بسم الله الرحمن الرحيم
Diantara sebab kokohnya sahabat Nabi ﷺ dalam mempertahankan Islam:
1.
Keimanan
mereka kepada Allah ta’aaa yang sangat kuat.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي
قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ
أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ
عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [الحجرات: 7، 8]
Akan
tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan
itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. [Al-Hujuraat:
7 - 8]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ
يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ
المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي
الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ " [صحيح
البخاري ومسلم]
"Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan mendapatkan
nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya,
mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada kekafiran
sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Ø
Dari Abu Sufyan bin Harb radhiallahu'anhu; Bahwa Heraqlius
berkata kepadanya:
" سَأَلْتُكَ هَلْ يَزِيدُونَ أَمْ
يَنْقُصُونَ؟ فَزَعَمْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ، وَكَذَلِكَ الإِيمَانُ حَتَّى
يَتِمَّ، وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ
يَدْخُلَ فِيهِ؟ فَزَعَمْتَ أَنْ لاَ، وَكَذَلِكَ الإِيمَانُ، حِينَ تُخَالِطُ
بَشَاشَتُهُ القُلُوبَ لاَ يَسْخَطُهُ أَحَدٌ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku
sudah bertanya kepadamu, apakah jumlah mereka bertambah atau berkurang? Maka
kamu bertutur bahwa mereka bertambah, dan memang begitulah iman akan terus
berkembang hingga sempurna. Dan aku bertanya kepadamu, apakah ada orang yang
murtad karena dongkol pada agamanya? Kemudian kamu bertutur; tidak ada, maka
begitu juga iman bila sudah tumbuh bersemi dalam hati tidak akan ada yang
dongkol kepadanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
2.
Kepemimpinan
Rasulullah ﷺ.
Perhatian
terhadap sahabatnya dan senantiasa menyemangati mereka untuk bersabar. Utsman
-radhiyallahu 'anhu- berkata; "Maukah aku ceritakan kepada kalian
berdua tentang Ammar? Suatu ketika aku datang bersama Rasulullah ﷺ
sambil beliau memegang tanganku
dan kami jalan jalan di Bathha`, ketika kami sampai kepada bapak dan ibunya dan
keduanya sedang disiksa, maka bapak Amar berkata; "Wahai Rasulullah ﷺ apakah sepanjang masa seperti ini?"
Nabi ﷺ
menjawab:
" اصْبِرْ" ثُمَّ
قَال: " اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِآلِ يَاسِرٍ وَقَدْ فَعَلْتُ "
"Sabarlah!" Kemudian beliau bedoa: "Ya Allah ampunilah keluarga
Yasir, dan aku telah berbuat." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Ø Dalam riwayat lain;
Rasulullah ﷺ berkata kepada Abu
'Ammar dan Ummu 'Ammar:
«اصْبِرُوا آلَ يَاسِرٍ مَوْعِدُكُمُ الْجَنَّةُ» [المعجم
الكبير للطبراني: حسن صحيح]
"Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian adalah surga".
[Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan Shahih]
3.
Rasa
tanggung-jawab untuk mempertahankan agama Allah yang merupakan nikmat terbesar
yang diberikan kepada mereka.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا
وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا} [الأحزاب:
72]
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat [tugas-tugas keagamaan] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan amat bodoh. [Al-Ahzaab:72]
Ø Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
4.
Keimanan
dengan hari akhir.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ
رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58)
وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا
آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60)
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون:
57 - 61]
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati Karena takut akan (azab)
Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan
orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan (berupa ibadah),
dengan hati yang takut (tidak diterima), (karena mereka tahu bahwa)
Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, Mereka itu bersegera
untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera
memperolehnya".
[Al-Mu'minun:57 - 61]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiallahu'anhu berkata:
غَابَ عَمِّي أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ عَنْ
قِتَالِ بَدْرٍ، فَقَالَ: «يَا رَسُولَ اللَّهِ غِبْتُ عَنْ أَوَّلِ قِتَالٍ
قَاتَلْتَ المُشْرِكِينَ، لَئِنِ اللَّهُ أَشْهَدَنِي قِتَالَ المُشْرِكِينَ
لَيَرَيَنَّ اللَّهُ مَا أَصْنَعُ»، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ، وَانْكَشَفَ
المُسْلِمُونَ، قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ
هَؤُلاَءِ - يَعْنِي أَصْحَابَهُ - وَأَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلاَءِ،
- يَعْنِي المُشْرِكِينَ - ثُمَّ تَقَدَّمَ»، فَاسْتَقْبَلَهُ سَعْدُ بْنُ
مُعَاذٍ، فَقَالَ: «يَا سَعْدُ بْنَ مُعَاذٍ، الجَنَّةَ وَرَبِّ النَّضْرِ إِنِّي
أَجِدُ رِيحَهَا مِنْ دُونِ أُحُدٍ»، قَالَ سَعْدٌ: فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَا صَنَعَ، قَالَ أَنَسٌ: فَوَجَدْنَا بِهِ بِضْعًا وَثَمَانِينَ
ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ، أَوْ رَمْيَةً بِسَهْمٍ
وَوَجَدْنَاهُ قَدْ قُتِلَ وَقَدْ مَثَّلَ بِهِ المُشْرِكُونَ، فَمَا عَرَفَهُ
أَحَدٌ إِلَّا أُخْتُهُ بِبَنَانِهِ قَالَ أَنَسٌ: " كُنَّا نُرَى أَوْ
نَظُنُّ أَنَّ هَذِهِ الآيَةَ نَزَلَتْ فِيهِ وَفِي أَشْبَاهِهِ: {مِنَ
المُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا} [الأحزاب: 23] [صحيح البخاري]
"Pamanku,
Anas bin An-Nadhar tidak ikut perang Badar kemudian dia berkata, "Wahai
Rasulullah, aku tidak ikut saat pertama kali Tuan berperang menghadapai Kaum
Musyrikin. Seandainya Allah memperkenankan aku dapat berperang melawan Kaum
Musyrikin, pasti Allah akan melihat apa yang akan aku lakukan". Ketika
terjadi perang Uhud dan kaum muslimin ada yang kabur dari medan pertempuran,
dia berkata, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari apa yang dilakukan
oleh mereka, yakni para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku
berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka yakni Kaum Musyrikin".
