بسم الله الرحمن الرحيم
'Ulaim Al-Kindiy -rahimahullah- berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عَلَى سَطْحٍ مَعَنَا رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ يَزِيدُ: لَا أَعْلَمُهُ إِلَّا عَبْسًا
الْغِفَارِيَّ، وَالنَّاسُ يَخْرُجُونَ فِي الطَّاعُونِ، فَقَالَ عَبَسٌ: يَا
طَاعُونُ خُذْنِي، ثَلَاثًا يَقُولُهَا، فَقَالَ لَهُ عُلَيْمٌ: لِمَ تَقُولُ
هَذَا؟ أَلَمْ يَقُلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَتَمَنَّى
أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ فَإِنَّهُ عِنْدَ انْقِطَاعِ عَمَلِهِ، وَلَا يُرَدُّ
فَيُسْتَعْتَبَ» فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: " بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا: إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ،
وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ، وَبَيْعَ الْحُكْمِ، وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ،
وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ، وَنَشْوًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ
يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ، وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا "
Kami duduk di atas atap beserta seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu'alaihiwasallam.
Yazid berkata; Saya tidak mengetahuinya kecuali 'Abs Al Giffary, manusia
pada saat itu sedang menghindari wabah penyakit thaun (virus ganas menular).
'Abs berkata; "Wahai Penyakit Thaun, ambillah aku", dia
mengulangnya sampai tiga kali.
Lalu 'Ulaim berkata kepadanya, "Mengapa engkau ucapkan perkataan
semacam itu! Bukankah Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 'Jangan
kalian berangAn angan untuk mati karena ketika itu amal diputus dan tidak dapat
dikembalikan', sehingga dia bertaubat."
Lalu dia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam
bersabda: "(Mintalah kepada Allah agar) disegerakan mati sebelum
datang enam hal: (1) pemimpin bodoh, (2) banyaknya ajudan penguasa (yang
dzalim), (3) hukum diperjual-belikan, (4) darah tertumpah dengan mudah, (5)
pemutusan silaturrahim, dan (6) generasi muda yang menjadikan Al-Qur'an
bagaikan seruling (alat musik), mereka dahulukan siapa saja yang bisa
menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang paling sedikit mengerti persoalan
agama" [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø
'Auf bin Malik Al-Asyja’iy radiyallahu 'anhu
berkata:
يَا طَاعُونُ خُذْنِي إِلَيْكَ قَالَ: فَقَالُوا: أَلَيْسَ قَدْ سَمِعْتَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا عَمَّرَ
الْمُسْلِمُ كَانَ خَيْرًا لَهُ؟» قَالَ: بَلَى وَلَكِنِّي أَخَافُ سِتًّا:
إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ، وَبَيْعَ الْحُكْمِ، وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ، وَقَطِيعَةَ
الرَّحِمِ، وَنَشْءً يَنْشَئُونَ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَسَفْكَ
الدَّمِ " [مسند أحمد: صحيح]
“Hai tha'un, seranglah aku!”
Mereka berkata: Bukankah kau pernah mendengar Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Umur orang muslim dipanjangkan itu lebih
baik baginya."
Berkata 'Auf: Benar, tapi aku takut akan enam hal; (1) kepemimpinan
orang-orang bodoh, (2) menjual hukum, (3) banyaknya penjagaan, (4) memutus tali
silaturrahim, (6) generasi yang tumbuh dengan menjadikan Al-Qur`an sebagai
seruling, dan (6) penumpahan darah. [Musnad Ahmad: Shahih]
Dalam riwayat lain, dari ‘Auf bin Malik; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
" أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ،
وَسَفْكُ الدِّمَاءِ، وَبَيْعُ الْحُكْمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ
يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ " [المعجم الكبير
للطبراني]
“Aku khawatir atas kalian enam perkara: (1) Pemimpin bodoh, (2) penumpahan
darah, (3) jual-beli hukum, (4) pemutusan silaturahim, (5) pemuda yang
menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian, dan (6) banyaknya ajudan (untuk penguasa
dzalim)”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi ‘Abs bin
‘Aabis Al-Gifariy radhiyallahu ‘anhu.
Ada yang menyebutkan namanya adalah ‘Aabis
bin ‘Abs Al-Gifariy. Ia tinggal di negri Syam. Ia adalah salah seorang sahabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
2. Minta
penjelasan dari seorang alim ketika dianggap melakukan kekeliruan dengan
menyebutkan dalil dan penuh adab.
