Jumat, 18 Desember 2020

Syarah Arba'in hadits (18) Abu Dzar dan Mu’adz; Perintah bertakwa, berbuat baik, dan berakhlak mulia

بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Hadits Abu Dzar.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Bertakwalah kamu dimanapun berada, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Dalam riwayat lain: Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata: Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat!

Maka beliau menjawab:

«إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا»

“Jika engkau melakukan keburukan maka ikutkanlah dengan melakukan kebaikan maka itu akan menghapuskannya”

Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah diantara kebaikan itu adalah ucapan Lailaha illallah?

Beliau menjawab:

«هِيَ أَفْضَلُ الْحَسَنَاتِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

“Ia adalah kebaikan yang paling mulia”. [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

B.     Hadits Mu’adz.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Mu'adz radhiyallahu 'anhu:

" يَا مُعَاذُ، أَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ " [مسند أحمد: حسن]

“Wahai Mu'az, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan menghapuskannya, dan bergaullah dengan orang-orang dengan akhlak yang mulia”. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dalam riwayat lain: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Mu’adz radhiyallahu 'anhu ke Yaman, dan ketika tiba waktu berangkatnya ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi salam kepada beliau kemudian berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku akan berangkat maka nasehatilah aku!

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«يَا مُعَاذُ اتَّقِ اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاعْمَلْ بِقُوَّتِكَ لِلَّهِ مَا أَطَقْتَ، وَاذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ كُلِّ شَجَرَةٍ وَحَجَرٍ، وَإِنْ أَحْدَثْتَ ذَنْبًا فَأَحْدِثْ عِنْدَهُ تَوْبَةً إِنْ سِرًّا فَسِرًّا، وَإِنْ عَلَانِيَةً فَعَلَانِيَةٌ» [حديث علي بن حجر السعدي: إسناده حسن لغيره]

“Wahai Mu’adz, bertakwalah engkau kepada Allah semampumu, dan beramallah dengan segala kekuatannmu demi Allah sesuai kemampuanmu, dan ingatlah Allah di setiap pohon dan batu, dan jika engkau melakukan dosa maka ikutilah dengan bertaubat, jika rahasia maka taubatnya rahasia, dan jika terang-terangan maka taubatnya terang-terangan”. [Hadits Ali bin Hajar As-Sa’diy: Hasan ligairih]

Ø  Dalam riwayat lain; Mu'adz radhiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah berilah aku wasiat!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَفْشِ السَّلَامَ، وَابْذُلِ الطَّعَامَ، وَاسْتَحِ اللَّهَ اسْتِحْيَاءَ رَجُلٍ ذِي هَيْبَةٍ مِنْ أَهْلِكِ، وَإِذَا أَسَأْتَ فَأَحْسِنْ وَلْتُحْسِنْ خُلُقَكَ مَا اسْتَطَعْتَ» [مسند البزار: صحيح]

“Sebarkanlah salam, berilah makan, malulah kepada Allah seperti rasa malumu kepada seseorang dari keluargamu, jika kamu melakukan keburukan maka tutupilah dengan melakukan kebaikan, dan muliakanlah akhlakmu dengan segala kemampuanmu. [Musnad Al-Bazzar: Shahih]

Lihat: Keutamaan bertaqwa kepada Allah

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu 'anhu.

Nama aslinya diperselisihkan demikian pula nama bapaknya, dan yang paling masyhur adalah Jundab bin Junadah bin Sakan radhiyallahu ‘anhu. Wafat tahun 32 hijriyah.

Diantara keistimewaannya:

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا أَظَلَّتِ الخَضْرَاءُ وَلَا أَقَلَّتِ الغَبْرَاءُ أَصْدَقَ مِنْ أَبِي ذَرٍّ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Tidak ada seorang lelaki yang berada di hamparan bumi ini dan di bawah naungan langit ini yang lebih jujur daripada Abu Dzar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

2.      Biografi Abu 'Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu.

Lihat di sini: Keistimewaan Mu’adz bin Jabal

3.      Bertakwa di manapun berada karena Allah senantiasa mengawasi kita.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الحديد: 4]

Dan Dia (Allah) bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [Al-Hadiid: 4]

{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [المجادلة: 7]

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. [Al-Mujaadilah:7]

{يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا} [النساء: 108]

Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. Dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. [An-Nisaa’:108]

Lihat: Bersama Allah subhanahu wata'aalaa

4.      Bertakwa sesuai kemampuan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ} [التغابن: 16]

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. [At-Tagabun: 16]

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} [البقرة: 286]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Bila kuperintahkan mengerjakan sesuatu, laksanakanlah sebisa-bisanya, dan apabila kularang kalian mengerjakan sesuatu, maka hentikanlah segera." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (9) Abu Hurairah; Menjauhi larangan dan menjalankan perintah Nabi

5.      Kebaikan menghapus keburukan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. [Huud: 114]

Ø  Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

«خَلَّتَانِ لَا يُحْصِيهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ أَلَا وَهُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُهُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُهُ عَشْرًا قَالَ فَأَنَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ قَالَ فَتِلْكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ تُسَبِّحُهُ وَتُكَبِّرُهُ وَتَحْمَدُهُ مِائَةً فَتِلْكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ فَأَيُّكُمْ يَعْمَلُ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ أَلْفَيْنِ وَخَمْسَ مِائَةِ سَيِّئَةٍ قَالُوا فَكَيْفَ لَا يُحْصِيهَا قَالَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ الشَّيْطَانُ وَهُوَ فِي صَلَاتِهِ فَيَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا حَتَّى يَنْفَتِلَ فَلَعَلَّهُ لَا يَفْعَلُ وَيَأْتِيهِ وَهُوَ فِي مَضْجَعِهِ فَلَا يَزَالُ يُنَوِّمُهُ حَتَّى يَنَامَ»

