Kamis, 29 November 2012

Tingkatan Iman kepada Takdir



Ada beberapa rukun atau tingkatan dalam mengimani takdir Allah subhanahu wa ta'ala, bagi orang yang tidak mengetahuinya akan mengalami kesulitan dalam memahami nash-nash yang berbicara tentang takdir.

Tingkatan pertama: Ilmu Allah yang 'azaliy, bahwasanya Allah mengetahui segala sesuatu sebelum semua makhluk diciptakan.

Allah mengetahui yang telah terjadi, yang sekarang, dan yang akan datang. Mengetahui sesuatu yang tidak terjadi bagaimana sekiranya jika hal itu terjadi. Mengetahui yang nampak dan yang tidak nampak, tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Allah Yang Maha Mengetahui.
{هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ} [الحشر: 22]
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. [Al-Hasyr:22]
{وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا} [الطلاق: 12]
Dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. [Ath-Thalaaq:12]
{إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا} [طه: 98]
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. [Thaahaa:98]
{ذَلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [المائدة: 97]
Demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. [Al-Maidah:97]
{أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ} [العنكبوت: 10]
Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? [Al-'Ankabuut:10]
{وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَأَسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ} [الأنفال: 23]
Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). [Al-Anfaal:23]

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Raslulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang anak-anak orang musyrik yang mati sebelum balig? Rasulullah menjawab:
«اللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ إِذْ خَلَقَهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah lebih tahu apa yang mereka lakukan seandainya Allah menciptakan mereka (hidup sampai balig)". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang anak orang musyrik yang mati saat masih kecil?
«اللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah lebih tahu apa yang mereka lakukan (seandainya Allah menciptakan mereka hidup sampai balig)". [Sahih Bukhari dan Muslim]

'Imran bin Hushain radiyallahu 'anhu berkata: Seorang bertanya: Ya Rasulullah, Apakah Allah sudah mengetahui siapa penghuni surga dan siapa penghuni neraka?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Iya.
Orang itu bertanya lagi: Lalu untuk apa orang-orang beramal?
Rasulullah menjawab:
" كُلٌّ يَعْمَلُ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَوْ: لِمَا يُسِّرَ لَهُ " [صحيح البخاري]
"Setiap orang beramal sesuai ciptaannya (takdirnya) atau sesuai yang dimudahkan untuknya". [Sahih Bukhari]

Tingkatan kedua: Catatan takdir sesuai dengan ilmu Allah yang 'azaliy. Catatan takdir ini ada lima tahapan:

1.      Catatan takdir yang umum bagi semua makhluk sebelum langit dan bumi diciptakan, dalam kitab induk "lauh mahfudz" Allah mencatat semua yang akan terjadi di alam semesta langit dan bumi.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} [الأنعام: 59]
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). [Al-An'aam:59]
{قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا} [التوبة: 51]
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah dicatat oleh Allah untuk kami. " [At-Taubah:51]
{وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} [يونس: 61]
Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). [Yunus:61] [Saba':3]
{أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ} [الحج: 70]
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. [Al-Hajj:70]
{وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ} [يس: 12]
Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh). [Yaasiin:12]
{مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ} [الأنعام: 38]
Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (Lauh mahfuzh). [Al-An'aam:38]
{وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} [النمل: 75]
Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam Kitab yang nyata (Lauhul mahfuzh). [An-Naml:75]

Dari Abdullah bin 'Amr radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ " [صحيح مسلم]
"Allah telah mencatat takdir semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi selama 50.000 tahun". [Sahih Muslim]

