بسم الله الرحمن الرحيم
Ada beberapa manfaat
menjalankan puasa Syawal dan puasa sunnah lainnya setelah menunaikan puasa Ramadhan
dengan sempurna, diantaranya:
1.
Mengikuti
sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب:
21]
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[Al-Ahzaab:21]
2.
Menyempurnakan
pahala puasa setahun.
Dari
Abu Ayyub Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan berpuasa 6 hari di bulan
Syawal maka ia seperti berpuasa setahun". [Sahih Muslim]
Dan
dari Tsauban radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ
تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ [مسند أحمد: صحيح]
"Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan, maka puasa sebulan senilai 10 bulan, dan puasa 6 hari
setelah idul fitri adalah penyempurna nilai puasa setahun". [Musnad Ahmad:
Sahih]
3.
Puasa Syawal
dan Sya'ban ibarat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu, menutupi
kekurangan yang terjadi saat berpuasa di bulan Ramadhan.
Dari
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
" إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلَاةُ»، قَالَ: " يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ: انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا؟ فَإِنْ
كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً، وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا،
قَالَ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ، قَالَ:
أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى
ذَاكُمْ " [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Sesungguhnya
yang paling pertama manusia dihisab di hari kiamat dari amalannya adalah shalat.
Tuhan kita (Allah) jalla wa 'azza berfirman kepada para malaikat dan Ia
lebih mengetahui: Periksa amalan shalat hamba-Ku, apakah sempurna atau kurang?
Jika sempurna maka catat untuknya dengan sempurna, dan jika kurang darinya
sesuatu maka periksa apakah hamba-Ku punya amalan sunnah? Jika ia punya amalan
sunnah maka sempurnakan bagi hamba-Ku amalan wajibnya dari amalan sunnahnya.
Kemudian amalan-amalan lain dihisab seperti itu juga". [Sunan Abu Daud: Sahih]
4.
Sebagai tanda
diterimanya puasa Ramadhan, karena jika Allah menerima kebaikan seorang hamba
maka akan dimudahkan baginya kebaikan berikutnya. Demikian pula sebaliknya jika seseorang melakukan keburukan
setelah melakukan kebaikan maka itu adalah tanda bahwa kebaikannya tidak
diterima.
{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن: 60]
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula). [Ar-Rahman:60]
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ
بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ} [يونس:
9]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena
keimanannya*, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam syurga yang penuh
kenikmatan. [Yunus:9]
*Maksudnya: Diberi petunjuk oleh Allah untuk
mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.
5.
Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah subhanahu wata'ala atas karunia hidayah
dan taufik-Nya sehingga dapat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan secara sempurna dan anugrah
ampunan di hari raya idul fitri.
Allah memerintahkan untuk bertakbir dan
bersyukur di hari raya idul fitri:
{وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: 185]
Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
[Al-Baqarah:185]
Al-Mugirah
bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendirikan salat malam sampai kakinya bengkak, ditanyakan
kepadanya: Kenapa engkau malakukan ini padahal Allah telah mengampuni
dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?
Rasulullah
menjawab:
«أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]
Tidakkah
aku menjadi seorang hamba yang bersyukur? [Sahih Bukhari dan Muslim]
Amal
ibadah adalah bentuk rasa syukur kepada Allah subhanahu wata'ala:
{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ}
[سبأ: 13]
Beramallah
hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari
hamba-hambaKu yang berterima kasih. [Saba':13]
Ibnu
Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah berkata:
كل نعمة على العبد من الله في دين أو دنيا يحتاج إلى شكر عليها ، ثم للتوفيق
للشكر عليها نعمة أخرى تحتاج إلى شكر ثان ، ثم التوفيق للشكر الثاني نعمة أخرى يحتاج
إلى شكر أخر ، وهكذا أبدا فلا يقدر العبد على القيام بشكر النعم ، وحقيقة الشكر الإعتراف
بالعجز عن الشكر [لطائف المعارف لابن رجب الحنبلي ص395]
"Semua
nikmat yang didapat seorang hamba dari Allah berupa agama atau dunia memerlukan
sikap syukur, kemudian taufik Allah untuk bersyukur adalah kenikmatan baru yang
harus disyukuri juga, kemudian taufik sikap syukur yang kedua adalah nikmat
yang baru lagi yang juga membutuhkan sikap syukur, dan demikianlah
selamanya seorang hamba tidak akan mampu memenuhi tuntutan syukur atas nikmat
Allah. Dan hakikat syukur adalah mengakui kelemahan hamba untuk bersyukur
dengan sempurna". [Lathaif Al-Ma'arif]
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر: 99]
Dan
sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). [Al-Hijr:99]
6.
Menunjukkan
ketekunan dan konsistensi dalam beribadah, tidak merasa bosan dan terbebani
selama bulan Ramadhan.
Dari
Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا، وَإِنْ قَلَّ»
[صحيح البخاري ومسلم]
"Amalan
yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Wallahu
a'lam!
Referensi:
Lihat
juga: Keutamaan puasa - Puasa sunnah - Puasa Sya'ban - Puasa Rajab - Puasa yang dilarang - Keutamaan bulan Ramadan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...