بسم الله الرحمن
الرحيم
A. Bab 03.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ
سَبِيلٍ»
Bab: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: 'Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang
pengembara."
Judul
bab ini adalah penggalan hadits yang akan diriwayatkan oleh imam Bukhari di
dalamnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6416 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ [ابن المديني]، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبُو
المُنْذِرِ الطُّفَاوِيُّ، عَنْ سُلَيْمَانَ الأَعْمَشِ، قَالَ: حَدَّثَنِي
مُجَاهِدٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَخَذَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي، فَقَالَ: «كُنْ فِي
الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ» وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ،
يَقُولُ: «إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ
فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ»
Telah menceritakan kepada kami Ali bin
Abdullah [Ibnu Al-Madiniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Abdurrahman Abu Al-Mundzir At-Thufawiy, dari Sulaiman Al-A'masy, dia
berkata: Telah menceritakan kepadaku Mujahid, dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma
dia berkata, "Rasulullah ﷺ pernah memegang
pundakku dan bersabda, 'Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau
seorang pengembara." Ibnu Umar juga berkata, 'Bila kamu berada di sore
hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada
di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu
sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.'
Lihat: Hadits Ibnu Umar; Hidup di dunia sebagai orang asing, cuma numpang lewat
B. Bab 04.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ فِي الأَمَلِ وَطُولِهِ
“Bab: Panjang angan-angan”
Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan
tentang salah satu sifat manusia yaitu memiliki panjang angan-angan dengan
menyebutkan 3 ayat, 1 atsar dari Ali bin Abi Thalib, dan 2 hadits dari Abdullah
bin Mas’ud dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘ahum.
Ayat pertama, firman Allah ta’aalaa:
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ
زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ} [آل
عمران: 185]
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali 'Imran: 185]
Lihat:
4 bekal menuju kehidupan kekal
Ayat kedua, firman Allah ta’aalaa:
{رُبَمَا يَوَدُّ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا
وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3) وَمَا
أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَعْلُومٌ (4) مَا تَسْبِقُ
مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ} [الحجر:
2 - 5]
Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat)
menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. Biarkanlah
mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh
angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatannya). Dan Kami tidak membinasakan suatu negeri, melainkan sudah
ada ketentuan yang ditetapkan baginya. Tidak ada suatu umat pun yang dapat
mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(nya). [Al-Hijr: 2-5]
Ayat ketiga, firman Allah ta’aalaa:
{وَلَتَجِدَنَّهُمْ
أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ
لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ
أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ} [البقرة: 96]
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia
yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari
orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada
siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Al-Baqarah:96]
Imam
Bukhari rahimahullah berkata: Kata {بِمُزَحْزِحِهِ} maksudnya: «بِمُبَاعِدِهِ» “menjauhkannya”.
Atsar Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ:
«ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً،
وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ،
وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ اليَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ،
وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ»
Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: “Dunia pergi menjauh dan akhirat datang
mendekat, dan masing-masing keduanya punya pengikut, maka jadilah pengikut
akhirat dan janganlah menjadi pengikut dunia, karena hari ini adalah waktu
beramal dan tidak ada perhitungan, sedangkan besok (di akhirat) adalah
perhitungan dan tidak ada lagi waktu beramal".
Takhrij atsar ini:
Atsar
ini diriwayatkan oleh Al-Mu’afaa bin ‘Imran (w.185H) dalam kitabnya
“Az-Zuhd”, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ
عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ: اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا
اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي
الْآخِرَةَ، وَارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ
مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ
الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا
حِسَابٌ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ "
"Sesungguhnya
diantara yang aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu
dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi
dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat. Dunia
pergi menjauh dan akhirat datang mendekat, dan masing-masing keduanya punya
pengikut, maka jadilah pengikut akhirat dan janganlah menjadi pengikut dunia,
hari ini adalah waktu beramal dan tidak ada perhitungan, sedangkan besok (di
akhirat) adalah perhitungan dan tidak ada lagi waktu beramal".
Penjelasan singkat
atsar Ali:
1.
Biografi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu.
Lihat: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib
2.
Bahaya mengikuti hawa nafsu.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ
هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ} [القصص: 50]
Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan
tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al-Qashash: 50]
{وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ
عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ} [ص:
26]
Dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab
yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. [Shaad: 26]
Ø Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata;
Rasulullah shallallau 'alaihi wasallam bersabda:
" ثلاثٌ مُهْلِكاتٌ، ... : فشحٌّ
مطاعٌ، وهوى مُتَّبَعٌ، وإعْجابُ المَرْءِ بِنَفْسِهِ " [صحيح الترغيب: حسن لغيره]
"Tiga yang membinasakan: ... sifat kikir yang
ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap
dirinya". [Shahih At-Targiib: Hasan ligairih]
Lihat:
Syarah Arba'in hadits (41) Ibnu 'Amr; Nafsu harus
tunduk kepada tuntunan Nabi
3.
Bahaya terlalu panjang angan-angan.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ
ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى
الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ} [محمد:
25]
Sesungguhnya
orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu
jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka. [Muhammad:25]
{أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر:
1 - 8]
Bermegah-megahan
(menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1 - 2]
Ø Dari Mahmud bin
Labid radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
" اثْنَتَانِ
يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ: الْمَوْتُ، وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ
الْفِتْنَةِ، وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ، وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ
" [مسند أحمد: صحيح]
"Dua
hal yang dibenci oleh manusia; kematian padahal kematian itu lebih baik bagi
orang mukmin daripada fitnah dan benci sedikitnya harta padahal sedikitnya
harta itu lebih ringan untuk hisab." [Musnad Ahmad: Shahih]
4.
