بسم الله الرحمن الرحيم
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ
عَظِيمٍ} [القلم: 4]
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. [Al-Qalam:4]
Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an
Ketika Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya
tentang akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menjawab:
كَانَ
خُلُقُهُ الْقُرْآنَ [مسند أحمد: صحيح]
“Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Yang paling baik akhlaknya
Anas bin Malik
radiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا [صحيح البخاري ومسلم]
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
orang yang paling baik akhlaknya”. [Sahih Bukhari dan muslim]
Tidak berbicara dengan hawa nafsu
{وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى (1) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (2) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ
الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى} [النجم: 1 - 4]
Demi bintang ketika terbenam.
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). [An-Najm: 1-4]
Abdullah bin 'Amr radhiallahu 'anhuma berkata:
"Aku menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, agar aku bisa menghafalnya. Kemudian orang-orang Quraisy
melarangku dan mereka berkata: Apakah engkau akan menulis segala sesuatu yang
engkau dengar, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
seorang manusia yang berbicara dalam keadaan marah dan senang? Aku pun tidak
menulis lagi, kemudian hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Beliau lalu berisyarat dengan meletakkan jarinya pada
mulut, lalu bersabda:
«اكْتُبْ فَوَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ»
"Tulislah, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, tidaklah
keluar darinya (mulutku) kecuali kebenaran." [Sunan Abu Dawud: Sahih]
Jujur
Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
Tatkala turun ayat:
{وَأَنْذِرْ
عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ} [الشعراء:
214]
Dan peringatkanlah keluargamu yang
terdekat. [As Syu'ara:
214]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam naik ke bukit Shofa dan berteriak memanggil-manggil:
«يَا بَنِي
فِهْرٍ، يَا بَنِي عَدِيٍّ»
“Wahai bani Fihr, wahai Bani 'Adi!”,
dari keturunan Quraisy.
Hingga orang-orang pun berkumpul dan
apabila ada di antara mereka yang tidak bisa hadir, mereka mengutus utusan
untuk menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan orang-orang Quraisy pun
berdatangan.
Beliau bersabda:
«أَرَأَيْتَكُمْ
لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِالوَادِي تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ،
أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟»
“Apa pendapat kalian jika
kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik lembah
ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)?”
Mereka menjawab: Tentu, kami
tidak pernah mandapatimu selain bersifat jujur.
Lalu beliau berkata:
«فَإِنِّي
نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ»
“Sesungguhnya aku memperingatkan
kalian akan adzab yang berat”
Maka Abu Lahab berkata: Celakalah
kamu! Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?!
Maka Allah azza wa jalla
menurunkan:
{تَبَّتْ
يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ} [المسد: 1- 2]
Binasalah kedua tangan abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan
apa yang ia usahakan. [Al Lahab: 1-2] [Sahih Bukhari dan Muslim]
Menepati janji
Aisyah radhiallahu 'anha berkata:
"Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam pernah membeli daging
unta dari seorang penduduk Badui dengan satu wasq (enam puluh gantang) kurma
Dzakirah atau kurma Ajwah, kemudian Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa
sallam membawanya pulang. Ketika beliau merogoh kurmanya, beliau tidak
mendapatkannya. Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam pun keluar
menemui orang Badui itu dan menuturkan:
«يَا عَبْدَ اللَّهِ،
إِنَّا قَدْ ابْتَعْنَا مِنْكَ جَزُورًا - أَوْ جَزَائِرَ - بِوَسْقٍ مِنْ تَمْرِ الذَّخْرَةِ،
فَالْتَمَسْنَاهُ، فَلَمْ نَجِدْهُ»
“Hai hamba Allah, kami telah membeli
daging unta darimu dengan satu wasq kurma Dzakirah, lalu kami merogohnya namun
tidak mendapatkannya”
Lalu orang Badui itu berkata: Dasar
pengkhianat!
Maka orang-orang menghardiknya,
mereka berkata: Semoga Allah membunuhmu, mana mungkin Rasulullah shallaallahu
'alaihi wa sallam berkhianat!
