بسم الله الرحمن الرحيم
A. Bab 13.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ»، وَأَنَّ المَعْرِفَةَ فِعْلُ
القَلْبِ لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَلَكِنْ
يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ} [البقرة:
225]
Bab: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam “Saya adalah orang yang paling tahu tentang Allah”, dan sesungguhnya
ma’rifat (pengenalan tentang Allah/iman) adalah perbuatan hati, karena firman
Allah ta’aalaa: {tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam
hatimu} [Al-Baqarah: 225]
Judul bab ini diambil dari penggalan hadits Nabi ﷺ yang akan
diriwayatkan secara lengkap dalam bab ini, yang menunjukkan bahwa ilmu dan iman
itu harus tertanam dalam hati, dan Allah menilai seseorang dari hatinya sebagaimana
firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{لَا
يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ
بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ} [البقرة: 225]
Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang
tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam
hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. [Al-Baqarah: 225]
Ø
Zayd bin Aslam –rahimahullah-
memberikan contoh ayat ini, ia berkata:
" مِثْلَ
قَوْلِ الرَّجُلِ: هُوَ كَافِرٌ وَهُوَ مُشْرِكٌ، قَالَ: لَا يُؤَاخِذُهُ حَتَّى
يَكُونَ ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ " [تفسير
الطبري]
“Seperti ucapan seseorang yang bersumpah: Ia kafir atau ia
musyrik (jika melakukan ini atau itu), Zayd berkata: Allah tidak menghukumnya
sampai hal itu bersumber dari hatinya”. [Tafsir Ath-Thabariy]
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ
أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ
صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النحل: 106]
Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. [An-Nahl: 106]
Bab ini juga sebagai bantahan
terhadap pendapat Al-Karramiyah yang mengatakan bahwa iman itu hanya sebatas
ucapan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«التَّقْوَى
هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ
إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ»
وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ [صحيح مسلم]
"Takwa
itu ada di sini”, beliau menunjuk dadanya dan mengucapkannya sebanyak tiga
kali. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan
tetapi Allah melihat kepada hati kalian". Seraya mengisyaratkan
telunjuknya ke dada beliau. [Shahih Muslim]
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
20 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ [بن سليمان الكوفي]، عَنْ
هِشَامٍ [بن عروة]، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَرَهُمْ، أَمَرَهُمْ مِنَ الأَعْمَالِ
بِمَا يُطِيقُونَ، قَالُوا: إِنَّا لَسْنَا كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
إِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ،
فَيَغْضَبُ حَتَّى يُعْرَفَ الغَضَبُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «إِنَّ
أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا»
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami 'Abdah [bin Sulaiman Al-Kufiy],
dari Hisyam [bin ‘Urwah], dari bapaknya, dari Aisyah, ia berkata,
"Rasulullah ﷺ bila memerintahkan
kepada para sahabat, beliau memerintahkan untuk melakukan amalan yang mampu
mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata, "Kami tidaklah seperti
engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu dan
yang akan datang". Maka beliau ﷺ
menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda,
"Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara
kalian adalah aku".
Penjelasan singkat hadits ini:
- Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya
- Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
kepada umatnya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ} [التوبة: 128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (Rauf) lagi
Penyayang (Rahim) terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah:128]
- Melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan.
Dari Aisyah radiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ
الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا،
وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Wahai sekalian manusia,
lakukanlah ibadah sesuai kemampuan kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
merasa bosan sampai kalian bosan, dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai
oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ» قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ، يَا رَسُولَ
اللهِ، قَالَ: «إِنَّكُمْ لَسْتُمْ فِي ذَلِكَ مِثْلِي، إِنِّي أَبِيتُ
يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي، فَاكْلَفُوا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ»
"Janganlah kalian
menyambungkan puasa". Sahabat
bertanya: Tapi engkau menyambung puasa, Ya Rasulullah? Rasulullah
menjawab: "Kalian tidak sama sepertiku, sesungguhnya aku bermalam dan
Tuhanku memberiku makan dan minum, lakukanlah ibadah yang engkau mampu".
