Selasa, 22 Oktober 2024

Kitab I’tisham, bab (04): Meneladani perbuatan Nabi ﷺ

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ الِاقْتِدَاءِ بِأَفْعَالِ النَّبِيِّ ﷺ

Bab: Meneladani perbuatan Nabi

Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan tentang kewajiab mengikuti perbuatan Nabi baik itu yang beliau kerjakan atau yang beliau tinggalkan.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7298 - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [الثوري]، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: اتَّخَذَ النَّبِيُّ ﷺ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ، فَاتَّخَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ مِنْ ذَهَبٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنِّي اتَّخَذْتُ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ» فَنَبَذَهُ، وَقَالَ: «إِنِّي لَنْ أَلْبَسَهُ أَبَدًا»، فَنَبَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [Ats-Tsauriy], dari Abdullah bin Dinar, dari Ibn Umar radhiallahu'anhuma, ia berkata, "Nabi memakai cincin emas, lantas para sahabat juga membuat cincin emas, maka Nabi bersabda, "Sungguh, aku dahulu memang memakai cincin emas" lantas beliau membuangnya dan bersabda, "Sekali-kali aku tidak akan memakainya lagi, " maka para sahabat juga membuang cincin mereka."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Kewajiban meneladani Rasulullah .

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 31]

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali 'Imran:31]

3.      Antusias sahabat meneladani Rasulullah .

Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah

4.      Haram memakai perhiasan emas bagi laki-laki.

Dari 'Abdullah bin 'Abbas radiyallahu 'anhuma;

أَنَّ رَسُولَ اللهِ رَأَى خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي يَدِ رَجُلٍ، فَنَزَعَهُ فَطَرَحَهُ، وَقَالَ: «يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِي يَدِهِ»، فَقِيلَ لِلرَّجُلِ بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُولُ اللهِ : خُذْ خَاتِمَكَ انْتَفِعْ بِهِ، قَالَ: لَا وَاللهِ، لَا آخُذُهُ أَبَدًا وَقَدْ طَرَحَهُ رَسُولُ اللهِ [صحيح مسلم]

Bahwa Rasulullah pernah melihat sebuah cincin emas di tangan seorang laki-laki. Lalu beliau mencopot cincin tersebut dan langsung melemparnya seraya bersabda: "Salah seorang di antara kalian menginginkan bara api neraka dan meletakkannya di tangannya?." Setelah Rasulullah pergi, seseorang berkata kepada laki-laki itu; 'Ambilah cincin itu untuk kamu ambil manfaat darinya.' Lelaki tersebut menjawab; 'Tidak, Demi Allah aku tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena cincin itu telah di buang oleh Rasulullah . [Shahih Muslim]

Lihat: Adab berpakaian

5.      Bentuk-bentuk perbuatan Rasulullah dan hukum mengikutinya.

Ada tiga macam perbuatan Rasulullah :

Pertama: Perbuatan beliau secara tabi’at, seperti makan, minum, tidur, dan selainnya.

Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu- berkata:

«رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ مِنْ حَوَالَيِ القَصْعَةِ، فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مِنْ يَوْمِئِذٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Aku pernah melihat Rasulullah memakan dengan melahap labu yang ada di tepi bejana, maka aku selalu menyukai labu sejak saat itu”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Ayyub Al-Anshariy radiyallahu 'anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ إِذَا أُتِيَ بِطَعَامٍ أَكَلَ مِنْهُ، وَبَعَثَ بِفَضْلِهِ إِلَيَّ، وَإِنَّهُ بَعَثَ إِلَيَّ يَوْمًا بِفَضْلَةٍ لَمْ يَأْكُلْ مِنْهَا، لِأَنَّ فِيهَا ثُومًا، فَسَأَلْتُهُ: أَحَرَامٌ هُوَ؟ قَالَ: «لَا، وَلَكِنِّي أَكْرَهُهُ مِنْ أَجْلِ رِيحِهِ»، قَالَ: فَإِنِّي أَكْرَهُ مَا كَرِهْتَ [صحيح مسلم]

