءِ مَنْ أَذِنَ لَهُ أَنْ
يَشْفَعَ; لِيُكْرِمَهُ وَيَنَالَ المَقَامَ المَحْمُوْدَ. فَالشَّفَاعَةُ
الَّتِيْ نَفَاهَا القُرْآنُ مَا كَانَ فِيْهَا شِرْكٌ، وَلِهَذَا أَثْبَتَ
الشَّفَاعَةَ بِإِذْنِهِ فِي مَوَاضِعَ وَقَدْ بَيَّنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا لَا تَكُوْنُ إِلَّا لِأَهْلِ الإِخْلَاصِ
وَالتَّوْحِيْدِ "
“Allah telah menyangkal segala hal yang
menjadi tumpuan kaum musyrikin, selain diri-Nya sendiri, dengan menyatakan
bahwa tidak ada seorangpun selain-Nya yang memiliki kekuasaan, atau bagiannya,
atau menjadi pembantu Allah.
Adapun tentang syafa’at, maka telah
ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berguna kecuali bagi orang yang
telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firman-Nya: {“Dan mereka
tidak dapat memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhai Allah.”} [Al-Anbiya’:
28]
Syafa’at yang diperkirakan oleh orang-orang
musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat, sebagaimana yang telah dinyatakan
oleh Al-Qur’an.
Dan diberitakan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: “Bahwa beliau pada hari kiamat akan bersujud kepada Allah
dan menghaturkan segala pepujian kepada-Nya, beliau tidak langsung memberi
syafaat lebih dahulu, setelah itu baru dikatakan kepada beliau: “Angkatlah
kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan didengar, dan mintalah niscaya
permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafa’at niscaya syafa’atmu akan
diterima”.
Dan Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bertanya kepada beliau: “Siapakah orang yang paling beruntung
mendapatkan syafa’atmu? Beliau menjawab: “Yaitu orang yang mengucapkan la
Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam hatinya”. [Bukhari dan Ahmad]
Syafa’at yang ditetapkan ini adalah syafaat
untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah dengan ikhlas
karena Allah semata) dengan seizin Allah; bukan untuk orang yang menyekutukan
Allah dengan yang lain-Nya.
Dan pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah
yang melimpahkan karunia-Nya kepada orang-orang yang ikhlas tersebut, dengan
memberikan ampunan kepada mereka, dengan sebab doanya orang yang telah
diizinkan oleh Allah untuk memperoleh syafa’at, untuk memuliakan orang tersebut
dan menempatkannya di tempat yang terpuji.
Jadi, syafa’at yang ditiadakan oleh Al-Qur’an
adalah yang di dalamnya terdapat kemusyrikan. Untuk itu, Al-Qur’an telah
menetapkan dalam beberapa ayatnya bahwa syafaat itu hanya ada dengan izin
Allah; Dan Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafaat itu hanya diperuntukkan
bagi orang-orang yang bertauhid dan ikhlas karena Allah semata”.
Dari ayat dan hadits di
atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 8 poin penting:
- Penjelasan tentang ayat-ayat di
atas.
