Rabu, 05 Oktober 2022

Kitab Iman bab 43; Agama adalah kebaktian

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الدِّينُ النَّصِيحَةُ: لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ "

"Bab: Sabda Nabi : Agama adalah kebaktian; Untuk Allah, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin (ulama dan umara'), serta kaum awam mereka."

Judul bab ini adalah penggalan dari hadits Tamim bin Aus radhiyallahu’anhu, yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitab Shahih-nya (1/74) no.55, dari Tamim Ad-Dariy -radhiyallahu ta'aalaa 'anhu- bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: «لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»

"Agama itu adalah kebaktian." Kami bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin (ulama dan umara'), serta kaum awam mereka."

Lihat: Syarah Arba’in hadits (7) Tamim bin Aus; Agama adalah kebaktian

Dalam bab ini Imam Bukhari menjelasakan bahwa diantara bentuk pengamalan agama adalah senantiasa berbuat kebaikan, baik itu kepada Allah, RasulNya, pemimpin, ulama, dan seluruh umat Islam. Imam Bukhari juga menyebutkan satu ayat dari surah At-Taubah, dan hadits Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

وَقَوْلِهِ تَعَالَى: {إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ} [التوبة: 91]

“Dan firman Allah ta’aalaa: {apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya} [At-Taubah: 91]

A.    Ayat 91 surah At-Taubah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 91]

Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [At-Taubah: 91]

Penjelasan singkat ayat ini:

1)      Allah tidak membebani seseorang kecuali ia mampu.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} [البقرة: 286]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]

{لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} [الطلاق: 7]

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. [Ath-Thalaaq: 7]

2)      Keutamaan orang yang berbuat baik

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة: 195]

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah: 195]

{وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]

Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-'Ankabuut: 69]

{إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ} [الأعراف: 56]

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-A'raaf: 56]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)

B.     Hadits Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

57 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنْ إِسْمَاعِيلَ [بن أبي خالد]، قَالَ: حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: «بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ»

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id Al-Qathan], dari Isma'il [bin Abi Khalid], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Qais bin Abu Hazim, dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Aku telah membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan berbuat baik kepada setiap muslim".

58 - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ [محمد بن الفضل السدوسي]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ [الوضاح بن عبد الله]، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاَقَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ جَرِيرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ يَوْمَ مَاتَ المُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ، قَامَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: عَلَيْكُمْ بِاتِّقَاءِ اللَّهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَالوَقَارِ، وَالسَّكِينَةِ، حَتَّى يَأْتِيَكُمْ أَمِيرٌ، فَإِنَّمَا يَأْتِيكُمُ الآنَ. ثُمَّ قَالَ: اسْتَعْفُوا لِأَمِيرِكُمْ، فَإِنَّهُ كَانَ يُحِبُّ العَفْوَ، ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ: أُبَايِعُكَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَشَرَطَ عَلَيَّ: «وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ» فَبَايَعْتُهُ عَلَى هَذَا، وَرَبِّ هَذَا المَسْجِدِ إِنِّي لَنَاصِحٌ لَكُمْ، ثُمَّ اسْتَغْفَرَ وَنَزَلَ

Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man [Muhammad bin Al-Fadhl As-Sadusiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah [Al-Wadhah bin Abdillah], dari Ziyad bin 'Alaqah, ia berkata: Saya mendengar Jarir bin Abdullah berkata ketika Al-Mughirah bin Syu'bah (Gubernur Kufa) meninggal (tahun 50 hijriyah), sambil berdiri dia memuji Allah dan menyucikan-Nya, berkata, "Wajib atas kalian bertakwa kepada Allah satu-satunya dan tidak menyekutukannya, dan dengan penuh ketundukan dan ketenangan sampai datang pemimpin pengganti, dan sekarang datang penggantinya," kemudian dia berkata, "Mintakanlah maaf kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala buat pemimpin kalian ini (Al-Mughirah), karena dia suka memberi maaf." Lalu berkata, "Amma ba'du, sesungguhnya aku mendatangi Nabi kemudian aku berkata, "Aku membaiat engkau untuk Islam." Lalu Nabi memberi syarat: "dan berbuat baik kepada setiap muslim", maka aku membaiat beliau untuk perkara itu, dan demi Pemilik Masjid ini, sungguh aku akan selalu berbuat baik kepada kalian" Kemudian dia beristighfar lalu turun dari mimbar.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Jarir bin Abdillah Al-Bajaliy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Bertakwa kepada Allah dan bersikap tenang ketika terjadi pergantian pemimpin.

3.      Anjuran mendo’akan kebaikan kepada pemimpin.

Dari 'Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ، وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ»

"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo'akan kalian dan kalian mendo'akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka."

Beliau ditanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?"

Maka beliau bersabda:

«لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، أَلَا مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ وَالٍ، فَرَآهُ يَأْتِي شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، فَلْيَكْرَهْ مَا يَأْتِي مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ» [صحيح مسلم]

"Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." [Shahih Muslim]

4.      Penkhususan berbuat baik kepada Muslim tidak menafikan untuk berbuat baik kepada orang kafir dengan mengajaknya memeluk Islam.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [الممتحنة: 8، 9]

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. [Al-Mumtahanah: 8 - 9]

Ø  Anas radhiallahu'anhu berkata:

كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ ﷺ، فَمَرِضَ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ ﷺ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أَسْلِمْ»، فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ: أَطِعْ أَبَا القَاسِمِ ﷺ، فَأَسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ وَهُوَ يَقُولُ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ» [صحيح البخاري]

"Ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi menderita sakit. Maka Nabi menjenguknya dan beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda, "Masuklah Islam". Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata,: "Taatilah Abu Al Qasim . Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi keluar sambil bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka". [Shahih Bukhari]

5.      Pengamalan sahabat terhadap hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah

6.      Menutup khutbah dengan istigfar.

Abu Barzah Al-Aslamiy radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca do'a jika hendak berdiri dari majlisnya:

«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ»

"Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan segala puji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku meminta ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu"

Seorang bertanya: Ya Rasulullah, engkau telah membaca do'a yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya?

