بسم الله الرحمن
الرحيم
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
كِتَابُ الرِّقَاقِ
“Kitab: Pelunak-pelunak hati”
"بَابٌ: لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ
الآخِرَةِ"
“Bab: Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan
akhirat”
Judul bab ini adalah pengalan salah satu
hadits yang akan disebutkan oleh imam Bukhari dalam bab ini, semuanya ada 3
hadits, dari Ibnu ‘Abbas, Anas bin Malik, dan Sahl bin Sa’ad
As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhum.
A. Hadits
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6412 - حَدَّثَنَا
المَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ
ابْنُ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا،
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: " نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ: الصِّحَّةُ، وَالفَرَاغُ "
قَالَ عَبَّاسٌ العَنْبَرِيُّ:
حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي
هِنْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثْلَهُ
Telah menceritakan kepada kami Al-Makkiy
bin Ibrahim, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa'id yaitu
Ibnu Abi Hindi, dari Ayahnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma
dia berkata, Nabi ﷺ bersabda, "Dua
kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu dengannya adalah kesehatan dan waktu
luang."
'Abbas Al-'Anbariy mengatakan; Telah
menceritakan kepada kami Shofwan bin Isa, dari Abdullah bin Sa'id bin Abi Hind,
dari Ayahnya, ia berkata: Saya mendengar Ibnu Abbas menyampaikan dari Nabi ﷺ seperti hadits di atas.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2.
Banyak orang yang melalaikan nikmat.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ
شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ:
13]
Beramallah hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah), dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima
kasih. [Saba':13]
{وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
(7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ
وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [السجدة: 7 - 9]
Dan (Allah) yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur. [As-Sajdah: 7 - 9]
{وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [المؤمنون:
78] [الملك: 23]
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi
kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat sedikitlah kamu
bersyukur. [Al-Mu'minuun:78]
3.
Nikmat sering melalaikan manusia.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق:
6 - 7]
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia
benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.
[Al-'Alaq: 6 - 7]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ
مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا
وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى
النِّسَاءِ»
"Sesungguhnya dunia ini
adalah kenikmatan yang menggiurkan, dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu
khalifah (penghuni) di dalamnya, kemudian meperhatikan bagaimana kalian
menjalaninya. Maka hati-hatilah dengan dunia, dan hati-hatilah dengan wanita,
karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa kaum Bani Israil adalah cobaan
wanita." [Sahih Muslim]
4.
Nikmat kesehatan.
Dari seorang sahabat Nabi -radhiyallahu
'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى
خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Tidak
apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang
bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari
kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Dari Abu Bakr Ash
Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ
يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ العَافِيَةِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Mintalah ampunan dan keselamatan
kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak diberi sesuatu
yang lebih baik setelah keimanan daripada keselamatan." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
5.
Nikmat kesempatan.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا
أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ
نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ
فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ} [فاطر:
37]
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan
kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan
kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat
berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang
pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim
tidak ada seorang penolong pun.” [Fathir: 37]
Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra
6.
Memanfaatkan nikmat dengan baik
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{فَإِذَا فَرَغْتَ
فَانْصَبْ} [الشرح: 7]
Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
[Asy-Syarh: 7]
Ø Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda kepada
seseorang yang beliau nasehati:
«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ،
وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ
شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»
"Manfaatkanlah lima hal
sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum
sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan
hidupmu sebelum matimu". [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]
B. Hadits
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6413 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ [محمد بن جعفر]، حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
«اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ، فَأَصْلِحِ الأَنْصَارَ
وَالمُهَاجِرَهْ»
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Basysyar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ghundar [Muhammad bin
Ja'far], ia berkata: Ttelah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Mu'awiyah
bin Qurrah, dari Anas, dari Nabi ﷺ
beliau bersabda, "Ya Allah, tidak ada (hakekat) kehidupan, kecuali
kehidupan Akhirat, maka perbaikilah orang-orang Anshar dan Muhajirin."
C. Hadits
Sahlm bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6414 - حَدَّثَنِي
أَحْمَدُ بْنُ المِقْدَامِ، حَدَّثَنَا الفُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا
أَبُو حَازِمٍ [سلمة بن دينار المدني]، حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ
السَّاعِدِيُّ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِي الخَنْدَقِ، وَهُوَ يَحْفِرُ
وَنَحْنُ نَنْقُلُ التُّرَابَ، وَيَمُرُّ بِنَا، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ
إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ، فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالمُهَاجِرَهْ»
تَابَعَهُ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ
النَّبِيِّ ﷺ مِثْلَهُ
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin
Al-Miqdam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Fudhail bin Sulaiman,
ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hazim [Salamah bin Dinar
Al-Madaniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sahl bin Sa'd
As-Sa'idiy, ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah ﷺ ketika di (perang) Khandaq, ketika beliau menggali sementara
kami mengangkut tanah, lalu beliau melewati kami dan bersabda, "Ya Allah,
tidak ada (hakekat) kehidupan, kecuali kehidupan Akhirat, maka ampunilah
orang-orang Anshar dan Muhajirin."
Sahl bin Sa’ad mengikuti Anas
dalam meriwayatkan dari Nabi ﷺ sepertinya.