Rasulullah shallaallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«دَعُوهُ، فَإِنَّ
لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا»
"Biarkan ia, sesungguhnya pemilik
hak mempunyai hak bicara"
Kemudian Rasulullah shallaallahu
'alaihi wa sallam mengulanginya, seraya bersabda:
يَا عَبْدَ اللَّهِ
إِنَّا ابْتَعْنَا مِنْكَ جَزَائِرَكَ وَنَحْنُ نَظُنُّ أَنَّ عِنْدَنَا مَا سَمَّيْنَا
لَكَ، فَالْتَمَسْنَاهُ، فَلَمْ نَجِدْهُ
"Hai hamba Allah, kami telah
membeli daging unta dari mu dan kami mengira apa yang kami miliki seperti apa
yang kami sebutkan padamu, lalu kami mengeceknya namun tidak mendapatkannya"
Orang Badui itu berkata: Dasar
pengkhianat!
Orang-orang pun lantas
menghardiknya, mereka berkata: "Semoga Allah membunuhmu, mana mungkin
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam berkhianat." Kemudian
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«دَعُوهُ، فَإِنَّ
لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا»
"Biarkan ia, sesungguhnya
pemilik hak memiliki hak untuk bicara"
Rasulullah shallaallahu 'alaihi
wa sallam mengulangi hal itu dua atau tiga kali, ketika beliau melihat
bahwa ia tidak memahaminya, beliau bersabda kepada seorang sahabatnya:
" اذْهَبْ
إِلَى خُوَيْلَةَ بِنْتِ حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ، فَقُلْ لَهَا: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَكِ: إِنْ كَانَ عِنْدَكِ وَسْقٌ مِنْ تَمْرِ الذَّخِرَةِ،
فَأَسْلِفِينَاهُ حَتَّى نُؤَدِّيَهُ إِلَيْكِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ "
"Temuilah Khuwailah binti Hakim
bin Umayah dan katakan padanya bahwasanya Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa
sallam berkata kepadamu jika engkau memiliki satu wasq kurma, pinjamkan
kepadaku sampai kami mengembalikannya, insyaallah"
Lalu orang itu menemuinya dan
kembali kepada beliau, ia berkata: Khuwailah berkata: "Ya, aku memilikinya
wahai Rasulullah, maka kirimlah siapa yang akan mengambilnya." Kemudian
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada orang itu:
«اذْهَبْ بِهِ،
فَأَوْفِهِ الَّذِي لَهُ»
"Pergilah kepadanya dan berikan
apa yang ia minta"
Maka ia menemuinya dan memberikan
apa yang ia minta, tatkala orang Badui itu melewati Rasulullah shallaallahu
'alaihi wa sallam yang sedang duduk dengan para sahabatnya, ia berkata:
"Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, engkau telah menepati janji
dan berbuat baik."
Rasulullah shallaallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«أُولَئِكَ خِيَارُ
عِبَادِ اللَّهِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُوفُونَ الْمُطِيبُونَ»
"Mereka itu lah para hamba
pilihan Allah, mereka di sisi Allah pada hari kiamat, yaitu orang-orang yang
menepati janji dan berbuat baik." [Musnad Ahmad: Hasan]
Tidak pernah berlaku
curang
Dari Ibnu Abbas radhiallahu
'anhuma: Ketika Heraclius bertanya tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Abu Sufyan bin
Harb yang waktu itu belum memeluk Islam, Heraclius bertanya:
فَهَلْ كُنْتُمْ
تَتَّهِمُونَهُ بِالكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ؟
"Apakah kalian pernah
mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu
(mengaku sebagai Rasul Allah)?"
Abu Sufyan menjawab:
لا
“Tidak pernah”
Heraclius bertanya lagi:
فَهَلْ يَغْدِرُ؟
"Apakah dia pernah berlaku curang?"