3. Larangan
meminta kematian karena musibah duniawi.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَلَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ إِمَّا
مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ
يَسْتَعْتِبَ [صحيح البخاري]
"Janganlah seseorang dari
kalian mengharapkan kematian, jika ia orang baik maka semoga ia menambah
kebaikannya, dan jika ia orang buruk maka semoga ia bertobat". [Sahih
Bukhari]
Ø
Dalam riwayat lain;
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ،
وَلاَ يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ
عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لاَ يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلاَّ خَيْرًا » [صحيح مسلم]
"Janganlah seseorang dari
kalian mengharapkan kematian, dan jangan berdo'a untuk mati sebelum ajalnya
datang, sesungguhnya jika seseorang dari kalian mati maka terputuslah
amalannya, dan sesungguhnya tidak bertambah umur seorang mu'min kecuali
kebaikan". [Sahih Muslim]
Ø
Dari Jabir bin Abdillah
radiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" لَا تَمَنَّوْا الْمَوْتَ،
فَإِنَّ هَوْلَ الْمَطْلَعِ شَدِيدٌ، وَإِنَّ مِنَ السَّعَادَةِ أَنْ يَطُولَ عُمْرُ
الْعَبْدِ، وَيَرْزُقَهُ اللهُ الْإِنَابَةَ " [مسند أحمد: حسن]
"Jangan kalian
mendambakan kematian, karena puncak pendakian itu sangat berat (sakaratul
maut), dan sesungguhnya di antara kebahagiaan itu adalah umur seorang hamba
memanjang, dan Allah menganugrahinya taubat". [Musnad Ahmad: Hasan]
4.
Keutamaan panjang umur
jika amalannya baik.
Abdullah bin Busr radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«طُوبَى لِمَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ
عَمَلُهُ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]
"Surga Thuba bagi orang
yang panjang umurnya dan baik amalannya". [Hilyatul Auliya': Sahih]
Ø
Abu Bakrah radhiyallahu
'anhu berkata: Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling
baik?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«مَنْ طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ
عَمَلُهُ»
"Orang yang panjang
umurnya dan baik amalannya"
Ia bertanya lagi: Lalu siapakah orang yang
paling buruk?
Rasulullah menjawab:
«مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ»
[سنن الترمذي: صحيح]
"Orang yang panjang
umurnya dan buruk amalannya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ؟
»
"Maukah kalian kuberi-tahukan
tentang orang yang terbaik di antara kalian?"
Sahabat menjawab: Tentu, ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«أَطْوَلُكُمْ أَعْمَارًا وَأَحْسَنُكُمْ
أَخْلَاقًا» [صحيح ابن حبان]
"Mereka adalah orang yang
paling panjang umurnya di antara kalian dan yang paling mulia akhlaknya".
[Sahih Ibnu Hibban]
Ø
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي؟ قَالَ: «إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ
عَمَلًا صَالِحًا إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً، ثُمَّ لَعَلَّكَ أَنْ
تُخَلَّفَ حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ، وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai
Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku?
Beliau
berkata: "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu
beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga
kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari
dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madharat bagi kaum yang lain.
[Shahih Bukhari dan Muslim]
5. Kapan
boleh meminta kematian?
a) Jika khawatir terkena fitnah (musibah) dalam agama.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ
هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا } [مريم: 23]
(Maryam) berkata:
"Aduhai, alangkah baiknya Aku mati sebelum ini, dan Aku menjadi barang
yang tidak berarti, lagi dilupakan". [Maryam:23]
Maryam mendambakan kematian karena dua alasan:
(1) Khawatir disangka buruk dalam agamanya yang bisa meluluhkan keimanannya.
(2) Agar orang-orang tidak terjerumus dalam kebohongan dan fitnah menuduhnya
berzina yang bisa menghancurkan mereka.
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" لاَ يَتَمَنَّيَنَّ
أَحَدُكُمُ المَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا،
فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي،
وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي "
"Janganlah seseorang dari kalian
mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya, namun jika memang harus
meminta maka ucapkanlah: "Ya Allah .. hidupkanlah aku selama hidup ini
baik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku!" [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Ø
Dan dari Mu'adz bin
Jabal radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a ..
اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ ... إِذَا أَرَدْتَ
فِتْنَةً فِيْ قَوْمٍ فَتَوَفَّنِيْ غَيْرَ مَفْتُونٍ
"Ya Allah .. sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu, jika Engkau menginginkan cobaan (pada agama) suatu kaum
maka matikanlah aku tanpa terjerumus dalam cobaan itu". [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
b)
Minta mati
syahid.
Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ
الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang meminta
kepada Allah agar ia mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan
menyampaikan ia pada derajat syuhada' sekalipun ia meninggal di atas
ranjangnya". [Sahih Muslim]
Lihat: Do'a panjang umur
Lihat: Do'a panjang umur
6.
Keutamaan mati karena tha’un.
'Aisyah radhiyallahu
'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah
tha'un lalu beliau mengabarkan aku:
«أَنَّهُ
عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ
رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي
بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ
اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ» [صحيح البخاري]
Bahwa
tha'un (penyakit ganas menular) adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada
siapa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai
rahmat bagi kaum muslimin dan tidak ada seorangpun yang ketika terjadi tha'un lalu
dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan
mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah
mentakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang
yang mati syahid". [Shahih Bukhari]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Orang yang mati karena penyakit sampar
adalah syahid bagi setiap muslim". [Shahih Bukhari dan Muslim]
7.
Anjuran menghindari
penyakit tha’un.
Dari Abdurrahman
bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِذَا
سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ
وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika
kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke
sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya,
maka janganlah kalian keluar dan lari darinya." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
8.
Bahaya pemerintah dan
pemimpin yang buruk.
Jabir
bin Abdullah berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh:
«أَعَاذَكَ
اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ» ، قَالَ: وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟،
قَالَ: " أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي، لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي، وَلَا
يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى
ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي، وَلَسْتُ مِنْهُمْ، وَلَا يَرِدُوا
عَلَيَّ حَوْضِي، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ
عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ، وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ
حَوْضِي. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيئَةَ، وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ - أَوْ قَالَ: بُرْهَانٌ - يَا كَعْبُ بْنَ
عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ،
أَوْلَى بِهِ. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، النَّاسُ غَادِيَانِ: فَمُبْتَاعٌ
نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا، وَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوبِقُهَا " [مسند أحمد: إسناده قوي]
"Semoga
Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh",
Ka'b
bin 'Ujroh radhiyallahu'anhu bertanya: Apa itu kepemerintahan orang
bodoh?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yaitu para pemimpin negara
sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan
sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta
menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku
juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas
telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka,
serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah
golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas
telagaku. Wahai Ka'b bin 'Ujroh puasa adalah perisai, sedekah memadamkan api
neraka dan shalat adalah persembahan. Atau beliau bersabda: penerang. Wahai
Ka'b bin Ujroh sesungguhnya tidak akan masuk syurga daging yang tumbuh dari hal
yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat untuknya, Wahai
Ka'b bin 'Ujroh manusia berpagi dengan dua keadaan; yaitu ia terjual dirinya
kemudian ia membebaskannya atau ia menjual dirinya kemudian ia menghancurkan
dirinya. [Musnad Ahmad: Sanadnya kuat]
Ø
Dari Abu Musa Al-‘Asy’ariy radhiallahu 'anhu; Rasulullah -shallallahu
alaihi wa sallam- bersabda:
«مَنْ تَوَلَّى
عَمَلًا وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَيْسَ لِذَلِكَ الْعَمَلِ بِأَهْلٍ فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ»
“Barang
siapa yang ditugaskan untuk memikul suatu pekerjaan yang dia tahu bahwa dirinya
bukanlah orang yang ahli atau pantas dalam pekerjaan tersebut, bersiap-siaplah
ia masuk ke dalam neraka”. [Musnad Ar-Ruyaniy: Hasan]
Ø Dari 'Auf bin Malik
radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ
وَيُحِبُّونَكُمْ، وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ، وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ
الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ»
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah
mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo'akan kalian
dan kalian mendo'akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka
yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan
kalian mengutuk mereka."
Beliau ditanya: "Wahai Rasulullah,
tidakkah kita memerangi mereka?"
Maka beliau bersabda:
«لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، لَا،
مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، أَلَا مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ وَالٍ، فَرَآهُ يَأْتِي
شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، فَلْيَكْرَهْ مَا يَأْتِي مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، وَلَا
يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ» [صحيح مسلم]
"Tidak, selagi mereka mendirikan
shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang
tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari
ketaatan kepada mereka." [Sahih Muslim]
Lihat: Pemimpin yang baik dan yang buruk
Lihat: Pemimpin yang baik dan yang buruk
9.
