بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 hadits yang menunjukkan larangan mengucapkan “Assalamu
‘alallah” keselamatan untuk Allah ‘azza wajalla.
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan
Muslim, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
" كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ الصَّلاَةِ، قُلْنَا: السَّلاَمُ عَلَى اللهِ مِنْ
عِبَادِهِ، السَّلاَمُ عَلَى فُلاَنٍ وَفُلاَنٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَقُوْلُوْا السَّلاَمُ عَلَى اللهِ، فَإِنَّ اللهَ هُوَ
السَّلاَمُ "
“Ketika kami melakukan shalat bersama Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kami pernah mengucapkan: “semoga
keselamatan untuk Allah dari hamba-hambaNya, semoga keselamatan untuk si fulan
dan si fulan”, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah
kamu mengucapkan: “keselamatan
semoga untuk Allah”, karena sesungguhnya Allah adalah (Maha pemberi
keselamatan).
Dari hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 5 poin penting:
1.
Penjelasan tentang makna “As-Salam”.
“As-Salam”
adalah salah satu nama Allah yang mulia, sebagaimana dalam firmanNya:
{هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ}
Dialah Allah yang
tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, yang Maha suci, yang Maha
Sejahtera. [Al-Hasyr:23]
Ø Dari Anas radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ السَّلَامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ
اللَّهِ تَعَالَى، وَضَعَهُ اللَّهُ فِي الْأَرْضِ، فَأَفْشُوا السَّلَامَ
بَيْنَكُمْ» [الأدب المفرد: حسن]
“Sesungguhnya As-Salam adalah nama dari nama-nama
Allah ta’aalaa, Allah menetapkannya di bumi, maka sebarkanlah salam
diantara kalian”. [Al-Adab Al-Mufrad: Hasan]
Makna “As-Salam”,
diantaranya:
a)
Maha Pemberi
keselamatan.
'Aisyah
radhiyallahu 'anha berkata; "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mengucapkan salam, beliau tidak duduk selain seukuran membaca bacaan:
"اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ"
“Ya Allah, Engkau
adalah Dzat Pemberi keselamatan, dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar
Engkau Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan." [Shahih Muslim]
Ø Tsauban
radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
jika selesai dari shalatnya, beliau istigfar sebanyak 3 kali kemudian membaca
...
"اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ"
“Ya Allah Engkaulah "As-Salam"
(selamat dari segala kekurangan), dan dari-Mu lah keselamatan, Engkau maha
Agung yang memiliki kemuliaan dan kemurahan". [Sahih Muslim]
Lihat: Hadits Tsauban; Istigfar dan dzikir setelah shalat
b)
“As-Salam” berarti
selamat dari segala kekurangan dan keburukan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ (45) ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ} [الحجر:
45، 46]
Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam
surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir). (Allah
berfirman), “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.” [Al-Hijr: 45-46]
{ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ
ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ (34) لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ}
[ق: 34، 35]
Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai.
Itulah hari yang abadi.” Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka
kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.
[Qaaf: 34-35]
{قِيلَ يَانُوحُ اهْبِطْ
بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ} [هود: 48]
Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat
sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin)
yang bersamamu.” [Huud: 48]
c)
“As-Salam” berarti
Islam.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قَدْ
جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15) يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ
اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ} [المائدة: 15- 16]
Sesungguhnya telah
datang kepadamu cahaya dari Allah (nabi Muhammad), dan Kitab yang menerangkan
(Al-Qur'an). Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan (Islam).
[Al-Maidah: 15-16]
d)
“As-Salam” berarti
juga do’a keselamatan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَالسَّلَامُ عَلَى مَنِ
اتَّبَعَ الْهُدَى} [طه: 47]
Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada
orang yang mengikuti petunjuk. [Thahaa: 47]
{وَالسَّلَامُ عَلَيَّ
يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا} [مريم: 33]
(Isa berkata} Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan
pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". [Maryam: 33]
Ø Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ،
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ
فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ،
فَقَالَ: «عِشْرُونَ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ:
«ثَلَاثُونَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan mengucapkan, "Assalamu Alaikum?" Beliau
membalas salam orang tersebut lalu duduk, Nabi ﷺ
kemudian bersabda: "Sepuluh." Setelah itu ada seseorang datang dan
mengucapkan salam, "Assalamu Alaikum wa Rahmatullah." Beliau
membalas salam orang tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Dua
puluh." Setelah itu ada lagi orang datang dan mengucapakan salam, "Assalamu
Alaikum Wa Rahmatullahi Wa barakatuh." Beliau membalas salam orang
tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Tiga puluh." [Sunan Abi Daud:
Shahih]
2.
As-Salam
merupakan ucapan selamat.
Lihat: Adab memberi salam dan menjawabnya
3.
Hal ini tidak sesuai untuk Allah.
4.
Alasannya, karena “As-Salam” adalah salah satu dari nama
Allah, Dialah yang memberi keselamatan, dan hanya kepada-Nya kita memohon
keselamatan.
Selain itu ada alasan lain kenapa ucapan
ini dilarang:
a)
Karena ucapan ini
menunjukkan seolah-olah Allah itu ada kemungkinan tidak selamat, sehingga kita
mendo’akanNya keselamatan.
b)
Karena seharusnya kitalah
yang meminta kepada Allah, bukan memintakan untuk Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ
وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]
Hai manusia, kamulah yang membutuhkan
kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi
Maha Terpuji. [Faathir:15]
5.
Telah diajarkan kepada para sahabat tentang ucapan
penghormatan yang sesuai untuk Allah.