Abu Sufyan menjawab:
لا
“Tidak pernah”! … [Sahih Bukhari dan Muslim]
Adil
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
وَايْمُ
اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا [صحيح البخاري ومسلم]
"Demi Allah, seandainya Fatimah bint Muhammad mencuri maka
aku akan memotong tangannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sangat pemalu
Abu Sa'id Al-Khudriy
radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ العَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا، فَإِذَا
رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat
pemalu melebihi sifat pemalu gadis perawan dibelakang tirainya, maka jika
Rasulullah melihat sesuatu yang ia benci kami dapat mengetahuinya dari raut
wajahnya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Pendiam
Simaak rahimahullah dia berkata; aku bertanya kepada Jabir
bin Samurah radhiyallahu 'anhu: "Apakah kamu pernah bergaul
dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Dia menjawab:
«نَعَمْ، وَكَانَ طَوِيلَ الصَّمْتِ، قَلِيلَ
الضَّحِكِ، وَكَانَ أَصْحَابُهُ يَذْكُرُونَ عِنْدَهُ الشِّعْرَ، وَأَشْيَاءَ مِنْ
أُمُورِهِمْ، فَيَضْحَكُونَ، وَرُبَّمَا تَبَسَّمَ»
"Ya, beliau adalah sosok yang pendiam, sedikit tertawa,
suatu ketika para sahabatnya berada di sisi beliau tengah menyampaikan sya'ir
dan sesuatu dari perkara-perkara mereka, yang di iringi dengan gelak tawa,
namun beliau hanya tersenyum." [Musnad Ahmad: Hasan]
Amat belas kasihan dan penyayang
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا
عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (Rauf) lagi penyayang (Rahim) terhadap
orang-orang mukmin. [At-Taubah:128]
Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لِكُلِّ
نَبِيٍّ دَعْوَةٌ قَدْ دَعَا بِهَا فَاسْتُجِيبَ، فَجَعَلْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً
لِأُمَّتِي يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Setiap nabi punya satu do'a yang telah ia panjatkan dan
telah dikabulkan. Maka aku menjadikan do'aku sebagai syafa'at bagi umatku di
hari kiamat". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Aisyah radiyallahu 'anha; Ketika Rasulullah
kembali dari gua Hira setelah dituruni wahyu pertama kalinya. Beliau pulang dalam keadaan
ketakutan hingga menemui Khadijah, seraya beliau berkata:
«زَمِّلُونِي
زَمِّلُونِي»
“Selimutilah aku! Selimutilah aku”
Lalu Khadijah memberi beliau selimut
hingga hilang rasa gementar dari diri beliau. Beliau kemudian bersabda kepada
Khadijah:
«أَيْ خَدِيجَةُ،
مَا لِي لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي»
“Wahai Khadijah! Apakah yang telah terjadi kepadaku? Aku
benar-benar khawatir pada diriku”
Khadijah terus menghibur beliau
dengan berkata:
كَلَّا، أَبْشِرْ
فَوَاللَّهِ لاَ يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، فَوَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ،
وَتَصْدُقُ الحَدِيثَ، وَتَحْمِلُ الكَلَّ، وَتَكْسِبُ المَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ،
وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الحَقِّ
“Janganlah begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan
menghinakanmu, selama-lamanya. Demi Allah! Sesungguhnya, kamu telah menyambung
tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul beban orang lain, suka mengusahakan
sesuatu yang tidak ada, menjamu tamu dan sentiasa membela faktor-faktor
kebenaran” … [Sahih Bukhari dan Muslim]
Malik bin Al Huwairits radhiyallahu
'anhu berkata:
"Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam rombongan
kaumku, kami lalu tinggal di sisi beliau selama dua puluh hari. Beliau adalah
seorang yang sangat penuh kasih dan sayang. Ketika beliau melihat ada kerinduan
kami kepada keluarga kami, beliau bersabda:
«ارْجِعُوا فَكُونُوا
فِيهِمْ، وَعَلِّمُوهُمْ، وَصَلُّوا، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ
أَحَدُكُمْ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ»
"Kembalilah kalian kepada
mereka, bergabunglah bersama mereka, ajari mereka dan shalat bersama mereka.
