بسم
الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- tidak mencantukan judul, akan tetapi langsung menyebutkan
1 ayat dan 2 hadits yang mengisyaratkan larangan meminta kepada selain Allah sekalipun kepada makhluk yang mulia seperti malaikat.
Firman Allah subhanahu wata'aalaa:
{قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ
زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي
السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ
مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ
أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ
رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ} [سبأ: 22-23]
Katakanlah:
"Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka
tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka
tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan
sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah
melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu, sehingga
apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka (malaikat), mereka berkata:
"Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab:
(Perkataan) yang benar", dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Saba’: 23]
1. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;
Sesungguhnya Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا قَضَى
اللَّهُ الأَمْرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا
خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ، فَإِذَا فُزِّعَ
عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ:
الحَقَّ، وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ، فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ،
وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ - وَوَصَفَ سُفْيَانُ
بِكَفِّهِ فَحَرَفَهَا، وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ - فَيَسْمَعُ الكَلِمَةَ
فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ،
حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الكَاهِنِ، فَرُبَّمَا أَدْرَكَ
الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ
يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ
لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا: كَذَا وَكَذَا، فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الكَلِمَةِ
الَّتِي سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ " [صحيح البخاري]
"Apabila Allah menetapkan satu perkara
di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk
kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Apabila
hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; 'Apa yang difirmankan Rabb
kalian?' Mereka menjawab; 'Al-Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.'
Jin-jin pencuri berita mendengarkannya, (mereka bersusun-susun) sebagian di
atas sebagian yang lainnya -Sufyan menggambarkan dengan telapak tangannya
kemudian ia memiringkannya dan menyilangkan di antara jari-jemarinya-. Mereka
mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya,
kemudian yang lain menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya, hingga
disampaikan kepada lisan tukang sihir atau dukun. Bisa jadi jin itu diterjang
bintang sebelum menyampaikannya, dan bisa jadi mereka tidak diterjang oleh
bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus
kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai dengan yang dari
langit." [Shahih Bukhari]
2. Dari An-Nawwas bin Sim’an radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
(إِذَا
أَرَادَ اللهُ تَعَالَى أَنْ يُوحِيَ بِالأَمْرِ; تَكَلَّمَ بِالوَحْيِ; أَخَذَتِ
السَّمَوَاتِ مِنْهُ رَجْفَةٌ - أَوْ قَالَ رِعْدَةٌ شَدِيْدَةٌ - خَوْفًا مِنَ
اللهِ عَزَّ وَجَلَّ. فَإِذَا سَمِعَ ذَلِكَ أَهْلُ السَّمَوَاتِ; صَعِقُوا
وَخَرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، فَيَكُوْنُ أَوَّلَ مَنْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ
جِبْرِيْلُ، فَيُكَلِّمُهُ اللهُ مِنْ وَحَيِّهِ بِمَا أَرَادَ، ثُمَّ يَمُرُّ
جِبْرِيْلُ عَلَى المَلَائِكَةِ، كُلَّمَا مَرَّ بِسَمَاءٍ؛ سَأَلَهُ
مَلَائِكَتُهَا مَاذَا قَالَ رَبُّنَا يَا جِبْرِيْلُ؟ فَيَقُوْلُ: {قَالَ الحَقَّ
وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيْرُ} فَيَقُوْلُوْنَ كُلُّهُمْ مِثْلَ مَا قَالَ
جِبْرِيْلُ، فَيَنْتَهِي جِبْرِيْلُ بِالوَحْيِ إِلَى حَيْثُ أَمَرَهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ).
“Apabila Allah ta’aalaa hendak mewahyukan perintah-Nya,
maka Dia firmankan wahyu tersebut, dan langit-langit bergetar dengan kerasnya
karena takut kepada Allah 'azza wajalla, dan ketika para malaikat mendengar firman tersebut mereka pingsan dan
bersujud, dan di antara mereka yang pertama kali bangun adalah Jibril, maka Allah
sampaikan wahyu yang Ia kehendaki kepada Jibril, kemudian Jibril melewati para
malaikat, setiap ia melewati langit maka para penghuninya bertanya kepadanya:
“Apa yang telah Allah firmankan kepadamu? Jibril menjawab: “Dia firmankan yang
benar, dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar", dan seluruh malaikat yang
ia lewati bertanya kepadanya seperti pertanyaan pertama, demikianlah sehingga
Jibril menyampaikan wahyu tersebut sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh
Allah 'azza wajalla kepadanya.” [As-Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim: Sanadnya lemah]
Dari ayat dan hadits di
atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 22 poin penting:
1)
Penjelasan tentang ayat yang telah disebutkan di atas.
