بسم الله الرحمن الرحيم
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة: 100]
Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar. [At-Taubah:100]
{لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ
قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا
مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى} [الحديد:
10]
Tidak sama di antara kamu orang yang
menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih
tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang
sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih
baik. [Al-Hadiid:10]
Beberapa
sahabat yang terdahulu memeluk Islam, diantaranya:
1) Khadijah
binti Khuwailid, istri Nabi ﷺ.
Lihat biografinya di Keistimewaan Khadijah binti Khuwailid
2) Zayd
bin Haritsah Al-Kalbiy, mantan budak Nabi ﷺ.
Rasulullah ﷺ
mempersaudarakannya dengan Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhuma.
Ia ikut pada perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah dan Khaibar. Wafat sebagai
syahid pada perang Mu’tah tahun 8 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
a. Dahulu dipanggi Zayd bin Muhammad.
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma:
«أَنَّ زَيْدَ بْنَ
حَارِثَةَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مَا كُنَّا نَدْعُوهُ إِلَّا زَيْدَ بْنَ
مُحَمَّدٍ حَتَّى نَزَلَ القُرْآنُ»، {ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ
عِنْدَ اللَّهِ} [الأحزاب: 5] [صحيح البخاري]
Bahwa Zaid bin Haritsah mantan budak
Rasulullah ﷺ biasa kami panggil
dengan Zaid bin Muhammad hingga Allah menurunkan ayat, "Panggillah dia
dengan nama bapak-bapaknya, karena hal itu lebih adil di sisi Allah."
[Al-Ahzab: 5][Shahih Bukhari]
b. Satu-satunya sahabat yang disebut namanya dalam Al-Qur’an.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا
زَوَّجْنَاكَهَا} [الأحزاب: 37]
Maka ketika Zaid telah mengakhiri
keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia
(Zainab). [Al-Ahzab: 37]
c. Termasuk orang yang paling dicintai Nabi ﷺ, begitu pula dengan anaknya
yaitu Usamah.
Ibnu Umar radhiallahu'anhuma
mengatakan;
بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ بَعْثًا،
وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَطَعَنَ بَعْضُ النَّاسِ فِي
إِمَارَتِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَنْ تَطْعُنُوا فِي إِمَارَتِهِ، فَقَدْ
كُنْتُمْ تَطْعُنُونَ فِي إِمَارَةِ أَبِيهِ مِنْ قَبْلُ، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ
كَانَ لَخَلِيقًا لِلْإِمَارَةِ، وَإِنْ كَانَ لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ،
وَإِنَّ هَذَا لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ بَعْدَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah ﷺ
mengutus sebuah ekspedisi dan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai panglimanya,
kemudian kepemimpinannya dicela habis-habisan oleh para sahabat ketika itu,
maka Nabi langsung menegur, "Jikalau kalian mencela kepemimpinanya, dahulu
kalian juga mencela kepemimpinan bapaknya, demi Allah, dia sangat ideal
memegang kepemimpinan, dan sungguh ayahnya (Zaid bin Haritsah) termasuk manusia
yang paling kucintai, dan dia (Usamah bin Zaid) termasuk manusia yang paling
kucintai sepeninggalnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
d. Saudara dan maula Rasulullah ﷺ.