Rasulullah apabila diberi makanan, beliau memakannya dan sisanya diberikannya kepadaku. Pada suatu hari beliau memberikan kepadaku makanan yang tidak dimakannya karena di dalamnya ada bawang putih. Lalu kutanya; 'Apakah bawang putih itu haram? ' Jawab beliau: 'Tidak! Tetapi aku tidak suka karena baunya.' Kata Abu Ayyub; 'Kalau begitu, aku juga tidak suka apa yang Anda tidak sukai.' [Shahih Muslim]

Ø  Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

كَانَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ فِيهِمْ سَعْدٌ، فَذَهَبُوا يَأْكُلُونَ مِنْ لَحْمٍ، فَنَادَتْهُمُ امْرَأَةٌ مِنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ : إِنَّهُ لَحْمُ ضَبٍّ، فَأَمْسَكُوا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «كُلُوا أَوِ اطْعَمُوا، فَإِنَّهُ حَلاَلٌ، وَلَكِنَّهُ لَيْسَ مِنْ طَعَامِي» [صحيح البخاري ومسلم]

Suatu hari beberapa orang sahabat Rasulullah memakan hidangan dari daging, tiba-tiba seorang dari istri Rasulullah berseru bahwasanya daging itu adalah dagin biawak, maka mereka berhenti memakannya. Kemudian Rasulullah bersabda: "Makanlah karena itu halal, akan tetapi itu bukan makanan yang aku sukai". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Kedua: Perbuatan ibadah, seperti: Shalat, puasa, sedekah, dan selainnya.

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:

بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَاتَهُ، قَالَ: «مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ»، قَالُوا: رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا»، وَقَالَ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ: فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا» [سنن أبي داود: صحيح]

Pada saat Rasulullah shalat bersama sahabatnya, tiba-tiba beliau melepaskan kedua sandalnya dan meletakkannya di sebelah kirinya. Ketika sahabat melihat hal itu, mereka semua melepaskan sandalnya. Setelah Rasulullah usai dari shalatnya, beliau bersabda: "Apa yang membuat kalian melepaskan sandal kalian?" Mereka menjawab: Kami melihatmu melepaskan sandalmu maka kami pun melepaskan sandal kami! Maka Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Jibril  mendatangiku dan mengabariku bahwa pada kedua sandalku ada kotoran (najis)”. Dan beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian datang ke masjid, maka perhatikanlah, jika dia melihat di sepasang sandalnya ada najis atau kotoran maka bersihkan, dan shalatlah dengan sepasang sandalnya itu." [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Ketika Rasulullah selesai menulis perjanjian Hudaibiyah, beliau bersabda kepada para sahabatnya:

«قُومُوا فَانْحَرُوا ثُمَّ احْلِقُوا»، قَالَ: فَوَاللَّهِ مَا قَامَ مِنْهُمْ رَجُلٌ حَتَّى قَالَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، فَلَمَّا لَمْ يَقُمْ مِنْهُمْ أَحَدٌ دَخَلَ عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ، فَذَكَرَ لَهَا مَا لَقِيَ مِنَ النَّاسِ، فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَتُحِبُّ ذَلِكَ، اخْرُجْ ثُمَّ لاَ تُكَلِّمْ أَحَدًا مِنْهُمْ كَلِمَةً، حَتَّى تَنْحَرَ بُدْنَكَ، وَتَدْعُوَ حَالِقَكَ فَيَحْلِقَكَ، فَخَرَجَ فَلَمْ يُكَلِّمْ أَحَدًا مِنْهُمْ حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ نَحَرَ بُدْنَهُ، وَدَعَا حَالِقَهُ فَحَلَقَهُ، فَلَمَّا رَأَوْا ذَلِكَ قَامُوا، فَنَحَرُوا وَجَعَلَ بَعْضُهُمْ يَحْلِقُ بَعْضًا حَتَّى كَادَ بَعْضُهُمْ يَقْتُلُ بَعْضًا غَمًّا