Jika waktu shalat telah tiba, maka hendaklah salah seorang dari kalian
mengumandangkan adzan dan hendaklah yang mengimami shalat kalian adalah yang
paling tua di antara kalian." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Pemurah
Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ
أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang
yang paling suka memberi kebaikan, dan saat paling suka memberi adalah di bulan
Ramadan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu
'anhu berkata: Beberapa orang dari kaum Anshar meminta
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka
meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu
Rasulullah memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian
bersabda:
«مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ
خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ،
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ،
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Apa yang aku miliki dari
kebaikan maka pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan
barangsiapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya,
dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa
yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi
sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Sahal bin Sa'ad
radhiallahu 'anhu berkata: Ada seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dengan membawa burdah. Sahal berkata; "Tahukah kamu
apa yang dimaksud dengan burdah?" Dikatakan kepadanya, lalu dia
mengatakan: "Ya benar, itu adalah kain selimut yang pinggirnya
berjahit?" Wanita itu berkata: "Wahai Rasulullah, aku menjahitnya
dengan tanganku sendiri, dan aku membuatnya untuk memakaikannya kepada
anda". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya karena
Beliau memerlukannya. Kemudian Beliau menemui kami dengan mengenakan kain
tersebut. Kemudian ada seseorang dari suatu kaum yang berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ،
اكْسُنِيهَا
"Wahai
Rasulullah, pakaikanlah kain itu untukku".
Beliau menawab:
نعم
"Ya".
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk dalam
suatu majelis lalu kembali dan melipat kain tersebut kemudian memberikannya
kepada orang itu. Orang-orang berkata kepada orang itu: "Tidak baik apa
yang telah kamu minta kepada Beliau. Bukankah kamu tahu bahwa Beliau tidak akan
menolak permintaan orang. Maka orang itu menjawab: "Demi Allah, sungguh
aku tidak memintanya melainkan untuk aku jadikan sebagai kain kafanku pada hari
kematianku". Sahal berkata: "Akhirnya memang kain itu yang jadi kain
kafannya". [Sahih Bukhari]
Ketika Jubair bin Muth'im radiyallahu 'anhu
berjalan
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta orang-orang
dalam rambongan pasukan yang baru kembali dari Hunain, datang orang-orang
menemui dan meminta kepada Beliau hingga menyudutkan Beliau ke pohon berduri
sementara selendang (kain) Beliau terjatuh. Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tertahan lalu bersabda:
«أَعْطُونِي رِدَائِي،
لَوْ كَانَ لِي عَدَدُ هَذِهِ العِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ، ثُمَّ لاَ
تَجِدُونِي بَخِيلًا، وَلاَ كَذُوبًا، وَلاَ جَبَانًا»
"Berikan selendangku (kainku). Seandainya aku memiliki
banyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku akan bagikan kepada kalian lalu
kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang pelit, dusta atau
pengecut". [Sahih Bukhari]
Anas bin Malik radiyallahu
'anhu berkata:
" مَا سُئِلَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا
أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ
إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً
لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ "
"Tidak pernah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu
dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu
diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke
kampungnya dan berseru kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk Islam-lah
kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia
sendiri tidak takut miskin.” [Sahih Bukhari]
Suka mempermudah
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا سَهْلًا، إِذَا هَوِيَتِ الشَّيْءَ
تَابَعَهَا عَلَيْهِ
Dan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah seorang lelaki yang suka mempermudah, jika ia
(Aisyah) ingin melaksanakan sesuatu maka beliaupun akan mengabulkan
keinginannya. [Sahih Muslim]
