Rabu, 12 Januari 2022

Kitab Iman bab 13 dan 14; Iman itu harus tertanam dalam hati

بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Bab 13.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ»، وَأَنَّ المَعْرِفَةَ فِعْلُ القَلْبِ لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ} [البقرة: 225]

Bab: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “Saya adalah orang yang paling tahu tentang Allah”, dan sesungguhnya ma’rifat (pengenalan tentang Allah/iman) adalah perbuatan hati, karena firman Allah ta’aalaa: {tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu} [Al-Baqarah: 225]

Judul bab ini diambil dari penggalan hadits Nabi yang akan diriwayatkan secara lengkap dalam bab ini, yang menunjukkan bahwa ilmu dan iman itu harus tertanam dalam hati, dan Allah menilai seseorang dari hatinya sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aalaa:

{لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ} [البقرة: 225]

Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. [Al-Baqarah: 225]

Ø Zayd bin Aslamrahimahullah- memberikan contoh ayat ini, ia berkata:

" مِثْلَ قَوْلِ الرَّجُلِ: هُوَ كَافِرٌ وَهُوَ مُشْرِكٌ، قَالَ: لَا يُؤَاخِذُهُ حَتَّى يَكُونَ ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ " [تفسير الطبري]

“Seperti ucapan seseorang yang bersumpah: Ia kafir atau ia musyrik (jika melakukan ini atau itu), Zayd berkata: Allah tidak menghukumnya sampai hal itu bersumber dari hatinya”. [Tafsir Ath-Thabariy]

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النحل: 106]

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. [An-Nahl: 106]

Bab ini juga sebagai bantahan terhadap pendapat Al-Karramiyah yang mengatakan bahwa iman itu hanya sebatas ucapan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ» وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ [صحيح مسلم]

"Takwa itu ada di sini”, beliau menunjuk dadanya dan mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian". Seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau. [Shahih Muslim]

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

20 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ [بن سليمان الكوفي]، عَنْ هِشَامٍ [بن عروة]، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَرَهُمْ، أَمَرَهُمْ مِنَ الأَعْمَالِ بِمَا يُطِيقُونَ، قَالُوا: إِنَّا لَسْنَا كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَغْضَبُ حَتَّى يُعْرَفَ الغَضَبُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami 'Abdah [bin Sulaiman Al-Kufiy], dari Hisyam [bin ‘Urwah], dari bapaknya, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah bila memerintahkan kepada para sahabat, beliau memerintahkan untuk melakukan amalan yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata, "Kami tidaklah seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang". Maka beliau menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda, "Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara kalian adalah aku".

Penjelasan singkat hadits ini:

  1. Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya

  1. Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128]

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (Rauf) lagi Penyayang (Rahim) terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah:128]

  1. Melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan.

Dari Aisyah radiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai sekalian manusia, lakukanlah ibadah sesuai kemampuan kalian, karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan sampai kalian bosan, dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ» قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ، يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «إِنَّكُمْ لَسْتُمْ فِي ذَلِكَ مِثْلِي، إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي، فَاكْلَفُوا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ»

"Janganlah kalian menyambungkan puasa". Sahabat bertanya: Tapi engkau menyambung puasa, Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: "Kalian tidak sama sepertiku, sesungguhnya aku bermalam dan Tuhanku memberiku makan dan minum, lakukanlah ibadah yang engkau mampu". [Sahih Muslim]

  1. Antusias sahabat dalam beribadah.

Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-;

أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، فَقَال: «وَمَا ذَاك؟ َ» قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: َ «أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُم، ْ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَال: َ «تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً». فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا فَفَعَلُوا مِثْلَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: َ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ يَشَاءُ»

Bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah sambil berkata; "Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi." Rasulullah bertanya: "Maksud kalian?" Mereka menjawab: "Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya, mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya." Maka Rasulullah bersabda: "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?" Mereka menjawab; "Baiklah wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak 33 kali." Tidak lama kemudian para fuqara' Muhajirin kembali ke Rasulullah dan berkata; "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!" Rasulullah bersabda: "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!" [Shahih Muslim]

  1. Semangat beribadah harus sesuai dengan tuntunan Nabi .

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»

Tiga orang datang ke rumah istri-istri Rasulullah , mereka menanyakan tentang ibadah Rasulullah . Setelah mereka diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan: Apalah kita dibandingkan dengan Nabi ? Beliau sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Seorang dari mereka berkata: Adapun saya, akan shalat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya.