Dari Abdullah bin Ash-Shamith radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ، فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ قَالَ: رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ "
"Sesungguhnya yang paling pertama Allah ciptakan adalah Al-Qalam (pena) kemudian Allah berkata kepadanya: Tulislah! Ia bertanya: Apa yang harus saya tulis? Allah berfirman: Tulislah takdir segala sesuatu sampai hari kiamat datang".
Abdullah berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
«مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي» [سنن أبي داود: صحيح]
"Barangsiapa yang meninggal tanpa keyakinan ini maka ia bukan golonganku". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ali bin Abi Thalib radiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadiri jenazah, dan beliau mengambil sesuatu dan mengkorek-korek tanah lalu bersabda:
«مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ، وَمَقْعَدُهُ مِنَ الجَنَّةِ»
"Tidaklah seseorang dari kalian kecuali telah dicatat tempatnya di neraka atau di surga".
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana kalau kita pasrah saja dengan takdir kita dan meninggalkan usaha?
Rasulullah bersabda:
«اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ»
"Berusahalah, karena segala sesuatunya akan berjalan mudah sesuai dengan takdirnya. Adapun orang yang bahagia akan dimudahkan baginya jalan kebahagiaan, dan adapun orang yang susah akan dimudahkan baginya jalan kesusahan".
Kemudian Rasulullah membaca firman Allah:
{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (7) وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى} [الليل: 5 - 10]
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan (kebaikan). Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kami akan memudahkan baginya jalan kesusahan (keburukan). [Al-Lail: 5-10] [Sahih Al-Bukhari]

Suraqah bin Malik bin Ju'syam radiyallahu 'anhu bertanya: Ya Rasulullah, jelaskanlah kepada kami tentang agama kami, sepertinya kita baru saja diciptakan, lalu dengan apa kita berusaha hari ini? Apakah dengan sesuatu yang sudah dicatat dan berjalan sesuai dengan yang ditakdirkan, atau dengan sesuatu yang baru akan kami hadapi?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«لَا، بَلْ فِيمَا جَفَّتْ بِهِ الْأَقْلَامُ وَجَرَتْ بِهِ الْمَقَادِيرُ»
"Tidak, akan tetapi dengan sesuatu yang sudah dicatat dan berjalan sesuai dengan yang ditakdirkan".
Suraqah bertanya: Lalu untuk apa kita berusaha?
Rasulullah menjawab:
«اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ» [صحيح مسلم]
"Berusahalah, karena semua akan mudah (sesuai takdirnya)". [Sahih Muslim]

2.      Ketetapan Allah saat mengambil kesaksian anak cucu Adam sebelum diciptakan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172) أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ} [الأعراف: 172-173]
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" [Al-A'raaf: 172-173]
Maksudnya: Sebelum anak cucu Adam lahir ke bumi mereka sudah bersaksi atas ketuhanan dan keesaan Allah, maka tidak ada alasan lagi untuk kafir dan mepersekutukan-Nya di muka bumi ini.

Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ: لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِي الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ أَكُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا، وَأَنْتَ فِي صُلْبِ آدَمَ: أَنْ لاَ تُشْرِكَ بِي شَيْئًا، فَأَبَيْتَ إِلَّا أَنْ تُشْرِكَ بِي " [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah bertanya kepada penduduk neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu memiliki segala sesuatu yang ada di bumi, apakah kamu akan membayarkannya sebagai pembebasan? Ia menjawab: Iya. Lalu Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan dari pada ini di saat kamu berada di sulbi Adam untuk tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun tapi (setelah lahir) kamu enggan kecuali akan mempersekutukan Aku". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dari Abdurrahman bin Qatadah As-Sulamiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ اللهَ خَلَقَ آدَمَ، ثُمَّ أَخَذَ الْخَلْقَ مِنْ ظَهْرِهِ، وَقَالَ: هَؤُلَاءِ فِي الْجَنَّةِ وَلَا أُبَالِي ، وَهَؤُلَاءِ فِي النَّارِ وَلَا أُبَالِي "
"Sesungguhnya Allah menciptakan Adam kemudian mengeluarkan anak cucunya dari sulbinya dan berfirman: "Mereka itu akan masuk surga dan Aku tidak peduli, dan mereka itu (kelompok yang lain) akan masuk neraka dan aku tidak peduli!"."
Seseorang bertanya: Terus apa yang kita lakukan?
" عَلَى مَوَاقِعِ الْقَدَرِ " . [مسند أحمد: صحيح]
"Kita melakukan sesuai dengan takdir". [Musnad Ahmad: Sahih]

