بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 ayat, dan 2 hadits, yang menunjukkan larangan riya’ dalam beramal.
Firman Allah ta’aalaa:
{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ
رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَدًا} [الكهف: 110]
“Katakanlah: “sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa sesungguhnya
sesembahan kamu adalah sesembahan yang Esa’, maka barangsiapa yang mengharap
perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia
berbuat kemusyrikan sedikitpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” [Al-Kahfi:
110]
a) Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda: Allah ta’aalaa
berfirman:
«أَنَا أَغْنَى
الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ مَعِيْ فِيْهِ
غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ»
“Aku adalah Yang paling tidak membutuhkan sekutu.
Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri perbuatan syirik
kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama perbuatan syiriknya itu.” [Shahih
Muslim]
b) Dari Abu Said radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ
بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ؟» قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: «الشِّرْكُ الْخَفِيُّ يَقُوْمُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ
لِمَا يَرَى مَنْ نَظَرِ رَجُلٍ إِلَيْهِ»
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu
yang bagiku lebih aku khawatirkan terhadap kamu dari pada Al-Masih Ad-Dajjal ([1])?
Para sahabat menjawab: “Tentu, ya
Rasulullah”,
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Syirik yang
tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, ia perindah
shalatnya itu karena mengetahui ada
orang lain yang melihatnya” [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Dari ayat dan hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 6 poin penting:
1.
Penjelasan tentang ayat dalam surat Al-Kahfi (ayat 110).
Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah tidak
akan diterima oleh Allah kecuali bila memenuhi dua syarat:
Pertama: Ikhlas semata-mata karena Allah, tidak ada
syirik di dalamnya sekalipun syirik kecil seperti riya’.
Dari Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ،
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ
يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya amalan itu hanyalah
tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa yang (berniat) hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa (berniat) hijrah karena dunia yang
bakal diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa
yang diniatkannya itu." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Kedua: Sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ, karena suatu amal disebut shalih jika ada
dasar perintahnya dalam agama.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa mengamalkan
suaru perkara yang tidak kami perintahkan (tidak sesuai tuntunan), maka ia
tertolak." [Sahih Muslim]
Ayat ini mengisyaratkan pula
bahwa ibadah itu tauqifiyah, artinya berlandaskan pada ajaran yang dibawa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
tidak menurut akal maupun nafsu seseorang.
Dari Aisyah ummul mu'miniin -radhiyallahu
'anha-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح
البخاري]
"Barangsiapa yang mengada-ada
suatu dalam urusan kami (ibadah) yang bukan bagian darinya, maka hal itu
tertolak". [Sahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (5) Aisyah; Bahaya bid’ah
2.
Masalah yang penting sekali, yaitu: pernyataan bahwa amal
shalih apabila dicampuri dengan sesuatu yang bukan karena Allah, maka tidak
akan diterima oleh Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الأنعام: 88]
"Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan." [Al-An'am:88]
{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi”. [Az-Zumar: 65]
Ø Jundab radhiyallahu
'anhu berkata:
Nabi ﷺ bersabda;
«مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي
اللَّهُ بِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang memperdengarkan (beribadah untuk didengar),
maka Allah akan memperdengarkan tentangnya, dan barangsiapa yang memperlihatkan
(riya’), maka Allah akan memperlihatkan tentangnya." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ، وَمَنْ رَاءَى رَاءَى اللهُ
بِهِ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa memperdengarkan (amalannya) niscaya Allah
memperdengarkan dengannya dan barangsiapa memperlihatkan (amalannya) niscaya
Allah memperlihatkan dengannya." [Shahih Muslim]
Ø Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَالَهُ؟
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا شَيْءَ لَهُ»
فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ
مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن
النسائي: صحيح]
Datang seorang laki-laki kepada Nabi ﷺ lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang
yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ia tidak
mendapatkan apa-apa" Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan
apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan
kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan
An-Nasa'iy: Shahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (1) Umar; Amal dan Niat
3.
Hal itu disebabkan karena Allah ta’aalaa adalah
sembahan yang sangat menolak perbuatan syirik karena sifat ke –Mahacukupan–Nya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ}
[الحج: 64]
Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. Dan Allah benar-benar Mahakaya, Maha Terpuji. [Al-Hajj: 64]
{لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [لقمان: 26]
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit
dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
[Luqman: 26]
{فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ
الْعَالَمِينَ} [آل عمران: 96-97]
Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Ali 'Imran: 96-97]
Ø Abu Sa'ad bin Abi
Fadhalah Al-Anshariy radhiyallahu
'anhu berkata: Aku pernah
mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا جَمَعَ
اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ القِيَامَةِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ، نَادَى مُنَادٍ:
مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ أَحَدًا فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ
مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
" .
