بسم الله الرحمن الرحيم
A.
Hadits Abu Dzar.
Dari Abu Dzar radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ،
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Bertakwalah kamu dimanapun
berada, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan
menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia”.
[Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø Dalam riwayat lain: Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata:
Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat!
Maka beliau menjawab:
«إِذَا
عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا»
“Jika engkau melakukan keburukan maka ikutkanlah dengan
melakukan kebaikan maka itu akan menghapuskannya”
Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah diantara kebaikan itu adalah
ucapan Lailaha illallah?
Beliau menjawab:
«هِيَ
أَفْضَلُ الْحَسَنَاتِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
“Ia adalah kebaikan
yang paling mulia”. [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
B.
Hadits Mu’adz.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepada Mu'adz radhiyallahu 'anhu:
" يَا مُعَاذُ، أَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ " [مسند
أحمد: حسن]
“Wahai Mu'az,
ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan menghapuskannya, dan
bergaullah dengan orang-orang dengan akhlak yang mulia”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Dalam riwayat lain: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Mu’adz radhiyallahu
'anhu ke Yaman, dan ketika tiba waktu
berangkatnya ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi
salam kepada beliau kemudian berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku akan
berangkat maka nasehatilah aku!
Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«يَا
مُعَاذُ اتَّقِ اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاعْمَلْ بِقُوَّتِكَ لِلَّهِ مَا
أَطَقْتَ، وَاذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ كُلِّ شَجَرَةٍ وَحَجَرٍ، وَإِنْ أَحْدَثْتَ
ذَنْبًا فَأَحْدِثْ عِنْدَهُ تَوْبَةً إِنْ سِرًّا فَسِرًّا، وَإِنْ عَلَانِيَةً
فَعَلَانِيَةٌ» [حديث
علي بن حجر السعدي: إسناده حسن لغيره]
“Wahai Mu’adz, bertakwalah engkau kepada Allah semampumu, dan
beramallah dengan segala kekuatannmu demi Allah sesuai kemampuanmu, dan
ingatlah Allah di setiap pohon dan batu, dan jika engkau melakukan dosa maka
ikutilah dengan bertaubat, jika rahasia maka taubatnya rahasia, dan jika
terang-terangan maka taubatnya terang-terangan”. [Hadits Ali bin Hajar
As-Sa’diy: Hasan ligairih]
Ø
Dalam riwayat lain; Mu'adz
radhiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah berilah aku wasiat!
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«أَفْشِ
السَّلَامَ، وَابْذُلِ الطَّعَامَ، وَاسْتَحِ اللَّهَ اسْتِحْيَاءَ رَجُلٍ ذِي
هَيْبَةٍ مِنْ أَهْلِكِ، وَإِذَا أَسَأْتَ فَأَحْسِنْ وَلْتُحْسِنْ خُلُقَكَ مَا
اسْتَطَعْتَ» [مسند البزار: صحيح]
“Sebarkanlah salam,
berilah makan, malulah kepada Allah seperti rasa malumu kepada seseorang dari
keluargamu, jika kamu melakukan keburukan maka tutupilah dengan melakukan
kebaikan, dan muliakanlah akhlakmu dengan segala kemampuanmu. [Musnad
Al-Bazzar: Shahih]
Lihat: Keutamaan bertaqwa kepada Allah
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu
'anhu.
Diantara
keistimewaannya:
Dari
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَا أَظَلَّتِ الخَضْرَاءُ وَلَا أَقَلَّتِ الغَبْرَاءُ أَصْدَقَ
مِنْ أَبِي ذَرٍّ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Tidak
ada seorang lelaki yang berada di hamparan bumi ini dan di bawah naungan langit
ini yang lebih jujur daripada Abu Dzar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
2.
Biografi Abu 'Abdirrahman Mu’adz bin
Jabal radhiyallahu 'anhu.
Lihat di sini: Keistimewaan Mu’adz bin Jabal
3.