3.      Catatan takdir yang ditulis oleh malaikat di dalam rahim bagi setiap manusia sebelum lahir.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا} [الحج: 5]
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. [Al-Hajj:5]

Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِي الرَّحِمِ مَلَكًا، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ نُطْفَةٌ، يَا رَبِّ عَلَقَةٌ، يَا رَبِّ مُضْغَةٌ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْلُقَهَا قَالَ: يَا رَبِّ أَذَكَرٌ، يَا رَبِّ أُنْثَى، يَا رَبِّ شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ، فَمَا الرِّزْقُ، فَمَا الأَجَلُ، فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ " [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya Allah mewakilkan satu malaikat di dalam rahim lalu ia berkata: "Ya Rabb .. setetes mani, Ya Rabb segumpal darah, Ya rab .. segumpal daging". Maka ketika Allah ingin menjadikannya suatu ciptaan. Malaikat bertanya: "Ya Rabb .. apakah ia laki-laki? Ya Rabb .. apakah ia perempuan? Ya Rabb .. apakah ia akan sengsara nantinya? Ya Rabb apakah ia akan bahagia? Bagaimana dengan rezkinya? Bagaimana dengan ajalnya?". Maka semua itu dicatat saat di dalam perut ibunya". [Sahih Bukhari]

4.      Catatan takdir tahunan di malam "lailatul qadr" Allah menentukan apa yang akan terjadi pada tahun itu.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا} [الدخان: 3 - 5]
Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (lailatul qadr) dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan* yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. [Ad-Dukhaan: 3-5]
*Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya.

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata:
يَكْتُبُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ مَا هُوَ كَائِنٌ فِي السَّنَةِ مِنَ الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَالْأَرْزَاقِ وَالْآجَالِ حَتَّى الْحُجَّاجِ، يُقَالُ: يَحُجُّ فُلَانٌ وَيَحُجُّ فُلَانٌ [تفسير البغوي]
Dicatat dari "lauhul mahfudz" di malam "lailatul qadr" apa yang akan terjadi dalam setahun tentang kebaikan, keburukan, rezki, dan ajal, sampai orang-orang yang akan menunaikan haji. Dikatakan: "Si fulan dan si fulan akan menunaikan haji tahun ini". [Tafsir Al-Bagawiy]

Al-Hasan Al-Bashriy, Mujahid, dan Qatadah rahimahumullah berkata:
يُبْرَمُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ كُلُّ أَجَلٍ وَعَمَلٍ وَخَلْقٍ وَرِزْقٍ، وَمَا يَكُونُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ [تفسير البغوي]
Ditetapkan pada malam "lailatul qadr" di bulan ramadan semua ajal, amalan, ciptaan, rezki, dan semua yang akan terjadi pada tahun itu. [Tafsir Al-Bagawiy]

5.      Catatan takdir setiap hari dimana Allah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada hari itu.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
{كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ} [الرحمن: 29]
Setiap hari Dia dalam kesibukan. [Ar-Rahman:29]
Maksudnya: Allah setiap hari dalam keadaan menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezki dan lain lain.

Dari Abu Ad-Dardaa' radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ شَأْنِهِ أَنْ يَغْفِرَ ذَنْبًا وَيُفَرِّجَ كَرْبًا وَيَرْفَعَ قَوْمًا وَيَخْفِضَ آخَرِينَ [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
"Diantara kesibukan (yang dilakukkan) Allah adalah mengampuni dosa-dosa, melapangkan kesempitan, mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkan yang lainnya". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Tingkatan yang ketiga: Tingkatan kehendak (masyii-ah) dan keinginan (iraadah) Allah menciptakan apa yang telah dicatat.

Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini kecuali atas kehendak dan keinginan Allah subhanahu wa ta'ala. Allah berfirman:
{إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ} [يس: 82]
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. [Yaasiin:82]
{قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [آل عمران: 26]
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Ali 'Imran:26]
{وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللهُ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا} [الإنسان: 30]
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Al-Insaan:30]
{مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ} [الأنعام: 39]
Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus. [Al-An'aam:39]

Dari Abdullah bin 'Amr radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ»
Sesungguhnya hati anak cucu Adam semuanya berada diantara dua jari dari jari-jari Ar-Rahman ibarat satu hati yang Ia gerakkan sesuai kehendak-Nya.
Kemudian Rasulullah berdo'a:
«اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ» [صحيح مسلم]
"Ya Allah Yang menggerakkan hati, gerakkan hati kami di atas ketaatan-Mu". [Sahih Muslim]

Tingkatan keempat: Penciptaan semua yang telah dikehendaki dan diinginkan oleh Allah subhanahu wata'ala.

Tidak ada sesuatupun yang ada dan terjadi di alam semesta ini kecuali diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Allah berfirman:
{اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [الزمر: 62]
Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. [Az-Zumar:62]
{وَاللهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ} [الصافات: 96]
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. [Ash-Shaaffaat:96]
{وَلَوْ شَاءَ اللهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَكِنَّ اللهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ} [البقرة: 253]
Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [Al-Baqarah:253]
{إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ} [هود: 107]
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. [Huud:107] [Al-Buruuj:16]

Dari Hudzaifah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَلَقَ اللهُ كُلَّ صَانِعٍ ، وَصَنْعَتَهُ [مسند البزار: صحيح]
"Allah menciptakan semua yang berbuat dan perbuatannya". [Sahih Al-Jami']

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، ارْزُقْنِي إِنْ شِئْتَ، وَليَعْزِمْ مَسْأَلَتَهُ، إِنَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ، لاَ مُكْرِهَ لَهُ " [صحيح البخاري]
"Jangan seseorang di antara kalian berdo'a: "Ya Allah .. ampunilah aku jika Engkau mau, rahmatilah aku jika Engkau mau, berilah aku rezki jika Engkau mau!", akan tetapi teguhkanlah permintaannya, sesungguhnya Allah melakukan apa yang Ia inginkan, tidak ada yang memaksa-Nya". [Sahih Bukhari]

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jika engkau ditimpa sesuatu maka jangan mengatakan "seandainya aku melakukannya pasti akan begini dan begitu", akan tetapi katakan ...
قَدَرُ اللهِ ، وَمَا شَاءَ فَعَلَ
"Ini adalah takdir Allah, dan apa yang diinginkan-Nya pasti akan Ia lakukan".
Karena sesungguhnya kata "seandainya" membuka pintu perbuatan syaitan. [Sahih Muslim]

Wallahu a'lam!

Referensi:
الإيمان بالقضاء والقدر للدكتور محمد حسان
القضاء والقدر للأستاذ الدكتور عمر سليمان الأشقر
الإيمان بالقدر ، المؤلف: عَلي محمد محمد الصَّلاَّبي
القدر في ضوء الكتاب والسنة ، المؤلف: محمد فتح الله كولن

9 komentar:

  1. hmmm bikin ane nambah ilmu nih makasih

    BalasHapus
  2. wahhh makasih banget gan, tambah lg deh ilmunya

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih mbak, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
      {إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ}
      [الأنفال: 2]
      Sesungguhnya org2 yg beriman (dgn sempurna) ialah mereka yg bila disebut nama Allah (dan sifat2Nya) gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat2Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kpd Tuhanlah mereka bertawakkal. [Al-Anfaal:2]

      Hapus
  4. Selalu senang datang ke blog bapak satu ini... Tiap datang selalu mendapat tambahan ilmu., dua kali mendengar tausyah tentang takdir, tapi tidak sempat mencatat.. Eh, disini dapat yang berupa tulisan. Alhamdulillah... izin diculik ya pak artikelnya.. Syukron qoblaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jazakallahu khaer atas kunjugannya, semoga betah dgn blog ini, ilmu dan amal kita terus bertambah, ikhlas, dan diterima oleh Allah jalla wa 'alaa. Amiiin !

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...