بسم الله الرحمن الرحيم
1.
Allah ‘azza wajalla tidak menciptakan alam
semsesta dan manusia tanpa tujuan.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمَا خَلَقْنَا
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ. مَا خَلَقْنَاهُمَا
إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ}
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya
melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [Ad-Dukhaan:38 -
39]
{أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا
خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ} [المؤمنون: 115]
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?! [Al-Mu'minun: 115]
2.
Tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada
Allah ‘azza wajalla semata.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ . وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا} [البقرة: 30-31]
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. [Al-Baqarah: 30-31]
{وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56]
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyaat:56]
3.
Al-Qur’an
dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا
لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]
“Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal:24]
{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ
تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]
Dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]
Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
4.
As-Sunnah
sebagai penjelasan terhadap Al-Qur’an.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ}
[النحل: 44]
Dan
Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. [An-Nahl: 44]
{وَمَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [النحل: 64]
Dan
Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) ini, melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. [An-Nahl: 64]
Lihat: Kitab I’tisham, bab (02) Mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ
5.
Perintah
mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ
إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا
مَا تَذَكَّرُونَ} [الأعراف: 3]
Ikutilah apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai
pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. [Al-A'raf: 3]
{وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا
عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ} [المائدة: 92]
Dan
taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan
berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. [Al-Maidah:92]
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا
أَعْمَالَكُمْ} [محمد: 33]
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu
merusakkan (pahala) amal-amalmu.
[Muhammad:33]
{قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ}
[النور: 54]
Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah
kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu
adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah
semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya
kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". [An-Nuur:54]
Ø Imam Syafi’iy (w.204H) rahimahullah berkata:
"أنه لا يلزم قولٌ بكلّ حالٍ إلا بكتاب الله أو سنة رسوله ﷺ، وأنّ
ما سواهما تبعٌ لهما" [مناقب الشافعي للبيهقي (1/ 475)]
“Sesungguhnya tidak ada ucapan yang wajib diikuti dengan segala
hal kecuali dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya ﷺ, adapun selain keduanya maka
hanya mengkut kepada keduanya”. [Manaqib Asy-Syafi’iy karya Al-Baihaqiy]
Lihat: Kitab I’tisham; Berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah
6.
Ancaman
bagi yang menyalahi Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ
لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ
لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا
فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى} [طه: 124-126]
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku,
Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya
adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari Ini kamupun dilupakan". [Thaaha: 124-126]
{فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]
7.
Tidak
akan sesat jika perpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ
لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي " [المستدرك للحاكم: حسنه الألباني]
"Aku telah meninggalkan pada kalian dua hal,
kalian tidak akan tersesat selama kalian perpegang pada keduanya: Kitabullah
(Al-Qur'an) dan sunnahku". [Mustadrak Al-Hakim: Hasan]
Ø ‘Abdullah bin ‘Utbah (w.73H) –rahimahullah- berkata:
«إِنَّكَ لَنْ تُخْطِئَ فِي الطَّرِيقِ
مَا دُمْتَ عَلَى الْأَثَرِ» [مصنف ابن أبي شيبة]
“Sungguh
engkau tidak akan salah jalan selama engkau senantiasa berjalan di atas atsar
(As-Sunnah)”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
8.
Kebinasaan
bagi yang menyalahi Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«ذَرُونِي مَا
تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ
عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ» [صحيح مسلم]
"Abaikanlah (jangan tanyakan) apa yang aku tidak
ajarkan kepada kalian, karena sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum
kalian karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi mereka".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ،
لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]
"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan
yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng
darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]
9.
Memahami
Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Salaf.