Ucapan penghormatan
yang sesuai untuk Allah yaitu: “At-Tahiyyatu
lillah, Wash-Shalawatu Wath-Thayyibat”.
'Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي الصَّلاَةِ، قُلْنَا: السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ، السَّلاَمُ
عَلَى فُلاَنٍ وَفُلاَنٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" لاَ تَقُولُوا السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلاَمُ،
وَلَكِنْ قُولُوا: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ،
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، فَإِنَّكُمْ إِذَا
قُلْتُمْ أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِي السَّمَاءِ أَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ، فَيَدْعُو
"
Jika kami shalat bersama Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, kami mengucapkan: "Semoga kesejahteraan
terlimpahkan kepada Allah dari hamba-hamba Nya, dan semoga kesejahteraan
terlimpahkan kepada si anu dan si anu". Maka Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah
kalian mengucapkan: "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada Allah",
karena sesungguhnya Allah, Dialah As-Salaam. Akan tetapi bacalah: "Segala
penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan
berkah-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada
hamba-hamba Allah yang shalih". Karena apabila kalian mengucapkan seperti
ini, maka berarti kalian telah mengucapkan salam kepada seluruh yang ada di
langit atau yang berada di antara langit dan bumi." (Dan lanjutkanlah
dengan bacaan): "Aku bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya". Lalu
ia memilih doa yang paling ia sukai kemudian berdoa dengannya." [Sahih
Bukhari]
Ø
Dalam riwayat lain, "Rasulullah ﷺ
pernah mengajariku tasyahud -sambil menghamparkan kedua telapak
tangannya- sebagaimana beliau mengajariku surah Al-Qur'an, yaitu:
«التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ» وَهُوَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْنَا،
فَلَمَّا قُبِضَ قُلْنَا: السَّلاَمُ - يَعْنِي - عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [صحيح البخاري]
"AT-TAHIYYATUT
LILLAHI WASH-SHALAWAATU WATH-THAYYIBAATU, ASSALAAMU 'ALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WA
RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH, ASSALAAMU 'ALAINAA WA 'ALA
'IBAADILLAAHISH-SHAALIHIIN, ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUH (penghormatan, rahmat dan kebaikan hanya
untuk Allah. Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan tetap ada pada engkau
wahai Nabi. Keselamatan juga semoga ada pada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku
bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya). Yaitu ketika beliau masih hidup bersama kami,
namun ketika beliau telah meninggal, kami mengucapkan, "Assalaamu
maksudnya atas Nabi ﷺ." [Shahih Bukhari]
Cara
salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah wafatnya:
Atha’ –rahimahullah- berkata:
"
أَنَّ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوا يُسَلِّمُونَ
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيٌّ: السَّلَامُ عَلَيْكَ
أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَلَمَّا مَاتَ قَالُوا:
السَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ " [مصنف عبد الرزاق الصنعاني]
“Bahwasanya
para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu mereka memberi
salam (dalam shalat) ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih
hidup: “Assalamu ‘alaika ayyuhan Nabiy, warahmatullahi wabarakatuh”
(Salam atasmu wahai sang Nabi, rahmat Allah dan keberkahanNya), dan ketika
beliau telah wafat mereka membaca: “Assalamu ‘alan Nabiy warahmatullahi
wabarakatuh” (Salam atas sang Nabi, rahmat Allah dan keberkahanNya).
[Mushannaf ‘Abdurrazaq]
Bentuk-bentuk tahiyat dalam shalat.
Ibnu
Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا
يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ فَكَانَ يَقُولُ: «التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ، الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ
أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا
وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ» وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ كَمَا
يُعَلِّمُنَا الْقُرْآنَ [صحيح مسلم]
Rasulullah
ﷺ mengajarkan kami tasyahhud sebagaimana
beliau mengajarkan kami sebuah surah Al-Qur'an, lalu pada waktu itu beliau
membaca, 'Attahiyyat al-Mubarakat ash-Shalawat ath-Thayyibat Lillah,
Assalamu alaika, Ayyuha an-Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuhu, Assalamu'alaina
wa ala Ibadillahishshaalihin. (Segala penghormatan, keberkahan, shalawat
dan juga kebaikan bagi Allah,. Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu wahai
Nabi dan juga rahmat dan berkahnya. Semoga keselamatan terlimpahkan atas kami
dan hamba Allah yang shalih. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah).' Dan dalam suatu riwayat, "Sebagaimana beliau mengajarkan kepada
kami Al-Qur'an." [Shahih Muslim]
Ø
Dari Abu Musa Al-As’ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
"
وَإِذَا كَانَ عِنْدَ الْقَعْدَةِ فَلْيَكُنْ مِنْ أَوَّلِ قَوْلِ أَحَدِكُمْ:
التَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ
اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ " [صحيح مسلم]
Dan
apabila sedang duduk tahiyat maka hendaklah doa pertama kalian adalah, At-tahiyyatut-thayyibaatus-shalawaatu
lillahi, assalamu alaika, ayyuha an-Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuhu,
assalamu'alaina wa ala ibadillahishshaalihin. (Segala penghormatan bagi
Allah, shalawat dan juga kebaikan. Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu
wahai Nabi dan juga rahmat dan berkahnya. Semoga keselamatan terlimpahkan atas
kami dan hamba Allah yang shalih).' Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah.'" [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (51); Menetapkan Al-Asma’ Al-Husna hanya untuk Allah dan tidak menyelewengkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...