بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa
hal yang hendaknya dilakukan sebelum tidur:
1.
Berwudhu
sebelum tidur.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ
بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا» [صحيح ابن حبان]
"Barangsiapa
yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam
pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdo'a: "Ya Allah,
ampunilah hambamu si fulan karena sesungguhnya ia tidur dalam keadaan
suci!" [Shahih Ibnu Hibban]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ
فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ لَا يَسْتَيْقِظُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ:
اللهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٌ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا " [شعب الإيمان للبيهقي: حسنه الشيخ الألباني]
"Barangsiapa yang tidur
dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia
tidak terbangun di waktu malam kecuali malaikat berdo'a: "Ya Allah,
ampunilah hambamu si fulan karena sesungguhnya ia tidur dalam keadaan
suci!" [Syu’ab Al-Iman karya Al-Baehaqiy: Hasan]
Ø Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى
ذِكْرٍ طَاهِرًا، فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» [سنن أبي داود:
صحيح]
“Tidaklah seorang muslim yang
tidur dalam keadaan berzikir dan suci, kemudian ia terbangun di malam hari lalu
meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah mengabulkan
permintaannya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Keutamaan berwudhu
2.
Membersihkan
tempat tidur dengan membaca “bismillah”.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ
إِلَى فِرَاشِهِ، فَلْيَأْخُذْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ، فَلْيَنْفُضْ بِهَا
فِرَاشَهُ، وَلْيُسَمِّ اللهَ، فَإِنَّهُ لَا يَعْلَمُ مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ
عَلَى فِرَاشِهِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَضْطَجِعَ، فَلْيَضْطَجِعْ عَلَى شِقِّهِ
الْأَيْمَنِ، وَلْيَقُلْ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبِّي بِكَ وَضَعْتُ جَنْبِي،
وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ
أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ "
“Jika seseorang dari kalian
beranjak dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi maka hendaklah ia
membersihkannya dengan ujung sarungnya tiga kali dengan membaca “bismillah”
karena ia tidak tahu apa yang telah terjadi setelah ia meninggalkannya.
Kemudian membaca: (Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhanku, karena-Mu aku
membaringkan tubuhku, dan karena-Mu aku membangunkannya, jika Engkau menahan
jiwaku maka ampunilah ia, dan jika Engkau mengembalikannya maka jagalah ia
sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh)." [Shahih Bukhari
dan Muslim]
3.
Menutup
bejana, pintu rumah, memadamkan lampu dengan membaca “bismillah”.
Dari Jabir
bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«خَمِّرُوا الآنِيَةَ، وَأَوْكُوا الأَسْقِيَةَ، وَأَجِيفُوا
الأَبْوَابَ، وَاكْفِتُوا صِبْيَانَكُمْ عِنْدَ العِشَاءِ، فَإِنَّ لِلْجِنِّ
انْتِشَارًا وَخَطْفَةً، وَأَطْفِئُوا المَصَابِيحَ عِنْدَ الرُّقَادِ، فَإِنَّ
الفُوَيْسِقَةَ رُبَّمَا اجْتَرَّتِ الفَتِيلَةَ فَأَحْرَقَتْ أَهْلَ البَيْتِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Tutuplah bejana (perabot menyimpan makanan), ikatlah tutup kendi
(perabot menyimpan minuman), tutup pintu-pintu rumah dan jagalah anak-anak
kecil kalian pada waktu 'isya' karena saat itu adalah waktu bagi jin untuk
berkeliaran dan menculik, dan padamkanlah lampu-lampu ketika kalian tidur,
karena binatang-binatang berbahaya bila datang dapat menarik sumbu lampu
sehingga dapat berakibat kebakaran yang menyebabkan terbunuhnya para penghuni
rumah". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
" إِذَا اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ، أَوْ قَالَ: جُنْحُ اللَّيْلِ،
فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا
ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ العِشَاءِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقْ بَابَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ
اللَّهِ، وَأَطْفِئْ مِصْبَاحَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَأَوْكِ سِقَاءَكَ
وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَخَمِّرْ إِنَاءَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَلَوْ
تَعْرُضُ عَلَيْهِ شَيْئًا " [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika malam sudah datang atau
malam sudah gelap, maka tahanlah anak-anak kalian (untuk keluar rumah) karena
pada saat itu setan sedang berkeliaran. Jika telah berlalu beberapa waktu dari
waktu 'isya', bolehlah kalian biarkan mereka dan tutuplah pintu rumah dan
sebutlah nama Allah dan padamkanlah lampu-lampu kamu dan sebutlah nama Allah
dan tutup tempat minum serta tutup pula bejana (tempat makanan) kamu,
walaupun kamu hanya sekedar melintangkan sesuatu di atasnya, dan sebutlah nama
Allah". [Sahih Bukhari dan Muslim]
4.
Membaca
ayat kursi.