Beberapa
hikmah yang dipetik dari 5 ayat di atas:
a) Syafaat seluruhnya adalah hak khusus bagi Allah, karena Dialah pemilik
alam semesta.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirma:
{وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ
تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا
شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا} [الأنعام: 70]
Peringatkanlah
(mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke
dalam neraka, Karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan
tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan
segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. [Al-An'aam:70]
b) Tidak boleh meminta syafa’at kecuali kecuali kepada Allah; ini menunjukkan
kebatilan syirik yang dilakukan oleh kaum musyrikin dengan mendekatkan diri
kepada malaikat, nabi atau orang orang shaleh, untuk meminta syafaat mereka.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirma:
{وَيَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ
هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا
يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا
يُشْرِكُونَ} [يونس:
18]
Dan mereka menyembah selain daripada
Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak
(pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi
syafa'at (perantara) kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah
kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan
tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka
mempersekutukan (itu). [Yunus:18]
{وَالَّذِينَ
اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا
إِلَى اللَّهِ زُلْفَى} [الزمر:
3]
Dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan (wasilah) kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
[Az-Zumar:3]
c) Syafaat itu tidak diberikan kepada seseorang, tanpa adanya izin dari
Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirma:
{مَا
مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ} [يونس: 3]
Tiada seorangpun yang akan memberi
syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. [Yunus:3]
d) Hak memberi syafaat diberikan kepada orang yang diridhai oleh Allah,
sebagai pemuliaan kepada mereka.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirma:
{يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ
الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا} [طه: 109]
Pada
hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha
Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. [Thahaa: 109]
{وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ
مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ} [الزخرف: 86]
Dan
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at;
akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang
hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). [Az-Zukhruf: 86]
e)
Syafa’at tidak diberikan kecuali untuk orang yang diridhai oleh Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirma:
{لَا يَمْلِكُونَ
الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا} [مريم: 87]
Mereka
tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian
di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. [Maryam: 87]
- Syafa’at yang dinafikan (adalah
syafa’at yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kemusyrikan).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَيَوْمَ
تَقُومُ السَّاعَةُ يُبْلِسُ الْمُجْرِمُونَ (12) وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ مِنْ
شُرَكَائِهِمْ شُفَعَاءُ وَكَانُوا بِشُرَكَائِهِمْ كَافِرِينَ} [الروم: 12 - 13]
Dan
pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa terdiam berputus asa. Dan
sekali-kali tidak ada pemberi syafa'at bagi mereka dari berhala-berhala mereka
dan adalah mereka mengingkari berhala mereka itu. [Ar-Ruum: 12-14]
{وَلَقَدْ
جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا
خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ
زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ
عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُون} [الأنعام: 94]
Dan
sesungguhnya kamu datang kepada kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu kami
ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang
Telah kami karuniakan kepadamu; dan kami tiada melihat besertamu pemberi
syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu.
sungguh Telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan Telah lenyap daripada
kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). [Al-An'am:94]
- Syafa’at yang ditetapkan (adalah
syafa’at untuk orang-orang yang bertauhid dengan ikhlas, dan dengan izin
Allah).
Jenis-jenis
syafa’at di akhirat:
Pertama: Syafa’at
khusus bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
a)
Syafa’at kubraa untuk seluruh umat manusia di
padang mahsyar.
b)
Syafa’at untuk membuka pintu syurga.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi ﷺ bersabda:
«أَنَا
أَوَّلُ شَفِيعٍ فِي الْجَنَّةِ» [صحيح مسلم]
"Aku adalah pemberi syafaat pertama (untuk masuk)
ke dalam surga." [Sahih
Muslim]
Dalam
riwayat lain:
"
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ:
مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ
قَبْلَكَ " [صحيح
مسلم]
"Aku mendatangi
pintu surga pada hari kiamat kemudian aku minta dibukakan, maka penjaganya
bertanya: Siapa kamu? Maka aku menjawab: Muhammad! Lalu ia berkata: Hanya
kepadamu aku diperintahkan, aku tidak membukanya untuk siapapun sebelum
kamu". [Sahih Muslim]
c)
Syafa’at untuk meringankan siksaan Abu Thalib.
Dari Abu Sa'id
Al-Khudriy radhiallahu'anhu, bahwa dia mendengar Nabi ﷺ ketika beliau bercerita di sampingnya,
beliau menyebutkan tentang pamannya (Abu Thalib). Beliau berkata,
«لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ
القِيَامَةِ، فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ،
يَغْلِي مِنْهُ أُمُّ دِمَاغِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Semoga
syafaatku bermanfaat baginya pada hari kiamat". Maka dengan syaa'at beliau
itu, Abu Thalib berada di tepian neraka dimana air neraka (yang mendidih)
mencapai kedua mata kakinya dan membuat bergolak otaknya". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø
Abbas bin Abdul Mutthalib radhiyallahu 'anhu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah Anda
dapat memberi manfa'at kepada Abu Thalib, karena dia telah mengasuhmu dan
terkadang marah (untuk memberikan pembelaan) kepadamu"
Beliau menjawab:
«نَعَمْ،
هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ، لَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ
مِنَ النَّارِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Ya. ia berada di bagian neraka yang dangkal, dan
kalaulah bukan karena diriku, niscaya berada di dasar neraka." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Kedua: Syafa’at umum
bagi para Malaikat, Nabi, dan orang beriman.