Kemudian Rasulullah mendatangi mereka dan bersabda: "Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian dan yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Sahih Bukhari dan Muslim]

  1. Allah telah mengampuni dosa Nabi  yang terdahulu dan yang akan datang.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ} [الفتح: 1 - 2]

Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. [Al-Fath: 1-2]

  1. Apakah para Nabi 'alaihimussalam maksum dari segala jenis dosa?

Lihat:  Apakah para Nabi maksum dari dosa kecil?

  1. Boleh marah ketika melihat suatu yang menyelisihi syari’at.

Lihat: Kitab Ilmu bab 28 dan 29; Marah ketika memberi nasihat dan mengajar jika melihat sesuatu yang dibenci

  1. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling bertaqwa dan paling mengenal Allah.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«قَدْ عَلِمْتُمْ أَنِّي أَتْقَاكُمْ لِلَّهِ وَأَصْدَقُكُمْ وَأَبَرُّكُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah diantara kalian, paling jujur, dan paling baik". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu 'anhuma;

أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُقَبِّلُ الصَّائِمُ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَلْ هَذِهِ» لِأُمِّ سَلَمَةَ فَأَخْبَرَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ ذَلِكَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَا وَاللهِ، إِنِّي لَأَتْقَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَخْشَاكُمْ لَهُ»

Bahwasanya ia menanyai Rasulullah : Apakah orang puasa boleh berciuman? Rasulullah bersabda kepadanya: “Tanya ini", menunjuk kepada Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Maka Ummu Salamah memberitahunya bahwa Rasulullah melakukan hal itu. Umar bin Abi Salamah berkta: Wahai Rasulullah, itu karena Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang! Rasulullah bersbada kepadanya: “Ketahuilah, demi Allah! Sesungguhnya aku ini yang lebih bertakwa kepada Allah dari kalian, dan lebih takut kepada-Nya dari kalian (tidak mungkin melakukan yang terlarang)". [Sahih Muslim]

  1. Semakin tinggi kedudukan seseorang maka mesti semakin baik amalannya.

Dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»

Nabi shalat hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang di kemudian?

Beliau menyahut: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata:

«لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ»

Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan datang?

Beliau bersabda:

«أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا»

"Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?” [Shahih Bukhari dan Muslim]

  1. Kadar taqwa seseorang sesuai dengan kadar keilmuannya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ} [فاطر: 28]

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [Faathir:28]

{قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ} [يس: 26-27]

Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.” [Yasin: 26-27]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» [صحيح البخاري]

“Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ، لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Seandainya manusia tahu keutamaan dalam azan dan saf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan kesempatan kecuali dengan diundi maka pasti mereka akan mengundi, dan seandainya mereka tahu keutamaan bergegas menuju salat maka pasti mereka akan berlomba-lomba, dan seandainya mereka tahu keutamaan salat isya dan subuh maka pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah ketika shalat bersama sahabatnya, seorang dari mereka jatuh tersungkur dari shalatnya karena kelaparan, mereka itu adalah penghuni emperan masjid (ahlushuffah). Sampai orang A'rabiy berkata: Mereka adalah orang gila.

Maka ketika Rasulullah selesai shalat beliau mendatangi mereka dan bersabda:

«لَوْ تَعْلَمُونَ مَا لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ لَأَحْبَبْتُمْ أَنْ تَزْدَادُوا فَاقَةً وَحَاجَةً» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Andai kalian mengetahui apa yang akan kalian peroleh dari Allah nanti maka kalian akan senang jika kalian ditambahkan kemiskinan dan kesusahan". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

  1. Boleh menyebutkan kelebihan diri jika diperlukan dan tidak didasari dengan rasa sombong.

Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

«أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ، وَبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ وَلَا فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ وَلَا فَخْرَ»

"Aku pemimpin anak cucu Adam pada hari kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, ditanganku ada bendera pujian, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, dan tidaklah seorang nabi pun selain Adam kecuali berada di bawah benderaku saat itu, dan aku adalah orang pertama-tama yang bumi dibelah untuknya, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri." [Sunan Tirmidziy: Sahih]

B.     Bab 14.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: مَنْ كَرِهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka adalah termasuk keimanan”

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

21 - حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ، بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ، مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ "

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Qotadah, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi , beliau bersabda, "Tiga (perkara) yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Dan siapa yang bila mencintai seseorang, dia tidak mencintai orang itu kecuali karena Allah 'Azza wa Jalla. Dan siapa yang benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka".

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada bab sebelumnya (Bab 09: “Manisnya iman”)

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 12; Menghindari fitnah (cobaan) adalah bagian dari agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...