Rabu, 11 Mei 2022

Kitab Iman bab 22; Perbuatan maksiat merupakan kebiasaan Jahiliyah, tidak dikafirkan pelakunya kecuali perbuatan syirik

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: المَعَاصِي مِنْ أَمْرِ الجَاهِلِيَّةِ، وَلاَ يُكَفَّرُ صَاحِبُهَا بِارْتِكَابِهَا إِلَّا بِالشِّرْكِ

“Bab: Perbuatan maksiat merupakan kebiasaan Jahiliyah, tidak dikafirkan pelakunya kecuali perbuatan syirik”

Dalam bab ini imam Bukhari menjelasakan bahwa segala bentuk maksiat adalah tergolong perkara jahiliyah, namun tidak semua perkara Jahiliyah pelakunya dihukumi kafir kecuali perbuatan syirik. Kemudian Imam Bukhari menyebutkan dalilnya dari hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dan ayat 48 dari surah An-Nisaa’.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

لِقَوْلِ النَّبِيِّ : «إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ» وَقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48]

“Karena sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya kamu masih memiliki (sifat) jahiliyah”, dan firman Allah ta’aalaa: {Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya} [An-Nisaa’: 48]

A.    Penjelasan singkat ayat 48 surah An-Nisaa’:

1.      Dosa syirik adalah dosa yang paling besar.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا} [النساء: 48]

Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An-Nisaa': 48]

{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء: 116]

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [An-Nisaa:116]

{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. [Luqman:13]

2.       Allah tidak mengampuni dosa syirik jika tidak taubat, adapun jika bertaubat dari syirik maka Allah akan mengampuninya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر: 53]

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar: 53]

B.     Hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

30 - حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ وَاصِلٍ الأَحْدَبِ، عَنِ المَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ، قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ، وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ، وَعَلَى غُلاَمِهِ حُلَّةٌ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: إِنِّي سَابَبْتُ رَجُلًا فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ، فَقَالَ لِي النَّبِيُّ : «يَا أَبَا ذَرٍّ أَعَيَّرْتَهُ بِأُمِّهِ؟ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ، إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ، جَعَلَهُمُ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ، فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ، فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ، وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ، وَلاَ تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ، فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ»

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Washil Al-Ahdab, dari Al-Ma'rur bin Suwaid, ia berkata: Aku bertemu Abu Dzar di Rabdzah yang saat itu mengenakan pakaian dua lapis, begitu juga budaknya, maka aku tanyakan kepadanya tentang itu, maka dia menjawab: Aku telah menghina seseorang dengan cara menghina ibunya, maka Nabi menegurku, "Wahai Abu Dzar apakah kamu menghina ibunya? Sesungguhnya kamu masih memiliki (sifat) jahiliyyah. Saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah telah menjadikan mereka di bawah tangan kalian. Maka siapa yang saudaranya berada di bawah tangannya (tanggungannya) maka jika dia makan berilah makanan seperti yang dia makan, bila dia berpakaian berilah seperti yang dia pakai, janganlah kalian membebani mereka sesuatu yang di luar batas kemampuan mereka. Jika kalian membebani mereka, maka bantulah mereka".

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Dzar Jundub bin Junadah Al-Gifariy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Dalam riwayat lain disebutkan sebab kenapa Abu Dzar mencaci ibu orang tersebut.

Al-Ma'rur bin Suwaid rahimahulla berkata:

مَرَرْنَا بِأَبِي ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ وَعَلَى غُلَامِهِ مِثْلُهُ، فَقُلْنَا: يَا أَبَا ذَرٍّ لَوْ جَمَعْتَ بَيْنَهُمَا كَانَتْ حُلَّةً، فَقَالَ: إِنَّهُ كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ رَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِي كَلَامٌ، وَكَانَتْ أُمُّهُ أَعْجَمِيَّةً، فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ، فَشَكَانِي إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَلَقِيتُ النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ سَبَّ الرِّجَالَ سَبُّوا أَبَاهُ وَأُمَّهُ، قَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ، هُمْ إِخْوَانُكُمْ، جَعَلَهُمُ اللهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ، فَأَطْعِمُوهُمْ مِمَّا تَأْكُلُونَ، وَأَلْبِسُوهُمْ مِمَّا تَلْبَسُونَ، وَلَا تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ، فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kami pernah melewati Abu Dzar di Rabdzah, saat itu dia mengenakan kain burdah, sebagaimana dia, budaknya juga mengenakan pakaian yang sama. Kami lalu bertanya, "Wahai Abu Dzar, sekiranya kamu menggabungkan dua kain burdah itu, tentu akan menjadi pakaian yang lengkap." Kemudian dia berkata, "Dahulu aku pernah adu mulut dengan saudaraku (seiman), ibunya adalah orang 'Ajam (non Arab), lalu aku mengejek ibunya hingga ia pun mengadu kepada Nabi .  Ketika aku berjumpa dengan Nabi ,  beliau bersabda, "Wahai Abu Dzar, sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliah." Maka aku membantah, "Wahai Rasulullah, barangsiapa mencela laki-laki, maka mereka (para lelaki itu) akan mencela bapak dan ibunya." Beliau bersabda lagi, "Wahai Abu Dzar, sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliah, mereka semua adalah saudara-saudaramu yang dijadikan Allah tunduk di bawah kekuasaanmu. Oleh karena itu, berilah mereka makan sebagaimana yang kamu makan, berilah mereka pakaian sebagaimana pakaian yang kamu kenakan, dan janganlah kamu membebani mereka di luar kemampuannya. Jika kamu memberikan beban kepada mereka, maka bantulah mereka." [Shahih Bukhari dan Muslim]

3)      Berbuat baik kepada pelayan.

Abu Mas'ud Al-Badry radhiyallahu 'ahu berkata: Suatu hari aku memukul seorang budakku dengan cambuk, tiba-tiba aku mendengar suara dari belakangku "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!"

Tapi aku tidak paham dengan suara itu karena sedang marah. Ketika orang tersebut mendekat padaku, ternyata ia adalah Rasulullah , kemudian berkata: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud! Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!

Lalu aku menjatuhkan cambuk dari tanganku, dan Rasulullah bersabda:

«اعْلَمْ، أَبَا مَسْعُودٍ، أَنَّ اللهَ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الْغُلَامِ»

"Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!, sesungguhnya Allah lebih berkuasa (memberikan hukuman) terhadapmu dari enkau terhadap budak ini".

Abu Mas'ud berkata: Aku tidak akan memukul budak lagi setelah ini. [Sahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain: Maka aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, dia sekarang aku bebaskan karena Allah."

Beliau bersabda:

«أَمَا لَوْ لَمْ تَفْعَلْ لَلَفَحَتْكَ النَّارُ» [صحيح مسلم]

"Seandainya kamu tidak membebaskanya, maka kamu akan dilahap oleh api neraka." [Shahih Muslim]

Ø  Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

«خَدَمْتُ رسول الله فِي السَّفَرِ وَالحَضَرِ، مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا؟ وَلاَ لِشَيْءٍ لَمْ أَصْنَعْهُ لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا؟» [صحيح البخاري]

Aku melayani Rasulullah baik saat bepergian maupun muqim (tinggal), dan Beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap apa yang aku lakukan,: "Kenapa kamu berbuat begini begitu" dan tidak pernah juga mengatakan terhadap sesuatu yang tidak aku lakukan: "Kenapa kamu tidak berbuat begini begitu". [Shahih Bukhari]

4)      Tidak boleh mencela seseorang dengan keluarganya.

Dari Abu Malik Al Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ " [صحيح مسلم]

"Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah mereka tinggalkan: Membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati". [Shahih Muslim]

5)      Sikap merendahkan orang lain adalah perbuatan jahiliyah.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah berkhutbah saat penaklukan Makkah, beliau bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا، فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ، وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ، وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ، وَخَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مِنْ تُرَابٍ قَالَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}»

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyangnya dari kalian. Manusia terbagi dua; baik, bertakwa, mulia bagi Allah dan keji, sengsara, hina bagi Allah. Manusia adalah anak cucu Adam dan Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: {Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal} [Al-Hujuraat: 13] [Sunan Tirmidziy: Shahih]

6)      Cela sikap jahiliyah.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلاَثَةٌ: مُلْحِدٌ فِي الحَرَمِ، وَمُبْتَغٍ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةَ الجَاهِلِيَّةِ، وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ " [صحيح البخاري]

"Manusia yang paling dibenci oleh Allah ada tiga: Yang melakukan kejahatan di kota Haram (Mekah), yang melakukan dalam Islam amalan Jahiliyah, dan yang menuntut darah seseorang tanpa hak untuk ditumpahkan darahnya". [Sahih Bukhari]