Ø Syafa’at agar tidak
dimasukkan dalam neraka.
Ø Syafa’at agar dikeluarkan
dari neraka.
Ø Syafa’at agar ditinggikan
derajatnya dalam surga.
- Penjelasan tentang adanya
syafa’at kubra, yaitu: Al-Maqam Al-Mahmud (kedudukan yang terpuji).
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
" يُحْبَسُ
المُؤْمِنُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُهِمُّوا بِذَلِكَ، فَيَقُولُونَ: لَوِ
اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا فَيُرِيحُنَا مِنْ مَكَانِنَا، فَيَأْتُونَ آدَمَ،
فَيَقُولُونَ: أَنْتَ آدَمُ أَبُو النَّاسِ، خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ،
وَأَسْكَنَكَ جَنَّتَهُ، وَأَسْجَدَ لَكَ مَلاَئِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ
كُلِّ شَيْءٍ، لِتَشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا
هَذَا، قَالَ: فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، قَالَ: وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ
الَّتِي أَصَابَ: أَكْلَهُ مِنَ الشَّجَرَةِ، وَقَدْ نُهِيَ عَنْهَا، وَلَكِنِ
ائْتُوا نُوحًا أَوَّلَ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ،
فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ الَّتِي
أَصَابَ: سُؤَالَهُ رَبَّهُ بِغَيْرِ عِلْمٍ، وَلَكِنِ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ
خَلِيلَ الرَّحْمَنِ، قَالَ: فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ: إِنِّي لَسْتُ
هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ ثَلاَثَ كَلِمَاتٍ كَذَبَهُنَّ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُوسَى:
عَبْدًا آتَاهُ اللَّهُ التَّوْرَاةَ، وَكَلَّمَهُ، وَقَرَّبَهُ نَجِيًّا، قَالَ:
فَيَأْتُونَ مُوسَى، فَيَقُولُ: إِنِّي لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ
الَّتِي أَصَابَ قَتْلَهُ النَّفْسَ، وَلَكِنِ ائْتُوا عِيسَى عَبْدَ اللَّهِ
وَرَسُولَهُ وَرُوحَ اللَّهِ وَكَلِمَتَهُ، قَالَ: فَيَأْتُونَ عِيسَى، فَيَقُولُ:
لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
عَبْدًا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ،
فَيَأْتُونِي، فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فِي دَارِهِ فَيُؤْذَنُ لِي عَلَيْهِ،
فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
يَدَعَنِي، فَيَقُولُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، وَقُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ،
وَسَلْ تُعْطَ، قَالَ: فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأُثْنِي عَلَى رَبِّي بِثَنَاءٍ
وَتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا، فَأَخْرُجُ
فَأُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ، وَأُدْخِلُهُمُ الجَنَّةَ . ثُمَّ أَعُودُ
الثَّانِيَةَ: فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فِي دَارِهِ، فَيُؤْذَنُ لِي عَلَيْهِ،
فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
يَدَعَنِي، ثُمَّ يَقُولُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، وَقُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ
تُشَفَّعْ، وَسَلْ تُعْطَ، قَالَ: فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأُثْنِي عَلَى رَبِّي
بِثَنَاءٍ وَتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ، قَالَ: ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي
حَدًّا، فَأَخْرُجُ فَأُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ وَأُدْخِلُهُمُ الجَنَّةَ .