Dari Ali radhiyallahu ‘anhu;
أَنَّ ابْنَةَ حَمْزَةَ تَبِعَتْهُمْ
تُنَادِي: يَا عَمُّ، يَا عَمُّ، فَتَنَاوَلَهَا عَلِيٌّ فَأَخَذَ بِيَدِهَا،
وَقَالَ لِفَاطِمَةَ: دُونَكِ ابْنَةَ عَمِّكِ فَحَوِّلِيهَا، فَاخْتَصَمَ فِيهَا
عَلِيٌّ، وَزَيْدٌ، وَجَعْفَرٌ، فَقَالَ عَلِيٌّ: أَنَا أَخَذْتُهَا وَهِيَ
ابْنَةُ عَمِّي، وَقَالَ جَعْفَرٌ: ابْنَةُ عَمِّي وَخَالَتُهَا تَحْتِي. وَقَالَ
زَيْدٌ: ابْنَةُ أَخِي. فَقَضَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِخَالَتِهَا، وَقَالَ:
«الْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ الْأُمِّ» ثُمَّ قَالَ لِعَلِيٍّ: «أَنْتَ مِنِّي،
وَأَنَا مِنْكَ» وَقَالَ لِجَعْفَرٍ: «أَشْبَهْتَ خَلْقِي وَخُلُقِي» وَقَالَ
لِزَيْدٍ: «أَنْتَ أَخُونَا وَمَوْلانَا» فَقَالَ لَهُ عَلِيٌّ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَلا تَزَوَّجُ ابْنَةَ حَمْزَةَ؟ فَقَالَ: «إِنَّهَا ابْنَةُ أَخِي مِنَ
الرَّضَاعَةِ» [مسند أحمد: حسن]
Bahwa anak perempuan Hamzah mengikuti
mereka dan memanggil, "Wahai pamanku, wahai pamanku." Ali
menghampirinya dan memegang tangannya, dan berkata kepada Fathimah,
"Bawalah anak pamanmu dan peliharalah." Kemudian terjadi perselisihan
antara Ali, Zaid dan Ja'far. Ali berkata, "Saya yang akan mengambilnya
karena dia adalah anak pamanku." Ja'far berkata, "Dia anak pamanku
juga, bahkan bibinya (dari pihak ibu) menjadi istriku –yaitu Asma’ bintu
Umais-." Zaid berkata, "Dia putri saudaraku." Maka Rasulullah ﷺ memutuskan bahwa yang berhak adalah
bibinya (dari pihak ibu), dan beliau bersabda, "Kedudukannya sebagaimana
ibu." Dan beliau berkata kepada Ali radhiallahu'anhu, "Kamu
adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu." Beliau berkata kepada
Ja'far, "Kamu mirip denganku dalam hal fisik dan ahlak." Beliau
berkata kepada Zaid, "Kamu adalah saudara kami dan bekas budak kami."
Ali radhiallahu'anhu bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah!
Kenapa Anda tidak menikahi putri Hamzah itu?" Beliau menjawab, "Dia
adalah anak saudaraku sesusuan." [Musnad Ahmad: Hasan]
e. Selalu diangkat menjadi pemimpin.
Aisyah adhiallahu'anha berkata:
«مَا بَعَثَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ فِي جَيْشٍ قَطُّ إِلَّا أَمَّرَهُ عَلَيْهِمْ
وَلَوْ بَقِيَ بَعْدَهُ اسْتَخْلَفَهُ» [مسند أحمد: حسن]
"Tidaklah Rasulullah ﷺ mengutus Zaid bin Haritsah dalam suatu pasukan melainkan beliau
pasti mengangkatnya sebagai pemimpin atas mereka. Dan andai saja ia masih hidup
setelah beliau, niscaya beliau akan menjadikannya sebagai khalifah."
[Musnad Ahmad: Hasan]
f.
Rasulullah ﷺ bersedih
dengan wafatnya.
Anas bin Malik radhiallahu'anhu
berkata: Bersabda Nabi ﷺ:
«أَخَذَ الرَّايَةَ
زَيْدٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا جَعْفَرٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ رَوَاحَةَ فَأُصِيبَ - وَإِنَّ عَيْنَيْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ
لَتَذْرِفَانِ - ثُمَّ أَخَذَهَا خَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ مِنْ غَيْرِ إِمْرَةٍ
فَفُتِحَ لَهُ» [صحيح البخاري]
"Bendera perang dipegang oleh Zaid
lalu dia terbunuh kemudian dipegang oleh Ja'far lalu dia terbunuh kemudian
dipegang oleh 'Abdullah bin Rawahah namun diapun terbunuh, Dan nampak kedua
mata Rasulullah ﷺ berlinang. Akhirnya
bendera dipegang oleh Khalid bin Al Walid tanpa menunggu perintah, namun
akhirnya kemenangan diraihnya". [Shahih Bukhari]
3) Ali
bin Abi Thalib, anak paman Nabi ﷺ.
Ia memeluk Islam ketika berumur 8 tahun. Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata;
«أَوَّلُ مَنْ أَسْلَمَ
عَلِيٌّ»
"Orang
yang pertama kali masuk Islam adalah Ali."
'Amru
bin Murrah -rahimahullah- berkata; Aku menyebut hal itu di hadapan
Ibrahim An-Nakha'iy -rahimahullah-, akan tetapi dia mengingkarinya
seraya berkata; "Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar Ash
Shidiq." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Lihat biografinya di Keistimewaan Ali bin Abi Thalib
4) Abu
Bakr Ash-Shiddiq, teman dekat Nabi ﷺ.
