بسم
الله الرحمن الرحيم
Ada empat hal yang mesti dimiliki oleh
setiap manusia agar senantiasa beruntung dalam kehidupannya di dunia dan di
akhirat, yaitu: Ilmu, kemudian beramal dengan ilmunya, setelah itu
menda’wakannya, dan bersabar atas beban da’wah tersebut.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَالْعَصْرِ
(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ} [العصر: 1 - 3]
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-'Ashr: 1-3]
Imam Asy-Syafi’iy -rahimahullah- berkata:
" لَوْ مَا أَنْزَلَ
اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السورة لكفتهم"
“Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah
atas makhluknya kecuali surah ini maka itu sudah cukup”.
بَابٌ: العِلْمُ قَبْلَ القَوْلِ
وَالعَمَلِ، لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ} [محمد: 19] فَبَدَأَ بِالعِلْمِ
“Bab: Berilmu sebelum berucap dan beramal,
karena firman Allah ta’aalaa: {Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada
tuhan yang berhak disembah selain Allah}, Allah memulai dengan ilmu”.
[Shahih Bukhari]
Pertama: Ilmu.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu mengenal
Allah, Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan agama-Nya
Islam beserta dalilnya.
Al-Bara’ bin Azib -radhiyallahu
‘anhu- berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam keluar untuk melihat jenazah seorang laki-laki Anshar, kami pun
tiba di pemakaman. Ketika lubang lahad telah dibuat, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam duduk, lalu kami ikut duduk di sisinya. Kami diam,
seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Saat itu beliau memegang sebatang
kayu yang ditancapkan ke dalam tanah, beliau lalu mengangkat kepalanya dan
bersabda:
«اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ هَاهُنَا»
"Mintalah perlindungan kepada Allah
dari siksa kubur di sini." Beliau ucapkan kalimat itu hingga dua atau tiga
kali.
Beliau melanjutkan:
"وَإِنَّهُ
لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ. وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ
فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ،
فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ، فَيَقُولَانِ
لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولَانِ: وَمَا يُدْرِيكَ؟
فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَذَلِكَ قَوْلُ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: {يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ
الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ
الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ} [إبراهيم:
27] ". قَالَ:
" فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي،
فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ،
وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ " قَالَ: «فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا
وَطِيبِهَا» «وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ» قَالَ: «وَإِنَّ الْكَافِرَ»
فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ: " وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، وَيَأْتِيهِ
مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ: لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ
هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ
هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟
فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ
كَذَبَ، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا
لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ " قَالَ: «فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا
وَسَمُومِهَا» «وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ
أَضْلَاعُهُ» «ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ
حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا» «فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً
يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ
تُرَابًا» قَالَ: «ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ»
"Sungguh, mayat itu akan dapat
mendengar derap sandal mereka (yang mengantar) saat berlalau pulang. Llalu ada
dua malaikat mendatanginya seranya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya, "Siapa
Rabbmu?" Ia menjawab, "Rabbku adalah Allah." Malaikat itu
bertanya lagi, "Apa agamamu?" Ia menjawab, "Agamaku
adalah Islam." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa laki-laki yang
diutus kepada kalian ini? ' Ia menjawab, "Dia adalah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam." Malaikat itu bertanya lagi, "Apa yang membuat
kamu mengetahuinya?" Ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya
dan membenarkannya." Maka inilah makna firman Allah: '(Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu [tauhid] dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki) [Ibrahim: 27]
Beliau bersabda: "Kemudian ada suara
dari langit yang menyeru, "Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku,
hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan
berikan kepadanya pakaian surga."
Beliau melanjutkan: "Kemudian
didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata
memandang."
Beliau melanjutkan: "Jika yang
meninggal adalah orang kafir, maka ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya.
Saat itu datanglah dua malaikat serya mendudukkannya. Kedua malaikat itu
bertanya, "Siapa Rabbmu?" Ia menjawab, "Hah, hah, hah.
Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya, "Apa agamamu?" Ia
menjawab, "Hah, hah. Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa
laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' Ia menjawab, "Hah, hah. Aku
tidak tahu." Setelah itu terdengar suara dari langit: "Ia telah
berdusta. Berilah ia hamparan permadani dari neraka, berikan pakaian dari
neraka, dan bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya."