ثُمَّ أَعُودُ الثَّالِثَةَ: فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فِي دَارِهِ، فَيُؤْذَنُ
لِي عَلَيْهِ، فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ
اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي، ثُمَّ يَقُولُ ارْفَعْ مُحَمَّدُ، وَقُلْ يُسْمَعْ،
وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، وَسَلْ تُعْطَهْ، قَالَ: فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأُثْنِي
عَلَى رَبِّي بِثَنَاءٍ وَتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ، قَالَ: ثُمَّ أَشْفَعُ
فَيَحُدُّ لِي حَدًّا، فَأَخْرُجُ فَأُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ، وَأُدْخِلُهُمُ
الجَنَّةَ ، حَتَّى مَا يَبْقَى فِي النَّارِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ القُرْآنُ
"، أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الخُلُودُ، قَالَ: ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ:
{عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا} [الإسراء:
79] قَالَ:
«وَهَذَا المَقَامُ المَحْمُودُ الَّذِي وُعِدَهُ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» [صحيح البخاري]
Orang beriman ditahan pada hari kiamat
sampai hal itu meresahkan mereka, maka mereka berkata: Andai saja kita
meminta syafa'at kepada Rabb kita agar menenangkan kita dari tempat kita ini! Maka
mereka mendatangi Adam dan mereka berkata: Engkau Adam bapak manusia, Allah
menciptakanmu dengan tanganNya, menempatkanmu di surgaNya, dan memerintahkan
malaikat sujud untukMu, mengajarkanmu nama-nama segala sesuatu, mintakanlah
syafa'at untuk kami di sisi Rabbmu agar menenangkan kami dari tempat kami ini!
Adam menjawab: Bukan saya yang pantas untuk itu! -Adam menyebutkan dosa
yang menimpanya; ketika ia memakan dari pohon yang dilarang baginya-. Akan
tetapi datanglah kalian kepada Nuh, Nabi pertama yang diutus Allah pada
penduduk bumi! Maka mereka mendatangi Nuh. Berkata Nuh: Bukan saya yang
pantas untuk itu! -Nuh menyebutkan dosa yang menimpanya; Ia telah meminta
Rabbnya tanpa ilmu-. Akan tetapi datanglah kepada Ibrahim kekasih Ar-Rahman!
Maka mereka mendatangi Ibrahim, berkata Ibrahim: Sungguh bukan aku yang pantas
untuk itu! -Ibrahim menyebutkan tiga ucapan dustanya-. Akan tetapi
datanglah kepada Musa, hamba yang diberi Taurat, Allah berbicara dengannya,
mendekatkan kepadaNya untuk bermunajat! Maka mereka mendatangi Musa,
berkata Musa: Sungguh bukan aku yang pantas untuk itu! -Musa menyebutkan
dosa yang menimpanya; ia telah membunuh seseorang-. Akan tetapi datanglah
kepada Isa, hamba Allah dan RasulNya, Ruh dan kalimat Allah! Maka mereka
mendatangi Isa, berkata Isa: Bukan aku yang pantas untuk itu, akan tetapi datanglah
kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hamba yang telah diampuni oleh
Allah seluruh dosa yang telah lalu dan yang akan datang! Maka mereka
mendatangiku, lalu aku meminta izin kepada Rabbku di tempatNya kemudian Ia
mengizinkanku kepadaNya, maka ketika aku melihatya aku bersungkur sujud.
