بسم الله الرحمن الرحيم
Perintah berbuat baik
kepada tetangga
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء: 36]
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]
Ø
Dari Ibnu Umar dan Aisyah radhiyallahu 'anhum;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا
زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jibril senantiasa memberiku nasihat agar aku
berbuat baik kepada tetanggaku, hingga aku punya perkiraaan bahwa dia akan menjadikannya
ahli waris." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhuma pernah menyembelih
kambing, lalu berkata: Apakah kalian telah beri tetanggaku yang
Yahudi? Sesungguhnya aku
pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا
زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Jibril
senantiasa memberiku nasihat agar aku berbuat baik kepada tetanggaku, hingga
aku punya perkiraaan bahwa dia akan menjadikannya ahli waris." [Sunan Abi
Daud: Shahih]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا
زَالَ جِبْرَائِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Jibril masih saja berwasiat kepadaku untuk
berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira bahwa tetangga juga akan
menjadi ahli waris." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø
Seorang laki-laki Anshar radhiyallahu 'anhu berkata: Aku keluar
dari keluargaku hendak menemui Nabi ﷺ. Ketika aku berdiri di sisi beliau, tiba-tiba ada seseorang
yang sedang menghadap beliau. Aku mengira ada urusan di antara mereka berdua.
Demi Allah, Rasulullah ﷺ telah
berdiri (lama) hingga aku kasihan terhadap Rasulullah ﷺ karena lamanya berdiri. Ketika akan
beranjak, kukatakan; 'Wahai Rasulullah, laki-laki itu telah bersama Anda hingga
saya kasihan terhadap Anda karena lamanya berdiri. '
Beliau bersabda, "Apakah kau benar-benar
melihatnya."
Kujawab, 'Ya. '
Beliau bertanya, "Tahukah kau siapa dia?"
Kujawab; 'Tidak. '
Beliau bersabda:
"
ذَاكَ جِبْرِيلُ مَا زَالَ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ
سَيُوَرِّثُهُ "، ثُمَّ قَالَ: " أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَلَّمْتَ عَلَيْهِ
رَدَّ عَلَيْكَ السَّلَامَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Dia adalah Jibril 'alaihissalam. Jibril selalu
berwasiat kepadaku (suapaya berbuat baik) terhadap tetangga hingga kukira
seakan-akan tetangga juga akan memperoleh harta warisan." Sabda beliau
lagi, "Ketahuilah, sesungguhnya jika kau mengucap salam kepadanya, niscaya
ia akan menjawab salammu." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø
Abu Umamah radhiyallahu
'anhu berkata:
«سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوصِي بِالْجَارِ حَتَّى
ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
“Saya
mendengar Rasulullah ﷺ senantiasa mewasiatkan tentang tetangga
hingga aku mengira beliau memberinya hak waris”. [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Keutamaan berbuat baik
kepada tetangga
Diantaranya:
1. Kedudukan terbaik di sisi Allah subhanahu wata’aalaa.
Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma berkata;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَيْرُ الأَصْحَابِ
عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيْرُ الجِيرَانِ عِنْدَ اللَّهِ
خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah
adalah seorang yang terbaik terhadap temannya. Dan tetangga yang paling terbaik
di sisi Allah adalah seorang yang paling baik baik terhadap tetangganya."
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
2. Menguatkan keimanan.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ يَأْخُذُ عَنِّي
هَؤُلَاءِ الكَلِمَاتِ فَيَعْمَلُ بِهِنَّ أَوْ يُعَلِّمُ مَنْ يَعْمَلُ بِهِنَّ»؟
فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَقُلْتُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَخَذَ بِيَدِي
فَعَدَّ خَمْسًا وَقَالَ: «اتَّقِ المَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَارْضَ
بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ، وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا،
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ» [سنن الترمذي:
حسن]
"Siapa yang mau mengambil
kalimat-kalimat itu dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkan pada orang yang
mengamalkannya?"
Abu Hurairah menjawab: Saya, wahai
Rasulullah.