'Ammar radhiyallahu ‘anhu berkata;
«رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ وَمَا مَعَهُ، إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ، وَامْرَأَتَانِ
وَأَبُو بَكْرٍ»
"Aku
melihat Rasulullah ﷺ dan tidak ada orang yang bersama beliau (pertama kali memeluk
Islam) kecuali lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakr". [Shahih
Bukhari]
Lihat biografinya di Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq
5) Kemudian 5 orang yang masuk Islam melalui da’wah Abu Bakr yaitu:
(a) Utsman bin
‘Affan Al-Umawiy, (b) Az-Zubair bin Al-‘Awwam Al-Asadiy, (c) Abdurrahman bin ‘Auf Az-Zuhriy,
(d) Sa’ad bin
Abi Waqqash Az-Zuhriy, dan (e) Thalhah bin ‘Ubaidillah At-Taimiy radhiyallahu
ta’aalaa ‘anhum.
Lihat biografinya di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga
6) Bilal
bin Rabah Al-Habasyiy.
Budak Habasyah yang pertama masuk Islam,
sabar mempertahankan aqidahnya sekalipun disiksa dengan berbagai siksaan di
Mekah. Dimerdekakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Salah
seorang tukang adzan Rasulullah ﷺ.
Ikut perang Badr dan seluruh peperangan bersama Nabi ﷺ.
Wafat tahun 20 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bertanya
kepada Bilal di waktu
fajar:
«يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ
عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ
فِي الجَنَّةِ» قَالَ:
مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي: أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا، فِي
سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ، إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ
لِي أَنْ أُصَلِّيَ "
"Wahai Bilal, ceritakan
kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan pahalanya yang engkau
amalkan dalam Islam, karena sesungguhnya aku mendengar suara langkah sendalmu
di hadapanku dalam surga!” Bilal radhiyallahu
'anhu menjawab: Aku tidak mengamalkan sesuatu yang paling aku harapkan
pahalanya; hanyasaja aku tidak bersuci (berwudhu) pada suatu waktu baik malam
atau siang kecuali aku shalat dengan wudhu tersebut sebanyak yang ditakdirkan
untukku aku didirikan. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat biografinya di https://umar-arrahimy.blogspot.com/
7) Abu ‘Ubaidah Amir bin Al-Jarrah.
Lihat biografinya di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga
8) Abu Salamah bin Abdil ‘Asad bin Hilal.
Anak bibi Rasulullah ﷺ yaitu Barrah bintu Abdul Muthalib. Wafat tahun 2 hijriyah
setelah Rasulullah ﷺ kembali dari perang
Badar.
Ummu Salamah radhiyallahu 'anha
berkata; Ketika Abu Salamah meninggal, Rasulullah ﷺ
datang ke rumah kami untuk menjenguk jenazahnya. Beliau berdo'a:
«اللهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ، وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي
الْمَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ»
"Ya Allah, ampunilah Abu
Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-orang yang terpimpin dengan
petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi keluarganya yang ditinggalkannya. Ampunilah
kami dan ampunilah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah kuburnya dan
terangilah dia di dalam kuburnya." [Shahih Muslim]
Ø Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata, Saya
mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ
مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ} [البقرة: 156]،
اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا
أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا "، قَالَتْ: فَلَمَّا مَاتَ أَبُو
سَلَمَةَ، قُلْتُ: أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ أَوَّلُ
بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا، فَأَخْلَفَ اللهُ
لِي رَسُولَ اللهِ ﷺ [صحيح مسلم]
"\Tidaklah seorang
mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh
Allah, 'INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA`JURNII FII
MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena
mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).'
melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah
berkata, Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, "Orang muslim
manakan yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang
pertama-tama hijrah kepada Rasulullah ﷺ.
Kemudian akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku
Rasulullah ﷺ “. [Shahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan Ummu Salamah
9) Al-Arqam
bin Abi Al-Arqam bin Asid, Abu Abdillah Al-Makhzumiy.