Bertakwa di manapun
berada karena Allah senantiasa mengawasi kita.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَهُوَ
مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الحديد: 4]
Dan Dia (Allah) bersama kamu
di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
[Al-Hadiid: 4]
{أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا
يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا
هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ
أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ
اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [المجادلة: 7]
Tidakkah kamu perhatikan,
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. [Al-Mujaadilah:7]
{يَسْتَخْفُونَ
مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ
يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ
مُحِيطًا} [النساء: 108]
Mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta
mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah
tidak redhai. Dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang
mereka kerjakan. [An-Nisaa’:108]
Lihat: Bersama Allah subhanahu wata'aalaa
4.
Bertakwa sesuai
kemampuan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ} [التغابن:
16]
Maka bertakwalah kamu kepada
Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah
yang baik untuk dirimu. [At-Tagabun: 16]
{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ
نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} [البقرة: 286]
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَمَرْتُكُمْ
بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ
فَدَعُوهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bila kuperintahkan
mengerjakan sesuatu, laksanakanlah sebisa-bisanya, dan apabila kularang kalian
mengerjakan sesuatu, maka hentikanlah segera." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (9) Abu Hurairah; Menjauhi larangan dan menjalankan
perintah Nabi
5.
Kebaikan menghapus
keburukan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ
السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]
Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk.
[Huud: 114]
Ø Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
«خَلَّتَانِ
لَا يُحْصِيهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ أَلَا وَهُمَا يَسِيرٌ
وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ
عَشْرًا وَيَحْمَدُهُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُهُ عَشْرًا قَالَ فَأَنَا رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ قَالَ
فَتِلْكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي
الْمِيزَانِ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ تُسَبِّحُهُ وَتُكَبِّرُهُ وَتَحْمَدُهُ
مِائَةً فَتِلْكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ فَأَيُّكُمْ
يَعْمَلُ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ أَلْفَيْنِ وَخَمْسَ مِائَةِ سَيِّئَةٍ
قَالُوا فَكَيْفَ لَا يُحْصِيهَا قَالَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ الشَّيْطَانُ وَهُوَ
فِي صَلَاتِهِ فَيَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا حَتَّى يَنْفَتِلَ
فَلَعَلَّهُ لَا يَفْعَلُ وَيَأْتِيهِ وَهُوَ فِي مَضْجَعِهِ فَلَا يَزَالُ
يُنَوِّمُهُ حَتَّى يَنَامَ»
"Terdapat dua sifat yang
tidaklah seorang muslim menjaganya melainkan ia masuk Surga, ketahuilah kedua
sifat tersebut adalah mudah namun orang yang melakukannya sedikit yaitu;
bertasbih kepada Allah setiap selesai shalat sebanyak sepuluh kali, memujinya
sebanyak sepuluh kali, bertakbir sebanyak sepuluh kali." Abdullah bin
'Amru berkata; dan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam menghitungnya
dengan tangannya. Beliau bersabda: "Itulah seratus lima puluh dengan lisan
dan lima ratus di dalam timbangan, dan apabila engkau telah bersiap-siap untuk
tidur maka engkau bertasbih, bertakbir dan bertahmid kepadaNya sebanyak seratus
kali. Maka itu adalah seratus dengan lisan dan seribu dalam timbangan. Siapakah
diantara kalian dalam satu hari satu malam melakukan dua ribu lima ratus
keburukan?" Para sahabat berkata; bagaimana seseorang bisa tidak
menghitungnya (mengamalkannya)? Beliau bersabda: "Itu terjadi karena salah
seorang diantara kalian didatangi setan ketika ia dalam shalatnya, kemudian
setan berkata; ingatlah ini, ingatlah ini, hingga ia berpaling dari shalatnya,
sehingga ia tidak melakukannya. Dan setan datang kepadanya ketika sedang berbaring,
ia terus menidurkannnya hingga ia tertidur." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudriy dan Abu Hurairah -radhiallahu
'anhuma-; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ اصْطَفَى مِنْ الْكَلَامِ أَرْبَعًا: سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَر،ُ فَمَنْ قَالَ: سُبْحَانَ
اللَّهِ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ عِشْرِينَ
سَيِّئَة،ً وَمَنْ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَر،ُ فَمِثْلُ ذَلِك،َ وَمَنْ قَالَ: لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمِثْلُ ذَلِك،َ وَمَنْ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِين،َ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ
عَنْهُ ثَلَاثُونَ سَيِّئَةً»
"Sesungguhnya Allah telah
memilih empat perkataan: SUBAHAANALLAAH (Maha suci Allah) dan ALHAMDULILLAAH
(segala puji bagi Allah) dan LAA ILAAHA ILLA ALLAH (tidak ada Ilah
selain Allah) dan ALLAAHU AKBAR (Allah maha besar). Barangsiapa
mengucapkan; subhaanallah, maka Allah akan menulis 20 kebaikan baginya dan
menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan; Allahu Akbar,
maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan; laa
Ilaaha illa Allah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan
Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis 30
kebaikan untuknya dan digugurkan 30 dosa darinya." [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Amalan penghapus dosa
6.