Beliau meraih tanganku lalu menyebut lima
hal; “Jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang
paling ahli ibadah, terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi
orang terkaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi
orang mukmin, cintailah untuk sesama seperti yang kau cintai untuk dirimu
sendiri niscaya kau menjadi orang muslim, jangan sering tertawa karena
seringnya tertawa itu mematikan hati." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Lihat: Keimanan dan kekafiran
3. Menambah
kekayaan dan memanjangkan umur.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ ، فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ
خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ
الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ، وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ " [مسند أحمد: صحيح]
"Sesungguhnya barangsiapa
yang diberi bagiannya dari sifat lemah lembut maka ia telah diberi bagiannya
dari kebaikan dunia dan akhirat, dan silaturahmi, akhlak yang mulia, dan
berbuat baik kepada tetangga akan menambah kekayaan dan memanjangkan
umur". [Musnad Ahmad: Sahih]
Lihat: Mau rezki berlimpah?
4.
Mendapatkan
ampunan.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةٌ أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْ
جِيرَانِهِ الْأَدْنَيْنَ، إِلَّا قَالَ: قَدْ قَبِلْتُ عِلْمَكُمْ فِيهِ،
وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لَا تَعْلَمُونَ "
"Tidak ada seorang muslim yang meninggal kemudian ada
empat tetangga rumah dekatnya yang datang kepadanya, melainkan Allah akan
berfirman: Sungguh Aku telah menerima amalnya dengan kehadiran kalian dan aku
mengampuninya dengan apa yang kalian tidak tahu." [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
Lihat: Amalan Penghapus Dosa
5. Memberi
kebahagiaan.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ:
الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ
الْهَنِيءُ» [صحيح ابن حبان]
"Empat
perkara yang membawa kebahagian yaitu: Isteri Shalehah, tempat tinggal yang
luas, tetangga yang baik dan kenderaan yang menyenangkan". [Sahih Ibnu
Hibban]
Ancaman berbuat buruk
kepada tetangga
1)
Tidak
sempurna keimanannya.
Dari Abu
Syuraih radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَاللَّهِ
لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ»
"Demi Allah ia
tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman".
Sahabat
bertanya: Siapa itu ya Rasulullah?
Rasulullah
menjawab:
«الَّذِي
لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ» [صحيح البخاري]
"Orang yang tidak
selamat tetangganya dari kejahatannya". [Sahih Bukhari]
2)
Berhak
mendapatkan laknat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Seorang berkata:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنَّ لِي جَارًا يُؤْذِينِي، فَقَالَ: «انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَتَاعَكَ
إِلَى الطَّرِيقِ» ، فَانْطَلَقَ فَأَخْرِجَ مَتَاعَهُ، فَاجْتَمَعَ النَّاسُ
عَلَيْهِ، فَقَالُوا: مَا شَأْنُكَ؟ قَالَ: لِي جَارٌ يُؤْذِينِي، فَذَكَرْتُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ
مَتَاعَكَ إِلَى الطَّرِيقِ» ، فَجَعَلُوا يَقُولُونَ: اللَّهُمَّ الْعَنْهُ،
اللَّهُمَّ أَخْزِهِ. فَبَلَغَهُ، فَأَتَاهُ فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى مَنْزِلِكَ،
فَوَاللَّهِ لَا أُؤْذِيكَ [الأدب المفرد
للبخاري: صحيح]
Wahai Rasulullah, sungguh saya punya tetangga yang
suka menyakitiku!
Maka Rasulullah bersabda: “Pergilah, kemudian
keluarkan barang-barangmu ke jalan!”
Maka ia pergi lalu mengeluarkan barang-barangnya (dari
rumah). Maka orang-orang mengerumunginya dan bertanya: Ada apa denganmu?
Ia menjawab: Saya punya tetangga yang selalu
menyakitiku, lalu aku adukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
beliau bersabda: “Pergilah, kemudian keluarkan barang-barangmu ke jalan!”
Maka
orang-orang berkata: “Ya Allah, laknatlah ia (tetangganya itu), ya Allah, hinakanlah
ia”
Maka
tetangganya itu mendatanginya dan berkata: Kembalilah ke rumahmu, karena demi
Allah aku tidak akan menyakitimu lagi. [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy:
Shahih]
3)
Tidak
masuk surga.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ» [صحيح مسلم]
"Tidak
akan masuk surga, orang yang mana tetangganya tidak aman dari bahayanya."