Beliau melanjutkan: "Kemudian
didatangkan kepadanya panas dan baunya neraka. Lalu kuburnya disempitkan hingga
tulangnya saling berhimpitan." "Lalu didatangkan untuknya Malaikat yang
buta dan bisu, membawa sebuah pemukul dari besi, sekiranya pemukul itu
dipukulkan pada sebuah gunung niscaya akan menjadi debu." "Laki-laki
kafir itu kemudian dipukul dengan pemukul tersebut hingga suaranya dapat
didengar oleh semua makhluk; dari ujung timur hingga ujung barat -kecuali jin
dan manusia- hingga menjadi debu." "Setelah itu, ruhnya dikembalikan
lagi." [Sunan Abi Daud: Shahih]
A.
Keutamaan ilmu.
Diantaranya:
1) Allah menginginkan kebaikan untuknya
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{يُؤْتِي الْحِكْمَةَ
مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا
يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ} [البقرة:
269]
Allah menganugerahkan Al-hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). [Al-Baqarah:269]
Dari Mu'awiyah -radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah
suatu kebaikan maka ia akan diberi pemahaman tentang agama”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
2) Tidak dilalaikan oleh kehidupan dunia
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ
فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا
مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [القصص:
79، 80]
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya
dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada
Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah
orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar". [Al-Qashash:
79-80]
3)
Jauh dari sifat
merusak.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30) وَعَلَّمَ آدَمَ
الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا} [البقرة: 30، 31]
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya. [Al-Baqarah: 30-31]
B.
Kriteria ilmu yang bermanfaat.
Diantaranya:
a)
Ikhlash karena Allah.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا
يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ
الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» يَعْنِي رِيحَهَا [سنن أبى داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang menuntu ilmu yang seharusnya diniatkan
demi Allah namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan
dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga di hari kiamat". [Sunan Abi
Daud: Sahih]
Dari
Ka'b bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ
العُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ
النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ» [سنن الترمذي:
حسنه الألباني]
"Barangsiapa yang menuntut ilmu dengan
niat untuk bersaing (berdebat) dengan para ulama atau membanggakannya (pamer)
di hadapan orang-orang bodoh, atau untuk memalingkan wajah orang-orang
kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka". [Sunan Ibnu Majah:
Hasan]
b)
Bersumber dari Nabi.
Dari Abu Ad-Dardaa' radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا
دِينَارًا، وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ [سنن
أبى داود: صححه الألباني]
"Sesungguhnya ulama adalah pewaris
para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham tapi
mereka mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah
mengambil sesuatu yang sangat besar. [Sunan Abu Daud: Sahih]
c)
Diamalkan dalam keseharian.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } [فاطر: 28]
"Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". [Faathir:28]
Lihat:
Bagaimana menuntut ilmu
Kedua: Mengamalkan
ilmu.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ
ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ
الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ} [الجمعة: 5]
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya
Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang zalim. [Al-Jumu’ah:5]
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ
آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ
الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى
الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ
عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ} [الأعراف: 175،
176]
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan
kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan
diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya
dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). [Al-A’raaf: 175-176]
Dari Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ
عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ
مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Kedua kaki seorang hamba tidak berajak dari tempatnya di
hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya yang ia habiskan dengan melakukan
apa, tentang ilmunya apa yang ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapat dan
ia nafkahkan untuk apa, dan tentang jasadnya pada hal apa ia gunakan".
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ
أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al
Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]
Dari
Jundub bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَثَلُ
الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ
يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ» [المعجم الكبير للطبراني:
صححه الألباني]
“Perumpamaan
orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada manusia dan melupakan dirinya,
seperti lampu yang menerangi untuk orang lain tapi membakar dirinya sendiri”.
