Selasa, 17 Desember 2024

Sahabat yang pertama masuk Islam

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة: 100]

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah:100]

{لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى} [الحديد: 10]

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. [Al-Hadiid:10]

Beberapa sahabat yang terdahulu memeluk Islam, diantaranya:

1)      Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi .

Lihat biografinya di Keistimewaan Khadijah binti Khuwailid

2)      Zayd bin Haritsah Al-Kalbiy, mantan budak Nabi .

Rasulullah mempersaudarakannya dengan Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhuma. Ia ikut pada perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah dan Khaibar. Wafat sebagai syahid pada perang Mu’tah tahun 8 hijriyah.

Diantara keistimewaannya:

a.       Dahulu dipanggi Zayd bin Muhammad.

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma:

«أَنَّ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مَا كُنَّا نَدْعُوهُ إِلَّا زَيْدَ بْنَ مُحَمَّدٍ حَتَّى نَزَلَ القُرْآنُ»، {ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ} [الأحزاب: 5] [صحيح البخاري]

Bahwa Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah biasa kami panggil dengan Zaid bin Muhammad hingga Allah menurunkan ayat, "Panggillah dia dengan nama bapak-bapaknya, karena hal itu lebih adil di sisi Allah." [Al-Ahzab: 5][Shahih Bukhari]

b.      Satu-satunya sahabat yang disebut namanya dalam Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا} [الأحزاب: 37]

Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab). [Al-Ahzab: 37]

c.       Termasuk orang yang paling dicintai Nabi , begitu pula dengan anaknya yaitu Usamah.

Ibnu Umar radhiallahu'anhuma mengatakan;

بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ بَعْثًا، وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَطَعَنَ بَعْضُ النَّاسِ فِي إِمَارَتِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَنْ تَطْعُنُوا فِي إِمَارَتِهِ، فَقَدْ كُنْتُمْ تَطْعُنُونَ فِي إِمَارَةِ أَبِيهِ مِنْ قَبْلُ، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كَانَ لَخَلِيقًا لِلْإِمَارَةِ، وَإِنْ كَانَ لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ، وَإِنَّ هَذَا لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ بَعْدَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

Rasulullah mengutus sebuah ekspedisi dan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai panglimanya, kemudian kepemimpinannya dicela habis-habisan oleh para sahabat ketika itu, maka Nabi langsung menegur, "Jikalau kalian mencela kepemimpinanya, dahulu kalian juga mencela kepemimpinan bapaknya, demi Allah, dia sangat ideal memegang kepemimpinan, dan sungguh ayahnya (Zaid bin Haritsah) termasuk manusia yang paling kucintai, dan dia (Usamah bin Zaid) termasuk manusia yang paling kucintai sepeninggalnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

d.      Saudara dan maula Rasulullah .

Dari Ali radhiyallahu ‘anhu;

أَنَّ ابْنَةَ حَمْزَةَ تَبِعَتْهُمْ تُنَادِي: يَا عَمُّ، يَا عَمُّ، فَتَنَاوَلَهَا عَلِيٌّ فَأَخَذَ بِيَدِهَا، وَقَالَ لِفَاطِمَةَ: دُونَكِ ابْنَةَ عَمِّكِ فَحَوِّلِيهَا، فَاخْتَصَمَ فِيهَا عَلِيٌّ، وَزَيْدٌ، وَجَعْفَرٌ، فَقَالَ عَلِيٌّ: أَنَا أَخَذْتُهَا وَهِيَ ابْنَةُ عَمِّي، وَقَالَ جَعْفَرٌ: ابْنَةُ عَمِّي وَخَالَتُهَا تَحْتِي. وَقَالَ زَيْدٌ: ابْنَةُ أَخِي. فَقَضَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِخَالَتِهَا، وَقَالَ: «الْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ الْأُمِّ» ثُمَّ قَالَ لِعَلِيٍّ: «أَنْتَ مِنِّي، وَأَنَا مِنْكَ» وَقَالَ لِجَعْفَرٍ: «أَشْبَهْتَ خَلْقِي وَخُلُقِي» وَقَالَ لِزَيْدٍ: «أَنْتَ أَخُونَا وَمَوْلانَا» فَقَالَ لَهُ عَلِيٌّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلا تَزَوَّجُ ابْنَةَ حَمْزَةَ؟ فَقَالَ: «إِنَّهَا ابْنَةُ أَخِي مِنَ الرَّضَاعَةِ» [مسند أحمد: حسن]

Bahwa anak perempuan Hamzah mengikuti mereka dan memanggil, "Wahai pamanku, wahai pamanku." Ali menghampirinya dan memegang tangannya, dan berkata kepada Fathimah, "Bawalah anak pamanmu dan peliharalah." Kemudian terjadi perselisihan antara Ali, Zaid dan Ja'far. Ali berkata, "Saya yang akan mengambilnya karena dia adalah anak pamanku." Ja'far berkata, "Dia anak pamanku juga, bahkan bibinya (dari pihak ibu) menjadi istriku –yaitu Asma’ bintu Umais-." Zaid berkata, "Dia putri saudaraku." Maka Rasulullah memutuskan bahwa yang berhak adalah bibinya (dari pihak ibu), dan beliau bersabda, "Kedudukannya sebagaimana ibu." Dan beliau berkata kepada Ali radhiallahu'anhu, "Kamu adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu." Beliau berkata kepada Ja'far, "Kamu mirip denganku dalam hal fisik dan ahlak." Beliau berkata kepada Zaid, "Kamu adalah saudara kami dan bekas budak kami." Ali radhiallahu'anhu bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah! Kenapa Anda tidak menikahi putri Hamzah itu?" Beliau menjawab, "Dia adalah anak saudaraku sesusuan." [Musnad Ahmad: Hasan]

e.       Selalu diangkat menjadi pemimpin.

