Senin, 25 Januari 2021

Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Dzar Al-Gifariy -radhiyallahu ‘anhu-, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari Allah 'azza wajalla (dalam sebuah hadits Qudsi): “Wahai hamba-Ku .. sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman bagi diri-Ku dan Aku haramkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling mendzalimi.

“Wahai hamba-Ku .. kalian semua sesat kecuali yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah dari-Ku dan Aku akan memberimu hidayah. Wahai hamba-Ku .. kalian semua lapar kecuali yang Aku beri makan, maka mintalah makanan dari-Ku dan Aku akan memberimu makan. Wahai hamba-Ku .. kalian semua telanjang kecuali yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian dari-Ku dan akau akan memberimu pakaian. Wahai hamba-Ku .. sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni semua dosa-dosa, maka minta ampunlah dari-Ku dan Aku akan mengampunimu.

“Wahai hamba-Ku .. jika kalian merasakan kesulitan dari-Ku maka kalian tidak akan bisa membalasku dengan kesulitan, dan jika kalian merasakan kenikmatan dari-Ku maka kalian tidak akan bisa membalasku dengan kenikmatan.

“Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya bertaqwa dengan sebaik-baik taqwa diantara kalian, itu semua tidak akan menambah sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya jahat dengan sejahat-jahat diantara kalian, itu semua tidak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan-Ku.

“Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya berdiri di satu padang luas meminta kepada-Ku dan Aku beri semua manusia apa yang mereka minta, itu tidak akan mengurangi kekayaanKu, kecuali seperti air yang diambil benang jika dicelupkan ke laut.”

“Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah amalanmu, Aku hitung untukmu kemudian Aku berikan balasannya, barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan ia sesali kecuali sesali dirinya sendiri.” Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Abu Dzar Al-Gifaariy radliallahu ' anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Mustahil Allah berbuat dzalim.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ} [آل عمران : 182]

(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. [Ali 'Imran: 182] [Al-Anfaal: 51] [Al-Hajj: 10]

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ} [فصلت: 46]

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. [Fushilat: 46]

3.      Perbuatan dzalim adalah melampaui batas pada hak orang lain.

Ibnu Ad-Dailamiy -rahimahullah- berkata: "Aku mendatangi Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu, lalu aku katakan kepadanya, "Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku tentang perkara takdir, maka ceritakanlah kepadaku tentang sesuatu semoga Allah menghilangkan keresahan itu dari dalam hatiku."

Ubay -radhiyallahu 'anhu- menjawab:

«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Jika Allah menyiksa semua makluk yang ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah mereka lakukan. Jika engkau bersedekah dengan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir. Dan engkau mengetahui bahwa apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan. Jika engkau meninggal bukan di atas keyakinan yang demikian ini, maka engkau akan masuk neraka."

Abu Ad-Dailamiy berkata, "Kemudian aku mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Kemudian aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu pula." [Sunan Abi Daud: Shahih]

4.      Allah mewajibkan dan mengharamkan sesuatu pada diri-Nya.

Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata:

كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَال: «يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِه، ِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّه؟» قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ! قَالَ: «فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا». فَقُلْت: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاس؟ َ قَال: «لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا»

"Aku pernah membonceng di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas seekor keledai yang diberi nama 'Ufair lalu Beliau bertanya: "Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?"

Aku jawab: "Allah dan Rosul-Nya yang lebih tahu".

Beliau bersabda: "Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah hendankah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan hak para hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidak akan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun".

Lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?"

Beliau menjawab: "Jangan kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja". [Shahih Bukhari dan Muslim]

5.      Allah mengharamkan perbuatan dzalim pada sesama manusia.

Dari Abdullah bin ‘Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ»

“Kezhaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat kelak." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Jabir bin 'Abdullah -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

"Hindarilah kezhaliman, karena kezhaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin ‘Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Musa -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ»

“Sesungguhnya Allah menangguhkan siksaan bagi orang dzalim sampai ketika Allah menghukumnya ia tidak akan bisa lepas dari-Nya”.

Kemudian Rasulullah membaca firman Allah ...

{وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ} [هود: 102]

"Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras." [Huud:102] [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

6.      Mendzalimi orang lain berarti mendzalimi diri sendiri.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَلَا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِتَعْتَدُوا وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ} [البقرة: 231]

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. [Al-Baqarah: 231]

7.      Tiga jenis perbuatan dzalim.

Dari Anas -radhiyallahu 'anhu-; Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

" الظُّلْمُ ثَلاثَةٌ: فَظُلْمٌ لا يَتْرُكُهُ اللَّهُ، وَظُلْمٌ يُغْفَرُ، وَظُلْمٌ لا يُغْفَرُ، فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لا يُغْفَرُ فَالشِّرْكُ لا يَغْفِرُهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَأَمَّا الَّذِي لا يُتْرَكُ فظلم العباد، فيقتص الله بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ "

"Kedzaliman itu ada tiga: Ada kedzaliman yang tidak diabaikan, ada kedzaliman yang diampuni, dan ada kedzaliman yang tidak diampuni. Adapun kedzaliman yang tidak diampuni maka itu adalah syirik, tidak akan diampun oleh Allah, dan adapun kedzaliman yang diampuni maka itu adalah kedzaliman seorang hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun kedzaliman yang tidak diabaikan maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba maka Allah akan memberikan pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain". [Silsilah Ash-Shahihah no.1927]

Lihat: Hadits Anas; 3 jenis kedzaliman

8.      Segala nikmat datangnya dari Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل: 53]

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]

9.      Hanya Allah yang memberi hidayah (taufiq).

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [القصص: 56]

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. [Al-Qashash:56]

10.  Meminta hidayah kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} [الفاتحة: 6]

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. [Al-Fatihah: 6]

Ø  Ali bin Ali Thalib berkata: Rasulullah menyuruhku membaca do'a ini ...

«اللَّهُمَّ اهْدِنِيْ وَسَدِّدْنِيْ»

"Ya Allah .. berilah aku hidayah dan taufiq (mendapatkan yang diinginkan)." [Sahih Muslim]

11.  Allah yang memberi makanan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ} [الأنعام: 14]

Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia yang memberi makan dan Ia tidak diberi makan?" [Al-An'am: 14]

12.  Meminta makanan kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 126]

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali". [Al-Baqarah:126]

Lihat: Do’a Makan

13.  Allah yang memberikan pakaian.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ} [الأعراف: 26]

Hai anak Adam (umat manusia), Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. [Al-A'raaf:26]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang memakai pakaian dan membaca:

«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ»

"Segala puji bagi Allah yang talah memakaikanku pakaian ini dan menjadikannya rezki untukku tanpa ada usaha berarti dan kekuatan dariku"

Maka akan diampuni dosanya. [Sunan Ad-Darimiy: Hasan]

14.  Do’a meminta ditutupi auratnya.

Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan do'a-do'a tersebut ketika menjelang pagi dan sore, yaitu;

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dalam menjalankan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku, amankanlah apa-apa yang menjadi pemeliharaanku, lindumgilah kami dari bahaya yang datang dari hadapanku, dari belakangku, dari samping kananku, dari sampaing kiriku dan dari atasku dan aku berlindung kepada-Mu dari bahaya yang datang tak disangka dari bawahku." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Adab berpakaian

15.  Manusia melakukan kesalahan (dosa) siang dan malam.

Dari Abu Musa -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا» [صحيح مسلم]

"Allah ‘azza wajalla akan senantiasa membuka lebar-lebar tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa pada siang hari dan Allah senantiasa akan membuka tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orng yang berbuat dosa pada malam hari, dan yang demikian terus berlaku hingga matahari terbit dari barat." [Shahih Muslim]

Lihat: Taubat kenapa tidak?!

16.  Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan sesuatu pun dari makhlukNya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيّ} [يونس: 68]

Maha Suci Allah; Dia-lah yang Maha Kaya. [Yunus:68]

{لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [لقمان: 26]

Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [Luqman: 26]

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]

Hai manusia, kamulah yang membutuhkan kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. [Faathir:15]

17.  Sebanyak apapun permintaan hamba, maka Allah lebih banyak karuniahnya.

Dari Mu'ad bin Anas Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" مَنْ قَرَأَ: {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ} حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ، بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ "

"Barangsiapa yang membaca surah Al-Ikhlash sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan untuknya satu istana dalam surga"

Maka Umar bin Khathab berakata: Jika demikian kami akan memperbanyak membacanya, wahai Rasulullah!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" اللهُ أَكْثَرُ وَأَطْيَبُ " [مسند أحمد: حسنه الألباني]

"Allah lebih banyak karunianya dan lebih baik". [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dari Abu Sa'id; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا " قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ، قَالَ: " اللهُ أَكْثَرُ " [مسند أحمد: صحيح]

“Tidak seorangpun dari umat Islam yang berdo'a dengan suatu do'a yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu di antara tiga hal: Do'anya akan langsung dikabulkan, atau pahalanya ditabung untuknya di akhirat, atau dijauhkan darinya keburukan yang setimpal.

Sahabat berkata: Kalau demikian kami akan memperbanya berdo'a!