[Shahih Muslim]
4)
Menjadi
penghuni neraka.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Seseorang bertanya: Ya Rasulullah,
sesungguhnya si Fulanah (seorang wanita) terkenal dengan banyak melakukan
salat, puasa, dan sedekah, akan tetapi ia menyakiti tetangganya dengan
lidahnya?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
هِيَ فِي النَّارِ "
"Ia adalah
penghuni neraka!"
Orang
itu bertanya lagi: Ya Rasulullah, si Fulanah yang lain terkenal dengan sedikit
melakukan puasa, sedekah dan salat, ia hanya bersedekah dengan secuil keju akan
tetapi ia tidak menyakiti tetangganya dengan lidahnya?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
هِيَ فِي الْجَنَّةِ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Ia adalah
penghuni surga!" [Musnad Ahmad: Sahih]
Adab bertetangga
Diantaranya:
1) Tidak
menyakiti atau mengganggu tetangga.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan juga kepada hari akhir, maka janganlah ia menyakiti
tetangganya (orang sekitarnya)". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Nabi ﷺ
bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ، فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir janganlah ia menyakiti tetangganya."
[Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
2) Berbuat baik
kepada tetangga.
Abu Syuraih Al-'Adawiy radhiyallahu 'anhu berkata: Saya telah
mendengar dengan kedua telingaku dan melihat dengan kedua mataku ketika
Rasulullah ﷺ mengucapkan
sabdanya,
«مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaknya ia memuliakan tetangganya”. [Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
«مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya”. [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tetangganya.
[Shahih Muslim]
Ø
'Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu 'anhuma menceritakan:
أَنَّ
رَجُلًا مِنَ الأَنْصَارِ خَاصَمَ الزُّبَيْرَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شِرَاجِ الحَرَّةِ، الَّتِي يَسْقُونَ بِهَا النَّخْلَ،
فَقَالَ الأَنْصَارِيُّ: سَرِّحِ المَاءَ يَمُرُّ، فَأَبَى عَلَيْهِ؟ فَاخْتَصَمَا
عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلزُّبَيْرِ: «أَسْقِ يَا زُبَيْرُ، ثُمَّ
أَرْسِلِ المَاءَ إِلَى جَارِكَ»، فَغَضِبَ الأَنْصَارِيُّ، فَقَالَ: أَنْ كَانَ
ابْنَ عَمَّتِكَ؟ فَتَلَوَّنَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «اسْقِ يَا زُبَيْرُ، ثُمَّ احْبِسِ المَاءَ حَتَّى
يَرْجِعَ إِلَى الجَدْرِ» "
Bahwa
ada seorang dari kalangan Anshar bersengketa dengan Az-Zubair di hadapan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tentang aliran air di daerah Al-Harrah yang
mereka gunakan untuk menyirami pepohonan kurma. Berkata orang Anshar tersebut:
"Bukalah air agar bisa mengalir?"
Az-Zubair
menolaknya lalu keduanya bertengkar di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata
kepada Az Zubair: "Wahai Zubair, berilah air dan kirimlah buat tetanggamu".
Maka
orang Anshar itu marah seraya berkata; "Tentu saja kamu bela dia karena
dia putra bibimu".
Maka
wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerah kemudian berkata:
"Wahai Zubair, berilah air kemudian bendunglah hingga air itu kembali ke
dasar ladang". [Shahih Bukhari dan Muslim]
3) Menjaga
tetangga.
Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَحْفَظْ جَارَهُ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir
maka hendaklah ia menjaga tetangganya." [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
Ø 'Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu
'anhu berkata; Aku bertanya kepada Nabi ﷺ:
"
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا
وَهُوَ خَلَقَكَ». قُلْتُ: إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ، قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ:
«وَأَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ». قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟
قَالَ: «أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
'Dosa
apakah yang paling besar di sisi Allah?
Beliau
menjawab; “Bila kamu menyekutukan Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu”
Aku
berkata; tentu itu sungguh besar.' Aku bertanya lagi; 'Kemudian apa?
Beliau
menjawab; “Apabila kamu membunuh anakmu karena takut akan kelaparan.”