Maka dia maju ke medan pertempuran lalu Sa'ad bin Mu'adz menjumpainya. Maka dia
berkata kepadanya, "Wahai Sa'ad bin Mu'adz, demi Robbnya an-Nadhar, aku
menginginkan surga. Sungguh aku mencium baunya dari balik bukit Uhud ini".
Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak sanggup untuk menggambarkan
apa yang dialaminya". Anas berkata, "Kemudian kami temukan dia dengan
luka tidak kurang dari delapan puluh sabetan pedang atau tikaman tombak atau
terkena lemparan panah dan kami menemukannya sudah dalam keadaan terbunuh
dimana Kaum Musrikin telah mencabik-cabik jasadnya sehingga tidak ada satupun
orang yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya yang mengenali
jarinya". Anas berkata, "Kami mengira atau berpedapat bahwa ayat ini
turun berkenaan dengan dia dan orang yang serupa dengan dia; {"Di
antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang
gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit
pun tidak mengubah (janjinya)”} [Al-Ahzab 23] [Muttafaqun 'Alaihi]
Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (11) Mujahadah (hadits 15)
5.
Al-Qur’an
turun untuk menguatkan hati mereka.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ
الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ} [البقرة:
214]
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat.
[Al-Baqarah: 214]
{أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت: 2 - 3]
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. [Al-'Ankabuut: 2 - 3]
Ø Abu Syuraih Al-Khuza’iy berkata: Suatu hari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami dan bersabda:
«أَبْشِرُوا
وَأَبْشِرُوا، أَلَيْسَ تَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنِّي رَسُولُ
اللَّهِ؟»
“Terimalah berita gembira,
terimalah berita gembira, bukankah kalian telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah?”
Sahabat menjawab: Iya!
Rasulullah bersabda:
«فَإِنَّ
هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ طَرَفُهُ بِيَدِ اللَّهِ، وَطَرَفُهُ بِأَيْدِيكُمْ، فَتَمَسَّكُوا
بِهِ، فَإِنَّكُمْ لَنْ تَضِلُّوا، وَلَنْ تَهْلِكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا» [صحيح ابن حبان]
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini
adalah tali yang ujung satunya di tangan Allah dan ujung satunya lagi di tangan
kalian, maka berpegang teguhlah padanya, karena sesungguhnya kalian tidak akan
tersesat dan tidak akan binasa setelahnya selama-lamanya”. [Sahih Ibnu Hibban]
6.
Berita
gembira akan kemenangan di dunia dan akhirat.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ
سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ (171) إِنَّهُمْ لَهُمُ
الْمَنْصُورُونَ (172) وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ (173) فَتَوَلَّ
عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (174) وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ (175) أَفَبِعَذَابِنَا
يَسْتَعْجِلُونَ (176) فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاءَ صَبَاحُ
الْمُنْذَرِينَ} [الصافات: 171
- 177]
Dan sungguh, janji Kami
telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) mereka itu pasti
akan mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti
menang. Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka sampai waktu tertentu,
dan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
Maka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan? Maka apabila (siksaan)
itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang
yang diperingatkan itu. [Ash-Shaffat: 171-177]
{وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ
لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ
الظَّالِمِينَ (13) وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ
خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ} [إبراهيم: 13، 14]
Dan orang-orang kafir
berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami pasti akan mengusir kamu dari negeri
kami atau kamu benar-benar kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan
kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang yang zalim itu. Dan Kami
pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang demikian
itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku dan takut
akan ancaman-Ku.” [Ibrahim: 13-14]
{وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا
فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ} [المائدة: 56]
Dan barangsiapa
menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya,
maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang. [Al-Ma'idah: 56]
{وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا
لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ (41) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ} [النحل: 41،
42]
Dan orang-orang yang
berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan
tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan
hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal. [An-Nahl: 41 -
42]
Ø Khabbab bin Al-Arat -radhiyallahu 'anhu- berkata;
شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ
فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ قُلْنَا لَهُ: أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا، أَلَا تَدْعُو
اللَّهَ لَنَا؟ قَالَ: «كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي
الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ
فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُمْشَطُ
بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ وَمَا
يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى
يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ
أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ»
"Kami mengadu kepada Rasulullah ﷺ ketika beliau sedang berbantalkan kain selimut
beliau di bawah naungan Ka'bah; "Tidakkah baginda memohon pertolongan buat
kami? Tidakkah baginda berdo'a memohon kepada Allah untuk kami?" Beliau bersabda:
"Ada seorang laki-laki dari ummat sebelum kalian, lantas digalikan lubang
untuknya dan ia diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji, kemudian
diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak
menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan
sisir besi namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah,
sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai kuda berjalan dari Shan'aa menuju
Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah atau (tidak ada)
kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya. Akan tetapi kalian sangat
tergesa-gesa". [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Referensi:
كتاب الرحيق المختوم للباركفوري ص78-83
Lihat
juga: Sahabat yang pertama masuk Islam - Usaha kaum Musyrikin menggagalkan hijrah ke Habasyah - Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...