بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 hadits yang menunjukkan larangan berdo’a dengan ucapan “Ya
Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki”.
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan
Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
"لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِيْ إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمْ
المَسْأَلَةَ فَإِنَّ اللهَ لاَ مُكْرِهَ لَهُ"
“Janganlah ada seseorang di antara kalian
yang berdo’a dengan ucapan: “Ya Allah, Ampunilah aku jika Engkau menghendaki”,
atau berdo’a: “Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki”, tetapi
hendaklah meminta dengan mantap, karena sesungguhnya Allah –ta’aalaa-
tidak ada sesuatupun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu”.
Ø Dan dalam riwayat Muslim, disebutkan:
"وَلْيُعْظِمْ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ
اللهَ لاَ يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ"
“Dan hendaklah ia memiliki keinginan yang
besar, karena sesungguhnya Allah tidak terasa berat bagi-Nya sesuatu yang Ia
berikan”.
Dari hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 5 poin penting:
1.
Larangan mengucapkan kata: “jika engkau menghendaki” dalam
berdoa.
Karena ini termasuk sikap melampaui batas
dalam berdo’a, Allah -subhanahu
wa ta'aalaa- berfirman:
{ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين} [الأعراف: 55]
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri
dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas (tentang yang diminta dan cara meminta). [Al-A'raf: 55]
Ø Abdullah bin Mugaffal radhiyallahu ‘anhu mendengan
anaknya berdo'a:
"اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ
الْقَصْرَ الأَبْيَضَ عَنْ يَمِينِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا". فَقَالَ:
أَىْ بُنَىَّ سَلِ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّهُ سَيَكُونُ فِى
هَذِهِ الأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِى الطُّهُورِ وَالدُّعَاءِ». [سنن أبى
داود: صحيح]
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta
kepada-Mu istanah putih di sebelah kanan surga jika aku memasukinya", lalu
ia berkata: Wahai anakku, cukuplah engkau mintalah kepada Allah surga dan
belindung kepada-Nya dari neraka, karena sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah bersabda: Akan ada pada umatku ini orang-orang yang melampaui batas
dalam bersuci dan berdo'a. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Lihat: Adab berdo’a
2.
Karena [ucapan ini menunjukkan seakan-akan Allah merasa
keberatan dalam mengabulkan permintaan hamba-Nya, atau merasa terpaksa untuk
memenuhi permohonan hamba-Nya].
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ
فَلْيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ
لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Jika seseorang dari kalian berdo'a, maka
terguhkanlah permintaannya, dan jangan mengatakan "Ya Allah .. kalau
Engkau mau berikanlah aku", karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa
Allah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
3.
Diperintahkan untuk berkeinginan kuat dalam berdoa.
Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:
{وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ
رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ} [الأعراف: 56]
"Dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik." [Al-A'raf:56]
{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ
فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ } [الأنبياء: 90]
"Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan
cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami." [Al-Anbiyaa':90]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ
وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ» [صحيح البخاري]
“Jika kalian meminta kepada Allah maka mintalah
kepada-Nya surga Firdaus, karena itu adalah suga yang tengah dan surga yang
paling tinggi, di atasnya terdapat arasy Ar-Rahman, dan darinya mengalir
sungai-sungai surga”. [Sahih Bukhari]
Tidak meminta urusan dunia semata.
Allah -subhanahu
wa ta'aalaa- berfirman:
{فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ . أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ}
[البقرة: 200 - 202]
Maka di antara manusia ada orang yang bendoa:
"Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah
baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang
yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka Itulah
orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya. [Al-Baqarah: 200-202]
Ø Ummu Habibah - radhiyallahu ‘anha- istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo'a:
اللَّهُمَّ أَمْتِعْنِى بِزَوْجِى رَسُولِ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم وَبِأَبِى أَبِى سُفْيَانَ وَبِأَخِى مُعَاوِيَةَ
"Ya .. Allah berilah aku
kenikmatan dengan suamiku Rasulullah dan dengan ayahku Abu Sufyan, dan dengan
saudaraku Mu'awiyah."
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata padanya:
« قَدْ سَأَلْتِ اللَّهَ لآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ وَأَيَّامٍ
مَعْدُودَةٍ وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ أَوْ يُؤَخِّرَ
شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللَّهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ
فِى النَّارِ أَوْ عَذَابٍ فِى الْقَبْرِ كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ ». [صحيح مسلم]
“Engkau telah meminta kepada
Allah sesuatu yang waktunya pasti datang, sesuatu yang sangat singkat, dan
rezki yang sudah dibagi. Do'amu tidak akan mempercepat sesuatu sebelum waktunya
dan tidak pula dapat menangguhkan sesuatu dari waktunya, seandainya engkau
meminta kepada Allah semoga menjauhkanmu dari siksaan neraka atau siksaan kubur
maka itu akan lebih baik dan lebih mulia.” [Sahih Muslim]
4.
Diperintahkan untuk membesarkan harapan dikabulkan dalam
berdoa.