'Aisyah radhiallahu 'anha berkata:
مَا خُيِّرَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا،
مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ
"Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
diberi pilihan dari dua perkara yang dihadapinya, melainkan beliau mengambil
yang paling ringan selama bukan perkara dosa. Seandainya perkara dosa, beliau
adalah orang yang paling jauh darinya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Pemberani
Anas radiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
adalah manusia yang paling baik, paling baik rupa penampilannya dan paling
berani. Pernah penduduk Madinah ketakutan di malam hari ketika mereka mendengar
suara huru-hara. Langsung Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi
mereka dengan menunggang kuda milik Abu Thalhah tanpa pelana dengan pedang
tergantung di badan Beliau. Beliau berkata:
«لَمْ تُرَاعُوا،
لَمْ تُرَاعُوا ، وَجَدْتُهُ بَحْرًا»
"Janganlah kalian takut, janganlah kalian takut. Sungguh
kudapatkan kuda ini sangat cepat larinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ali radhiyallahu
'anhu berkata:
" رَأَيْتُنَا
يَوْمَ بَدْرٍ وَنَحْنُ نَلُوذُ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَهُوَ أَقْرَبُنَا إِلَى الْعَدُوِّ، وَكَانَ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ يَوْمَئِذٍ بَأْسًا
"
"Sungguh aku melihat kami pada
hari perang Badar, dan kami berlindung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, sementara beliau berada paling dekat dengan musuh, dan beliau
hari itu adalah orang yang paling pemberani." [Musnad Ahmad: Sahih]
Tawadhu'
Abu Sa'id
radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam
bersabda:
«أَنَا
سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ، وَبِيَدِي لِوَاءُ
الحَمْدِ وَلَا فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ
إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ وَلَا
فَخْرَ»
"Aku
pemimpin anak cucu Adam pada hari kiamat dan itu bukannya aku
membangga-banggakan diri, ditanganku ada bendera pujian, dan itu bukannya aku
membangga-banggakan diri, dan tidaklah seorang nabi pun selain Adam kecuali
berada di bawah benderaku saat itu, dan aku adalah orang pertama-tama yang bumi
dibelah untukku, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri." [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu
berkata:
Jibril pernah duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu
ia melihat ke langit dan mendadak ada malaikat yang turun dari langit. Maka
Jibril pun berkata:
إِنَّ هَذَا الْمَلَكَ مَا نَزَلَ مُنْذُ يَوْمِ خُلِقَ،
قَبْلَ السَّاعَةِ
"Sesungguhnya
malaikat ini belum pernah turun sejak diciptakan beberapa sa'at yang
lalu".
Kemudian ketika ia turun,
dia berkata:
يَا مُحَمَّدُ، أَرْسَلَنِي
إِلَيْكَ رَبُّكَ،: أَفَمَلِكًا نَبِيًّا يَجْعَلُكَ، أَوْ عَبْدًا رَسُولًا؟
"Wahai Muhammad, Rabbmu telah
mengutusku kepadamu. Apakah kamu ingin Rabbmu menjadikanmu seorang raja dan
seorang Nabi ataukah seorang hamba dan seorang utusan."
Lalu Jibril menyela:
تَوَاضَعْ لِرَبِّكَ يَا مُحَمَّدُ
"Bertawadhu'lah kamu kepada Rabbmu wahai
Muhammad."
Beliau berkata:
" بَلْ
عَبْدًا رَسُولًا "
"Seorang hamba dan
seorang utusan." [Musnad Ahmad: Sahih]
Al-Aswad rahimahullah
berkata: Saya bertanya kepada Aisyah "Apa yang dilakukan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam di rumah?" Aisyah radhiyallahu
'anha menjawab:
«كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ»
"Beliau suka
membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau
beranjak untuk melaksanakan shalat." [Sahih Bukhari]
Anas bin Malik radiyallahu 'anhu
berkata:
«إِنْ كَانَتِ الأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ
أَهْلِ المَدِينَةِ، لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ»
"Sekiranya ada seorang budak dari
budak penduduk Madinah menggandeng tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, sungguh beliau akan beranjak bersamanya kemana budak itu
pergi." [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain; Anas berkata: Ada seorang wanita yang
mempunyai masalah pada akalnya berkata: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya saya
sedang membutuhkan pertolongan engkau.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab;
يَا أُمَّ فُلَانٍ
انْظُرِي أَيَّ السِّكَكِ شِئْتِ، حَتَّى أَقْضِيَ لَكِ حَاجَتَكِ»
"Hai
ibu fulan, carilah di tempat mana yang kamu inginkan untuk aku memenuhi
keperluanmu!”
