Selasa, 15 November 2022

Syarah Kitab Tauhid bab (56); Tidak meminta dengan menyebut wajah Allah kecuali surga

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 hadits yang menunjukkan larangan memohon sesuatu dengan menyebut wajah Allah ‘azza wajalla.

Jabir radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" لاَ يُسْأَلُ بِوَجْهِ اللهِ إِلاَّ الجَنَّةُ "

“Tidak boleh dimohon dengan menyebut wajah Allah kecuali surga.” [Sunan Abu Daud: Sanadnya lemah]

Dari hadits di atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 2 poin penting:

1.      Larangan memohon sesuatu dengan menyebut wajah Allah kecuali apabila yang dimohon itu adalah surga.

Hal ini, demi mengagungkan Allah serta memuliakan Asma’ dan Sifat-Nya. Imam Ahmad rahimahullah berkata:

" فَيَنْبَغِي لِلسَّائِلِ أَنْ يُعَظِّمَ أَسْمَاءَ اللهِ تَعَالَى وَلَا يَسْأَلُ بِشَيْءٍ مِنْهَا مِنْ عَرَضِ الدُّنْيَا شَيْئًا، وَيَنْبَغِي لِلْمَسْئُولِ إِذَا سُئِلَ بِاللهِ تَعَالَى أَنْ لَا يَمْنَعَ مَا اسْتَطَاعَ فَقَدْ " [شعب الإيمان للبيهقي]

“Maka mesti bagi yang meminta untuk mengagungkan nama-nama Allah ta’aalaa dan tidak meminta sesuatu dengannya dari kenikmatan dunia, dan mesti bagi yang dimintai jika dimintai dengan nama Allah ta’aalaa untuk tidak menolak pada apa yang ia mampu saja”. [Syu’abul Iman karya Al-Baihaqiy]

Ulama berselisih tentang maksud larangan ini:

Pertama: Tidak meminta kepada siapa pun dari makluk dengan menyebut wajah Allah, karena tidak ada yang bisa memberikan surga kecuali Allah ‘azza wajalla.

Kedua: Tidak meminta kepada Allah dengan menyebut wajahNya kecuali untuk urusan akhirat.

Jabir radhiallahu'anhu berkata:

لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {قُلْ هُوَ القَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ} [الأنعام: 65]، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَعُوذُ بِوَجْهِكَ»، قَالَ: {أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ} [الأنعام: 65]، قَالَ: «أَعُوذُ بِوَجْهِكَ» {أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ} [الأنعام: 65] قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هَذَا أَهْوَنُ - أَوْ هَذَا أَيْسَرُ -» [صحيح البخاري]

Tatkala turun ayat, "Katakanlah, "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu." Rasulullah bersabda, "Saya berlindung dengan Wajah-Mu." tatkala turun ayat, "Atau dari bawah kakimu." Rasulullah bersabda, "Saya berlindung dengan Wajah-Mu." Tatkala turun ayat: 'Atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.' Beliau bersabda, "Ini adalah lebih ringan dan lebih mudah." [Shahih Bukhari]

Ø  Dari ‘Atha’rahimahullah-;

«أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ يَسْأَلَ بِوَجْهِ اللَّهِ، أَوْ بِالْقُرْآنِ شَيْئًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا» [مصنف ابن أبي شيبة: إسناده صحيح]

“Bahwasanya ia memakruhkan meminta dengan wajah Allah atau dengan Al-Qur’an pada perkara dunia”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Sanadnya shahih]

2.      Menetapkan kebenaran adanya Wajah bagi Allah ta’aalaa (sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya).

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ} [الرحمن: 26 - 27]

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah (Dzat) Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. [Ar-Rahman: 26-27]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan tauhid dan yang menghapuskan dosa-dosa

Takhrij hadits Jabir:

Diriwayatkan oleh Abi Daud dalam Sunannya (2/127) no.1671, ia berkata;

حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ الْقِلَّوْرِيُّ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِسْحَاقَ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُعَاذٍ التَّمِيمِيِّ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُسْأَلُ بِوَجْهِ اللَّهِ، إِلَّا الْجَنَّةُ»

Telah menceritakan kepada Kami Abu Al 'Abbas Al-Qillauriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada Kami Ya'qub bin Ishaq Al-Hadhramiy, dari Sulaiman bin Mu'adz At-Tamimiy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al-Munkadir, dari Jabir, ia berkata: Rasulullah bersabda, "Tidak boleh ada sesuatu yang diminta dengan wajah Allah kecuali Surga."

Sanad hadits ini lemah karena Sulaiman bin Qarm bin Mu’adz At-Tamimiy[1], periwayatan haditsnya buruk.