Aku
bertanya lagi; 'Kemudian apa? '
Beliau
menjawab; “Berzina dengan istri tetanggamu.” [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Al-Miqdad bin Al-Aswad radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda kepada para sahabat beliau:
«مَا
تَقُولُونَ فِي الزِّنَا؟» قَالُوا: حَرَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، فَهُوَ
حَرَامٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ: «لَأَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرَةِ
نِسْوَةٍ، أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ» ، قَالَ:
فَقَالَ: «مَا تَقُولُونَ فِي السَّرِقَةِ؟» قَالُوا: حَرَّمَهَا اللَّهُ
وَرَسُولُهُ فَهِيَ حَرَامٌ، قَالَ: «لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ
أَبْيَاتٍ، أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ» [مسند أحمد: صحيح]
"Zina
menurut kalian bagaimana?"
Mereka
menjawab: Allah dan rasul-Nya mengharamkannya, ia haram hingga hari kiamat.
Rasulullah
ﷺ bersabda kepada para sahabat beliau,
"Sungguh seseorang berzina dengan sepuluh wanita itu lebih ringan baginya
bagi pada berzina dengan istri tetangganya."
Beliau
bersabda, "Mencuri menurut kalian bagaimana?"
Mereka
menjawab: Allah dan rasul-Nya mengharamkannya, ia haram hingga hari kiamat.
Rasulullah
ﷺ bersabda kepada para sahabat beliau,
"Sungguh seseorang mencuri dari sepuluh rumah itu lebih ringan baginya
bagi pada mencuri dari tetangganya." [Musnad Ahmad: Shahih]
4) Bersabar
atas gangguan tetangga.
Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْكُو جَارَهُ، فَقَالَ: «اذْهَبْ فَاصْبِرْ»
فَأَتَاهُ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، فَقَالَ: «اذْهَبْ فَاطْرَحْ مَتَاعَكَ فِي
الطَّرِيقِ» فَطَرَحَ مَتَاعَهُ فِي الطَّرِيقِ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَسْأَلُونَهُ
فَيُخْبِرُهُمْ خَبَرَهُ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَلْعَنُونَهُ: فَعَلَ اللَّهُ بِهِ،
وَفَعَلَ، وَفَعَلَ، فَجَاءَ إِلَيْهِ جَارُهُ فَقَالَ لَهُ: ارْجِعْ لَا تَرَى
مِنِّي شَيْئًا تَكْرَهُهُ [سنن أبي داود: صحيح]
"Seorang
laki-laki datang kepada Nabi ﷺ mengadukan tetangganya. Beliau lalu
bersabda, "Hendaklah engkau pergi dan bersabarlah." Laki-laki itu
kembali mendatangi Nabi ﷺ hingga dua atau tiga kali, beliau pun
bersabda, "Pergilah, dan buanglah semua perabotmu ke jalan."
Laki-laki itu kemudian membuang semua perabotnya ke jalan, hingga orang-orang
bertanya kepadanya. Ia lalu mengabarkan kepada mereka tentang nasib yang
dialaminya hingga mereka melaknat tentangganya tersebut dengan lakanat
"Allah Akan melakukan hukuman kepadanya, dan menimpakan keburukan".
Kemudian tetangga itu mendatangi laki-laki tersebut dan berkata,
"Kembalilah pulang, engkau tidak akan lagi melihat sesuatu yang engkau
benci dariku." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Ibnul Ahmasiy -rahimahullah- berkata: Aku bertemu dengan Abu
Dzar radhiyallahu 'anhu kemudian aku katakan kepadanya,
بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ تُحَدِّثُ
حَدِيثًا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ: أَمَا
إِنَّهُ لَا تَخَالُنِي أَكْذِبُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَعْدَمَا سَمِعْتُهُ مِنْهُ، فَمَا الَّذِي بَلَغَكَ عَنِّي؟ قُلْتُ:
بَلَغَنِي أَنَّكَ تَقُولُ: «ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ اللَّهُ، وَثَلَاثَةٌ
يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ» قَالَ: قُلْتُ: وَسَمِعْتَهُ. قُلْتُ: فَمَنْ هَؤُلَاءِ
الَّذِينَ يُحِبُّ اللَّهُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ يَلْقَى الْعَدُوَّ فِي الْفِئَةِ
فَيَنْصِبُ لَهُمْ نَحْرَهُ حَتَّى يُقْتَلَ، أَوْ يُفْتَحَ لِأَصْحَابِهِ،
وَالْقَوْمُ يُسَافِرُونَ فَيَطُولُ سُرَاهُمْ حَتَّى يُحِبُّوا أَنْ يَمَسُّوا
الْأَرْضَ، فَيَنْزِلُونَ فَيَتَنَحَّى أَحَدُهُمْ، فَيُصَلِّي حَتَّى يُوقِظَهُمْ
لِرَحِيلِهِمْ، وَالرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْجَارُ يُؤْذِيهِ جِوَارُهُ،
فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ حَتَّى يُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا مَوْتٌ أَوْ ظَعْنٌ»
قُلْتُ: وَمَنْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ؟ قَالَ: "
التَّاجِرُ الْحَلَّافُ، أَوْ قَالَ: الْبَائِعُ الْحَلَّافُ، وَالْبَخِيلُ
الْمَنَّانُ، وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Telah sampai kepadaku bahwa kamu
telah menceritakan sebuah hadits dari Rasulullah ﷺ?"