Abu Hurairah radhiallahu'anhu
berkata;
وَكَّلَنِي
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ،
فَأَتَانِي آتٍ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ:
لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَصَّ
الحَدِيثَ، فَقَالَ: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ،
لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى
تُصْبِحَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَكَ وَهُوَ
كَذُوبٌ، ذَاكَ شَيْطَانٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah ﷺ
menugaskanku untuk menjaga harta zakat. Lalu pada suatu hari ada seseorang yang
menyusup hendak mengambil makanan, maka aku pun menyergapnya seraya berkata,
"Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah ﷺ!" -Lalu ia menceritakan
kisahnya-. Maka orang itu berkata, "Jika kamu hendak beranjak ke tempat
tidur maka bacalah ayat kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan
setan tidak akan mendekatimu hingga pagi." Maka Nabi ﷺ pun bersabda, "Ia telah
berkata benar padamu, padahal ia adalah pendusta. Si penyusup tadi sebenarnya
adalah setan." [Shahih Bukhari dan Muslim]
5.
Membaca
dua ayat akhir surah Al-Baqarah.
Dari Abu Mas'ud radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ فِي لَيْلَةٍ
بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ كَفَتَاهُ»
“Barangsiapa yang membaca dua
ayat akhir surah Al-Baqarah di malam hari, maka keduanya akan mencukupinya”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
6.
Membaca
surah Al-Mu’awwidzah kemudian meniupkan ke telapak tangan dan membasuhkannya ke
tubuh yang mampu dicapai.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
"
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى
فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ
فِيهِمَا: {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} وَ{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ} وَ{قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ}، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ،
يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ،
يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ "
“Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam jika beranjak ke tempat tidurnya setiap
malam, ia menadahkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya dengan membaca surah
al-ikhlas, surah al-falaq, dan surah an-naas. Kemudian beliau membasuhkan
kedua tangannya keseluruh tubuh semampunya dengan memulai dari kepala dan wajah
lalu anggota tubuh lainnya. Beliau melakukan itu sebanya tiga kali”. [Sahih
Bukhari]
7.
Berdzikir
sebelum tidur.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari Fatimah mengeluhkan tanganya yang lecet (letih)
karena penggilingan, lalu ia mendengar bahwa Rasulullah mendapatkan budak maka
ia bergegas menemui Rasulullah namun ia tidak mendapati Rasulullah dan
mendapati Aisyah maka ia memberitahukan maksudnya kepada Aisyah. Ketika Rasulullah
datang, Aisyah menyampaikan kedatangan Fatimah dan maksud kedatangannya. Maka
Rasulullah mendatangi kami yang sudah di pembaringan. Lalu aku berniat bangkit
menemui Rasulullah, tapi Rasulullah berkata: “Tetaplah di tempat kalian”.
Kemudian Rasulullah duduk di antara kami sampai aku merasakan dinginnya kaki
Rasulullah di dadaku, dan berkata:
«أَلاَ أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَانِي، إِذَا
أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا تُكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ، وَتُسَبِّحَا
ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَتَحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا
مِنْ خَادِمٍ»
“Maukah kalian kuberitahukan sesuatu yang lebih baik dari apa
yang kalian minta? Jika kalian hendak tidur bacalah takbir 34 kali, tasbih
33 kali, dan tahmid 33 kali, itu lebih baik dari seorang pembantu”.
[Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«خَصْلَتَانِ، أَوْ خَلَّتَانِ لَا
يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، هُمَا يَسِيرٌ، وَمَنْ
يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ، يُسَبِّحُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا، وَيَحْمَدُ
عَشْرًا، وَيُكَبِّرُ عَشْرًا، فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ
وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ، وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ إِذَا أَخَذَ
مَضْجَعَهُ، وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ،
فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ»
“Ada dua hal yang tidak dijaga
oleh seorang muslim kecuali ia akan masuk surga, dua hal tersebut sangat mudah
akan tetapi yang melakukannya sedikit; (Yang pertama) bertasbih di setiap
selesai salat 10 kali, bertahmid 10 kali, bertakbir 10 kali, semua itu
jumlahnya 150 dengan lidah tapi pahalanya 1500 di atas timbangan hari kiamat.
(Yang kedua) bertakbir 34 kali ketika berada dipembaringan, bertahmid 33 kali,
dan bertasbih 33 kali, semua itu jumlahnya 100 dengan lidah dan pahalanya 1000
di atas timbangan”.
Abdullah bin Amr berkata: Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menghitungnya dengan tangannya.
Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana
bisa keduanya itu ringan tapi yang melakukannya sedikit?
Rasulullah bersabda:
«يَأْتِي أَحَدَكُمْ - يَعْنِي الشَّيْطَانَ - فِي
مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ، وَيَأْتِيهِ فِي صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ
حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا» [سنن أبي داود: صحيح]
"Setan mendatangi seorang
diantara kalian ketika hendak tidur menggodanya agar cepat tidur sebelum
membacanya, dan mendatanginya setelah selesai salat kemudian ia mengingatkannya
pada suatu keperluan sebelum membacanya". [Sunan Abu Daud: Sahih]
8.