“Bangkitlah kalian semua, dan sembelihlah hewan kurban kalian, kemudian bercukurlah”. Namun tidak seorangpun dari mereka yang bangkit, sampai Rasulullah mengulanginya tiga kali. Ketika tidak ada seorang pun dari mereka yang bangkit, maka Rasulullah menemui Ummi Salamah dan menceritakan apa yang dilakukan sahabatnya. Maka Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: Wahai Nabi Allah, apakah engkau menyukai hal tersebut? Keluarlah, kemudian jangan berbicara kepada seorang pun dari mereka, sampai engkau menyembelih hewan kurbanmu, dan memanggil tukang cukurmu kemudian mencukur rambutmu. Beliau pun keluar dan tidak berbicara kepada seorangpun dari mereka, sampai melakukan arahan Ummi Salamah, beliau menyembelih hewan kurbannya, dan memanggil tukang cukurnya, kemudian mencukur rambut beliau. Maka ketika para sahabat melihat hal tersebut, mereka pun bangkit kemudian menyembelih hewan kurban merekan, dan saling cukur satu sama lain, sampai ada yang hampir saling membunuh (tanpa sengaja) karena rasa kecewa (tidak bisa menunaikan umrah). [Sahih Bukhari]

Ketiga: Perbuatan dalam bentuk muamalah dengan orang lain, seperti: Jual beli, menikah, dan selainnya.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ ﷺ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»

Tiga orang datang ke rumah istri-istri Rasulullah , mereka menanyakan tentang ibadah Rasulullah . Setelah mereka diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan: Apalah kita dibandingkan dengan Nabi ? Beliau sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Seorang dari mereka berkata: Adapun saya, akan shalat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya. Kemudian Rasulullah mendatangi mereka dan bersabda: "Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian dan yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Apabila ada dalil bahwa perbuatan tersebut adalah khusus untuk Nabi maka haram mengikutinya. Seperti:

Wanita menghibahkan dirinya kepada Nabi , dinikahi tanpa mahar. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَنْ يَسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَكَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ} [الأحزاب: 50]

Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. [Al-Ahzaab: 50]

Ø  Puasa wishal, dari 'Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ وَاصَلَ، فَوَاصَلَ النَّاسُ، فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَنَهَاهُمْ، قَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِلُ، قَالَ: «لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ إِنِّي أَظَلُّ أُطْعَمُ وَأُسْقَى»

Nabi melaksanakan puasa wishal (puasa terus tanpa berbuka) lalu orang-orang mengikutinya yang mengakibatkan mereka kepayahan. Maka Beliau melarang mereka melakukannya. Namun mereka berkata: "Tetapi, bukankah baginda melakukan puasa wishal?". Beliau bersabda: "Aku tidak sama dengan keadaan kalian karena aku senantiasa diberi makan dan minum". [Shahih Bukhari]

Jika tidak ada dalil bahwa itu adalah khusus untuk Nabi , maka perlu diperiksa apakah ada dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan beliau tersebut wajib diikuti, atau disunnahkan, atau hanya menunjukkan kebolehan? Jika ada, maka diikuti sesuai dengan hukumnya.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;

أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ يَسْتَفْتِيهِ، وَهِيَ تَسْمَعُ مِنْ وَرَاءِ الْبَابِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، تُدْرِكُنِي الصَّلَاةُ وَأَنَا جُنُبٌ، أَفَأَصُومُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «وَأَنَا تُدْرِكُنِي الصَّلَاةُ وَأَنَا جُنُبٌ فَأَصُومُ» فَقَالَ: لَسْتَ مِثْلَنَا، يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «وَاللهِ، إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَخْشَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَعْلَمَكُمْ بِمَا أَتَّقِي»