Kemudian Allah membiarkan aku selama yang Allah kehendaki, lalu berfirman: Bangkitlah
wahai Muhammad, sampaikanlah maka akan didengarkan, mintalah syafa'at maka
engkau akan diberi syafa'at, mintalah maka engkau akan diberi! Maka aku
mengangkat kepalaku, kemudian aku memuji Rabbku dengan pengagungan dan pujian
yang Ia ajarkan kepadaku, kemudian aku meminta syafa'at maka aku diberi batasan
dan aku mengeluarkan mereka dari neraka dan memasukkan mereka ke surga. Kemudian
aku kembali untuk kedua kalinya, lalu aku meminta izin kepada Rabbku di
tempatNya kemudian Ia mengizinkanku kepadaNya, maka ketika aku melihatya aku
bersungkur sujud. Kemudian Allah membiarkan aku selama yang Allah kehendaki,
lalu berfirman: Bangkitlah wahai Muhammad, sampaikanlah maka akan
didengarkan, mintalah syafa'at maka engkau akan diberi syafa'at, mintalah maka
engkau akan diberi! Maka aku mengangkat kepalaku, kemudian aku memuji
Rabbku dengan pengagungan dan pujian yang Ia ajarkan kepadaku, kemudian aku
meminta syafa'at maka aku diberi batasan dan aku mengeluarkan mereka dari
neraka dan memasukkan mereka ke surga. Kemudian aku kembali untuk ketiga
kalinya, lalu aku meminta izin kepada Rabbku di tempatNya kemudian Ia
mengizinkanku kepadaNya, maka ketika aku melihatya aku bersungkur sujud.
Kemudian Allah membiarkan aku selama yang Allah kehendaki, lalu berfirman: Bangkitlah
wahai Muhammad, sampaikanlah maka akan didengarkan, mintalah syafa'at maka
engkau akan diberi syafa'at, mintalah maka engkau akan diberi! Maka aku
mengangkat kepalaku, kemudian aku memuji Rabbku dengan pengagungan dan pujian
yang Ia ajarkan kepadaku, kemudian aku meminta syafa'at maka aku diberi batasan
dan aku mengeluarkan mereka dari neraka dan memasukkan mereka ke surga, sampai
tidak ada lagi yang tersisi di neraka kecuali yang ditahan oleh Al-Qur'an,
maksudnya telah ditetapkan kekal (dalam neraka). Kemudian beliau membaca ayat
ini: {Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji}.
[Al-Israa':79], Beliau bersabda: Tempat terpuji inilah yang dijanjikan untuk
Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam [Shahih Bukhari]
- Cara yang dilakukan oleh
Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafaat, beliau tidak langsung
memberi syafaat lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah,
menghaturkan segala pujian kepada-Nya. Kemudian setelah diizinkan oleh
Allah barulah beliau memberi syafaat.
- Adanya pertanyaan: “Siapakah
orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’at beliau?
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata:
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟
فَقَالَ: لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا
الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ
. أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ [صحيح البخاري]
Aku bertanya: Ya Rasulullah .. siapakah
yang paling bahagia dengan syafa'atmu di hari kiamat?
Rasulullah menjawab: “Sudah kusangka wahai
Abu Hurairah kalau tidak ada yang menanyakan hadits ini sebelum engkau, karena
semangatmu dalam menuntut hadits. Orang yang paling bahagia dengan syafa'atku
di hari kiamat adalah orang yang mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ dengan ikhlas dari dirinya”.
[Sahih Bukhari]
- Syafa’at itu tidak diberikan
kepada orang yang menyekutukan Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ
أَصْحَابُ الْجَحِيمِ} [التوبة:
113]
Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan
orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah
jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahanam. [At-Taubah:113]
Ø Ibnu Darrah -mantan budak Utsman- berkata; Kami berada di Baqi'
bersama Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ketika kami mendengarnya berkata:
"Aku adalah orang yang paling tahu akan syafa`at Muhammad ﷺ pada hari kiamat"
Lalu orang-orang ribut karenanya, mereka
lalu berkata: Teruskan, Semoga
Allah merahmatimu!"
