Rabu, 23 November 2022

Hadits Ibnu Mas’ud; Orang sombong tidak masuk surga

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ»

Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Larangan bersikap sombong

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ} [لقمان: 18]

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong). [Luqman:18]

{وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا} [الإسراء: 37]

Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. [Al-Isra': 37]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]

"Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]

3)      Apa yang mesti kita sombongkan?

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ} [السجدة: 8]

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. [As-Sajdah: 8]

4)      Allah 'azza wajalla membenci sifat sombong pada manusia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء: 36]

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]

{وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ} [الحديد: 23]

Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [Al-Hadiid: 23]

Ø  Dari Abu Jurriy Jabir bin Sulaim radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ، وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ، فَإِنَّهَا مِنَ المَخِيلَةِ، وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Angkatlah pakaianmu sampai seperdua betis, dan jika engkau tidak mau maka sampai mata kaki, dan jangalah engkau melakukan isbal pada pakaian (turun di bawah mata kaki), karena sesungguhnya itu termasuk kesombongan, dan sesungguhnya Allah tidak menyukai kesombongan". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ثَلَاثَةٌ يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ: التَّاجِرُ الْحَلَّافُ، أَوْ قَالَ: الْبَائِعُ الْحَلَّافُ، وَالْبَخِيلُ الْمَنَّانُ، وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ» [مسند أحمد: صحيح]

“Ada tiga orang yang dibenci oleh Allah 'azza wa Jalla: "Orang yang suka sumpah -atau ia menyebutkan-, penjual yang banyak mengobral sumpah, orang yang bakhil yang suka menyebut-nyebut pemberian dan orang fakir yang sombong." [Musnad Ahmad: Shahih]

5)      Hukuman bagi orang yang sombong:

Diantaranya:

1.      Tidak masuk surga.

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ، دَخَلَ الْجَنَّةَ: مِنَ الكبر، وَالْغُلُولِ، وَالدَّيْنِ " [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Barangsiapa yang ruhnya telah meninggalkan jasad (wafat) dan ia bebas dari tiga hal maka ia akan masuk surga; Bebas dari kesombongan, kecurangan dalam harta rampasan perang, dan utang". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

2.      Tidak diajak bicara, tidak disucikan, tidak dipandang oleh Allah pada hari kiamat, dan mendapatkan siksaan yang pedih.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ - وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ - وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ " [صحيح مسلم]

Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak mereka berbicara pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong." [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Allah tidak akan memandang pada hari kiamat kepada orang yang menjulurkan pakaiannya (melebihi mata kaki) dengan rasa sombong". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab berpakaian dalam Islam

3.      Dikunci hatinya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ} [غافر: 35]

Demikianlah Allah mengunci-mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. [Gaafir: 35]

4.      Dipalingkan dari petunjuk.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ} [الأعراف: 146]

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku)[tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah], mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah Karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan mereka selalu lalai dari padanya. [Al-A'raaf:146]

5.      Jauh dari majelis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ»

Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya, dan sesungguhnya yang yang paling aku benci dari kalian dan paling jauh dariku di hari kiamat "ats-tsartsaruun" (yang banyak bicara), "al-mutasyaddiquun" (yang terlalu bergaya/berlebian cara berbicaranya), dan "al-mutafaihiquun".

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, kami sudah tahu makna "ats-tsartsaruun" dan"al-mutasyaddiquun", lalu apa makna "al-mutafaihiquun"?

Rasulullah menjawab:

«المُتَكَبِّرُونَ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Orang yang sombong (dalam berbicara)”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Adab berkomunikasi dalam Islam

6.      Kebanyakan penghuni neraka.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" احْتَجَّتِ النَّارُ، وَالْجَنَّةُ، فَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الْجَبَّارُونَ، وَالْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الضُّعَفَاءُ، وَالْمَسَاكِينُ، فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ: أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَقَالَ لِهَذِهِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا " [صحيح مسلم]

"Neraka dan surga berdebat, neraka berkata: Yang masuk kepadaku adalah orang-orang dzalim dan sombong! Surga berkata: Yang masuk kepadaku adalah kaum lemah dan miskin! Maka Allah 'azza wa jalla berfirman kepada neraka: Engkau adalah siksaan-Ku, Aku menyiksa denganmu siapapun yang aku inginkan! Dan berfirman kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati dengamu siapapun yang Aku inginkan, dan masing-masing dari kalian ada penghuninya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda: Allah ‘azza wajalla berfirman:

«الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Kesombongan adalah selendangKu, dan kebesaran adalah sarungKu, barangsiapa yang mengambil salah satu dari keduanya dariKu, maka ia akan aku lemparkan ke neraka”. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Haritsah bin Wahb Al-Khuza'iy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍّ، جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Maukah kalian kuberi tahu tentang penduduk nereka? Semua yang sifatnya kasar, kikir dan sombong". [Sahih Bukhari dan Muslim]

6)      Allah memperhitungkan amalan dengan timbangan dzarah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة: 7-8]

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Az-Zalzalah: 7-8]

7)      Penetapan nama Allah “Al-Jamiil”.