Ø  Abdurrahman bin Syimamah Al-Mahriy -rahimahullah- berkata: "Ketika saya berada di tempat Maslamah bin Mukhallad yang saat itu ada Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma. Abdullah berkata:

«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَدْعُونَ اللهَ بِشَيْءٍ إِلَّا رَدَّهُ عَلَيْهِمْ»

"Hari kiamat itu tidak akan menimpa kecuali atas makhluk yang paling jahat. Mereka lebih jahat daripada orang-orang yang hidup di masa jahiliah. Tidaklah mereka memohon sesuatu kepada Allah kecuali Dia pasti akan menolaknya (tidak mengabulkannya)." [Shahih Muslim]

7)      Perkara-perkara jahiliyah.

Diantaranya:

1.       Buruk sangka kepada Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{ثُمَّ أَنزَلَ عَلَيْكُم مِّن بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُّعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِّنكُمْ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ الْأَمْرِ مِن شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنفُسِهِم مَّا لَا يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا قُل لَّوْ كُنتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ} [آل عمران: 154]

Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. [Ali 'Imran: 154]

2.       Marah karena kesombongan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا} [الفتح: 26]

"Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa (kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah) dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu." [Al-Fath:26]

3.       Berhukum kepada selain Allah dan RasulNya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ} [المائدة: 50]

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? [Al-Maidah:50]

4.       Tidak menutup aurat secara syr’iy.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى} [الأحزاب: 33]

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. [Al-Ahzaab:33]

5.       Membanggakan keturunan.

Dari Ubay bin Ka'b radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَعْضُوهُ بِهِنَّ أَبِيهِ وَلَا تُكَنُّوا» [السنن الكبرى للنسائي: صحيح]

"Barangsiapa yang membanggakan diri sebagaimana orang-orang jahiliyah membanggakan diri (dengan keturunan atau kelompok) maka katakanlah kepadanya agar ia menggigit kemaluan bapaknya, dan jangan kalian memakai kinayah (bahasa yang halus)". [Sunan Al-Kubra karya An-Nasaiy: Sahih]

6.       Fanatisme golongan.

Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Saat kami berada dalam satu perjalanan perang, seorang dari kaum Muhajirin mengusir seorang dari kaum Anshar. Maka orang Anshar itu berkata: Wahai kaum Anshar! Dan orang Muhajir itu berkata: Wahai kamum Muhajirin! Ketika mendengarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:

«مَا بَالُ دَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ»

“Ada apa dengan panggilan Jahiliyah ini?”

Mereka menjawab: Ya Rasulullah seorang dari kaum Muhajirin mengusir seorang dari kaum Anshar. Maka Rasulullah bersabda:

«دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tinggalkan panggilan seperti itu, karena itu sangat busuk”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً، فَقُتِلَ، فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang berperang di bawah panji buta, marah karena fanatisme, atau mengajak kepada fanatisme, atau membela fanatisme, kemudian ia mati, maka ia mati jahiliyah." [Sahih Muslim]

7.       Memberontak dan keluar dari jama’ah umat Islam.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً» [صحيح البخاري ومسلم]

"Siapapun yang melihat sesuatu dari pemimpinnya yang tak disukainya, hendaklah ia bersabar terhadapnya, sebab siapa yang memisahkan diri sejengkal dari jamaah, kecuali dia mati dalam jahiliah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ، وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً، وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً، فَقُتِلَ، فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ، وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي، يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا، وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا، وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jamaah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliah. Dan barangsiapa keluar dari umatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan janji yang telah dibuatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya tidak termasuk dari golongannya." [Shahih Muslim]

8.       Berkata buruk saat berduka.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

«لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ، وَشَقَّ الجُيُوْبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ»

"Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliyah". [Shahih Bukhari dan Muslim]

9.       Jual beli dengan cara yang diharamkan.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ عَنِ الْمُنَابَذَةِ، وَالْمُلَامَسَةِ، وَهِيَ بُيُوعٌ كَانُوا يَتَبَايَعُونَ بِهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ» [سنن النسائي: صحيح لغيره]

"Rasulullah melarang dari dua jual beli yaitu munabadzah dan mulamasah itu adalah jual beli yang mereka lakukan pada masa Jahiliyah". [Sunan An-Nasa'iy: Shahih ligairih]