Diantara faidah yang dipetik dari ayat
tersebut:
a.
Malaikat punya hati dan akal.
b.
Malaikat tercipta dari cahaya.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«خُلِقَتِ
الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ
آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ» [صحيح
مسلم]
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala
api, dan Adam diciptakan dari apa yang disebutkan pada kalian (tanah)".
[Sahih Muslim]
c.
Memiliki sayap.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ
فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي
أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ
اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [فاطر: 1]
Segala puji bagi Allah Pencipta langit
dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga
dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Fathir: 1]
d.
Senantiasa taat dan beribadah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ
عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19)
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ} [الأنبياء: 19، 20]
Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya,
mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa
letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
[Al-Anbiyaa': 19 - 20]
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. [At-Tahriim:6]
2)
Ayat tersebut mengandung argumentasi yang memperkuat
kebatilan syirik, khususnya yang berkaitan dengan orang-orang shaleh (malaikat), dan ayat itu juga memutuskan akar-akar pohon syirik yang
ada dalam hati seseorang.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ
رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
(25) وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ
مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
(27) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا
لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ (28) وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ
إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي
الظَّالِمِينَ} [الأنبياء: 25 - 29]
Dan
Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku". Dan mereka berkata: "Tuhan Yang
Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah.
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka
itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka
(malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa'at
melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati
karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan:
"Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu
Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada
orang-orang zalim.
[Al-Anbiyaa’: 25-29]
{وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ
لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ
لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى} [النجم: 26]
Dan berapa banyaknya malaikat di langit,
syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan
bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). [An-Najm: 26]
{أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ
مَحْذُورًا} [الإسراء:
57]
Orang-orang (tuhan) yang mereka seru
itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka
yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
[Al-Israa':57]
3.
Penjelasan tentang firman Allah: {Mereka menjawab:
“(perkataan) yang benar” dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar}
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَتَمَّتْ
كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [الأنعام:
115]
Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak
ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
[Al-An'aam:115]
4.
Menerangkan tentang sebab pertanyaan para malaikat tentang
wahyu yang difirmankan Allah.
Yaitu
rasa takut akan murka dan azab Allah subhanahu wata’aalaa.
5.
Jibril kemudian menjawab pertanyaan mereka dengan
perkataan: “Dia firmankan yang benar …”
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاللَّهُ يَقُولُ
الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ} [الأحزاب: 4]
Dan
Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). [Al-Ahzab: 4]
{قَالَ فَالْحَقُّ
وَالْحَقَّ أَقُولُ} [ص: 84]
Allah
berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah
yang Ku-katakan". [Shaad:
84]
6.
Menyebutkan bahwa malaikat yang pertama kali mengangkat
kepalanya adalah Jibril.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا
فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ
فَيَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ
السَّمَاءِ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِذَا أَبْغَضَ
عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، قَالَ
فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ
يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ
الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia
memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan
maka cintailah ia! Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di
langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia! Lalu penduduk
langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi.
Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata
kepadanya: Sesungguhnya Aku membenci si Fulan maka bencilah ia! Lalu
Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah
membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu penduduk langit turut membencinya,
kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
7.
Jibril memberikan jawaban tersebut kepada seluruh malaikat
penghuni langit, karena mereka bertanya kepadanya.
8.
Para malaikat penghuni langit jatuh pingsan ketika
mendengar firman Allah.
9.
Langitpun bergetar keras ketika mendengar firman Allah itu.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:bccbbc
{لَوْ
أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا
مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ} [الحشر:
21]
Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir. [Al-Hasyr:21]
10.
Jibril adalah malaikat yang menyampaikan wahyu itu ke
tujuan yang telah diperintahkan Allah kepadanya.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَإِنَّهُ
لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193)
عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ} [الشعراء: 192 - 194]
Dan
sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam, Dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. [Asy-Syu'araa': 192-194]
{قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا
لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ} [البقرة: 97]
Katakanlah: "Barangsiapa yang
menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Quran) ke dalam
hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
[Al-Baqarah: 97]
11.