Rasulullah menjawab: “Allah lebih banyak (karunia-Nya)”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى إِنْ شِئْتَ وَلَكِنْ لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَتَعَاظَمُهُ شَىْءٌ أَعْطَاهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Jika seseorang di antara kalian berdo'a, maka jangan mengatakan "Ya Allah .. ampunilah aku jika Engkau mau", akan tetapi teguhkanlah permintaannya, dan mintalah sebanyak-banyaknya, karena sesungguhnya Allah tidak merasa berat terhadap sesuatu yang Ia berikan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Rezki hanya dari Allah

18.  Allah tidak membutuhkan ibadah dari hamba-Nya, dan tidak dirugikan dengan maksiat mereka.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ} [الزمر: 41]

Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. [Az-Zumar:41]

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} [الجاثية: 15]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. [Al-Jatsiyah: 15]

{وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ} [لقمان: 12]

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". [Luqman: 12]

{وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ} [العنكبوت: 6]

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Al-‘Ankabut: 6]

{وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ } [فاطر: 18]

Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali. [Fatir: 18]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَا فُلَانُ، أَلَا تُحْسِنُ صَلَاتَكَ؟ أَلَا يَنْظُرُ الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي، فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai Fulan, tidak bisakah engkau memperbaiki shalatmu? Hendaklah seorang yang shalat memperhatikan ketika ia shalat bagaimana ia shalat, sesungguhnya ia shalat hanya untuk dirinya sendiri". [Sahih Bukhari dan Muslim]

19.  Kebaikan dan keburukan datangnya dari Alah.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاء} [فاطر: 8]

Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. [Faathir:8]

{ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ} [الزمر: 23]

Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang penuntunpun. [Az-Zumar:23]

{ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ} [فاطر: 32]

Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri (dengan maksiat) dan di antara mereka ada yang pertengahan (kadang berbuat baik dan kadang berbuat buruk), dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. [Faathir:32]

{وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ} [يونس: 100]

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; Dan Allah menimpakan kemurkaan (maksiat) kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. [Yunus:100]

Ø  Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang bisa memberinya hidayah.” [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Manfaat beriman kepada takdir

20.  Allah Maha Kuat, Perkasa, dan Berkuasa atas semua makhlukNya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ} [الرعد: 16]

Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". [Ar-Ra’d: 16]

{وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ} [الأنعام: 17، 18]

Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Al-An'aam: 17-18]

Ø  Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika selesai dari shalat fardhu membaca ...

«لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»

"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, dan Ia maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi, dan tidak ada kekayaan (kekuasaan) yang bermanfaat (di sisi-Mu), karena dari-Mu lah kekayaan (kekuasaan) itu." [Sahih Bukhari dan Muslim]

21.  Kekuasaan Allah tidak berkurang sedikitpun.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ يَمِينَ اللَّهِ مَلْأَى لاَ يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ، سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ، أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَنْقُصْ مَا فِي يَمِينِهِ، وَعَرْشُهُ عَلَى المَاءِ، وَبِيَدِهِ الأُخْرَى الفَيْضُ - أَوِ القَبْضُ - يَرْفَعُ وَيَخْفِضُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tangan kanan Allah selalu penuh dan sama sekali tidak pernah kurang karena berderma (infak), Dia sangat dermawan baik malam maupun siang, tidakkah kalian tahu apa yang telah diinfakan-Nya semenjak Ia mencipta langit dan bumi dan itu semua tidak mengurangi apa yang berada di tangan kanan-Nya? Dan arsy-Nya berada diatas air, dan ditangan-Nya yang lain urusan menjulurkan atau menahan, karenanya Dia meninggikan atau merendahkan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

22.  Allah mencatat segala perbuatan manusia.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا} [الكهف: 49]

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". [Al-Kahfi:49]

Lihat: Hadits Ibnu ‘Abbas; Allah mencatat kebaikan dan keburukan

23.  Memuji Allah atas segala kenikmatan yang diperoleh.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 43]

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka (penghuni surga); mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". [Al-A’raf: 43]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau mengatakan ..

«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات»

"Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sempuna segala amal saleh".

Dan jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya beliau mengatakan ...

«الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ»

"Segala puji bagi Allah atas segala hal". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar

24.  Menyesali diri sendiri atas segala keburukan yang dirasakan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا} [الفرقان: 27 - 29]

Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (menyesali perbuatannya), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. [Al-Furqaan: 27-29]

{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (23) يَقُولُ يَالَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي} [الفجر: 23، 24]

Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". [Al-Fajr: 23-24]

Lihat: Jangan sampai menyesal

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah 'Arba'in hadits (23) Abu Malik; Pintu-pintu kebaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...