Ancaman bagi ajudan
penguasa yang dzalim.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صِنْفَانِ
مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ
الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا
يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ
مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا» [صحيح
مسلم]
"Ada dua golongan dari penghuni neraka yang tidak
pernah aku lihat di dunia: Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi ia
pakai memukul manusia, dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang, mereka
memalingkan orang lain dari agama dan mereka pun telah berpaling, kepala mereka
seperti punuk onta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium
baunya, padahal bau surga itu tercium dari kejauhan jarak sekian dan
sekian". [Sahih Muslim]
Ø Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda;
" يَخْرُجُ رِجَالٌ
مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فِي آخِرِ الزَّمَانِ مَعَهُمْ أَسْيَاطٌ كَأَنَّهَا
أَذْنَابُ الْبَقَرِ يَغْدُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ وَيَرُوحُونَ فِي غَضَبِهِ
" [مسند أحمد: صحيح لغيره]
“Akan muncul beberapa orang dari ummat ini
di akhir zaman, mereka membawa cambuk seperti ekor sapi, di pagi hari mereka
berada di dalam kemurkaan Allah dan di sore hari mereka berada di dalam kemarahan
Allah." [Musnad Ahmad: Shaihi ligairih]
10.
Larangan
meperjual-belikan hukum.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ
بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 188]
Dan janganlah sebahagian kamu memakan
harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui. [Al-Baqarah:188]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
«لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالمُرْتَشِيَ فِي الحُكْمِ»
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap dalam hukum”. [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
11.
Haramnya membunuh tanpa
hak.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا
مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا} [النساء:
93]
Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan
Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya. [An-Nisaa’: 93]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«يَتَقَارَبُ
الزَّمَانُ، وَيَنْقُصُ العَمَلُ، وَيُلْقَى الشُّحُّ، وَيَكْثُرُ الهَرْجُ»
قَالُوا: وَمَا الهَرْجُ؟ قَالَ: «القَتْلُ القَتْلُ» [صحيح البخاري]
"Zaman semakin dekat, amalan kian berkurang, kekikiran
semakin banyak, dan al-Harj semakin merajalela."
Mereka bertanya; "Apakah Al-Harj itu?
Beliau menjawab: "Pembunuhan,
pembunuhan." [Shahih Bukhari]
12.
Dosa besar memutuskan
silaturahim.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ
اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ
وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ} [الرعد: 19 - 25]
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah
diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang
memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). [Ar-Ra'd:25]
Ø
Dari Abu Bakrah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ
يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ
لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Tidak ada dosa yang
lebih berhak untuk dipercepat oleh Allah hukumannya di dunia bagi pelakunya
selain hukuman yang akan ia rasakan di akhirat, seperti dosa
"al-bagyu" (zalim, melawan pemerintah, atau sombong) dan memutuskan
silaturahmi". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø
Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ
رَحِمٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak akan masuk surga
orang yang memutuskan tali silaturahmi". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Pentingnya shilaturahim
13.
Bacaan yang baik mesti
dibarengi dengan pemahaman agama yang baik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا
أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ بِالقُرْآنِ
يَجْهَرُ بِهِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Allah tidak mendengarkan sesuatu seperti mendengarkan
seorang Nabi membaca Al-Qur'an dengan suara yang baik dan mengeraskan
suaranya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ
مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالقُرْآنِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak
melagukan ketika membaca Al-Qur'an". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø Dari Al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«زَيِّنُوا
الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu". [Sunan Abi
Daud: Sahih]
Lihat: Adab membaca Al-Qur'an
14.
Mendahulukan yang faqih
dari pada yang suaranya bagus.
Dari Abu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ
لِكِتَابِ اللَّه، ِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ
بِالسُّنَّة، فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً،
فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا، وَلَا يَؤُمَّنَّ
الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِه [صحيح مسلم]
"Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah:
(1) yang paling menguasai kitabullah (Alquran), jika dalam bacaan kapasitasnya
sama, maka (2) yang paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah (hadits)
kapasitasnya sama, maka (3) yang paling dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama,
maka (4) yang pertama-tama masuk Islam, dan jangan seseorang mengimami
seseorang di daerah wewenangnya." [Shahih Muslim]
Dalam riwayat lain:
فَإِنْ
كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا
"jika mereka dalam hijrah sama, maka yang lebih
dewasa". [Shahih Muslim]
15.
Mu’jizat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam mengetahui perkara gaib.
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...