"Ketika
Allah mengumpulkan seluruh manusia pada hari kiamat (yaitu hari yang tiada
keraguan di dalamnya), ada yang memanggil-manggil: Orang yang menyekutukan
Allah dengan sesuatu ketika melakukan suatu amalan yang dilakukan, silakan
meminta pahalanya kepada selain Allah, karena Allah adalah Dzat yang paling
tidak membutuhkan sekutu." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø
Syaddad bin Aus radhiyallahu
'anhu berkata:
"
كُنَّا نَعُدُّ الرِّيَاءَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الشِّرْكَ الْأَصْغَرَ " [شعب الإيمان: صحيح]
“Dulu kami menganggap bahwa riya’ di masa
Nabi ﷺ adalah syirik kecil”. [Syu’abul Iman: Shahih]
Lihat: Nama-nama Allah yang Husna
4.
Sebab yang lain adalah karena Allah ta’aalaa adalah sekutu yang terbaik (tidak membutuhkan sekutu).
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ
شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ . وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ
يَنْصُرُونَ} [الأعراف: 191، 192]
Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan)
berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan
berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. [Al-A'raaf: 191-192]
Ø
Dari Adh-Dhahhak bin
Qais Al-Fihriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: أَنَا خَيْرُ شَرِيكٍ،
فَمَنْ أَشْرَكَ مَعِيَ شَرِيكًا فَهُوَ لِشَرِيكِي، يَا أَيُّهَا النَّاسُ
أَخْلِصُوا أَعْمَالَكُمْ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ
إِلَّا مَا أُخْلِصَ لَهُ، وَلَا تَقُولُوا: هَذَا لِلَّهِ وَلِلرَّحِمِ،
فَإِنَّهَا لِلرَّحِمِ وَلَيْسَ لِلَّهِ مِنْهَا شَيْءٌ، وَلَا تَقُولُوا: هَذَا
لِلَّهِ وَلُوُجُوهِكِمْ، فَإِنَّهَا لِوُجُوهِكِمْ وَلَيْسَ لِلَّهِ مِنْهَا
شَيْءٌ " [سنن الدارقطني: صحيح لغيره]
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman: Saya adalah
sebaik-baik sekutu, maka siapa yang menyekutukan aku dengan satu sekutu maka ia
untuk sekutuku, wahai sekalian manusia, ikhlaskanlah amalan kalian untuk Allah
‘azza wajalla, karena sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali apa yang
diikhlaskan untuknya, dan janganlah kalian berkata: Ini untuk Allah dan untuk
ikatan rahim! Karena sungguh itu hanya untuk ikatan rahim dan tidak untuk Allah
sedikitpun, dan jangan mengatakan: Ini untuk Allah dan untuk kedudukan kalian! Karena
sungguh itu hanyak untuk keududkan kalian dan tidak untuk Allah sedikitpun”.
[Sunan Ad-Daraquthniy: Shahih ligairh]
5.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat
khawatir apabila sahabatnya melakukan riya’.
Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ»
“Sesungguhnya di antara yang paling aku takutkan terjadi pada kalian
adalah syirik kecil”.
Sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil?
Rasulullah menjawab:
" الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ:
إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ
فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً " [مسند أحمد: حسن]
Ia adalah Riya, Allah berkata kepada mereka pada hari kiamat di saat
manusia mendapat balasan dari amalannya: "Pergilah kalian pada
orang-orang yang kau lakukan ibadah deminya di dunia, lihatlah apakah mereka
bisa memberimu imbalan?!". [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Ma'qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu berkata: Aku
berangkat bersama Abu Bakr menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
beliau bersabda:
«يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ
النَّمْلِ»، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَلِ الشِّرْكُ إِلَّا مَنْ جَعَلَ مَعَ
اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا
أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟
قُلِ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا
أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ "»
"Wahai Abu Bakr, syirik pada
kalian lebih halus dari langkah semut."