Hadits di atas menyebutkan tentang adanya syetan-syetan
yang mencuri berita wahyu.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَحَفِظْنَاهَا
مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ (17) إِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُ
شِهَابٌ مُبِينٌ} [الحجر:
17، 18]
Dan Kami menjaganya (langit) dari
tiap-tiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita)
yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang
terang. [Al-Hijr: 17-18]
{إِنَّا
زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (6) وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ
شَيْطَانٍ مَارِدٍ (7) لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى
وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8) دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (9)
إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ} [الصافات: 6 - 10]
Sesungguhnya Kami telah menghias langit
yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya
(sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka. Syaitan-syaitan itu
tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka
dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan
yang kekal. Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi
(pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
[Ash-Shaaffaat: 6-10]
12.
Cara mereka mencuri berita, sebagian mereka naik di atas
sebagian yang lain.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَنَّا
لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا (8)
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ
يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا} [الجن:
8، 9]
Dan sesungguhnya kami (para jin) telah
mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan
penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat
menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan
(berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba)
mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
(untuk membakarnya). [Al-Jin: 8-9]
13.
Peluncuran syihab (meteor) untuk menembak jatuh
syetan-syetan pencuri berita.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ
الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا
لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ} [الملك: 5]
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu
alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang
menyala-nyala. [Al-Mulk: 5]
Ø 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
Seorang sahabat Nabi ﷺ
dari kalangan Anshar bercerita kepadaku;
أَنَّهُمْ بَيْنَمَا هُمْ جُلُوسٌ
لَيْلَةً مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُمِيَ بِنَجْمٍ
فَاسْتَنَارَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَاذَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، إِذَا رُمِيَ بِمِثْلِ هَذَا؟»
قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، كُنَّا نَقُولُ وُلِدَ اللَّيْلَةَ رَجُلٌ
عَظِيمٌ، وَمَاتَ رَجُلٌ عَظِيمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ،
وَلَكِنْ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى اسْمُهُ، إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ
حَمَلَةُ الْعَرْشِ، ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ،
حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا» ثُمَّ قَالَ:
" الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ: مَاذَا قَالَ
رَبُّكُمْ؟ فَيُخْبِرُونَهُمْ مَاذَا قَالَ: قَالَ فَيَسْتَخْبِرُ بَعْضُ أَهْلِ
السَّمَاوَاتِ بَعْضًا، حَتَّى يَبْلُغَ الْخَبَرُ هَذِهِ السَّمَاءَ الدُّنْيَا،
فَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيَقْذِفُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ، وَيُرْمَوْنَ
بِهِ، فَمَا جَاءُوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ، وَلَكِنَّهُمْ يَقْرِفُونَ
فِيهِ وَيَزِيدُونَ " [صحيح مسلم]
Bahwa
pada suatu malam ketika mereka sedang duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ,
tiba-tiba mereka dijatuhi bintang (meteor) yang bersinar. Maka Rasulullah ﷺ
bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian katakan pada masa jahiliah apabila
dijatuhi bintang seperti ini? ' Jawab mereka; 'Allah dan rasul-Nya yang lebih
tahu. Dahulu kami berkomentar; 'Malam ini telah lahir orang yang besar dan telah
meninggal orang yang besar pula.' Maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sesungguhnya bintang (meteor)
itu tidak jatuh karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena lahirnya
seseorang. Tetapi Rabb kita, yang nama-Nya penuh berkah dan Mahatinggi, apabila
Dia memutuskan suatu urusan, maka bertasbihlah pemikul 'Arasy, kemudian
bertasbih pula penduduk langit setelah mereka, sehingga tasbih mereka terdengar
pula oleh penduduk langit dunia ini. Kemudian orang-orang yang dekat pemikul
'Arasy berkata kepada mereka; 'Apa yang telah difirmankan Rabb kalian? ' Lalu
mereka ceritakan apa yang telah difirmankan Allah. Maka penduduk langit yang
lainnya pun saling mencari kabar tersebut sesama mereka, sehingga berita itu
sampai pula kepada penduduk langit dunia ini. Berita itu tertangkap oleh bangsa
jin, lalu dibisikkannya kepada pemimpin-pemimpin mereka, tetapi mereka dilempar
karenanya. Maka apa yang disampaikannya menurut berita yang sebenarnya, itu
benar. Tetapi biasanya mereka bohong dan beritanya mereka tambah-tambah.' [Shahih Muslim]
14.
Adakalanya syetan pencuri berita itu terkena syihab sebelum
sempat menyampaikan berita yang didengarnya, dan adakalanya sudah sempat
menyampaikan berita ke telinga manusia yang menjadi abdinya sebelum terkena
syihab.
Ini menunjukkan betapa besar pengorbanan
jin untuk menyesatkan umat manusia, maka tidak pantas kita menyepelekan mereka.
15.