Jangan seperti orang munafiq ketika meminta do’a, Allah -subhanahu wa
ta'aalaa- berfirman:
{سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ
مِنَ الْأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا يَقُولُونَ
بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ} [الفتح: 11]
Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan
berkata kepadamu, “Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka
mohonkanlah ampunan untuk kami.” Mereka mengucapkan sesuatu dengan mulutnya apa
yang tidak ada dalam hatinya. [Al-Fath: 11]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ،
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ» [سنن الترمذي: حسن]
“Berdo'alah kepada Allah dengan penuh keyakinan
akan dijawab, dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do'a dari
hati yang lalai (tidak khusyu' dalam berdo'a)”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Diantara tanda besarnya harapan untuk dikabulkan
do’anya:
a)
Mengangkat
tangan ketika berdo’a sebagai bentuk harapan besar.
Dari Salman radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا
صِفْرًا» [سنن أبى داود: صححه الألباني]
“Sesungguhnya Tuhanmu tabaraka wata'ala Maha
Pemalu dan Pemurah, malu terhadap hamba-Nya jika ia mengangkat tangannya
berdo'a kepada-Nya dibalas dengan hampa.” [Sunan Abi Daud: Sahih]
b)
Tidak
tergesa-gesa untuk dikabulkan do’anya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ
بِإِثْمٍ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ؟
قَالَ: «يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ
أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ» [صحيح مسلم]
“Selamanya akan dikabulkan
do'a seorang hamba selama ia tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa atau
pemutusan silaturahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa”. Sahabat bertanya: Ya
Rasulullah .. bagaimana tergesa-gesa itu? Rasulullah menjawab: “Ia berkata "Aku
sudah berdo'a dan berdo'a tapi tidak pernah dikabulkan untukku”, kemudian
ia merasa letih dan meninggalkan do'a”. [Sahih Muslim]
c)
Menyebutkan
alasan permintaan.
Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:
{وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ
عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا . إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا
عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا} [نوح: 26- 27]
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau
biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
ma'siat lagi sangat kafir. [Nuh:26-27]
d)
Mengulangi
do’a tiga kali.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata:
«كَانَ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَعَا دَعَا ثَلَاثًا، وَإِذَا سَأَلَ
سَأَلَ ثَلَاثًا»
“Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika berdo’a mengulangi do’anya tiga kali, dan jika meminta
mengulangi permintaannya tiga kali”. [Shahih Muslim]
Lihat: Mengapa do'a kita tidak dikabulkan?
5.
Karena [Allah Maha Kaya, Maha luas karunia-Nya, dan Maha
Kuasa untuk berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya].
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan dari Allah dalam
sebuah hadits qudsi:
«يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا
عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ .
يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى
أُطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ
فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ
لَكُمْ . يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى وَلَنْ تَبْلُغُوا
نَفْعِى فَتَنْفَعُونِى. يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ
مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا . يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ
وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا . يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ
فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا
عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا
عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ
إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ
ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]
“Wahai hamba-Ku .. sesungguhnya Aku
mengharamkan kedzaliman bagi diri-Ku dan Aku haramkan di antara kalian, maka
janganlah kalian saling mendzalimi. Wahai
hamba-Ku .. kalian semua sesat kecuali yang aku beri hidayah, maka mintalah
hidayah dari-Ku dan Aku akan memberimu hidayah. Wahai hamba-Ku .. kalian semua
lapar kecuali yang aku beri makan, maka mintalah makanan dari-Ku dan Aku akan
memberimu makan. Wahai hamba-Ku .. kalian semua telanjang kecuali yang aku beri
pakaian, maka mintalah pakaian dari-Ku dan akau akan memberimu pakaian. Wahai
hamba-Ku .. sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang dan malam dan Aku
mengampuni semua dosa-dosa, maka minta ampunlah dari-Ku dan Aku akan
mengampunimu. Wahai hamba-Ku ..
jika kalian merasakan kesulitan dari-Ku maka kalian tidak akan bisa membalasku
dengan kesulitan, dan jika kalian merasakan kenikmatan dari-Ku maka kalian
tidak akan bisa membalasku dengan kenikmatan. Wahai
hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir,
dari kalangan manusia dan jin, semuanya bertaqwa dengan sebaik-baik taqwa
diantara kalian, itu semua tidak akan menambah sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai
hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir,
dari kalangan manusia dan jin, semuanya jahat dengan sejahat-jahat diantara
kalian, itu semua tidak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai
hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir,
dari kalangan manusia dan jin, semuanya berdiri di satu padang luas meminta
kepada-Ku dan Aku beri semua manusia apa yang mereka minta, itu
tidak akan mengurangi kekayaanku, kecuali seperti air yang diambil benang jika
dicelupkan ke laut. Wahai hamba-Ku ..
semuanya hanyalah amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya,
barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan
barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali sesali
dirimu sendiri”. [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ،
وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا
أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ،
وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا "، قَالُوا: إِذًا
نُكْثِرُ، قَالَ: " اللهُ أَكْثَرُ " [مسند أحمد: صحيح]
"Tidak seorangpun dari umat
Islam yang berdo'a dengan suatu do'a yang tidak mengandung dosa dan pemutusan
silaturahim kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu di antara tiga hal:
Do'anya akan langsung dikabulkan, atau pahalanya ditabung untuknya di akhirat,
atau dijauhkan darinya keburukan yang setimpal." Sahabat berkata: Kalau demikian kami akan memperbanya
berdo'a! Rasulullah
menjawab: Allah lebih banyak (karunia-Nya). [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (52); Larangan mengucapkan “As-Salamu ‘alallah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...