"Terdapat dua sifat yang tidaklah seorang muslim menjaganya melainkan ia masuk Surga, ketahuilah kedua sifat tersebut adalah mudah namun orang yang melakukannya sedikit yaitu; bertasbih kepada Allah setiap selesai shalat sebanyak sepuluh kali, memujinya sebanyak sepuluh kali, bertakbir sebanyak sepuluh kali." Abdullah bin 'Amru berkata; dan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam menghitungnya dengan tangannya. Beliau bersabda: "Itulah seratus lima puluh dengan lisan dan lima ratus di dalam timbangan, dan apabila engkau telah bersiap-siap untuk tidur maka engkau bertasbih, bertakbir dan bertahmid kepadaNya sebanyak seratus kali. Maka itu adalah seratus dengan lisan dan seribu dalam timbangan. Siapakah diantara kalian dalam satu hari satu malam melakukan dua ribu lima ratus keburukan?" Para sahabat berkata; bagaimana seseorang bisa tidak menghitungnya (mengamalkannya)? Beliau bersabda: "Itu terjadi karena salah seorang diantara kalian didatangi setan ketika ia dalam shalatnya, kemudian setan berkata; ingatlah ini, ingatlah ini, hingga ia berpaling dari shalatnya, sehingga ia tidak melakukannya. Dan setan datang kepadanya ketika sedang berbaring, ia terus menidurkannnya hingga ia tertidur." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudriy dan Abu Hurairah -radhiallahu 'anhuma-; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنْ الْكَلَامِ أَرْبَعًا: سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَر،ُ فَمَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ عِشْرِينَ سَيِّئَة،ً وَمَنْ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَر،ُ فَمِثْلُ ذَلِك،َ وَمَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمِثْلُ ذَلِك،َ وَمَنْ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين،َ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلَاثُونَ سَيِّئَةً»

"Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: SUBAHAANALLAAH (Maha suci Allah) dan ALHAMDULILLAAH (segala puji bagi Allah) dan LAA ILAAHA ILLA ALLAH (tidak ada Ilah selain Allah) dan ALLAAHU AKBAR (Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan; subhaanallah, maka Allah akan menulis 20 kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan; Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan; laa Ilaaha illa Allah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis 30 kebaikan untuknya dan digugurkan 30 dosa darinya." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Amalan penghapus dosa

6.      Dosa yang bisa dihapus dengan kebaikan.

a)      Dosa yang berkaitan dengan hak Allah selain syirik.

Dari Anas -radhiyallahu ‘anhu-; Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

"الظُّلْمُ ثَلاثَةٌ: فَظُلْمٌ لا يَتْرُكُهُ اللَّهُ، وَظُلْمٌ يُغْفَرُ، وَظُلْمٌ لا يُغْفَرُ، فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لا يُغْفَرُ فَالشِّرْكُ لا يَغْفِرُهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَأَمَّا الَّذِي لا يُتْرَكُ فظلم العباد، فيقتص الله بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ".

“Kedzaliman itu ada tiga: Ada kedzaliman yg tidak diabaikan, ada kedzaliman yg diampuni, dan ada kedzaliman yg tdk diampuni. Adapun kedzaliman yg tdk diampuni maka itu adalah syirik, tdk akan diampun olehi Allah, dan adapun kedzaliman yg diampuni maka itu adalah kedzaliman seorg hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun kedzaliman yg tidak diabaikan maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba maka Allah akan memberikan pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yg lain”. [Silsilah Ash-Shahihah no.1927]

Lihat: Hadits Anas; 3 jenis kedzaliman

b)      Dosa kecil bukan dosa besar.

Jumhur berpendapat bahwa yang dihapuskan hanya dosa kecil, buka dosa besar. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء : 31]

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [An-Nisaa': 31]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ahu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»

"Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar." [Shahih Muslim]

Sedangkan Syekh Islam Ibnu Taimiyah rahimaullah- berpendapat: Termasuk dosa besar juga dihapuskan. Wallahu a’lam!

Lihat: 10 penghapus dosa

7.      Kewajiban senantiasa muhasabah (introspeksi diri).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [الحشر : 18]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Hasyr: 18]

8.      Keutamaan berakhlak mulia.

Diantaranya:

a.       Siapapun bisa diberi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ» [مسند البزار: حسنه الألباني]

“Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]

b.      Orang yang terbaik.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا " [صحيح البخاري]

“Sesungguhnya yang paling baik diantara kalian adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sahih Bukhari]

c.       Paling sempurna imannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [سنن أبي داود: صحيح]

“Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

d.      Dicintai Allah subhanahu wata'ala.

Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ مَعَالِيَ الْأَخْلَاقِ، وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا» [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk”. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

Lihat: Keutamaan ahklak mulia

9.      Membalas keburukan dengan kebaikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف : 199]

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. [Al-A'raaf: 199]

{ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ} [المؤمنون : 96]

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. [Al-Mu'minuun: 96]

{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ} [فصلت : 34-35]

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.  Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. [Fushilat: 34-35]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...