8)      Allah mencintai yang indah dan cantik.

9)      Memakai pakaian yang baik dan cantik tidak termasuk kesombongan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ} [الأعراف: 31]

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al-A'raaf:31]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، فَأَحْسَنَ طُهُورَهُ ، وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ ، وَمَسَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ مِنْ طِيبِ أَهْلِهِ ، ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ ، وَلَمْ يَلْغُ ، وَلَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Barangsiapa yang mandi di hari jum'at, bersuci dengan baik, memakai pakaian terbaiknya, dan memakai parfum secukupnya, kemudian datang ke mesjid untuk salat Jum'at, dengan tidak berbicara (lalai) dan tidak memisahkan dua orang dengan duduk diantaranya tanpa izin, maka diampuni dosanya antara hari itu dengan Jum'at sebelumnya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Ø  Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata: "Aku mendatangi Nabi ﷺ dengan baju yang lusuh. Maka beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai harta?"

Aku menjawab, "Ya."

Beliau bertanya lagi: "Harta apa saja?"

Aku menjawab, "Allah telah memberiku unta, kambing, kuda dan budak."

Beliau bersabda:

«فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Jika Allah memberimu harta maka tampakkanlah wujud dari nikimat-Nya dan pemberian-Nya itu pada dirimu." [Sunan Abi Daud: Shahih]

10)  Menolak kebenaran adalah kesombongan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ} [النحل: 22]

Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. [An-Nahl: 22]

{وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ} [الأحقاف: 20]

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), "Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah)." [Al-Ahqaf: 20]

{وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ} [البقرة: 204 - 206]

Dan apabila dikatakan kepadanya (orang munafiq): "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam, dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. [Al-Baqarah: 206]

{وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا} [الفرقان: 21]

Berkatalah orang-orang yang tidak mengharap pertemuan(nya) dengan Kami: "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka (sombong) dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman". [Al-Furqan: 21]

Ø  Salamah bin Al-Akwa' radhiyallahu 'anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِمَالِهِ، فَقَالَ: «كُلْ بِيَمِينِكَ»، قَالَ: لَا أَسْتَطِيعُ، قَالَ: «لَا اسْتَطَعْتَ»، مَا مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ، قَالَ: فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ

Seseorang makan dengan tangan kiri di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah berkata kepadanya: "Makanlah dengan tangan kanan". Orang itu menjawab: Aku tidak bisa. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a atasnya: "Kamu tidak akan bisa". Tidak ada yang menghalangi orang tersebut makan dengan tangan kanan kecuali rasa sombong, maka iapun tidak mampu mengangkat tangannya ke mulut. [Sahih Muslim]

11)  Merendahkan orang lain adalah sifat sombong.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ} [الأعراف: 12، 13]

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". [Al-A'raaf: 12 - 13]

{قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ} [الشعراء: 111]

Mereka (orang kafir) berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?” [Asy-Syu'ara': 111]

{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ} [البقرة: 13]

Apabila dikatakan kepada mereka (orang munafiq): "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. [Al-Baqarah: 13]

Ø  Dari Jundab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita:

«أَنَّ رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ! وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ»

"Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si Fulan.' Sementara Allah berfirman: 'Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Fulan dan telah memutuskan amal perbuatanmu." [Shahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ»

"Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah." Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga." Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka." [Sunan Abi Daud:Shahih]

12)  Keutamaan sifat tawadhu’.

Dari 'Iyadh bin Himar radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«وَإِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ» [صحيح مسلم]

"Dan sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu' (rendah diri) sampai seseorang tidak sombong terhadap yang lainnya, dan seseorang tidak melampaui batas terhadap yang lainnya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ» [صحيح مسلم]

"Dan seseorang tidak bersikap tawadhu demi Alla kecuali Allah akan mengangkat derajatnya". [Sahih Muslim]

13)  Apakah orang sombong tidak masuk surga selamanya?

Ada beberapa jawaban dari ulama tentang masalah ini:

a.       Sombong yang dimaksud dalam hadits ini adalah sombong dengan menolak keimanan.

b.       Menghalalkan sifat sombong.

c.       Allah mengampuni siapa yang dikehndaki selain dosa syirik.

d.       Tidak masuk surga khusus untuk orang yang tawadhu’.

e.       Tidak segera masuk surga.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Cela sifat sombong - Hadits Ibnu ‘Abbas; Masuk surga tanpa hisab - https://umar-arrahimy.blogspot.com/2021/03/hadits-abu-barzah-4-pertanggung-jawaban.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...