Abu Bakr berkata: Bukankah syirik itu hanya
bagi orang-orang yang menjadikan Tuhan selain Allah?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Allah yang jiwaku di
tangan-Nya, syirik itu lebih halus dari langkah semut, maukah engkau kutunjuki
sesuatu yang jika engkau membacanya, syirik akan jauh darimu sedikit ataupun
banyak? Katakan: "Ya Allah .. aku berlindung kepada-Mu dari
menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku meminta ampun dengan apa
yang tidak aku ketahui". [Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
6.
Penjelasan tentang riya dengan menggunakan contoh sebagai
berikut: Seseorang melakukan shalat karena Allah, kemudian ia perindah
shalatnya karena ada orang lain yang memperhatikannya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا
يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 142]
"Sesungguhnya orang-orang
munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya
(dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali". [An-Nisa':142]
{فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
(4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ} [الماعون: 4 - 6]
Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya. [Al-Ma'un: 4-6]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ
مِنَ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik
selain shalat shubuh dan 'Isya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sebab shalat Subuh dan Isya sangat berat bagi
orang munafik adalah diantaranya karena tidak ada yang melihat mereka dalam
kegelpan malam.
Ø Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ:
«أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَشِرْكَ السَّرَائِرِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، وَمَا شِرْكُ السَّرَائِرِ؟ قَالَ: «يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي
فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ جَاهِدًا لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ،
فَذَلِكَ شِرْكُ السَّرَائِرِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar
dan bersabda: “Wahai sekalian manusia, jauhkan diri kalian dari syirik
tersembunyi!”
Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa itu syirik
tersembunyi?
Beliau menjawab: Seorang berdiri dan mendirikan
shalat kemudian ia memperindah shalatnya dengan sungguh-sungguh karena ia
melihat pandangan manusia kepadanya, maka itu adalah syirik tersembunyi”. [Shahih
Ibnu Khuzaimah]
Ø Al-Harits bin
Qais Al-Ju’fiy –rahimahullah-
berkata:
"
إِذَا كُنْتَ تُصَلِّي فَأَتَاكَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ: إِنَّكَ تُطَوِّلَ
تُرَائِي، فَزِدْهَا طُولًا " [تهذيب الآثار]
“Jika
engkau shalat dan setan mendatangimu sambil berkata: Sungguh engkau
memanjangkan shalat karena riya’; Maka tambahkan shalatmu semakin panjang”.
[Tahdzib Al-Atsar]
Ø Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:
"
تَرْكُ الْعَمَلِ مِنْ أَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ، وَالْعَمَلُ مِنْ أَجْلِ النَّاسِ
شِرْكٌ وَالْإِخْلَاصُ أَنْ يُعَافِيَكَ اللهُ عَنْهُمَا " [شعب الإيمان]
“Meninggalkan
amal kerena manusia adalah riya’, dan beramal karena manusia adalah syirik,
sedangkan ikhlash adalah ketika Allah menyelamatkan engkau dari keduanya”.
[Syu’ab Al-Iman]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (35); Sabar terhadap takdir Allah adalah bagian dari iman kepadaNya
([1]) Al-Masih
Ad-Dajjal ialah seorang manusia pembohong terbesar yang akan muncul pada
akhir zaman, mengaku sebagai Al-Masih bahkan mengaku sebagai tuhan yang
disembah. Kehadirannya di dunia ini termasuk di antara tanda-tanda besar akan
tibanya hari kiamat. Sedang keajaiban-keajaiban yang bisa dilakukannya
merupakan cobaan dari Allah ta’aalaa untuk umat manusia yang masih hidup
pada masa itu. Disebutkan dalam shahih Muslim bahwa masa kemunculannya di dunia
nanti selama 40 hari, di antara hari-hari tersebut; sehari bagaikan setahun,
sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan seminggu, kemudian hari-hari lainnya
sebagaimana biasa; atau kalau kita
jumlahkan sama dengan satu tahun dua bulan dua pekan. Hadits-hadits tentang
Ad-Dajjal ini telah diriwayatkan oleh banyak sahabat, antara lain: Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Abu Hurairah, Mu’adz bin Jabal, Jabir bin Abdillah, Abu SA’id Al-Khudri,
An-Nawwas bin Sam’an, Anas bin Malik, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Aisyah, Ummu
Salamah, Fatimah binti Qais dan lain-lain radhiyallahu 'ahum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...