Ø  Syekh Albaniy rahimahullah berkata:

ويدل على تحريم السؤال به تعالى حديث: " لا يُسأل بوجه الله إلا الجنة"، ولكنه ضعيف الإسناد كما بيّنه المنذري وغيره، ولكن النظرَ الصحيحَ يشهد له، فإنه إذا ثبتَ وجوبُ الإعطاء لمن سَأل به تعالى كما تقدّم، فسؤال السائلِ به، قد يعرض المسؤول للوقوع في المخالفة وهي عدمُ إعطائه إياه ما سأل وهو حرام، وما أدّى إلى محرّم فهو محرّم، فتأمّل. [سلسلة الأحاديث الصحيحة 1/ 513]

Diantara dalil yang menunjukkan keharaman meminta dengan nama Allah adalah hadits: "Tidak meminta dengan wajah Allah kecuali meminta surga", hanyasaja hadits ini lemah secara sanad sebagaimana dijelaskan oleh Al-Mundziriy dan selainnya. Akan tetapi logika yang benar menguatkan maknanya, karena jika ditetapkan wajibnya memberi kepada orang yang meminta dengan nama Allah ta'aalaa sebagaimana terdahulu, maka permintaan orang yang meminta denganNya akan menjerumuskan orang yang dimintai pada pelanggaran yaitu tidak memberi apa yang ia minta dan itu hukumnya haram, sedangkan apa yang mengantar kepada yang haram maka hukumnya juga haram. Maka perhatikanlah! [Silsilah Ash-Shahihah 1/513]

Meminta-minta dibenci Allah subhanahu wata'ala

Dari Al-Mugirah bin Syu'bah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal dari kalian: Banyak bicara (menukil perkataan orang), menghamburkan harta, dan banyak meminta”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Bahaya meminta-minta

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang meminta harta orang lain untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karena membutuhkan), maka sebenarnya ia telah meminta batu neraka. Maka silahkan ia mempersedikit atau memperbanyak”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin Umar –radhiyallahu ‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Seseorang senantiasa meminta kepada orang-orang sampai ia datang di hari kiamat tanpa ada di wajahnya sekerat daging”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Kabsyah Al-Anmariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ: مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ، وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلِمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا، وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا» [سنن الترمذي: صحيح]

“Ada tiga hal aku bersumpah atasnya, dan aku akan menyampaikan kepada kalian satu hadits maka hafalkanlah; Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan tidaklah seorang hamba didzalimi dengan satu kedzaliman kemudian ia bersabar atasnya kecuali Allah menambahkan kepadanya kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta kecuali Allah membuka pintu kemiskinan padanya atau ucapan sepertinya”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]

Ø  Dari 'Aidz bin 'Amruradhiyallahu ‘anhu-; seseorang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau memberinya. Tatkala ia meletakkan kakinya di depan pintu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِي الْمَسْأَلَةِ، مَا مَشَى أَحَدٌ إِلَى أَحَدٍ يَسْأَلُهُ شَيْئًا»

"Jika kalian tahu resiko meminta-minta, tidak ada seorang pun yang pergi kepada seseorang untuk meminta sesuatu kepadanya." [Sunan An-Nasa’i: Hasan]

Berusaha agar tidak meminta

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا، فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ» [صحيح البخاري]

“Demi (Allah) Yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang dari kalian mengambil talinya kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya lebih baik baginya daripada mendatangi seseorang kemudian meminta-minta kepadanya lalu ia diberi atau ditolak”. [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Tsauban -maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ يَكْفُلُ لِي أَنْ لَا يَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا، وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ؟» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Siapa yang memberi jaminan padaku untuk tidak meminta kepada manusia sesuatu pun, dan aku akan menjamin untuknya dengan surga?”

Tsauban berkata: Saya.

Maka Tsauban tidak pernah meminta seseuatu pun pada seseoang. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idiy radhiyallahu 'anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ»

"Berlakulah zuhud dalam urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud

Meminta hanya kepada Allah

Dari Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ، فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ، لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللَّهِ، أَوْشَكَ اللَّهُ لَهُ بِالْغِنَى، إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ، أَوْ غِنًى عَاجِلٍ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Siapa yang ditimpa kesusahan lalu mengeluhkannya kepada manusia, maka tidaklah akan ditutupi kesusuahannya. Dan siapa yang mengeluhkannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kecukupan padanya, apakah dengan kematian yang segera, atau kecukupan yang cepat”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Meminta saat membutuhkan

Nabi Musa dan Khidir –‘alaihimassalam- minta diberi makan oleh penduduk kampung:

{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا} [الكهف: 77]

Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu. [Al-Kahfi: 77]

Ø  Dari Samurah bin Jundab –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ المَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا، أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Sesungguhnya meminta adalah aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta kepada penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Ø  Dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu-; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda:

«مَا الَّذِي يُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يَقْبَلُ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا»

“Tidaklah yang memberi dalam kondisi berkecukupan (kaya) lebih besar pahalanya dari yang menerima jika ia membutukan”. [Hasan ligairih]

Lihat: Meminta, Memberi, dan Menerima

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (55); Larangan menolak permintaan orang yang menyebut nama Allah



[1] Lihat biografi " Sulaiman bin Mu’adz " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 2/136, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 4/136, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/25, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 12/51, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 2/219, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.253.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...