Dunia dan segala kenikmatannya akan
pergi dan sirna.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26)
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ} [الرحمن: 26 - 27]
Semua
yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah (Dzat) Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. [Ar-Rahman: 26 - 27]
5.
Akhirat pasti akan datang.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ السَّاعَةَ
لَآتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ} [غافر: 59]
Sesungguhnya
hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi
kebanyakan manusia tiada beriman. [Gaafir:59]
Lihat:
Kiamat sudah dekat
6.
Jadilah pengikut akhirat.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ
جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ
الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ» [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
"Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat
maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan
urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Dan
barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan menjadikan kefakiran
di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit urusannya, dan ia tidak akan
mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang sudah ditakdirkan untuknya".
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat:
Syarah Arba'in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud
7.
Jangan menjadi pengikut dunia.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا
لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا
النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [هود: 15-16]
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka
di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan". [Huud:
15-16]
8.
Perbanyak amal untuk menghadapi hari
perhitungan di akhirat.
Umar
bin Al-Khattab radhiyallahu
'anhu berkata:
" حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ
أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، وَإِنَّمَا يَخِفُّ
الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا " [سنن الترمذي: معلق]
"Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum
kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang
Mahaagung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang
selalu menghisab dirinya ketika di dunia." [Sunan Tirmidziy: Mu'allaq]
Hadits pertama: Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallah ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6417 - حَدَّثَنَا
صَدَقَةُ بْنُ الفَضْلِ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ [اليقطان]، عَنْ
سُفْيَانَ [بن سعيد المسروق الثوري]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ مُنْذِرٍ [بن
يعلى الثوري]، عَنْ رَبِيعِ بْنِ خُثَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا
مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا
صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الوَسَطِ،
وَقَالَ: " هَذَا الإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ - أَوْ: قَدْ
أَحَاطَ بِهِ - وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الخُطَطُ
الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ
أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا "
Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin
Al Fadll, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa'id [Al-Qathan],
dari Sufyan [bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauriy], dia berkata: Telah menceritakan
kepadaku Ayahku, dari Mundzir [bin Ya’la Ats-Tsauriy], dari Rabi' bin Khutsaim,
dari Abdullah radhiallahu'anhu dia berkata, "Nabi ﷺ pernah membuat suatu garis persegi empat,
dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis
segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah
dari tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda, 'Ini adalah manusia dan ini
adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di
luar ini adalah cita-citanya, sementara garis-garis kecil ini adalah
rintangan-rintangannya, jika ia lolos dari ini, maka ia akan terkena garis ini,
jika ia lolos lagi ini maka garis ini akan mengenainya.'"
Hadits kedua: Dari Anas bin Malik radhiyallah ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6418 - حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ [بن إبراهيم]،
حَدَّثَنَا هَمَّامٌ [بن يحيى]، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي
طَلْحَةَ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خُطُوطًا، فَقَالَ: «هَذَا الأَمَلُ وَهَذَا أَجَلُهُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ
إِذْ جَاءَهُ الخَطُّ الأَقْرَبُ»
Telah menceritakan kepada kami Muslim [bin
Ibrahim], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammam [bin Yahya], dari
Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas dia berkata, Nabi ﷺ pernah membuat suatu garis lalu beliau
bersabda, "Ini adalah cita-citanya, dan ini adalah ajalnya, ketika
seseorang seperti itu (dalam cita-citanya), maka datanglah garis yang lebih
dekat (yaitu ajalnya)."
Penjelasan singkat kedua hadits di atas:
1)
Biogrfari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2)
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3)
Memberikan penjelasan ilmu dengan gambar.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ، فَقَالَ: «هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»، وَخَطَّيْنِ
عَنْ يَمِينِهِ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ: «هَذِهِ سَبِيلُ
الشَّيْطَانِ»، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ، وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153] [مسند أحمد: صحيح]
Suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ
kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata: "Ini adalah
jalan Allah". Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri
garis tersebut, dan berkata: "Ini adalah jalan-jalan syaitan".
Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca
ayat ini: {Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa}. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad:
Sahih]
4)
Angan-angan lebih jauh dari ajal.
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَرَزَ بَيْنَ يَدَيْهِ غَرْزًا، ثُمَّ غَرَزَ إِلَى جَنْبِهِ
آخَرَ، ثُمَّ غَرَزَ الثَّالِثَ فَأَبْعَدَهُ، ثُمَّ قَالَ: " هَلْ تَدْرُونَ
مَا هَذَا؟ " قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: " هَذَا
الْإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ، وَهَذَا أَمَلُهُ يَتَعَاطَى الْأَمَلَ
وَالْأَجَلُ، يَخْتَلِجُهُ دُونَ ذَلِكَ " [مسند
أحمد: إسناده جيد]
"Bahwasanya Nabi ﷺ menancapkan kayu di depan beliau kemudian menancapkan yang lain
di sampingnya, lalu menancapkan yang lainnya agak menjauh, kemudian beliau
bersabda, "Apakah kalian tahu ini? Para sahabat menjawab, "Allah dan
rasul-Nya lebih tahu, " beliau bersabda, "Ini adalah manusia dan ini
ajalnya, sedang yang ini adalah angan-angannya, ia ingin mengambil
angan-angannya, sedangkan ajalnya menariknya ketika hampir mendapatkan
angan-angannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]
5)
Jangan sampai angan-angan membuat kita lalai dari persiapan
menjemput ajal.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا
جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا
فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا
يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]
Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang
kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya
penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil
mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang
mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]
Lihat: Jangan sampai menyesal
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 02; Perumpamaan dunia di akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...