[Al-Mu’jam Al-Kabiir: Sahih]
Dari
Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْقُرْآنُ
حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ [صحيح
مسلم]
“Al-Qur'an akan menjadi bukti untuk (membela) kamu atau bukti
atas (kelalaian) kamu”. [Sahih Muslim]
Dari
Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى قَوْمٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ
بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ . قُلْتُ : مَنْ هَؤُلَاءِ ؟ قَالُوا: خُطَبَاءُ مِنْ أَهْلِ
الدُّنْيَا مِمَّنْ كَانُوا يَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ ، وَيَنْسَوْنَ أَنْفُسَهُمْ،
وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ، أَفَلَا يَعْقِلُونَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Pada malam aku diangkat ke langit aku melewati suatu kaum
sedang digunting bibirnya dengan gunting dari api. Aku bertanya: Siapakah
mereka? Malaikat menjawab: Mereka adalah para khatib dari umatmu di dunia,
mereka menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang mereka melupakan
diri (kewajiban) mereka sendiri, padahal mereka membaca Al-Qur'an? Maka
tidakkah mereka berpikir?" [Musnad Ahmad: Sahih]
Dari
Usamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ،
فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ بِرَحَاهُ،
فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ: أَيْ فُلاَنُ مَا شَأْنُكَ؟ أَلَيْسَ
كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنِ المُنْكَرِ؟ قَالَ: كُنْتُ آمُرُكُمْ
بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ "
[صحيح البخاري ومسلم]
Pada
hari qiyamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam
neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan
seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya. Maka penduduk
neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; "Wahai fulan, apa yang
terjadi denganmu? Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat
ma'ruf dan melarang kami berbuat munkar?" Orang itu berkata; "Aku
memang memerintahkan kalian agar berbuat ma'ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya
dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku mengerjakannya".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ketiga: Menda’wahkan
ilmu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو
إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ
وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah,
dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yusuf:108]
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى
اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [فصلت: 33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?" [Fushilat:33]
{ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [النحل : 125]
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. [An-Nahl: 125]
*Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar
yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ
تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى
ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang mengajak
kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala seperti pahal yang mengerjakannya
tampa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada
kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti dosa yang mengerjakannya tampa
mengurangi dosa mereka sedikitpun”. [Sahih Muslim]
Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang menunjuki
seseorang pada suatu kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti pahala yang
melakukannya (atas petunjuknya)". [Sahih Muslim]
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyerahkan bendera komando kepada Ali di perang Khaibar. 'Ali
berkata; "Wahai Rasulullah, "Aku akan memerangi mereka hingga mereka
menjadi seperti kita."
«انْفُذْ
عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى
الإِسْلاَمِ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللَّهِ فِيهِ،
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا، خَيْرٌ لَكَ مِنْ
أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Laksanakanlah
dengan tenang hingga kamu singgah pada tempat tinggal mereka, lalu
ajaklah mereka menerima Islam, dan kabarkan kepada
mereka apa yang menjadi kewajiban mereka dari hak-hak Allah. Sungguh
seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang lewat perantaraan kamu, hal
itu lebih baik buatmu dari pada unta merah (harta yang paling baik)."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Keempat: Bersabar dalam
da’wah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
Luqman berkata:
{يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ} [لقمان: 17]
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). [Luqman:17]
{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا
نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى} [طه: 132]
Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa. [Thaahaa:132]
{وَلَقَدْ
كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى
أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ} [الأنعام: 34]
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula)
rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah
kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat mengubah kalimat-kalimat
(janji-janji) Allah. [Al-An'aam: 34]
{لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ
قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا
وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ} [آل
عمران: 186]
Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. [Ali ‘Imran: 186]
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم
مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ}
[البقرة: 214]
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. [Al-Baqarah: 214]
{ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ
اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ } [الأعراف
: 128]
Musa
berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada
siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertakwa". [Al-A'raaf: 128]
Ø Waraqah bin Naufal -rahimahullah- berkata ketika
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang
dialaminya di gua Hira kepadanya:
هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ
اللَّهُ عَلَى مُوسَى، يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا، لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا
إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ
"Ini
adalah Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya
aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu".
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:
«أَوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ؟»
"Apakah
aku akan diusir mereka?"
Waraqah
menjawab:
نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ
بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ، وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ
نَصْرًا مُؤَزَّرًا. [صحيح البخاري ومسلم]
"Iya.
Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang
kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat
kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu bertanya:
Ya Rasulullah .. siapakah orang yang paling berat cobaannya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab:
" الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ،
ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ مِنَ النَّاسِ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلابَةٌ زِيدَ فِي بَلائِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي
دِينِهِ رِقَّةٌ خُفِّفَ عَنْهُ، وَمَا يَزَالُ الْبَلاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَمْشِيَ
عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ لَيْسَ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ " [مسند
أحمد: حسن]
"Para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian
yang paling taat, kemudian yang paling taat dari manusia. Seseorang dicoba
sesuai kadar keimanannya, jika agamanya kuat maka akan ditambah cobaannya, dan
jika agamanya rendah maka akan diringankan cobaannya. Seorang hamba akan terus
diberi cobaan sampa ia berjalan di atas bumi tampa ada satu dosapun yang
tersisa.” [Musnad Ahmad: Haditsnya
Hasan]
Ø Khabbab radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku menemui
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang duduk beralaskan
selendang di bawah naungan Ka'bah, saat itu kami sedang mengalami siksaan yang
sangat keras dari orang-orang Musyrikin. Aku berkata; "Wahai Rasulullah,
tidakkah tuan memohon pertolongan?"
