بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abdullah bin Mas'ud radiyallahu
'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اسْتَحْيُوا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ».
قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالحَمْدُ لِلَّهِ،
قَالَ: «لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ
أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ
المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ
فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ» [سنن
الترمذي: حسن]
"Malulah kalian kepada Allah dengan sebanar-benarnya
malu".
Para sahabat menjawab: "Sesungguhnya kami
telah merasa malu, alhamdulullillah!"
Rasulullah berkata: "Bukan itu yang saya
maksud, akan tetapi rasa malu kepada Allah yang sebenar-benarnya adalah menjaga
kepala dan semua anggota badan yang ada padanya dari segala maksiat, menjaga
perut, isi dan anggota tubuh sekitarnya dari yang haram, mengingat mati dan
kepunahan, siapa yang menginginkan akhirat ia meninggalkan gemerlap dunia.
Barang siapa yang melakukan hal tersebut berarti ia telah merasa malu kepada
Allah dengan sebenar-benarnya". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Penjelasan
singkat hadits ini:
1.
Biografi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Keutamaan sifat malu.
Dari Anas dan Ibnu Abbas radiyallahu
'anhum; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabsa:
«إِنَّ
لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ» [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
“Sesungguhnya setiap agama
punya akhlak, dan akhlak Islam adalah sifat malu”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الحَيَاءُ شُعْبَةٌ
مِنَ الإِيمَانِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sifat malu adalah bagian dari
keimanan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari 'Imran bin Hushain
radiyallahu
'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«الحَيَاءُ لاَ
يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sifat malu tidak mendatangkan
sesuatu kecuali kebaikan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Mas'ud radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ
مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ
فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ " [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya diantara yang
didapati manusia dari perkataan para nabi terdahulu: "Jika kamu tidak
punya rasa malu, maka lakukanlah apa yang kau mau"!” [Sahih Bukhari]
Lihat: Memiliki sifat Malu
3.
Malu kepada Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ
مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ
وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا} [النساء: 108]
Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka
tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu
malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. Dan adalah
Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. [An-Nisaa':108]
Ø Mu'adz radiyallahu 'anhu
berkata: Ya Rasulullah berilah aku wasiat!
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَفْشِ السَّلَامَ وَابْذُلِ الطَّعَامَ، وَاسْتَحِيِ
مِنَ اللهِ اسْتِحْيَاءَكَ رَجُلًا مِنْ أَهْلِكَ، وَإِذَا أَسَأتَ فَأَحْسِنْ،
وَلْتُحَسِّنْ خُلُقَكَ مَا اسْتَطَعْتَ» [السلسلة الصحيحة رقم (3559)]
“Sebarkanlah salam, berilah
makan, malulah kepada Allah seperti rasa malumu kepada seseorang dari
keluargamu, jika kamu melakukan keburukan maka tutupilah dengan melakukan kebaikan,
dan muliakanlah akhlakmu dengan segala kemampuanmu”. [Silsilah hadits sahih
no.3559]
4.
Menjaga kepala dan semua anggota
badan yang ada padanya dari segala maksiat.
Menjaga pikiran.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ
هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ} [آل عمران: 190 - 191]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. [Ali 'Imran: 190 -
191]
Menjaga mata.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ} [النور: 30، 31]
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang mereka perbuat". Dan katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya". [An-Nuur: 30-31]
Lihat: Tundukkan pandangan
Menjaga telinga.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء:
36]
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Israa':36]
Menjaga mulut.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18]
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qaaf:18]
Ø Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ:
اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ
اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا " [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Jika
anak cucu Adam memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya tunduk kepada
lidah dan berkata: Bertakwalah engkau (wahai lidah) kepada Allah terhadap kami,
karena sesungguhnya kami tergantung engkau, maka jika engkau baik maka kami
juga baik, dan jika engkau buruk maka kami juga buruk”. [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ø
Mu’adz radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada
Rasulullah ﷺ: Wahai nabi Allah, apakah kita akan dihukum atas apa yang kita
ucapkan?
Rasulullah menjawab:
«يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ
فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ»
[سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Wahai Mu’adz, apakah orang-orang berjalan di
neraka dengan wajah dan hidungnya (tidak disiksa demikian) kecuali karena
perbuatan lidahnya?” [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ ditanya tentang sesuatu yang
paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«الفَمُ وَالفَرْجُ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Mulut dan
kemaluan". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Adab berkomunikasi
5.
Menjaga perut dan isinya dari yang
haram.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي
الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا} [البقرة: 168]
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi. [Al-Baqarah:168]
Ø Dari
Ka'b bin 'Ujrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَرْبُو
لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ»
"Wahai Ka'b bin 'Ujrah, sesungguhnya tidak
berkembang suatu jasad yang tumbuh dari yang haram kecuali neraka lebih pantas
untuknya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø Dari
Miqdam bin Ma'di Kariib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ.
بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ
فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Tidak ada yang sering dipenuhi oleh seorang manusia
yang lebih berbahaya dari pada perutnya, cukupalah anak cucu Adam baginya
beberapa suap untuk menguatkan badannya, jika tidak cukup maka jadikanlah
sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya
lagi untuk bernafas." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Makan dan minum di bulan Ramadhan
6.
Menjaga anggota tubuh sekitar perut;
hati, kemaluan, tangan dan kaki.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ
الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ،
وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ،
وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ
يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ» [صحيح
مسلم]
"Telah ditetapkan bagi anak cucu Adam bagian mereka
dari zina, akan menimpa mereka dan tidak akan lapas darinya. Sesungguhnya mata
berzina dengan pandangan, telinga berzina dengan pendengaran, lidah bezina
dengan ucapan, tangan berzina dengan sentuhan, kaki berzina dengan langkah,
hati bernafsu dan mendambakan, kemudian itu dibenarkan (dilakukan) oleh kelamin
atau didustakannya (ditinggalkan)." [Sahih Muslim]
7.
Mengingat mati dan kepunahan.
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar
kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan bertanya:
أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ
أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا
بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ» [سنن
ابن ماجه: حسن]
"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?"
Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang
paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang
bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Lihat: Keutamaan banyak mengingat mati
8.
Menginginkan akhirat.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ
نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ
مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ} [الشورى: 20]
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan
Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di
dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia
tidak akan mendapat bagian di akhirat. [Asy-Syura: 20]
Ø Dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ
رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ
عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا
مَا قُدِّرَ لَهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat maka
Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan
urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Dan
barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan menjadikan kefakiran
di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit urusannya, dan ia tidak akan
mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang sudah ditakdirkan untuknya".
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Syarah shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat
9.
Meninggalkan gemerlap dunia.
Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu
'anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu 'alahi wasallam- tidur di
atas tikar lalu beliau bangun, tikar itu membekas di lambung beliau, kami
berkata: Andai kami membuatkan hamparan lunak untuk anda!
Beliau bersabda:
«مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي
الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»
"Apa urusanku dengan dunia, aku di dunia tidak lain
seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon setelah itu pergi dan
meninggalkannya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari
Sahl bin Sa'd As-Sa'idiy radhiyallahu 'anhuma berkata:
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku
kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ،
وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ»
"Berlakulah zuhud dalam urusan dunia niscaya kamu
akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain
niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Abu
Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ
بِآخِرَتِهِ، وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ، فَآثِرُوا مَا
يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Barangsiapa yang lebih mencintai dunianya, itu akan
membahayakan akhiratnya, dan barang siapa yang lebih mencintai akhiratnya maka
itu akan membahayakan dunianya, maka dahulukanlah sesuatu yang kekal daripada
sesuatu yang fana (yang akan sirna)." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...