[Sahih Muslim]
- Antusias sahabat dalam beribadah.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-;
أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ
الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، فَقَال: «وَمَا ذَاك؟ َ» قَالُوا: يُصَلُّونَ
كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ،
وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم: َ «أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ
وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُم، ْ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ
إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ!
قَال: َ «تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً». فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ
الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا فَفَعَلُوا مِثْلَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: َ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ
يَشَاءُ»
Bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui
Rasulullah ﷺ sambil
berkata; "Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan
kenikmatan yang abadi." Rasulullah ﷺ bertanya: "Maksud kalian?" Mereka menjawab: "Orang-orang kaya shalat
sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun
mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya, mereka bisa membebaskan
tawanan dan kami tidak bisa melakukannya." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu
yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan
kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah
kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat
seperti yang kalian lakukan?" Mereka menjawab; "Baiklah wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Kalian bertasbih, bertakbir, dan
bertahmid setiap habis shalat sebanyak 33 kali." Tidak lama kemudian para fuqara' Muhajirin kembali ke
Rasulullah ﷺ dan
berkata; "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang
kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!" Rasulullah ﷺ
bersabda: "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya!" [Shahih Muslim]
- Semangat beribadah harus sesuai dengan tuntunan
Nabi ﷺ.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا:
وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا
أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ
الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ
أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ
وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ
سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»
Tiga orang datang ke rumah istri-istri
Rasulullah ﷺ, mereka menanyakan
tentang ibadah Rasulullah ﷺ. Setelah mereka
diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan:
Apalah kita dibandingkan dengan Nabi ﷺ?
Beliau sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Seorang dari mereka berkata: Adapun saya, akan shalat
malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan puasa seumur hidup dan tidak
berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan meninggalkan wanita dan tidak menikah
selamanya.
Kemudian Rasulullah ﷺ mendatangi mereka
dan bersabda: "Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah demi
Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian dan
yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat
malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka
dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Sahih Bukhari dan Muslim]
- Allah telah mengampuni dosa Nabi ﷺ yang terdahulu dan yang akan
datang.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1)
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ} [الفتح:
1 - 2]
Sesungguhnya kami telah memberikan
kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. [Al-Fath: 1-2]
- Apakah para Nabi 'alaihimussalam maksum dari segala jenis dosa?
Lihat: Apakah para Nabi maksum dari dosa kecil?
- Boleh marah ketika melihat suatu yang menyelisihi
syari’at.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
manusia yang paling bertaqwa dan paling mengenal Allah.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«قَدْ عَلِمْتُمْ أَنِّي أَتْقَاكُمْ لِلَّهِ وَأَصْدَقُكُمْ
وَأَبَرُّكُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kalian tahu bahwa aku adalah
orang yang paling bertakwa kepada Allah diantara kalian, paling jujur, dan
paling baik". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu 'anhuma;
أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَيُقَبِّلُ الصَّائِمُ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «سَلْ هَذِهِ» لِأُمِّ سَلَمَةَ فَأَخْبَرَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ ذَلِكَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ،
قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ
لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَا وَاللهِ، إِنِّي
لَأَتْقَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَخْشَاكُمْ لَهُ»
Bahwasanya ia menanyai Rasulullah ﷺ: Apakah orang puasa boleh berciuman? Rasulullah bersabda kepadanya: “Tanya ini",
menunjuk kepada Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Maka
Ummu Salamah memberitahunya bahwa Rasulullah ﷺ melakukan hal itu. Umar
bin Abi Salamah berkta: Wahai Rasulullah, itu karena Allah telah mengampuni
dosamu yang terdahulu dan yang akan datang! Rasulullah
ﷺ bersbada kepadanya:
“Ketahuilah, demi Allah! Sesungguhnya aku ini yang lebih bertakwa kepada Allah
dari kalian, dan lebih takut kepada-Nya dari kalian (tidak mungkin melakukan
yang terlarang)". [Sahih Muslim]
- Semakin tinggi kedudukan seseorang maka mesti
semakin baik amalannya.
Dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu
'anhu;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ:
أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا
تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»
Nabi ﷺ shalat hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada
beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang
terlalu dan yang di kemudian?
Beliau menyahut: "Apakah aku tidak
pantas menjadi hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau
bengkak-bengkak. Aisyah berkata:
«لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ»
Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini
padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan
datang?
Beliau bersabda:
«أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا»
"Apakah aku tidak suka jika
menjadi hamba yang bersyukur?”
[Shahih Bukhari dan Muslim]
- Kadar taqwa seseorang sesuai dengan kadar
keilmuannya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ} [فاطر:
28]
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [Faathir:28]
{قِيلَ ادْخُلِ
الْجَنَّةَ قَالَ يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي
وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ} [يس: 26-27]
Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia
(laki-laki itu) berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa
yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk
orang-orang yang telah dimuliakan.” [Yasin: 26-27]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ
لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» [صحيح البخاري]
“Wahai umat Muhammad! Demi Allah,
seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit
tertawa dan kalian akan banyak menangis". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ،
ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا، وَلَوْ
يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا
فِي العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ، لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Seandainya manusia tahu keutamaan dalam
azan dan saf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan kesempatan kecuali
dengan diundi maka pasti mereka akan mengundi, dan seandainya mereka tahu
keutamaan bergegas menuju salat maka pasti mereka akan berlomba-lomba, dan seandainya
mereka tahu keutamaan salat isya dan subuh maka pasti mereka akan mendatanginya
sekalipun dengan merangkak”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu;
Bahwasanya Rasulullah ﷺ ketika shalat bersama
sahabatnya, seorang dari mereka jatuh tersungkur dari shalatnya karena
kelaparan, mereka itu adalah penghuni emperan masjid (ahlushuffah). Sampai
orang A'rabiy berkata: Mereka adalah orang gila.
Maka ketika Rasulullah ﷺ selesai shalat
beliau mendatangi mereka dan bersabda:
«لَوْ تَعْلَمُونَ مَا لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ لَأَحْبَبْتُمْ أَنْ
تَزْدَادُوا فَاقَةً وَحَاجَةً» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Andai kalian mengetahui apa yang akan
kalian peroleh dari Allah nanti maka kalian akan senang jika kalian ditambahkan
kemiskinan dan kesusahan". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
- Boleh menyebutkan kelebihan diri jika diperlukan
dan tidak didasari dengan rasa sombong.
Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
«أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ،
وَبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ وَلَا فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ
فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ
الأَرْضُ وَلَا فَخْرَ»
"Aku pemimpin anak cucu Adam
pada hari kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, ditanganku ada
bendera pujian, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, dan tidaklah
seorang nabi pun selain Adam kecuali berada di bawah benderaku saat itu, dan
aku adalah orang pertama-tama yang bumi dibelah untuknya, dan itu bukannya aku
membangga-banggakan diri." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
B. Bab 14.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابٌ: مَنْ كَرِهَ أَنْ يَعُودَ فِي
الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ مِنَ الإِيمَانِ
Bab: “Orang yang membenci untuk
kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka
adalah termasuk keimanan”
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
21 - حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ
الإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا،
وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ
يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ، بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ، مِنْهُ
كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ "
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin
Harb, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Qotadah, dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda, "Tiga (perkara) yang apabila ada pada diri seseorang, ia
akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari
selain keduanya. Dan siapa yang bila mencintai seseorang, dia tidak mencintai
orang itu kecuali karena Allah 'Azza wa Jalla. Dan siapa yang benci
kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka".
Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada bab sebelumnya (Bab 09: “Manisnya iman”)
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Iman bab 12; Menghindari fitnah (cobaan) adalah bagian dari agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...