Rabu, 19 Oktober 2022

Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

كِتَابُ الرِّقَاقِ

“Kitab: Pelunak-pelunak hati”

"بَابٌ: لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَةِ"

“Bab: Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat”

Judul bab ini adalah pengalan salah satu hadits yang akan disebutkan oleh imam Bukhari dalam bab ini, semuanya ada 3 hadits, dari Ibnu ‘Abbas, Anas bin Malik, dan Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhum.

A.    Hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6412 - حَدَّثَنَا المَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: " نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ، وَالفَرَاغُ "

قَالَ عَبَّاسٌ العَنْبَرِيُّ: حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepada kami Al-Makkiy bin Ibrahim, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa'id yaitu Ibnu Abi Hindi, dari Ayahnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma dia berkata, Nabi bersabda, "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu dengannya adalah kesehatan dan waktu luang."

'Abbas Al-'Anbariy mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Shofwan bin Isa, dari Abdullah bin Sa'id bin Abi Hind, dari Ayahnya, ia berkata: Saya mendengar Ibnu Abbas menyampaikan dari Nabi seperti hadits di atas.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2.      Banyak orang yang melalaikan nikmat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]

Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah), dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. [Saba':13]

{وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [السجدة: 7 - 9]

Dan (Allah) yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. [As-Sajdah: 7 - 9]

{وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [المؤمنون: 78] [الملك: 23]

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat sedikitlah kamu bersyukur. [Al-Mu'minuun:78]

3.      Nikmat sering melalaikan manusia.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق: 6 - 7]

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. [Al-'Alaq: 6 - 7]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ»

"Sesungguhnya dunia ini adalah kenikmatan yang menggiurkan, dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah (penghuni) di dalamnya, kemudian meperhatikan bagaimana kalian menjalaninya. Maka hati-hatilah dengan dunia, dan hati-hatilah dengan wanita, karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa kaum Bani Israil adalah cobaan wanita." [Sahih Muslim]

4.      Nikmat kesehatan.

Dari seorang sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ العَافِيَةِ» [سنن الترمذي: حسن]

"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak diberi sesuatu yang lebih baik setelah keimanan daripada keselamatan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

5.      Nikmat kesempatan.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ} [فاطر: 37]

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.” [Fathir: 37]

Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra

6.      Memanfaatkan nikmat dengan baik

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ} [الشرح: 7]

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). [Asy-Syarh: 7]

Ø  Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda kepada seseorang yang beliau nasehati:

«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»

"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu". [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]

B.     Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6413 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ [محمد بن جعفر]، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ، فَأَصْلِحِ الأَنْصَارَ وَالمُهَاجِرَهْ»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ghundar [Muhammad bin Ja'far], ia berkata: Ttelah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Mu'awiyah bin Qurrah, dari Anas, dari Nabi beliau bersabda, "Ya Allah, tidak ada (hakekat) kehidupan, kecuali kehidupan Akhirat, maka perbaikilah orang-orang Anshar dan Muhajirin."

C.     Hadits Sahlm bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6414 - حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ المِقْدَامِ، حَدَّثَنَا الفُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ [سلمة بن دينار المدني]، حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِي الخَنْدَقِ، وَهُوَ يَحْفِرُ وَنَحْنُ نَنْقُلُ التُّرَابَ، وَيَمُرُّ بِنَا، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ، فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالمُهَاجِرَهْ»

تَابَعَهُ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Al-Miqdam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Fudhail bin Sulaiman, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hazim [Salamah bin Dinar Al-Madaniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sahl bin Sa'd As-Sa'idiy, ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah ketika di (perang) Khandaq, ketika beliau menggali sementara kami mengangkut tanah, lalu beliau melewati kami dan bersabda, "Ya Allah, tidak ada (hakekat) kehidupan, kecuali kehidupan Akhirat, maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin."

Sahl bin Sa’ad mengikuti Anas dalam meriwayatkan dari Nabi sepertinya.

Penjelasan singkat kedua hadits ini:

1)      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Biografi Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3)      Perang Khandaq atau Ahzab tahun 5 hijriyah.