Lalu Rasulullah dan wanita itu menepi di suatu jalan hingga
wanita tersebut selesai memenuhi keperluannya. [Sahih Muslim]
Abu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan mengajaknya berbicara dan tiba-tiba dia gemetar
ketakutan, maka beliau bersabda:
«هَوِّنْ عَلَيْكَ، فَإِنِّي لَسْتُ بِمَلِكٍ،
إِنَّمَا أَنَا ابْنُ امْرَأَةٍ تَأْكُلُ الْقَدِيدَ»
"Tenangkan dirimu, sesungguhnya aku bukan seorang raja,
aku hanyalah anak seorang wanita yang memakan dendeng, " [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
Anas radhiyallahu
'anhu berkata:
«مَا رَأَيْتُ رَجُلًا الْتَقَمَ أُذُنَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُنَحِّي رَأْسَهُ، حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ
هُوَ الَّذِي يُنَحِّي رَأَسَهُ، وَمَا رَأَيْتُ رَجُلًا أَخَذَ بِيَدِهِ فَتَرَكَ
يَدَهُ، حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ هُوَ الَّذِي يَدَعُ يَدَهُ»
"Aku tidak pernah melihat seorang pun yang sedang
berbisik dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau
menjauhkan kepalanya, sampai orang tersebut-lah yang menjauhkan sendiri
kepalanya. Dan aku juga tidak pernah melihat seorang pun yang menjabat tangan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau melepas
tangannya, sampai orang tersebut-lah yang melepaskan tangannya sendiri."
[Sunan Abu Dawud: Hasan]
Zuhud
Umar bin Khathaab radhiyallahu
'anhu berkata: Aku
masuk menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam yang ketika itu Beliau sedang berbaring diatas pasir sebagai kasurnya,
dan tidak ada kasur yang menengahi antara pasir dan beliau sehingga pasir itu
membekas pada sisi badan Beliau, Beliau bersandar diatas bantal yang terbuat
dari kulit yang isinya sabut. … Lalu aku duduk ketika melihat Beliau tersenyum
lalu aku memandang ke rumah Beliau. Demi Allah, aku tidak melihat apapun
disana, karena mataku bolak balik melihat tidak kurang dari tiga kali. Lalu aku
katakan: "Mintalah kepada Allah agar melapangkan dunia buat ummat anda
karena bangsa Persia dan Romawi saja dilapangkan dan diberikan dunia padahal
mereka tidak menyembah Allah". Saat itu Beliau sedang berbaring lalu
berkata:
«أَوَفِي شَكٍّ
أَنْتَ يَا ابْنَ الخَطَّابِ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي
الحَيَاةِ الدُّنْيَا»
"Apakah kamu ragu wahai Ibnu Al-Khaththab? Mereka itulah
kaum yang telah disegerakan kebaikan mereka dalam kehidupan dunia ini".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Anas radhiallahu 'anhu berkata:
«مَا عَلِمْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ عَلَى سُكْرُجَةٍ قَطُّ، وَلاَ
خُبِزَ لَهُ مُرَقَّقٌ قَطُّ، وَلاَ أَكَلَ عَلَى خِوَانٍ قَطُّ»
Aku tidak pernah mengetahui bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan di atas piring sekali pun. Dan
tidak pernah pula beliau dibuatkan roti yang empuk sekali pun serta beliau juga
tak pernah makan di atas meja makan sekali pun.
Maka ditanyakan kepada Qatadah:
"Kalau begitu, di atas apa mereka makan?" ia menjawab, "Di atas kulit"
[Sahih Bukhari]
Lemah lembut
{فَبِمَا رَحْمَةٍ
مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا
مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران:
159]
Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali Imran:159]
Muawiyah bin Al-Hakam As-Sulami radhiyallahu
'anhu berkata: "Ketika aku sedang shalat bersama-sama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang
laki-laki dari suatu kaum bersin. Lalu aku mengucapkan: “Yarhamukallah
(semoga Allah memberi Anda rahmat)”. Maka seluruh jamaah menujukan pandangannya
kepadaku." Aku berkata, "Aduh, celakalah ibuku! Mengapa anda semua
memelototiku?" Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka.
Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Tetapi aku telah
diam. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, ayah
dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu
seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada
beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak
memakiku. Beliau bersabda:
«إِنَّ هَذِهِ
الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ
وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ»
“Sesungguhnya shalat ini, tidak
pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih,
takbir dan membaca al-Qur'an.” [Sahih Muslim]
Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
"Ketika kami berada di masjid bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, tiba-tiba datanglah seorang Badui yang kemudian berdiri dan kencing
di masjid. Maka para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
Hentikan, hentikan! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas
bersabda:
«لَا تُزْرِمُوهُ
دَعُوهُ»
"Janganlah kalian menghentikan kencingnya, biarkanlah dia
hingga dia selesai kencing."
Maka sahabat membiarkanlah dia
hingga dia selesai kencing. Kemudian Rasulullah memanggilnya seraya berkata
kepadanya:
«إِنَّ هَذِهِ
الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ، وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا
هِيَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ»
"Sesungguhnya masjid ini tidak
layak dari kencing ini dan tidak pula kotoran tersebut. Ia hanya untuk
berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur'an"
Lalu beliau memerintahkan seorang
laki-laki dari para sahabat (mengambil air), lalu dia membawa air satu ember
dan mengguyurnya." [Sahih Muslim]
Suka tersenyum
Jarir radiyallahu
'anhu berkata:
مَا حَجَبَنِي
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ، وَلاَ رَآنِي إِلَّا
تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي [صحيح البخاري ومسلم]
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menolakku masuk rumahnya sejak aku memeluk Islam, dan beliau tidak
pernah melihatku kecuali ia tersenyum di wajahku. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i radhiyallahu
'anhu berkata:
«مَا رَأَيْتُ
أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
"Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak
senyumannya selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Tidak suka marah
Aisyah radhiyallahu’anha
berkata:
«مَا
انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ
يُؤْتَى إِلَيْهِ حَتَّى يُنْتَهَكَ مِنْ حُرُمَاتِ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ
لِلَّهِ» [صحيح البخاري]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah
marah demi harga dirinya jika ia dihina, kecuali jika sudah melanggar ketentuan
Allah, maka ia marah demi Allah. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Pemaaf
Anas bin Malik
radhiallahu 'anhu berkata:
كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فَأَدْرَكَهُ
أَعْرَابِيٌّ فَجَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيدَةً، حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهِ حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ
مِنْ شِدَّةِ جَذْبَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ!
فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ فَضَحِكَ، ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ
"Aku pernah berjalan bersama Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam yang ketika itu Beliau mengenakan selendang yang tebal
dan kasar buatan Najran. Kemudian seorang Arab Baduy datang lalu menarik Beliau
dengan tarikan yang keras hingga aku melihat permukaan pundak Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam berbekas akibat tarikan yang keras itu. Lalu Beliau
berkata: "Perintahkanlah, agar aku diberikan harta Allah yang ada
padamu". Kemudian Beliau memandang kepada orang Arab Baduy itu dan tertawa
Lalu Beliau memerintahkan agar memberinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abdullah bin Amru bin Al 'Ash radhiallahu 'anhuma berkata: Ayat yang di dalam Al
Qur'an ini:
{يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا} [الأحزاب: 45]
"Hai
Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan"
[Al-Ahzaab:45]
Sama dengan ayat yang ada di dalam Taurat berbunyi:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ
شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ، أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي، سَمَّيْتُكَ
المُتَوَكِّلَ، لَيْسَ بِفَظٍّ وَلاَ غَلِيظٍ، وَلاَ سَخَّابٍ بِالأَسْوَاقِ، وَلاَ
يَدْفَعُ السَّيِّئَةَ بِالسَّيِّئَةِ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَصْفَحُ، وَلَنْ يَقْبِضَهُ
اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ المِلَّةَ العَوْجَاءَ، بِأَنْ يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ فَيَفْتَحَ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا، وَآذَانًا صُمًّا، وَقُلُوبًا
غُلْفًا
"Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi
saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan pelindung bagi
orang-orang `Arab, kamu adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku, dan Aku menamaimu Al
Mutawakkil (orang yang bertawakkal tinggi). Engkau bukan orang yang berperangai
buruk, juga bukan berwatak keras dan bukan sakhkhob (orang yang cerewet,
berteriak keras-keras) di pasar." Dan beliau tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan serupa akan tetapi beliau mema'afkan dan mengampuninya, dan Allah
tidak akan mewafatkan beliau sampai beliau meluruskan Millah (agama)-Nya yang
bengkok, hingga manusia mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah, sehingga
dengannya beliau dapat membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati
yang lalai." [Sahih Bukhari]
Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma, dia
mengabarkan kepadanya bahwa dia pernah ikut perang bersama Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ke arah Najed. Ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam kembali, dia ikut kembali. Sewaktu hari mulai siang, mereka
tiba di dekat lembah yang banyak pepohonan berduri. Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam singgah, sementara para shahabat berpencar mencari pepohonan
untuk berteduh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri singgah
di bawah pohon sambil menggantungkan pedangnya di pohon tersebut. Jabir
melanjutkan; "Maka kami tidur sejenak. Tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memanggil kami, ketika kami mnemui beliau, ternyata
dihadapan beliau ada seorang Arab Badui sedang terduduk. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ
هَذَا اخْتَرَطَ سَيْفِي وَأَنَا نَائِمٌ، فَاسْتَيْقَظْتُ وَهُوَ فِي يَدِهِ صَلْتًا،
فَقَالَ لِي: مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟ قُلْتُ: اللَّهُ، فَهَا هُوَ ذَا جَالِسٌ
"
"Orang ini telah mengambil
pedangku saat aku tidur, lalu aku bangun sedangkan tangannya telah memegang
pedang yang terhunus, dia berkata kepadaku: "Siapa yang dapat melindungimu
dariku?". Aku jawab: "Allah". Namun sekarang dia tengah terduduk
lesu."
Rasulullah shallallhu 'alaihi wa
sallam tidak menghukum orang tersebut. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Tidak pernah mencela,
berkata keji dan melaknat
Anas bin Malik radhiallahu
'anhu berkata;
"Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah sosok yang tidak pernah mencela, berkata keji
dan melaknat, apabila beliau mencela salah satu dari kami, maka beliau akan
berkata:
«مَا لَهُ تَرِبَ
جَبِينُهُ»
"Mengapa dahinya berdebu"
[Sahih Bukhari]
Tidak suka memukul
Aisyah radhiyallahu’anha
berkata:
«مَا ضَرَبَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ، وَلَا
امْرَأَةً، وَلَا خَادِمًا، إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَمَا نِيلَ
مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ، فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ، إِلَّا أَنْ يُنْتَهَكَ شَيْءٌ
مِنْ مَحَارِمِ اللهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ» [صحيح مسلم]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah memukul sesuatu pun dengan tangannya, tidak perempuan tidak
pula pembantu, kecuali jika berjihad di jalan Allah. Dan tidak pernah ia dihina
pada sesuatu pun lalu ia membalas orang tersebut kecuali jika melanggar sesuatu
yang diharamkan Allah maka Rasulullah membalas demi Allah 'azza wa jalla.
[Sahih Muslim]
Rasulullah suri
teladan yang baik
{لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab:21]
Wallahu a’lam!
Referensi:
كتب
ورسائل عبد المحسن بن حمد العباد البدر ج6 ، من أخلاق الرسول الكريم صلى الله عليهوسلم
Tinggi sekali akhlak Rasulullah s.a.w
BalasHapusShallallahu 'alaihi wa sallam
Hapus