Kemudian dia berkata, "Adapun hal itu
tidak mungkin aku berdusta kepada Rasulullah ﷺ
setelah aku mendengarnya dari beliau, maka apa yang telah sampai kepadamu
dariku?"
Aku berkata, "Telah sampai kepadaku
bahwa kamu mengatakan, 'Ada tiga orang yang dicintai oleh Allah dan ada tiga
orang yang dibenci oleh Allah 'Azza wa Jalla. '
Abu Dzar menjawab, "Aku telah
mengatakannya dan kamu telah mendengarnya."
Aku bertanya, "Lalu siapakah
orang-orang yang dicintai oleh Allah?"
Dia menjawab, "(1) Seorang lelaki yang
berhadapan dengan musuh dalam barisan perang kemudian dia memasang badannya
hingga terbunuh atau membukakan kemenangan untuk para sahabatnya, (2) suatu
kaum yang melakukan perjalanan jauh sampai-sampai mereka berkeinginan untuk
menyentuh tanah (tidur karena ngatuk), kemudian mereka berhenti dan salah
seorang dari mereka menjauh dari yang lain lalu melaksanakan shalat sehingga
tiba saat membangunkan mereka untuk berangkat lagi, dan (3) seorang lelaki
yang mempunyai tetangga yang menyakitinya namun dia bersabar atas perbuatan
tetangganya sehingga keduanya dipisahkan oleh kematian, atau bepergian."
Aku bertanya, "Kemudian siapakah
mereka yang dibenci oleh Allah?"
Dia menjawab, "Orang yang suka sumpah
-atau ia menyebutkan-, penjual yang banyak mengobral sumpah, orang yang bakhil
yang suka menyebut-nyebut pemberian dan orang fakir yang sombong." [Musnad
Ahmad: Shahih]
Lihat: Keutamaan orang sabar
5) Tidak
melarang untuk menempelkan sesuatu di dindingnya.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ
يَمْنَعْ جَارٌ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَهُ فِي جِدَارِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Janganlah
seseorang melarang tetangganya untuk menyandarkan kayunya di dinding
rumahnya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
6) Memberi
makanan yang kita makan.
Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata: Kekasih saya, Rasulullah ﷺ pernah berpesan kepada saya:
«إِذَا
طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ، ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ
جِيرَانِكَ، فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ» [صحيح مسلم]
'Apabila kamu memasak kuah sayur, maka
perbanyaklah airnya, lalu lihatlah jumlah keluarga tetanggamu dan berikanlah
sebagiannya kepada mereka dengan baik.'" [Shahih Muslim]
Lihat: Keutamaan memberi makan
7)
Peka terhadap kondisi tetangga.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ» [الأدب المفرد للبخاري: صحيح]
"Bukanlah seorang
mukmin (sempurna imannya) yang ia kenyang sedangkan tetangganya
kelaparan". [Al-Adabul Mufrad karya Imam Bukhari: Shahih]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَا
آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ شَبْعَانًا وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ
يَعْلَمُ بِهِ» [المعجم
الكبير للطبراني: حسن لغيره]
"Tidak beriman
kepadaku (dengan keimanan yang sempurna) orang yang tidur di malam hari
sedangkan tetangganya kelaparang di sampingnya dan ia tahu hal tersebut".