Ketika Bani An-Nadhir dari Yahudi menghasut Quraisy dan Gathafan untuk memerangi Nabi , meraka datang 10 ribu pasukan.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (9) إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا (10) هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا} [الأحزاب: 9 - 11]

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang dahsyat. [Al-Ahzab: 9-11]

4)      Sifat tawadhu’ Nabi yang ikut menggali parit.

5)      Tidak ada kehidupan yang hakiki selain kehidupan akhirat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} [العنكبوت: 64]

Dan tiadalah kehidupan dunia Ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. [Al-'Ankabuut:64]

{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (23) يَقُولُ يَالَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي} [الفجر: 23، 24]

Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku (yang hakiki) ini". [Al-Fajr: 23 - 24]

6)      Jangan sampai dilalaikan oleh kehidupan dunia.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [فاطر: 5]

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. [Faathir:5]

{إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [لقمان: 33]

Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. [Luqman:33]

7)      Do’a meminta kebaikan, ampunan, dan kemuliaan.

Dalam riwayat lain; Anas radhiyallahu'anhu berkata:

كَانَتِ الأَنْصَارُ يَوْمَ الخَنْدَقِ تَقُولُ: نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا ... عَلَى الجِهَادِ مَا حَيِينَا أَبَدَا

فَأَجَابَهُمْ: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ ... فَأَكْرِمِ الأَنْصَارَ وَالمُهَاجِرَهْ» [صحيح البخاري ومسلم]

Pada perang Al Khandaq, orang-orang Anshar bersyair, "Kami adalah orang-orang yang berbaiat kepada Muhammad. Untuk terus berjihad selama kami hidup." Lalu Nabi menyambut syair mereka dengan bersyair, "Ya Allah, tidak ada kehidupan yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat. Maka muliakanlah Anshar dan Muhajirin". [Shahih Bukhari dan Muslim]

8)      Istigfar memberikan kemudahan menjalani kehidupan dunia.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ } [هود: 3]

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. [Huud:3]

{اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا } [نوح: 10- 12]

Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun-, Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. [Nuuh: 10-12]

9)      Istigfar untuk meraih kebahagiaan hidup akhirat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ} [التحريم: 8]

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. [At-Tahriim:8]

10)  Mengingat akhirat untuk memudahkan bersabar.

Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu'anhu; Rasulullah berkata kepada Abu ‘Ammar dan Ummu ‘Ammar:

«اصْبِرُوا آلَ يَاسِرٍ مَوْعِدُكُمُ الْجَنَّةُ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن صحيح]

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian adalah surga”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan Shahih]

Lihat: Keutamaan banyak mengingat mati

11)  Melantunkan syair yang baik untuk memberi semangat.

Al-Barra` bin ‘Azib radhiyallahu'anhu bercerita:

لَمَّا كَانَ يَوْمُ الأَحْزَابِ، وَخَنْدَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَأَيْتُهُ يَنْقُلُ مِنْ تُرَابِ الخَنْدَقِ، حَتَّى وَارَى عَنِّي الغُبَارُ جِلْدَةَ بَطْنِهِ، وَكَانَ كَثِيرَ الشَّعَرِ، فَسَمِعْتُهُ يَرْتَجِزُ بِكَلِمَاتِ ابْنِ رَوَاحَةَ، وَهُوَ يَنْقُلُ مِنَ التُّرَابِ يَقُولُ:

اللَّهُمَّ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا ... وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا

فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا ... وَثَبِّتِ الأَقْدَامَ إِنْ لاَقَيْنَا

إِنَّ الأُلَى قَدْ بَغَوْا عَلَيْنَا ... وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا

قَالَ: ثُمَّ يَمُدُّ صَوْتَهُ بِآخِرِهَا [صحيح البخاري ومسلم]

"Pada waktu perang Ahzab atau Khandaq, aku melihat Rasulullah mengangkat tanah parit, sehingga debu-debu itu menutupi kulit beliau dari (pandangan) ku, saat itu beliau bersenandung dengan bait-bait syair yang pernah diucapkan oleh Ibnu Rawahah, sambil mengangkat tanah beliau bersabda,

'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.'

Beliau menyenandungkan itu sambil mengeraskan suara di akhir baitnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Sudah siapkah kita mati? - Berlomba dalam urusan akhirat - Hakikat kehidupan dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...