Abdurrahman
Al-Auza'iy (157 H) -rahimahullah-
berkata:
"عَلَيْكَ بِآثَارِ
مَنْ سَلَفَ، وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ، وَإِيَّاكَ وَآرَاءِ الرِّجَالِ، وَإِنْ
زَخْرَفُوا لَكَ بِالْقَوْلِ" [الشريعة للآجري]
“Berpeganganlah
engkau dengan atsar dari Salaf sekalipun orang-orang menolakmu, dan jauhkan
dirimu dari perkataan manusia sekalipun mereka menghiasinya dengan ucapan indah
untuk menipumu”. [Asy-Syari’ah karya Al-Ajurriy]
Ø Beliu juga berkata:
"اصْبِرْ نَفْسَكَ
عَلَى السُّنَّةِ وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ وَقُلْ بِمَا قَالُوا، وَكُفَّ
عَمَّا كَفُّوا عَنْهُ وَاسْلُكْ سَبِيلَ سَلَفِكَ الصَّالِحِ فَإِنَّهُ يَسَعُكُ
مَا وَسِعَهُمْ" [حلية الأولياء للأصبهاني]
“Sabarkan
dirimu di atas As-Sunnah, dan berdirilah di mana kaum salaf berdiri, dan
ucapkan apa yang mereka ucapkan, dan diamkanlah apa yang mereka diamkan, dan
ikutilah jalan salafmu yang baik karena itu lapang untukmu sebagaimana lapang
untuk mereka”. [Hilyatul Auliyah karya Al-Ashbaniy]
Ø Imam Ahmad
(w.241 H) rahimahullah berkata:
" أُصُولُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا
التَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " [الفتاوى الكبرى لابن تيمية]
"Pokok sunnah menurut kami adalah berpegang
teguh pada apa yang datang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam". [Al-Fatawa Al-Kubra karya Ibnu Taimiyah]
Ø Ismail Al-Ashbahaniy (w.535H) rahimahullah berkata:
"لَيْسَ الْعلم
بِكَثْرَة الرِّوَايَة، وَإِنَّمَا هُوَ الإتباع، والاستعمال، يَقْتَدِي
بالصحابة، وَالتَّابِعِينَ، وَإِن كَانَ قَلِيل الْعلم، وَمن خَالف الصَّحَابَة
وَالتَّابِعِينَ فَهُوَ ضال، وَإِن كَانَ كثير الْعلم". [الحجة في بيان المحجة]
“Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya
riwayat, akan tetapi ilmu itu dengan mengikut (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan
mengamalkannya, meneladani Sahabat dan Tabi’in, sekalipun ilmunya sedikit. Dan
barangsiapa yang menyelisihi Sahabat dan Tabi’in maka ia sesat, sekalipun
ilmunya banyak”. [Al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah]
Ø Syekh Islam Ibnu
Taimiyah (w.728H) rahimahullah berkata:
"مَنْ عَدَلَ عَنْ
مَذَاهِبِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَفْسِيرِهِمْ إلَى مَا يُخَالِفُ
ذَلِكَ كَانَ مُخْطِئًا فِي ذَلِكَ بَلْ مُبْتَدِعًا وَإِنْ كَانَ مُجْتَهِدًا
مَغْفُورًا لَهُ خَطَؤُهُ" [مجموع الفتاوى]
“Siapa yang berpaling dari madzhab Sahabat
dan Tabi’in begitu pula penafsiran mereka dan memilih pendapat yang
menyelisihinya maka ia keliru dalam hal tersebut bahkan ia telah melakukan
bid’ah, namun jika ia seorang mujtahid maka diampuni kekeliruaannya”. [Majmu’
Fatawa]
Ø Ibnu Rajab (w.795H) rahimahullah berkata:
"العلم النافع من
هذه العلوم كلِّها ضبطُ نصوصِ الكتابِ والسنةِ وفهمُ معانيها والتقيّدُ في ذلك
بالمأثور عن الصحابة والتابعين وتابعيهم في معاني القرآن والحديث، وفيما ورد عنهم
من الكلام في مسائل الحلال والحرام، والزهد، والرقائق، والمعارف، وغير ذلك" [بيان فضل علم السلف على علم الخلف]
“Ilmu yang bermanfaat dari semua ilmu ini
adalah menguasai nash Al-Qur’an dan As-Sunnah, memahami maknanya dengan
mengikuti atsar dari Sahabat, Tabi’in, dan pengikutnya tentang makana Al-Qur’an
dan Al-Hadits, dan yang didapati dari mereka berupa pendapat tentang halal dan
haram, zuhud, pelembut hati, pengetahuan, dan selainnya”. [Bayaan Fadhl ‘ilmi
As-Salaf ‘alaa ‘ilmi Al-Khalaf]
Lihat:
Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
10. Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman salaf adalah rujukan
dalam fitnah perselisihan dan perpecahan ummat.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ
فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]
Ø
Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu
berkata:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ
مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ «أُوصِيكُمْ
بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا
عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
Suatu
hari Rasulullah ﷺ shalat bersama kami, kemudian ia memalingkan
wajahnya kepada kami dan menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena,
air mata menetes dan hati bergetar mendengarnya. Kemudian seseorang bertanya:
Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang engkau
wasiatkan kepada kami? Rasululah ﷺ bersabda: Aku
wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah serta patuh dan taat
(kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba dari kaum Habasyiy, karena
sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan
menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku
dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang
teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat),
dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama
itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud:
Sahih]
Ø
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Suatu hari
kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ,
kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata:
«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»
"Ini adalah jalan Allah"
Kemudian
beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata:
«هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»
"Ini adalah jalan-jalan syaitan"
Kemudian
beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini:
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ
بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]
Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa.
[Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ
النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ
عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ
عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ
وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»
"Akan datang pada kaumku apa yang telah menimpa Bani Israil sama persis
setiap langkah demi langkah, sampai jika ada dari mereka yang berzina dengan
ibunya secara terang-terangan maka pasti pada umatku pun ada orang yang
melakukan itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh
dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan,
semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".
Sahabat
bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah?
Rasulullah
menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه
الألباني]
“Mereka
yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Keutamaan bermanhaj salaf - Pokok-pokok da’wah salaf - Sebab kokohnya aqidah salaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...