Rumahnya dijadikan
tempat persembunyian Nabi ﷺ ketika berda’wah, dan
dinamai Darul Islam karena banyaknya sahabat yang masuk Islam di rumahnya
tersebtu. Rasulullah ﷺ mempersaudarakannya
dengan Abdullah bin Unais, ia ikut perang Badar, Rasulullah ﷺ mempekerjakannya
sebagai pengumpul zakat, dan wafat pada masa kekhalifaan Mu’awiyah tahun 53
hijriyah pada umurnya yang ke 85 tahun. [Ma’rifatussahabah karya Abu Nu’aim 1/322]
10) Utsman
bin Madz’un bin Habib Al-Jumahiy bersama dua saudaranya yaitu; Qudamah dan Abdullah.
Utsman kuniahnya
Abu As-Saib, Rasulullah ﷺ mengangkatnya sebagai
pemimpin ketika hijrah ke Habasyah yang pertama. Ia salah satu ahli ibadah dari
kalangan sahabat Nabi ﷺ. Aisyah radhiyallahu
'anha -istri Nabi ﷺ - berkata:
دَخَلَتْ عَلَيَّ خُوَيْلَةُ بِنْتُ
حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ بْنِ حَارِثَةَ بْنِ الْأَوْقَصِ السُّلَمِيَّةُ وَكَانَتْ
عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ قَالَتْ: فَرَأَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
بَذَاذَةَ هَيْئَتِهَا، فَقَالَ لِي: «يَا عَائِشَةُ، مَا أَبَذَّ هَيْئَةَ
خُوَيْلَةَ؟» قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، امْرَأَةٌ لَا زَوْجَ لَهَا
يَصُومُ النَّهَارَ، وَيَقُومُ اللَّيْلَ فَهِيَ كَمَنْ لَا زَوْجَ لَهَا،
فَتَرَكَتْ نَفْسَهَا وَأَضَاعَتْهَا، قَالَتْ: فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ، فَقَالَ: «يَا عُثْمَانُ، أَرَغْبَةً
عَنْ سُنَّتِي؟» قَالَ: فَقَالَ: لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَكِنْ
سُنَّتَكَ أَطْلُبُ، قَالَ: «فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي، وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ،
وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ، فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ، فَإِنَّ لِأَهْلِكَ
عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِنَفْسِكَ
عَلَيْكَ حَقًّا، فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَصَلِّ وَنَمْ» [مسند
أحمد: حسن]
"Khuwailah binti Hakim bin Umayah bin
Haritsah bin Al-Auqas As-Sulamiyah, ia adalah isterinya Utsman bin Mazh'un, ia
menemuiku. Aisyah berkata; "Rasulullah ﷺ
melihatnya seolah ia mempunyai penampilan yang buruk. Beliau menuturkan
kepadaku: "Wahai Aisyah! Alangkah buruknya penampilan Khuwailah?"
Aisyah menjawab; "Wahai Rasulullah! Ia adalah seorang wanita yang
mempunyai suami yang berpuasa di siang harinya, dan selalu shalat malam. Ia
seperti orang yang tidak punya suami sama sekali, ia tidak memperhatikan
dirinya sendiri dan menyia-nyiakannya." Kemudian Rasulullah ﷺ mengutus kepada Utsman bin Mazh'un, dan ia
pun mendatangi beliau. Beliau bertanya: 'Wahai Utsman, apakah engkau membenci
sunnahku?' Ia menjawab; 'Tidak, demi Allah Wahai Rasulullah! Akan tetapi aku
melaksanakan sunnahmu.' Beliau menuturkan; "Sesungguhnya aku tidur,
berpuasa, berbuka, dan menikahi wanita. Maka bertakwalah wahai Utsman! Karena
keluargamu mempunyai hak, tamumu juga memiliki hak, dan diri mu juga mempunyai
hak. Maka berpuasa dan berbukalah, serta shalat dan tidurlah." [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø Sewaktu Usman bin Madz'un radhiyallahu 'anhu meninggal
(tahun 3 hijriyah), Ummu Al-'Ala' radhiyallahu 'anha berkata:
رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْكَ أَبَا
السَّائِبِ، فَشَهَادَتِي عَلَيْكَ: لَقَدْ أَكْرَمَكَ اللَّهُ، فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: «وَمَا يُدْرِيكِ أَنَّ اللَّهَ قَدْ
أَكْرَمَهُ؟» فَقُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ يُكْرِمُهُ
اللَّهُ؟ فَقَالَ: «أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ اليَقِينُ، وَاللَّهِ إِنِّي
لَأَرْجُو لَهُ الخَيْرَ، وَاللَّهِ مَا أَدْرِي، وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ، مَا
يُفْعَلُ بِي» قَالَتْ: فَوَاللَّهِ لاَ أُزَكِّي أَحَدًا بَعْدَهُ أَبَدًا [صحيح البخاري]
"Rahmat Allah untukmu wahai Abu
As-Saib (kuniah Usman), aku bersaksi tentang kamu sesungguhnya Allah telah
memuliakanmu!" Rasulullah bertanya kepadanya: "Dari mana engkau tau
kalau Allah telah memuliakannya?"