Seketika itu pula beliau bangun dengan muka
merah lalu bersabda:
«لَقَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ
لَيُمْشَطُ بِمِشَاطِ الحَدِيدِ، مَا دُونَ عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ أَوْ عَصَبٍ،
مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُوضَعُ المِنْشَارُ عَلَى مَفْرِقِ
رَأْسِهِ، فَيُشَقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ،
وَلَيُتِمَّنَّ اللَّهُ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ
إِلَى حَضْرَمَوْتَ، مَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ» [صحيح
البخاري]
"Sungguh diantara orang-orang sebelum
kalian ada yang disisir dengan sisir besi lalu dagingnya terkupas dari
tulangnya atau uratnya namun hal itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan
ada juga yang diletakkan gergaji di tengah kepalanya lalu kepalanya itu
digergaji hingga terbelah menjadi dua bagian, namun siksaan itu tidak menyurutkan
dia dari agamanya. Sungguh, Allah akan menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga
ada seorang yang mengendarai tunggangannya berjalan dari Shan'a menuju
Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah". [Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
«كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ
يُحْفَرُ لَهُ فِي الأَرْضِ، فَيُجْعَلُ فِيهِ، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ
فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ
دِينِهِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ،
وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرَ،
حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ، لاَ يَخَافُ إِلَّا
اللَّهَ، أَوِ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ» [صحيح البخاري]
"Ada seorang laki-laki dari ummat
sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan ia diletakkan di dalamnya,
lalu diambil gergaji, kemudian diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia
dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya.
Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan sisir besi namun hal itu
tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan (Islam) ini akan
sempurna hingga ada seorang yang mengendarai kuda berjalan dari Shana'a menuju
Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah atau kekhawatiran kepada
serigala atas kambingnya. Akan tetapi kalian sangat tergesa-gesa".
Ø Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
وَاعْلَمْ
أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ
الصَّبْر، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Dan ketahuilah bahwa di dalam
kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa
pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah
kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan." [Musnad
Ahmad]
Ø Abu Umaiyah
Asy-Sya'baniy -rahimahullah- berkata; Aku menemui Abu Tsa'labah
Al-Khusyaniy -radhiyallahu ‘anhu- lalu aku berkata padanya;
"Apa yang kamu perbuat dengan ayat ini?" i
Ia bertanya; "Ayat yang mana?"
Aku menjelaskan; Firman Allah Ta'ala:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا
يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ} [المائدة: 105]
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat
itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. [Al-Ma`idah: 105]
Abu Tsa'labah berkata; "Ingatlah, demi Allah, kamu bertanya dengan
orang yang tahu, aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, lalu beliau menjawab:
«بَلْ ائْتَمِرُوا بِالمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ المُنْكَرِ،
حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَدُنْيَا
مُؤْثَرَةً، وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ، فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ
نَفْسِكَ وَدَعِ العَوَامَّ، فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ
فِيهِنَّ مِثْلُ القَبْضِ عَلَى الجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ
خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ»
"Akan tetapi, perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran
hingga kamu melihat kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, kehiduoan
dunia lebih diprioritaskan dan kekaguman setiap orang dengan pendapatnya,
engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang
awam, karena dibalik kalian akan ada suatu masa dimana kesabaran saat itu
laksana memegang bara api, orang yang beramal saat itu sama seperti pahala
limapuluh orang yang melakukan seperti amalan kalian."
Dalam riwayat lain: Dikatakan; "Wahai Rasulullah, pahala limapuluh orang dari kami
atau dari mereka?"
Beliau menjawab:
«بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ رَجُلًا مِنْكُمْ»
"Bahkan pahala limapuluh orang dari kalian." [Sunan Tirmidziy,
ia berkata; Hadits ini hasan gharib]
Lihat: Keutamaan sabar
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...