Senin, 28 November 2022

Sifat ahli Al-Qur’an

بسم الله الرحمن الرحيم

Keutamaan ahli Al-Qur’an

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: «هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ»

“Sesungguhnya Allah memeliki ahliin (wali) dari kalangan manusia”. Sahabat bertanya: Siapa mereka, Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Mereka adalah ahli Al-Qur'an, mereka adalah ahli (wali) Allah dan orang khusus pilihan-Nya”. [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Sifat-sifat ahli Al-Qur’an

1.      Senantiasa membaca Al-Qur’an.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:

" يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا " [سنن أبي داود: صحيح]

"Dikatakan kepada ahli Qur'an: Bacalah dan naiklah (ke derajat surga), baca dengan perlahan sebagaimana engkau membacanya di dunia, karena sesungguhnya tempatmu di surga ada pada akhir ayat yang engkau baca". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ø  Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan ألم satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Keutamaan membaca Al-Qur’an

Tidak berlebihan dalam membacanya

Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah bersabda:

«اقْرَإِ القُرْآنَ فِي شَهْرٍ»

"Bacalah Al Qur`an itu dalam satu bulan."

Aku berkata: "Sesungguhnya aku lebih mampu dari itu."

Beliau bersabda:

«فَاقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ»

"Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) ia dalam tujuh hari, dan janganlah melewati batas itu." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

Ibnu ‘Amr berkata: "Aku sanggup yang lebih banyak dari itu". Dia terus saja mengatakan kemampuannya itu hingga akhirnya Beliau berkata: "Kalau begitu kamu khatamkan dalam tiga hari". [Sahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain: Beliau bersabda:

«لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَهُ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ»

"Tidak akan dapat memahaminya orang yang mengkhatamkan Al Qur'an kurang dari tiga hari." [Sunan Abi Daud: Sahih]

2.      Membacanya dengan bacaan yang benar.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [البقرة: 121]

Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka Itulah orang-orang yang rugi. [Al-Baqarah:121]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

«مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ، وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ، وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ» [صحيح البخاري]

"Perumpamaan orang membaca Al-Qur'an sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Al-Qur'an dengan tekum, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala." [Shahih Bukhari]

3.      Berusaha menghafal Al-Qur’an.

Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang tua muslim yang sudah ubanan, penghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan dan tidak diabaikan, dan memuliakan pemerintah yang adil”. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Ø  Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ . فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فَيَقُولُ: مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ: أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ، وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ، وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَ كُسِينَا هَذَا ؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ . ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَاصْعَدْ فِي دَرَجِ الْجَنَّةِ وَغُرَفِهَا، فَهُوَ فِي صُعُودٍ مَا دَامَ يَقْرَأُ، هَذًّا كَانَ، أَوْ تَرْتِيلًا» [مسند أحمد: حسن]

“Sesungguhnya pahala Al-Qur'an mendatangi orang yang membacanya pada hari kiamat ketika keluar dari kuburnya seperti seorang yang berubah warna tubuhnya. Pahala Al-Qur'an berkata kepadanya: "Apakah kamu mengenalku?" Ia menjawab: "Aku tidak mengenalmu!" Pahala Al-Qur'an berkata: "Aku adalah bacaan Qur'an-mu yang membuatmu dahaga di siang hari dan begadang di malam harimu, dan sesungguhnya setiap pedagang mendapatkan hasil dagangannya, dan sesungguhnya engkau hari ini mendapatkan hasil daganganmu". Maka ia diberi kekuasaan dengan kanannya, dan kekekalan dengan kirinya, dan diletakkan di atas kepalanya mahkota keagungan, dan kedua orang tuanya dipakaikan perhiasan yang tidak diketahui nilainya oleh penduduk dunia. Maka kedua orang tuanya berkata: "Dengan amalan apa kami dipakaikan ini?" Maka dikatakan pada keduanya: "Dengan amalan Al-Qur'an anak kalian berdua". Kemudian dikatakan pada ahli Qur'an: "Bacalah dan naiklah ke derajat surga dan kamar-kamarnya". Maka ia terus naik selama ia membaca Al-Qur'an dengan cepat atau perlahan”. [Musnad Ahmad: Hasan]

4.      Memahami kandungan Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [النساء: 82]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An-Nisaa’:82]

{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا} [محمد: 24]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran, ataukah hati mereka terkunci? [Muhammad:24]

Ø  Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Abu Bakr bertanya: Ya Rasulallah, engkau telah beruban!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«شَيَّبَتْنِي هُودٌ، وَالوَاقِعَةُ، وَالمُرْسَلَاتُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Aku beruban karena (memikirkan kandungan) surah Huud, Al-Waqi’ah, Al-Mursalaat, An-Naba’, dan At-Takwiir”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

5.      Mengamalkan kandungan Al-Qur’an.

Ketika Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya tentang akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menjawab:

«كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ» [مسند أحمد: صحيح]

"Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an". [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«الْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ» [صحيح مسلم]

“Al-Qur'an akan menjadi bukti untuk (membela) kamu atau bukti atas (kelalaian) kamu”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

" الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ ومَاحِلٌ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامًا قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقُهُ إِلَى النَّارِ " [شعب الإيمان: صحيح]

“Al-Qur'an adalah pemberi syafa'at diterima syafa'atnya dan pembela yang dibenarkan, maka barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam (tuntunan) maka ia akan menuntunnya ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakangnya (diabaikan) maka ia akan menggiringnya ke neraka”. [Syu'ab al-iman: Sahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ ... وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya orang yang pertama diadili pada hari kiamat, ... dan orang yang menuntut ilmu, mengajarkannya, dan ia membaca Al-Qur'an. Kemudian ia didatangkan dan diperlihatkan nikmat yang diberikan kepadanya di dunia maka ia mengingatnya. Allah bertanya: "Apa yang kau lakukan dengan nikmat itu?" Ia menjawab: "Aku menuntut ilmu, aku mengajarkannya, dan aku membaca Al-Qur'an demi Engkau!" Allah berkata: "Engkau bohong, akan tetapi engkau menuntut ilmu supaya engkau disebut seorang alim, dan engkau membaca Al-Qur'an agar disebut seorang Qari' dan itu telah dikatakan!" Kemudian ia diseret dengan mukanya sampai ia dilemparkan ke neraka. [Sahih Muslim]

Wallahu a’alm!

Lihat juga: Keistimewaan Al-Qur'an - Adab membaca Al-Qur'an - 4 kunci keberuntungan dunia akhirat dalam surah Al-'Ashr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...