Ummu Al-'Ala' menjawab: "Demi Allah aku tidak tau, tapi kalau bukan
seperti dia yang dimuliakan Allah, siapa lagi?"
Rasulullah ﷺ menjawab: "Adapun
dia (Usman), maka ia sudah didatangi keyakinan (kematian), dan demi Allah aku
berharap ia dalam keadaan yang baik, dan demi Allah aku pun tidak tau, padalah
aku adalah Rasul Allah, apa yang Allah akan perbuat nanti terhadapku".
Ummu Al-'Alaa' berkata: "Demi Allah, aku tidak akan memuji seseorang pun
setelahnya untuk selama-lamanya". [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain;
وَرَأَيْتُ لِعُثْمَانَ فِي النَّوْمِ
عَيْنًا تَجْرِي، فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ
فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «ذَاكِ عَمَلُهُ يَجْرِي لَهُ» [صحيح البخاري]
'Dan aku bermimpi melihat Ustman bin
mazh'un mempunyai sungai yang mengalir, kemudian aku mendatangi Rasulullah ﷺ, aku ceritakan mimpiku kepada beliau, dan
beliau bersabda, "Itu pertanda bahwa amalnya terus mengalir baginya."
[Shahih Bukhari]
Adapun Qudamah kuniahnya Abu ‘Amr, ia hijrah ke
Habasyah, ikut perang Badar dan semua peperangan bersama Nabi ﷺ, Umar menjadikannya gubernur kota Bahrain. Wafat tahun 36
hijriyah. [Ma’rifatussahabah karya Abu Nu’aim 4/2346]
Sedangka Abdullah kuniahnya Abu Muhammad, ia juga
hijrah ke Habasyah yang kedua, ikut perang Badar dan semua peperangan bersama
Nabi ﷺ, Nabi ﷺ
mempersaudarakannya dengan Sahl bin ‘Ubaid Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhuma.
Wafat tahun 30 hijriyah pada umur ke 60 tahun. [Siyar A’lam An-Nubala’ karya Adz-Dzahabiy
1/163]
11) ‘Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib Al-Qurasyiy.
Ia lebih tua 10 tahun
dari Nabi ﷺ, Rasulullah ﷺ mengangkatnya sebagai pemimpin dari 60
penunggang kuda dari kalangan Muhajirin, dan salah satu dari 3 sahabat yang
pertama berduel dengan kaum musyrikin pada perang Badar dan beliau terluka
parah saat itu kemudian syahid pada tahun 2 hijriyah.
Ali radhiyallahu 'anhu
berkata;
تَقَدَّمَ عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ
وَتَبِعَهُ ابْنُهُ وَأَخُوهُ فَنَادَى مَنْ يُبَارِز؟ فَانْتَدَبَ لَهُ شَبَابٌ
مِنَ الْأَنْصَارِ. فَقَالَ: مَنْ أَنْتُمْ؟ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ: لَا حَاجَةَ
لَنَا فِيكُمْ إِنَّمَا أَرَدْنَا بَنِي عَمِّنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُمْ يَا حَمْزَةُ، قُمْ يَا عَلِيُّ، قُمْ يَا عُبَيْدَةَ
بْنَ الْحَارِثِ». فَأَقْبَلَ حَمْزَةُ إِلَى عُتْبَةَ، وَأَقْبَلْتُ إِلَى
شَيْبَةَ، وَاخْتُلِفَ بَيْنَ عُبَيْدَةَ وَالْوَلِيدِ ضَرْبَتَانِ فَأَثْخَنَ
كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ، ثُمَّ مِلْنَا عَلَى الْوَلِيدِ
فَقَتَلْنَاهُ، وَاحْتَمَلْنَا عُبَيْدَة [سنن أبي داود: صحيح]
'Utbah bin Rabi'ah telah datang dan diikuti
anak dan saudaranya, kemudian ia berteriak; Siapakah yang akan berperang
tanding? Kemudian beberapa
pemuda Anshar menyambutnya. Kemudian ia berkata; Siapakah kalian? Kemudian
mereka memberitahukan kepadanya, lalu ia berkata; Kami tidak butuh kepada
kalian, kami hanya menghendaki anak-anak paman kami. Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: “Berdirilah
wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai 'Ubaidah bin Al Harits!" Kemudian Hamzah menghadapi Utbah, dan aku menghadapi
Syaibah. Dan 'Ubaidah serta Al Walid saling bergantian menebaskan pedang, dan