Ada seorang laki-laki datang meminta fatwa kepada Nabi , sementara Aisyah waktu itu mendengar dari balik pintu. Lakli-laki itu bertanya: "Wahai Rasulullah, waktu shalat telah tiba sedangkan aku dalam keadaan junub. Bolehkah aku meneruskan puasaku?" Rasulullah menjawab:" Aku pun pernah mendapati waktu Subuh dalam keadaan junub, namun aku tetap berpuasa." Laki-laki itu berkata, "Anda tidaklah sama dengan kami wahai Rasulullah. Sebab Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda baik telah berlalu atau pun yang akan datang." Maka beliau pun bersabda: "Sesunguhnya saya berharap, bahwa sayalah yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan paling tahu bagaimana caranya bertakwa." [Shahih Muslim]

Ø  'Umar radhiyallahu 'anhu mendatangi Hajar Al-Aswad lalu menciumnya kemudian berkata:

«إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ»

"Sungguh aku mengetahui bahwa kamu hanyalah batu yang tidak bisa mendatangkan madharat (keburukan) maupun manfa'at. Namun kalau bukan karena aku telah melihat Nabi menciummu tentu aku tidak akan menciummu". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Ali radhiyallahu 'anhu datang melalui pintu Ar-Rahmah kemudian ia minum sambil berdiri, kemudian ia berakata:

«إِنَّ نَاسًا يَكْرَهُ أَحَدُهُمْ أَنْ يَشْرَبَ وَهُوَ قَائِمٌ، وَإِنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ فَعَلَ كَمَا رَأَيْتُمُونِي فَعَلْتُ» [صحيح البخاري]

“Sesungguhnya ada beberapa orang yang melarang seseorang dari mereka untuk minum sambil berdiri, dan sesungguhnya aku telah melihat Nabi melakukan seperti yang kalian melihatku melakukannya (minum berdiri)”. [Shahih Bukhari]

Ø  Nafi’ rahimahullah berkata:

«كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَتَتَبَّعُ آثَارَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَكُلُّ مَنْزِلٍ نَزَلَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَنْزِلُ فِيهِ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ تَحْتَ سَمُرَةٍ، فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَجِيءُ بِالْمَاءِ، فَيَصُبُّهُ فِي أَصْلِ السَّمُرَةِ كَيْلاَ تَيْبَسَ» [صحيح ابن حبان]

“Dahulu Ibnu ‘Umar antusias mengikuti jejak Rasulullah , semua tempat yang disinggahi Rasulullah ia juga singgahi. Rasulullah pernah singgah di bawah pohon maka Ibnu Umar datang ke tempat itu membawa air dan menyirami pohon tersebut agar tidak kering”. [Shahih Ibnu Hibban]

Jika tidak ada dalil yang merinci hukum perbuatan tersebut, dan yang ada hanya riwayat bahwa Nabi pernah melakukaknnya maka hukum mengikutinya adalah sunnah, tidak wajib.

Ibnu'Umar radhiallahu'anhuma berkata:

«قَدِمَ النَّبِيُّ فَطَافَ بِالْبَيْتِ سَبْعًا، وَصَلَّى خَلْفَ المَقَامِ رَكْعَتَيْنِ، فَطَافَ بَيْنَ الصَّفَا وَالمَرْوَةِ سَبْعًا» {لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ} [الأحزاب: 21] [صحيح البخاري ومسلم]

"Nabi pernah datang ke Baitullah untuk haji, beliau tawaf di Baitullah tujuh kali putaran kemudian shalat dua rakaat di belakang Maqam (Ibrahim) lalu melakukan sa'iy antara bukit Shafa dan Marwah tujuh kali. {"Sungguh bagi kalian ada suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah"}. [Al-Ahzab: 21] [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (03): Hal yang dibenci dari banyak bertanya dan membebani diri terhadap seseuatu yang tidak bermanfaat baginya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...