Rasulullah menjawab:

«كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِي الْمَجْلِسِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Itu adalah kaffarah (penghapus dosa) yang terjadi dalam majlis". [Sunan Abu Daud: Sahih]

7.      Menjalankan agama semampunya, bukan semaunya.

Jarir bin Abdullah radiyallahu 'anhu mengatakan;

بَايَعْتُ النَّبِيَّ ﷺ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، فَلَقَّنَنِي: فِيمَا اسْتَطَعْتُ «وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

Aku berbaiat kepada Nabi untuk mendengar dan taat, lantas beliau menuntunku, pada perkara semampuku, "dan untuk menasihati sesama muslim".  [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain, perawi berkata:

«وَكَانَ إِذَا بَاعَ الشَّيْءَ أَوِ اشْتَرَاهُ» قَالَ: «أَمَا إِنَّ الَّذِي أَخَذْنَا مِنْكَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِمَّا أَعْطَيْنَاكَ فَاخْتَرْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Jika Jarir ingin menjual atau membeli sesuatu maka ia selalu berkata, 'Jika yang kami ambil lebih kami sukai dari apa yang kami berikan kepadamu, maka silakah kamu pilih." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain:

غَدَا أَبُو عَبْدِ اللهِ إِلَى الْكُنَاسَةِ لِيَبْتَاعَ مِنْهَا دَابَّةً، وَغَدَا مَوْلًى لَهُ فَوَقَفَ فِي نَاحِيَةِ السُّوقِ، فَجَعَلَتِ الدَّوَابُّ تَمُرُّ عَلَيْهِ، فَمَرَّ بِهِ فَرَسٌ فَأَعْجَبَهُ، فَقَالَ: لِمَوْلَاهُ انْطَلِقْ فَاشْتَرِ ذَلِكَ الْفَرَسَ، فَانْطَلَقَ مَوْلَاهُ، فَأَعْطَى صَاحِبَهُ بِهِ ثَلَاثَمِائَةِ دِرْهَمٍ، فَأَبَى صَاحِبُهُ أَنْ يَبِيعَهُ فَمَاكَسَهُ، فَأَبَى صَاحِبُهُ أَنْ يَبِيعَهُ، فَقَالَ: هَلْ لَكَ أَنْ تَنْطَلِقَ إِلَى صَاحِبٍ لَنَا نَاحِيَةَ السُّوقِ؟ قَالَ: لَا أُبَالِي فَانْطَلَقَا إِلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ مَوْلَاهُ: أَنِّي أَعْطَيْتُ هَذَا بِفَرَسِهِ ثَلَاثَمِائَةِ دِرْهَمٍ فَأَبَى، وَذَكَرَ أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ صَاحِبُ الْفَرَسِ: صَدَقَ أَصْلَحَكَ اللهُ فَتَرَى ذَلِكَ ثَمَنًا، قَالَ: لَا فَرَسُكَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ تَبِيعُهُ بِخَمْسِمئةٍ حَتَّى بَلَغَ سَبْعَمِائَةِ دِرْهَمٍ أَوْ ثَمَانَمئةٍ، فَلَمَّا أَنْ ذَهَبَ الرَّجُلُ أَقْبَلَ عَلَى مَوْلَاهُ، فَقَالَ لَهُ: «وَيْحَكَ انْطَلَقْتَ لِتَبْتَاعَ لِي دَابَّةً، فَأَعْجَبَتْنِي دَابَّةُ رَجُلٍ، فَأَرْسَلْتُكَ تَشْتَرِيهَا، فَجِئْتَ بِرَجُلٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَقُودُهُ وَهُوَ يَقُولُ: مَا تَرَى مَا تَرَى، وَقَدْ بَايَعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَلَى النُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ» [المعجم الكبير للطبراني]

Jarir bin Abdillah pergi di pagi hari ke pasar untuk membeli hewan kendaraan, dan ikut seorang budak bersamanya. Lalu ia berdiri di tepi pasar untuk memperhatikan hewan yang lewat di depannya, kemudian lewat seekor kuda yang membuatnya takjub. Maka ia berkata kepada budaknya: Pergilah, dan beli kuda itu! Maka budaknya pergi dan ia memberi ke pemiliknya 300 dirham namun pemiliknya tidak mau, lalu ia membujuknya dan tetap tidak mau menjualnya. Maka ia berkata: Maukah engkau pergi menemui tuanku di tepi pasar? Ia berkata: Aku tidak peduli! Maka keduanya pergi. Maka budaknya berkata: Aku telah memberi orang ini untuk kudanya 300 dirham tapi ia menolak dan ia berkata bahwa kudanya lebih baik dari harga tersebut. Pemilik kuda itu berkata: Betul, semoga Allah menjagamu, apakah engkau merasa harga tersebut pantas? Jarir berkata: Tidak, kudamu lebih baik dari itu, maukah engkau menjualnya 500 dirham sampai 700 atau 800? Maka ketika orang tersebut pergi, Jarir menghadap budaknya dan berkata: Celaka kamu, engkau pergi untuk membelikanku kuda, dan aku kagum dengan kuda seseorang sehingga aku mengutusmu untuk membelinya, tapi kamu datang dengan seorang muslim dengan membawa kudanya sambil berkata: Apa pendapatmu, apa pendapatmu? Dan aku telah membaiat Rasulullah untuk berbuat baik kepada setiap muslim”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 42; Amalan tergantung niat dan tujuan, serta setiap orang mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...