10.   Sembarangan menghalalkan dan mengharamkan.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

«كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يَأْكُلُونَ أَشْيَاءَ وَيَتْرُكُونَ أَشْيَاءَ تَقَذُّرًا» فَبَعَثَ اللَّهُ تَعَالَى نَبِيَّهُ ﷺ وَأَنْزَلَ كِتَابَهُ، وَأَحَلَّ حَلَالَهُ، وَحَرَّمَ حَرَامَهُ، فَمَا أَحَلَّ فَهُوَ حَلَالٌ، وَمَا حَرَّمَ فَهُوَ حَرَامٌ، وَمَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ عَفْوٌ " وَتَلَا {قُلْ لَا أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا} إِلَى آخِرِ الْآيَةِ

"Dahulu orang-orang jahiliyah biasa makan beberapa macam makanan dan meninggalkan beberapa makanan karena jijik. Kemudian Allah ta'ala mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan menurunkan Kitab-Nya, serta menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Maka apa yang Allah halalkan adalah halal, apa yang Allah haramkan adalah haram, dan apa yang Allah diamkan maka hukumnya dimaafkan." Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat: Katakanlah: "Aku tidak mendapatkan dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan ... ' [Al-An'aam: 145] hingga akhir ayat." [Sunan Abi Daud]

11.  Meyakini jatuhnya bintang karena ada kelahiran atau kematian.

'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang sahabat Nabi   dari kalangan Anshar bercerita kepadaku;

أَنَّهُمْ بَيْنَمَا هُمْ جُلُوسٌ لَيْلَةً مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ رُمِيَ بِنَجْمٍ فَاسْتَنَارَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَاذَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، إِذَا رُمِيَ بِمِثْلِ هَذَا؟» قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، كُنَّا نَقُولُ وُلِدَ اللَّيْلَةَ رَجُلٌ عَظِيمٌ، وَمَاتَ رَجُلٌ عَظِيمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى اسْمُهُ، إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلَةُ الْعَرْشِ، ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا» ثُمَّ قَالَ: " الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ فَيُخْبِرُونَهُمْ مَاذَا قَالَ: قَالَ فَيَسْتَخْبِرُ بَعْضُ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ بَعْضًا، حَتَّى يَبْلُغَ الْخَبَرُ هَذِهِ السَّمَاءَ الدُّنْيَا، فَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيَقْذِفُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ، وَيُرْمَوْنَ بِهِ، فَمَا جَاءُوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ، وَلَكِنَّهُمْ يَقْرِفُونَ فِيهِ وَيَزِيدُونَ " [صحيح مسلم]

Bahwa pada suatu malam ketika mereka sedang duduk-duduk bersama Rasulullah ,  tiba-tiba mereka dijatuhi bintang (meteor) yang bersinar. Maka Rasulullah   bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian katakan pada masa jahiliah apabila dijatuhi bintang seperti ini? ' Jawab mereka; 'Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu. Dahulu kami berkomentar; 'Malam ini telah lahir orang yang besar dan telah meninggal orang yang besar pula.' Maka Rasulullah   bersabda, 'Sesungguhnya bintang (meteor) itu tidak jatuh karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang. Tetapi Rabb kita, yang nama-Nya penuh berkah dan Mahatinggi, apabila Dia memutuskan suatu urusan, maka bertasbihlah pemikul 'Arasy, kemudian bertasbih pula penduduk langit setelah mereka, sehingga tasbih mereka terdengar pula oleh penduduk langit dunia ini. Kemudian orang-orang yang dekat pemikul 'Arasy berkata kepada mereka; 'Apa yang telah difirmankan Rabb kalian? ' Lalu mereka ceritakan apa yang telah difirmankan Allah. Maka penduduk langit yang lainnya pun saling mencari kabar tersebut sesama mereka, sehingga berita itu sampai pula kepada penduduk langit dunia ini. Berita itu tertangkap oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya kepada pemimpin-pemimpin mereka, tetapi mereka dilempar karenanya. Maka apa yang disampaikannya menurut berita yang sebenarnya, itu benar. Tetapi biasanya mereka bohong dan beritanya mereka tambah-tambah.' [Shahih Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 21; Mengingkari kebaikan suami, dan istilah kekufuran di bawah kekufuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...