Abu Hurairah berkata; Beliau bersabda:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِكُلِّ عَبْدٍ مُسْلِمٍ، لَقِيَكَ مُؤْمِنٌ بِي لَا يُشْرِكُ بِكَ» [مسند أحمد: حسن]
"Ya Allah ampunilah setiap orang
muslim yang menemui-Mu dengan beriman dan tidak menyekutukan-Mu." [Musnad
Ahmad: Hasan]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنِّي
سَأَلْتُ رَبِّي الشَّفَاعَةَ لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِيهَا، وَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ
شَاءَ اللَّهُ لِمَنْ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا» [مسند أحمد: حسن]
"Sesungguhnya aku meminta pada Rabb-ku syafa'at
untuk umatku, maka Ia memberikannya padaku, dan ia akan diraih insyaallah bagi
orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun". [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Nabi ﷺ selalu dijaga oleh para sahabatnya. Pada
suatu malam aku terbangun dan tidak mendapati beliau pada tempat tidurnya, maka
aku pun tergerak dan pergi untuk melihat beliau. Ternyata aku berpapasan dengan
Mu'adz, dan ia telah mendapatkan apa aku dapatkan. Kemudian kami mendengar
suara seperti tiupan angin. Maka dia berdua berdiri di tempatnya, lalu Nabi ﷺ datang dari arah suara itu, kemudian
beliau bertanya:
«هَلْ تَدْرُونَ أَيْنَ
كُنْتُ؟ وَفِيمَ كُنْتُ؟ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ، فَخَيَّرَنِي بَيْنَ
أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ، وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ
الشَّفَاعَةَ»
"Tahukah kalian, di mana aku tadi
berada dan sedang apa aku? Suatu utusan dari Rabb-ku mendatangiku, lalu
menawarkan pilihan antara setengah dari umatku masuk surga atau (aku dapat
memberikan) syafaat, lalu aku memilih syafaat."
Mereka berdua bertanya: "Wahai
Rasulullah, berdoalah kepada Allah 'Azza wa Jalla agar menjadikan kami
termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatmu."
Maka beliau bersabda,
«أَنْتُمْ وَمَنْ مَاتَ
لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا فِي شَفَاعَتِي» [مسند أحمد: حسن]
"Kalian dan orang-orang yang meninggal
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun akan mendapatkan
syafaatku." [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø
'Auf bin Malik Al
Asyja'iy radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda:
«أَتَانِي آتٍ مِنْ
عِنْدِ رَبِّي فَخَيَّرَنِي بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِي الجَنَّةَ
وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ، فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ، وَهِيَ لِمَنْ مَاتَ لَا
يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا» [سنن الترمذي: صحيح]
"Ada yang mendatangiku dari Rabb-ku
lalu memberiku pilihan antara separuh dari umatku masuk surga atau syafaat lalu
aku memilih syafaat, syafaat tersebut untuk orang yang meninggal tanpa
menyekutukan Allah dengan apa pun." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
" يَلْقَى
إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنْ لاَ
تُخْزِيَنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، فَيَقُولُ اللَّهُ: إِنِّي حَرَّمْتُ الجَنَّةَ
عَلَى الكَافِرِينَ " [صحيح البخاري]
'Tatkala Ibrahim bertemu bapaknya, dia
berkata; Ya Rabb-ku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan
membuatku sedih pada hari kiamat. Maka Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku
telah mengharamkan surga bagi orang-orang kafir." [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا
مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً
لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ» [صحيح مسلم]
"Tidak seorang muslim pun yang
meninggal kemudian disalati jenazahnya oleh empat puluh orang, mereka tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali Allah akan menerima syafa'at
mereka padanya". [Sahih Muslim]
- Penjelasan tentang hakikat
syafa’at yang sebenarnya.
Syafa’at
adalah do’a untuk orang lain agar diberi kebaikan atau dijauhkan dari
keburukan. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لِكُلِّ
نَبِيٍّ دَعْوَةٌ قَدْ دَعَا بِهَا فَاسْتُجِيبَ، فَجَعَلْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً
لِأُمَّتِي يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Setiap nabi
punya satu do'a yang telah ia panjatkan dan telah dikabulkan. Maka aku
menjadikan do'aku sebagai syafa'at bagi umatku di hari kiamat". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لِكُلِّ
نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ، وَإِنِّي
اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَهِيَ
نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللهِ
شَيْئًا» [صحيح مسلم]
"Setiap
Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan
sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari
kiamat. Dan insya Allah syafaatku akan mencakup orang yang mati dari kalangan
umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun." [Shahih
Muslim]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...