بسم الله الرحمن الرحيم
Kewajiban mencintai
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Dari Anas radhiyallahu'anhu, Nabi -shallallahu 'alaihi
wasallam- bersabda:
«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ»
"Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku
lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia
seluruhnya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu 'anhu- menuturkan; Kami
pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu beliau
menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar: "Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai
dari segala-galanya selain diriku sendiri."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى
أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»
"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di
Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."
Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai
daripada diriku'.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الآنَ يَا عُمَرُ»
"Sekarang (baru benar) wahai Umar." [Shahih
Bukhari]
Larangan bersikap guluw (berlebih-lebihan)
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا
الْحَقَّ} [النساء: 171]
Wahai ahli kitab, janganlah
kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar. [An-Nisaa':171]
{قُلْ
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا
أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ
السَّبِيلِ} [المائدة: 77]
Katakanlah: "Hai ahli
kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". [Al-Maidah:77]
Ø
Dari Abdullah bin Mas'ud
radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«هَلَكَ
الْمُتَنَطِّعُونَ» [صحيح مسلم]
"Binasalah orang-orang
yang terlalu berlebih-lebihan (melampaui batas)", beliau ucapkan tiga kali. [Sahih Muslim]
Ø Dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ
وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ
فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صحيح]
"Hati-hatilah kalian
dengan sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama karena sesungguhnya yang
membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam
menjalankan agama". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengamalkan sunnahnya.
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 31]
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. [Ali 'Imran:31]
Ø Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي
فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي
وحسنه]
"Barangsiapa menghidupkan sunnahku,
berarti dia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di
surga." [Diriwayatkan oleh Tirmidziy dan menghukuminya hasan]
Larangan memperlakukan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam secara berlebihan
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ
تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ،
فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]
"Janganlah kalian
memujiku secara berlebihan sebagaimana kaum Nashrani telah berlebihan memuji
Ibnu Maryam, karena sesungguhnya aku ini hanya hamba-Nya. Maka katakanlah:
Hamba Allah dan Rasul-Nya". [Shahih Bukhari]
Ø Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Ada seorang laki laki yang bertanya, "Wahai Muhammad,
wahai tuan kami dan anaknya tuan kami, dan sebaik-baik dari kami dan anak dari
sebaik-baik kami".
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ
عَلَيْكُمْ بِتَقْوَاكُمْ، لَا يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنْ
تَرْفَعُونِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِي اللَّهُ» [مسند أحمد:
صحيح]
"Wahai manusia, bertakwalah kalian
kepada Allah, dan janganlah kalian tertipu tipu daya setan, saya Muhammad bin
Abdullah, hamba Allah dan rasul-Nya. Demi Allah, saya tidak senang kalian
mengangkat diriku lebih di atas derajat yang telah Allah 'Azza wa Jalla berikan
kepadaku." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Abdullah bin
Abu Aufa -radhiallahu
'anhu- berkata:
لَمَّا قَدِمَ مُعَاذٌ مِنَ الشَّامِ سَجَدَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا هَذَا يَا مُعَاذُ؟»
قَالَ: أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ
وَبَطَارِقَتِهِمْ، فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَلَا تَفْعَلُوا، فَإِنِّي
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ، لَأَمَرْتُ
الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا
تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ
سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ»
"Tatkala Mu'adz datang dari Syam, ia bersujud kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau bersabda: "Apa-apaan ini
ya Mu'adz!
Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendatangi Syam,
aku mendapatkan mereka sujud kepada para uskup dan komandan mereka. Maka, aku
ingin melakukannya terhadapmu."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian melakukannya, kalau saja aku diperbolehkan memerintahkan
seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku akan perintahkan
seorang isteri bersujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di
Tangan-Nya, sungguh seorang isteri itu tidak dikatakan menunaikan hak Rabb-nya
hingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau saja suami memintanya untuk dilayani,
sementara ia sedang berada di atas pelana kendaraan, maka ia tidak boleh
menolaknya." [Sunan Ibnu Majah: Hasan Shahih]
Ø Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam memasuki suatu kebun, kemudian datang kepadanya seekor unta dan sujud di
hadapannya, maka Rasulullah memegang ubun-ubunya onta tersebut. Sahabat
bertanya: Wahai nabi Allah, hewan ini tidak berakal dan sujud kepadamu
sedangkan kami berakal maka kami lebih berhak untuk sujud padamu?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" لَا يَصْلُحُ لِبَشَرٍ
أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ، وَلَوْ صَلَحَ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ،
لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ
عَلَيْهَا، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ كَانَ مِنْ قَدَمِهِ إِلَى مَفْرِقِ
رَأْسِهِ قُرْحَةٌ تَنْبَجِسُ بِالْقَيْحِ وَالصَّدِيدِ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْهُ
تَلْحَسُهُ مَا أَدَّتْ حَقَّهُ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Tidak dibenarkan bagi seorang manusia untuk sujud
kepada manusia, seandainya dibenarkan bagi seorang manusia sujud kepada manusia
maka aku perintahkan perempuan sujud kepada suaminya karena kebesaran hak suami
kepadanya". [Musnad Ahmad: Sahih]
Diantara
bentuk sikap berlebihan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
a)
Meminta, berharap dan memohon perlindungan dari beliau
setelah wafatnya.
Hudzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu
'anhuma- berkata:
أَنَّ رَجُلًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ رَأَى فِي
النَّوْمِ أَنَّهُ لَقِيَ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَقَالَ: نِعْمَ
الْقَوْمُ أَنْتُمْ لَوْلَا أَنَّكُمْ تُشْرِكُونَ، تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ
وَشَاءَ مُحَمَّدٌ، وَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَقَالَ: " أَمَا وَاللَّهِ، إِنْ كُنْتُ لَأَعْرِفُهَا لَكُمْ، قُولُوا: مَا
شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ شَاءَ مُحَمَّدٌ "
"Seorang laki-laki muslim bermimpi dalam tidurnya
bertemu dengan seorang ahli kitab, ia berkata: "Sebaik-baik kaum adalah
kalian, jika kalian tidak berbuat syirik. Kalian mengatakan 'Apa yang
dikehendaki Allah dan yang dikehendaki Muhammad'."
Lalu hal itu ia ceritakan kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Demi Allah, sungguh aku sudah
tahu itu pada kalian, maka ucapkanlah: 'Apa yang dikehendaki Allah kemudian
Muhammad'." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma;
أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا
شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ؟، فَقَالَ: «جَعَلْتَنِي لِلَّهِ عَدْلًا، بَلْ مَا شَاءَ
اللَّهُ وَحْدَهُ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
Bahwa seorang laki-laki berkata, "Wahai
Rasulullah, MA SYA`ALLAHU WA SYI`TA (Sesuai dengan kehendak Allah dan
kehendakmu)." Maka beliau bersabda, "Apakah engkau akan menjadikanku
sekutu Allah -'azza wa Jalla-? Tetapi katakanlah: MASYA`ALLAH WAHDAH
(Sesuai dengan kehendak Allah saja)." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Hadits Utsman bin Hunaif; Tawassul dengan Nabi Muhammad setelah wafatnya
b)
Menjadikan kuburannya sebagai hari Raya dan tempat
beribadah.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ
قُبُورًا، وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ
صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ»
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai
kuburan (tidak pernah dilaksanakan di dalamnya shalat dan tidak pernah
dibacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga seperti kuburan), dan jangan kalian
jadikan kuburanku sebagai 'id (hari raya, tempat yang selalu dikunjungi setiap waktu tertentu), bershalawatlah kepadaku,
sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian
berada." [Sunan Abi Dawud: Shahih]
Ø Dalam riwayat
lain; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا، لَعَنَ
اللَّهُ قَوْمًا اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ» [مسند أحمد:
إسناده قوي]
"Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburku sebagai
berhala, Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan para nabi mereka
sebagai masjid." [Musnad Ahmad: Sanadnya kuat]
Ø Aisyah dan 'Abdullah bin
'Abbas -radhiyallahu 'anhum- keduanya berkata, "Ketika sakit
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semakin parah (sebelum wafat),
beliau memegang bajunya dan ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau
lepaskan dari mukanya. Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda:
«لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى
اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ»
'Semoga laknat Allah tertipa kepada orang-orang
Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid.'
Beliau memberi peringatan (kepada kaum
Muslimin) atas apa yang mereka lakukan." [Shahih Bukhari]
c)
Memakai hadits palsu atau yang sangat lemah dalam memuji
beliau.
Seperti hadits-hadits berikut:
Ø Hadits Nabi Muhammad adalah ciptaan Allah yang pertama
Ø Hadits Wanita yang minum kencing Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ø Hadits Alam semesta diciptakan demi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Diantara tanda rendahnya cinta seseorang kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
1.
Lebih mencintai dunia dari pada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ
وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ
اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا
أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا
حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْفَاسِقِينَ} [التوبة: 24]
Katakanlah: "jika
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. [At-Taubah: 24]
2.
Menolak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Abu Rafi' radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«لَا
أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ
أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ لَا نَدْرِي مَا
وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Sungguh, akan
ada salah seorang dari kalian duduk di atas kursi santainya, lalu datang
kepadanya perkara yang aku perintahkan atau aku larang kemudian ia berkata,
"Aku tidak tahu! Apa yang kami dapatkan dalam kitabullah selalu kami
ikuti." [Sunan Abi Daud: Shahih]
3.
Tidak mengamalkan sunnahnya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ
مِنِّي» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa
yang tidak suka sunnahku maka ia bukan dariku. [Shahih Bukhari]
Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
4.
Tidak berselawat kepadanya.
Dari Husain bin Ali bin Abi
Thalib radiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu'alaihi
wasallam bersabda:
«البَخِيلُ
الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ» [سنن الترمذي: حسن صحيح]
"Sesungguhnya
orang kikir itu adalah orang yang jika disebutkan namaku di sisinya ia tidak
bershalawat untukku. [Sunan Tirmidziy: Hasan Shahih]
Lihat: Keutamaan bershalawat
5.
Tidak mempelajari sejarahnya, sifat-sifat dan akhlaknya.
6.
Tidak mencintai keluarga beliau.
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
"وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُبْغِضُنَا أَهْلَ الْبَيْتِ رَجُلٌ إِلَّا أَدْخَلَهُ
الله النار" [صحيح ابن حبان]
“Demi Yang jiwaku di
tangan-Nya, tidak seorang pun yang membenci kami ahlul bait, kecuali Allah akan
memasukkannya ke neraka”. [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Keistimewaan ahlu bait Rasulullah
7.
Tidak mencintai sahabat dan umatnya.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«احْفَظُونِي فِي أَصْحَابِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ،
ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Jagalah aku (dengan
berlaku baik) pada sahabatku, kemudian pada generasi setelah mereka, kemudian
pada generasi setelah mereka". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Keistimewaan Sahabat Rasulullah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hakikat sejarah Nabi - Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai suri teladan terbaik - Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...