Berdo’a
sebelum tidur.
Lihat: Dzikir dan do'a sebelum dan sesudah tidur
9.
Tidur
dengan sisi kanan, dan tidak berbicara setelah berdo’a.
Al-Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepadaku:
" إِذَا أَتَيْتَ
مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ
الأَيْمَنِ، ثُمَّ قُلْ: «اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي
إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ
إِلَّا إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ،
وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ»، فَإِنْ مُتَّ
مِنْ لَيْلَتِكَ، فَأَنْتَ عَلَى الفِطْرَةِ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا
تَتَكَلَّمُ بِهِ "
“Jika engkau mendatangi tempat
tidurmu maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, kemudian berbaringlah
dengan samping kananmu dan baca .. (Ya Allah .. aku pasrahkan jiwaku kepada-Mu,
dan aku arahkan wajahku (tujuan) kepada-Mu, dan aku gantungkan urusanku
kepada-Mu, dan aku sandarkan pundakku (harapan) kepada-Mu, dengan penuh harap
dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan selamat dari-Mu kecuali
kepada-Mu, aku beriman kepada Kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan aku beriman kepada
Nabi-Mu yang Engkau utus). Jika engkau mati malam itu maka engkau mati dalam
keadaan fitrah, dan jika engkau bangun pagi maka engkau bangun dengan pahala. Dan
jadikan do'a ini akhir yang kau ucapakan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
10. Meletakkan tangan di bawah kepada.
Hudzaifah radhiallahu'anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ
مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ، وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ:
«اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: «الحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» [صحيح البخاري]
"Apabila Nabi ﷺ hendak tidur di malam hari, beliau
meletakkan tangannya di bawah pipi, kemudian beliau mengucapkan, "Bismika
amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup)." Dan apabila
bangun tidur, beliau mengucapkan: 'Al Hamdulillahilladzii ahyaana ba'da maa
amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami
setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).' [Shahih Bukhari]
Ø Hafshah radhiyallahu 'anha -istri Nabi ﷺ- ia berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا
أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ:
«اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ، عِبَادَكَ» ثَلَاثَ مِرَارٍ [سنن أبي داود:
صحيح]
"Rasulullah ﷺ jika ingin tidur, beliau meletakkan tangan
kananya di bawah pipi. Kemudian beliau membaca doa: 'Ya Allah, lindungilah aku
dari siksa-Mu pada hari Engkau bangkitkan semua makhluk.' Sebanyak tiga
kali." [Sunan Abi Daud: Shahih]
11. Tidak tidur tengkurap.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;
رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَجُلًا مُضْطَجِعًا عَلَى بَطْنِهِ فَقَالَ: «إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ
لَا يُحِبُّهَا اللَّهُ» [سنن الترمذي: حسن صحيح]
Rasulullah ﷺ
pernah melihat seseorang tengkurap, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya
tengkurap tidak disukai Allah." [Sunan Tirmidziy: Hasan Shahih]
12. Tidak tidur berdua dengan sesama jenis dalam satu
selimut tanpa pembatas.
Dari Abu Sa'id al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ
الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ
إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ
فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ» [صحيح مسلم]
"Tidak boleh seorang laki-laki melihat aurat laki-laki
lain, dan perempuan melihat aurat perempuan lain, dan tidak boleh seorang
laki-laki bersatu dengan laki-laki lain (tidur bersama) dalam satu baju/kain.
Dan tidaklah (boleh) seorang wanita bersatu dengan wanita lain dalam satu
baju." [Shahih Muslim]
13. Suami istri tidur bersama dalam satu ranjang.
Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata:
بَيْنَا أَنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
مُضْطَجِعَةٌ فِي خَمِيصَةٍ، إِذْ حِضْتُ، فَانْسَلَلْتُ، فَأَخَذْتُ ثِيَابَ
حِيضَتِي، قَالَ: «أَنُفِسْتِ» قُلْتُ: نَعَمْ، فَدَعَانِي، فَاضْطَجَعْتُ مَعَهُ
فِي الخَمِيلَةِ
"Saat aku berada dalam satu selimut bersama Nabi ﷺ, aku mengeluarkan darah haid,
kemudian pelan-pelan aku keluar dari selimut mengambil pakaian (khusus untuk
haid) dan mengenakannya. Rasulullah ﷺ bertanya kepadaku, "Apakah kamu
sedang haid?" Aku jawab, "Ya." Beliau lalu memanggil dan
mengajakku masuk ke dalam selimut." [Shahih Bukhari dan Muslim]
14. Tidak tidur sebelum isya.
Dari Abu Barzah radhiyallahu 'anhu;
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثَ
بَعْدَهَا»
“Bahwa Rasulullah ﷺ tidak suka tidur sebelum
shalat Isya dan berbincang-bincang setelahnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Adab bertetangga dalam Islam - Adab bertamu dalam Islam - Adab berdebat dan berselisih pendapat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...