Penjelasan singkat kedua hadits ini:
1) Biografi
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Biografi
Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3) Perang
Khandaq atau Ahzab tahun 5 hijriyah.
Ketika Bani An-Nadhir dari Yahudi menghasut
Quraisy dan Gathafan untuk memerangi Nabi ﷺ,
meraka datang 10 ribu pasukan.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (9) إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ
وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا (10) هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ
وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا} [الأحزاب: 9 -
11]
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan
nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang
kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang
tidak dapat terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Yaitu)
ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika
penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu
berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang
mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang dahsyat. [Al-Ahzab: 9-11]
4) Sifat
tawadhu’ Nabi ﷺ yang ikut menggali parit.
5) Tidak
ada kehidupan yang hakiki selain kehidupan akhirat.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ
وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}
[العنكبوت: 64]
Dan tiadalah kehidupan dunia Ini
melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang
sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. [Al-'Ankabuut:64]
{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ
يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (23) يَقُولُ يَالَيْتَنِي
قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي} [الفجر: 23، 24]
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka
Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi
mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku
dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku (yang hakiki) ini".
[Al-Fajr: 23 - 24]
6) Jangan
sampai dilalaikan oleh kehidupan dunia.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ
حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ} [فاطر: 5]
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah
adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan
sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang
Allah. [Faathir:5]
{إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [لقمان: 33]
Sesungguhnya janji Allah adalah benar,
maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan
(pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.
[Luqman:33]
7) Do’a
meminta kebaikan, ampunan, dan kemuliaan.
Dalam riwayat lain; Anas radhiyallahu'anhu
berkata:
كَانَتِ الأَنْصَارُ يَوْمَ الخَنْدَقِ
تَقُولُ: نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا
... عَلَى الجِهَادِ مَا حَيِينَا أَبَدَا
فَأَجَابَهُمْ: «اللَّهُمَّ
لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ ... فَأَكْرِمِ الأَنْصَارَ وَالمُهَاجِرَهْ» [صحيح البخاري ومسلم]
Pada perang Al Khandaq, orang-orang Anshar
bersyair, "Kami adalah orang-orang yang berbaiat kepada Muhammad. Untuk
terus berjihad selama kami hidup." Lalu Nabi ﷺ
menyambut syair mereka dengan bersyair, "Ya Allah, tidak ada kehidupan
yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat. Maka muliakanlah Anshar dan
Muhajirin". [Shahih Bukhari dan Muslim]
8) Istigfar
memberikan kemudahan menjalani kehidupan dunia.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ
كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ } [هود: 3]
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu
dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia
akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu
yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang
mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. [Huud:3]
{اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ
كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ
وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا } [نوح: 10- 12]
Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya dia
adalah Maha Pengampun-, Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. [Nuuh: 10-12]
9) Istigfar
untuk meraih kebahagiaan hidup akhirat.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ} [التحريم: 8]
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. [At-Tahriim:8]
10) Mengingat
akhirat untuk memudahkan bersabar.
Dari
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu'anhu; Rasulullah ﷺ berkata kepada Abu ‘Ammar dan Ummu ‘Ammar:
«اصْبِرُوا آلَ يَاسِرٍ
مَوْعِدُكُمُ الْجَنَّةُ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن
صحيح]
“Bersabarlah
wahai keluarga Yasir, tempat kalian adalah surga”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya
Ath-Thabaraniy: Hasan Shahih]
Lihat: Keutamaan banyak mengingat mati
11) Melantunkan
syair yang baik untuk memberi semangat.
Al-Barra` bin ‘Azib radhiyallahu'anhu
bercerita:
لَمَّا كَانَ يَوْمُ الأَحْزَابِ،
وَخَنْدَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَأَيْتُهُ يَنْقُلُ
مِنْ تُرَابِ الخَنْدَقِ، حَتَّى وَارَى عَنِّي الغُبَارُ جِلْدَةَ بَطْنِهِ،
وَكَانَ كَثِيرَ الشَّعَرِ، فَسَمِعْتُهُ يَرْتَجِزُ بِكَلِمَاتِ ابْنِ رَوَاحَةَ،
وَهُوَ يَنْقُلُ مِنَ التُّرَابِ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ
لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا ... وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا
فَأَنْزِلَنْ
سَكِينَةً عَلَيْنَا ... وَثَبِّتِ الأَقْدَامَ إِنْ لاَقَيْنَا
إِنَّ
الأُلَى قَدْ بَغَوْا عَلَيْنَا ... وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا
قَالَ: ثُمَّ يَمُدُّ صَوْتَهُ
بِآخِرِهَا [صحيح البخاري ومسلم]
"Pada waktu perang Ahzab atau Khandaq,
aku melihat Rasulullah ﷺ mengangkat tanah parit, sehingga debu-debu itu menutupi kulit
beliau dari (pandangan) ku, saat itu beliau bersenandung dengan bait-bait syair
yang pernah diucapkan oleh Ibnu Rawahah, sambil mengangkat tanah beliau
bersabda,
'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka
kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan
melakukan shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan
kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik
telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka
kami menolaknya.'
Beliau menyenandungkan itu sambil
mengeraskan suara di akhir baitnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Sudah siapkah kita mati? - Berlomba dalam urusan akhirat - Hakikat kehidupan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...