[Al-Mu'jamul Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
8) Mendahulukan
tetangga yang terdekat.
Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي؟ قَالَ: «إِلَى
أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا» [صحيح البخاري]
"Wahai
Rasulullah, saya memiliki dua tetangga, lalu manakah yang lebih aku beri hadiah
terlebih dahulu?" beliau menjawab, "Yang lebih dekat dengan pintu
rumahmu." [Shahih Bukhari]
9) Menawarkan
kepada tetangga terlebih dahulu jika ingin menjual tanah atau rumahnya.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«مَنْ
كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَأَرَادَ بَيْعَهَا، فَلْيَعْرِضْهَا عَلَى جَارِهِ» [سنن ابن ماجه: صحيح لغيره]
"Barangsiapa
memiliki tanah kemudian ingin menjualnya, maka hendaklah ia tawarkan kepada
tetangganya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih ligairih]
Ø
Jabir bin Abdullah radhiyallahu
'anhuma berkata, "Rasulullah ﷺ
bersabda:
«الْجَارُ
أَحَقُّ بِشُفْعَةِ جَارِهِ يُنْتَظَرُ بِهَا، وَإِنْ كَانَ غَائِبًا إِذَا كَانَ
طَرِيقُهُمَا وَاحِدًا» [سنن أبي داود:
صحيح]
"Tetangga
lebih berhak untuk membeli rumah tetangganya, (ia ditunggu) walaupun ia sedang
tidak berada di rumah, apabila jalan mereka berdua adalah satu." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
10) Saling
berbagi ilmu dan kebaikan.
Di
masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Umar bin Khattab radhiyallahu
'anhu saling bergantian dengan
tetangganya dalam menuntut ilmu. Beliau berkata:
كُنْتُ
أَنَا وَجَارٌ لِي مِنَ الأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ
عَوَالِي المَدِينَةِ وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا، فَإِذَا
نَزَلْتُ جِئْتُهُ بِخَبَرِ ذَلِكَ اليَوْمِ مِنَ الوَحْيِ وَغَيْرِهِ، وَإِذَا
نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ [صحيح
البخاري]
Dulu
aku dan seorang tetanggaku dari kaum Anshar saling bergantian mendatangi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia pergi sehari dan aku pergi
sehari. Jika aku yang pergi maka aku menyampaikan kepadanya apa yang terjadi
pada hari itu baik itu tentang wahyu yang turun atau selainnya, dan jika ia
yang pergi maka ia pun melakukan hal yang seperti itu. [Sahih Bukhari]
Lihat: Keutamaan Amar ma’ruf Nahi mungkar
11) Menjadi
teladan bagi tetangganya.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
لَا
حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ
يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ, فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ:
لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ،
وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ:
لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
"Tidak
diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah
diajari Al-Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan
siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh .. , sekiranya aku
diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan
melakukan apa yang dilakukannya.' Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh
Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun
berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku
akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.'" [Shahih Bukhari]
Tetangga adalah ujian
Dari Hudzaifah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«فِتْنَةُ
الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَنَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ، يُكَفِّرُهَا
الصِّيَامُ، وَالصَّلَاةُ، وَالصَّدَقَةُ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ
عَنِ الْمُنْكَرِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Cobaan
(kelalaian) seseorang karena keluarga, harta, dirinya, anak, dan tetangganya
dihapuskan dengan puasa, shalat, sedekah, amar ma'ruf, dan nahi mungkar".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Minta perlindungan kepada
Allah dari tetangga yang buruk
Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata, "Rasulullah ﷺ
bersabda:
«تَعَوَّذُوا
بِاللَّهِ مِنْ جَارِ السَّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامِ، فَإِنَّ جَارَ الْبَادِيَةِ
يَتَحَوَّلُ عَنْكَ» [سنن النسائي:
صحيح]
"Berlindunglah
kepada Allah dari tetangga yang jahat di tempat tinggal, sebab tetangga yang Badui
(yang suka berpindah tempat) nantinya akan pergi darimu." [Sunan
An-Nasa’iy: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Adab bertamu dalam Islam - Adab menerima tamu dalam Islam - Adab berdebat dan berselisih pendapat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...