Adakalanya ramalan tukang ramal itu benar.
Aisyah radhiallahu'anha
berkata:
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الكُهَّانِ، فَقَالَ: «إِنَّهُمْ لَيْسُوا
بِشَيْءٍ»، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ
يَكُونُ حَقًّا، قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«تِلْكَ الكَلِمَةُ مِنَ الحَقِّ يَخْطَفُهَا الجِنِّيُّ، فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَاجَةِ، فَيَخْلِطُونَ فِيهِ أَكْثَرَ مِنْ
مِائَةِ كَذْبَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Beberapa orang bertanya Nabi ﷺ
tentang dukun, beliau menjawab, "Mereka tidak ada apa-apanya." Para
sahabat berkata lagi, "Wahai Rasulullah, namun terkadang mereka berbicara
sesuatu dan menjadi benar." Nabi ﷺ kemudian berkata, "Ucapan yang benar
itu adalah hasil curian jin, lalu oleh jin diperdengarkan ke telinga
wali-walinya sebagaimana ayam betina bersuara, lantas mereka tambahai dengan
seratus kebohongan."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
16.
Dengan berita yang diterimanya ia melakukan seratus macam
kebohongan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Setan berkata kepadanya:
إِذَا
أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ
مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika kamu beranjak ke tempat tidurmu maka
bacalah ayat Al-kursiy, karena kamu akan selalu mendapat penjagaan dari Allah,
dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata kepada Abu Hurairah:
«صَدَقَكَ
وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ» [صحيح البخاري]
"Ia jujur kepadamu dan ia adalah pembohong, dia itu
adalah setan". [Sahih Bukhari]
17.
Kebohongannya tidak akan dipercaya kecuali karena adanya
berita dari langit (melalui syetan penyadap berita).
18.
Kecenderungan manusia untuk menerima suatu kebatilan,
bagaimana mereka bisa bersandar hanya kepada satu kebenaran saja yang diucapkan
oleh tukang ramal, tanpa memperhitungkan atau mempertimbangkan seratus
kebohongan yang disampaikannya.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ} [الحجرات: 6]
Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
[Al-Hujuraat:6]
19.
Satu kebenaran tersebut beredar luas dari mulut ke mulut
dan diingatnya, lalu dijadikan sebagai bukti bahwa apa yang dikatakan oleh
tukang ramal itu benar.
20.
Menetapkan sifat sifat Allah (seperti yang terkandung dalam
hadits di atas), berbeda dengan faham Asy’ariyah yang mengingkarinya.
Diantara sifat Allah yang disebutkan dalam
ayat dan hadits di atas:
1.
Allah berbicara sesuai kehendakNya, dengan suara dan
huruf.
Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu
'anhu- berkata:
"
إِذَا تَكَلَّمَ اللَّهُ بِالْوَحْيِ، سَمِعَ صَوْتَهُ أَهْلُ السَّمَاءِ،
فَيَخِرُّونَ سُجَّدًا، حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ، نَادَى أَهْلُ
السَّمَاءِ أَهْلَ السَّمَاءِ: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا: الْحَقَّ، قَالَ:
كَذَا وَكَذَا "
"Ketika Allah berbicara dengan wahyu, suaranya didengar
oleh penduduk langir kemudian mereka semua tersungkur sujud, sampa ketika hati
mereka sudah tenang, penduduk langit berseru, apa yang telah difirmankan oleh
Rabb kalian? Mereka menjawab: Kebenaran, Allah berfirman ini dan itu. [Al-
Ibanah Al-Kubraa no.16: Hasan]
Lihat: Allah berbicara
2. Sifat ‘Uluw (maha tinggi) bagi Allah, tinggi sifat dan
dzat-Nya.
3. Sifat Al-Kabiir
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ} [الرعد: 9]
(Allah)
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha
Tinggi. [Ar-Ra’d: 9]
4. Sifat iradah (berkehendak).
21.
Penjelasan bahwa bergetarnya langit dan pingsangnya para malaikat itu disebabkan karena rasa takut mereka kepada
Allah.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَلِلَّهِ
يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ
وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49) يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ
فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [النحل: 49، 50]
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala
apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para
malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut
kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan
(kepada mereka). [An-Nahl: 49 - 50]
22.
Para malaikat pun bersujud kepada Allah.
Abu
Dzarr radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنِّي أَرَى مَا لَا
تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ
تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ
جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya
aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak kalian dengar, langit
merintih dan layak baginya merintih, tidaklah di sana ada tempat untuk empat
jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada
Allah”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...