masing-masing melukai serta melemahkan lawannya. Kemudian kami mendatangi
Al-Walid lalu kami membunuhnya dan kami membawa 'Ubaidah. [Sunan Abi Daud:
Shahih]
Ø Qais bin ‘Ubad rahimahullah berkata:
سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ، يُقْسِمُ
قَسَمًا: إِنَّ هَذِهِ الآيَةَ: {هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ} [الحج: 19] نَزَلَتْ فِي الَّذِينَ بَرَزُوا يَوْمَ بَدْرٍ: حَمْزَةَ،
وَعَلِيٍّ، وَعُبَيْدَةَ بْنِ الحَارِثِ، وَعُتْبَةَ، وَشَيْبَةَ، ابْنَيْ
رَبِيعَةَ، وَالوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ " [صحيح البخاري ومسلم]
Aku mendengar Abu Dzarr bersumpah
dengan suatu sumpah yang isinya bahwa sesungguhnya ayat ini, "Inilah dua
golongan (Mu'min dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai
Rabb mereka" [Al-Hajj: 19] diturunkan untuk mereka yang melakukan perang
tanding pada perang Badar. Mereka adalah Hamzah, Ali, 'Ubaidah bin Al-Harits, melawan
'Utbah dan Syaibah, dua putra Rabi'ah dan Al Walid bin 'Utbah". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
12) Sa’id
bin Zayd Al-‘Adawiy dan istrinya Fathimah binti Al-Khathab.
Lihat biografi Sa’id di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga
Adapun istrinya: Fathimah binti Al-Khathab bin Nufail, Ummu Jamil
Al-Qurasyirah Al-‘Adawiyah, saudari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu
‘anhuma.
Masuk Islam sebelum Nabi ﷺ masuk ke Darul
Arqam, sebelum suaminya masuk Islam, ada yang mengatakan ia masuk Islam bersama
suaminya. [Al-Ishabah karya Ibnu Hajar 8/271]
13) Khabbab
bin Al-Arat, Abu Abdillah At-Tamimiy.
Beliau salah satu sahabat Nabi ﷺ yang terdahulu
beriman dan disiksa di Mekah, beliau ikut perang Badar dan peperangan lainnya. Wafat
tahun 37 hijriyah di Kufa.
Lihat biografinya di https://umar-arrahimy.blogspot.com/
14) Abdullah
bin Mas’ud bin Gaafil Al-Hudzaliy, Abu Abdurrahman.
Beliau salah sahabat Rasulullah ﷺ yang lebih awal
memeluk Islam, digelari pembawa sendal Nabi ﷺ,
melakukan hijrah dua kali dan mengikuti perang Badr dan semua peperangan
lainnya bersama Rasulullah ﷺ.
Wafat tahun 32 atau 33 hijriyah di Madinah.
Diantara keistimewaannya:
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu;
أَنَّهُ كَانَ يَجْتَنِي سِوَاكًا مِنَ
الْأَرَاكِ، وَكَانَ دَقِيقَ السَّاقَيْنِ، فَجَعَلَتِ الرِّيحُ تَكْفَؤُهُ،
فَضَحِكَ الْقَوْمُ مِنْهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مِمَّ تَضْحَكُونَ؟»
قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ، فَقَالَ: «وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أُحُدٍ» [مسند أحمد: صحيح]
Suatu hari ia mengambil siwak dari pohon
“araak”, dan ia memiliki betis yang kecil, kemudian angin bertiup membuatnya
miring, maka orang-orang tertawa melihatnya. Maka Rasulullah bertanya: “Kenapa kalian tertawa?” Mereka menjawab:
Wahai nabi Allah, karena betisnya yang kecil. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi
yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu lebih berat dalam
timbangan (akhirat) dari gunung Uhud”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Lihat biografinya di https://umar-arrahimy.blogspot.com/
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah dan Saudah - Usaha kaum Musyrikin menggagalkan hijrah ke Habasyah - 105 Biografi Sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...