Dosa yang bisa dihapus
dengan kebaikan.
a)
Dosa yang berkaitan dengan hak Allah selain syirik.
Dari Anas -radhiyallahu
‘anhu-; Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
"الظُّلْمُ ثَلاثَةٌ: فَظُلْمٌ لا
يَتْرُكُهُ اللَّهُ، وَظُلْمٌ يُغْفَرُ، وَظُلْمٌ لا يُغْفَرُ، فَأَمَّا الظُّلْمُ
الَّذِي لا يُغْفَرُ فَالشِّرْكُ لا يَغْفِرُهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ
الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَأَمَّا
الَّذِي لا يُتْرَكُ فظلم العباد، فيقتص الله بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ".
“Kedzaliman itu ada
tiga: Ada kedzaliman yg tidak diabaikan, ada kedzaliman yg diampuni, dan ada
kedzaliman yg tdk diampuni. Adapun kedzaliman yg tdk diampuni maka itu adalah
syirik, tdk akan diampun olehi Allah, dan adapun kedzaliman yg diampuni maka
itu adalah kedzaliman seorg hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun
kedzaliman yg tidak diabaikan maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba
maka Allah akan memberikan pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yg
lain”. [Silsilah Ash-Shahihah no.1927]
Lihat: Hadits Anas; 3 jenis kedzaliman
b)
Dosa kecil bukan dosa besar.
Jumhur berpendapat bahwa yang
dihapuskan hanya dosa kecil, buka dosa besar. Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِن
تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء : 31]
Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat
yang mulia (surga). [An-Nisaa': 31]
Ø Dari Abu Hurairah –radhiyallahu
‘ahu-; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»
"Shalat lima waktu dan
shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah
penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar."
[Shahih Muslim]
Sedangkan Syekh Islam Ibnu Taimiyah
–rahimaullah- berpendapat: Termasuk
dosa besar juga dihapuskan. Wallahu a’lam!
Lihat: 10 penghapus dosa
7.
Kewajiban senantiasa muhasabah
(introspeksi diri).
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [الحشر : 18]
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Hasyr: 18]
8.
Keutamaan berakhlak
mulia.
Diantaranya:
a.
Siapapun bisa diberi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّكُمْ
لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ
الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ» [مسند البزار: حسنه الألباني]
“Kalian tidak akan mempu memberi
kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua
orang dengan senyuman dan akhlak mulia”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]
b.
Orang yang terbaik.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ
أَخْلاَقًا " [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya yang paling baik
diantara kalian adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sahih Bukhari]
c.
Paling sempurna imannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا
أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [سنن أبي داود: صحيح]
“Orang beriman yang paling
sempurna keimanannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sunan Abi Daud:
Sahih]
d.
Dicintai Allah subhanahu wata'ala.
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu
'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ مَعَالِيَ الْأَخْلَاقِ، وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا» [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
“Sesungguhnya Allah ‘azza
wajalla mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk”.
[Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]
Lihat: Keutamaan ahklak mulia
9.
Membalas keburukan dengan
kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف : 199]
Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh. [Al-A'raaf: 199]
{ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ} [المؤمنون : 96]
Tolaklah perbuatan buruk
mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.
[Al-Mu'minuun: 96]
{وَلَا
تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34)
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ
عَظِيمٍ} [فصلت : 34-35]
Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia. Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar. [Fushilat: 34-35]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...