Aisyah adhiallahu'anha berkata:

«مَا بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ فِي جَيْشٍ قَطُّ إِلَّا أَمَّرَهُ عَلَيْهِمْ وَلَوْ بَقِيَ بَعْدَهُ اسْتَخْلَفَهُ» [مسند أحمد: حسن]

"Tidaklah Rasulullah mengutus Zaid bin Haritsah dalam suatu pasukan melainkan beliau pasti mengangkatnya sebagai pemimpin atas mereka. Dan andai saja ia masih hidup setelah beliau, niscaya beliau akan menjadikannya sebagai khalifah." [Musnad Ahmad: Hasan]

f.        Rasulullah bersedih dengan wafatnya.

Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata: Bersabda Nabi :

«أَخَذَ الرَّايَةَ زَيْدٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا جَعْفَرٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَوَاحَةَ فَأُصِيبَ - وَإِنَّ عَيْنَيْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَتَذْرِفَانِ - ثُمَّ أَخَذَهَا خَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ مِنْ غَيْرِ إِمْرَةٍ فَفُتِحَ لَهُ» [صحيح البخاري]

"Bendera perang dipegang oleh Zaid lalu dia terbunuh kemudian dipegang oleh Ja'far lalu dia terbunuh kemudian dipegang oleh 'Abdullah bin Rawahah namun diapun terbunuh, Dan nampak kedua mata Rasulullah berlinang. Akhirnya bendera dipegang oleh Khalid bin Al Walid tanpa menunggu perintah, namun akhirnya kemenangan diraihnya". [Shahih Bukhari]

3)      Ali bin Abi Thalib, anak paman Nabi .

Ia memeluk Islam ketika berumur 8 tahun. Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata;

«أَوَّلُ مَنْ أَسْلَمَ عَلِيٌّ»

"Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Ali."

'Amru bin Murrah -rahimahullah- berkata; Aku menyebut hal itu di hadapan Ibrahim An-Nakha'iy -rahimahullah-, akan tetapi dia mengingkarinya seraya berkata; "Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar Ash Shidiq." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat biografinya di Keistimewaan Ali bin Abi Thalib

4)      Abu Bakr Ash-Shiddiq, teman dekat Nabi .

'Ammar radhiyallahu ‘anhu berkata;

«رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا مَعَهُ، إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ، وَامْرَأَتَانِ وَأَبُو بَكْرٍ»

"Aku melihat Rasulullah dan tidak ada orang yang bersama beliau (pertama kali memeluk Islam) kecuali lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakr". [Shahih Bukhari]

Lihat biografinya di Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

5)      Kemudian 5 orang yang masuk Islam melalui da’wah Abu Bakr yaitu: (a) Utsman bin ‘Affan Al-Umawiy, (b) Az-Zubair bin Al-‘Awwam Al-Asadiy, (c) Abdurrahman bin ‘Auf Az-Zuhriy, (d) Sa’ad bin Abi Waqqash Az-Zuhriy, dan (e) Thalhah bin ‘Ubaidillah At-Taimiy radhiyallahu ta’aalaa ‘anhum.

Lihat biografinya di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga

6)      Bilal bin Rabah Al-Habasyiy.

Budak Habasyah yang pertama masuk Islam, sabar mempertahankan aqidahnya sekalipun disiksa dengan berbagai siksaan di Mekah. Dimerdekakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Salah seorang tukang adzan Rasulullah . Ikut perang Badr dan seluruh peperangan bersama Nabi . Wafat tahun 20 hijriyah.

Diantara keistimewaannya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah  bertanya kepada Bilal di waktu fajar:

«يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الجَنَّةِ» قَالَ: مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي: أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا، فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ، إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ "

"Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan pahalanya yang engkau amalkan dalam Islam, karena sesungguhnya aku mendengar suara langkah sendalmu di hadapanku dalam surga!” Bilal radhiyallahu 'anhu menjawab: Aku tidak mengamalkan sesuatu yang paling aku harapkan pahalanya; hanyasaja aku tidak bersuci (berwudhu) pada suatu waktu baik malam atau siang kecuali aku shalat dengan wudhu tersebut sebanyak yang ditakdirkan untukku aku didirikan. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat biografinya di https://umar-arrahimy.blogspot.com/

7)       Abu ‘Ubaidah Amir bin Al-Jarrah.

Lihat biografinya di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga

8)       Abu Salamah bin Abdil ‘Asad bin Hilal.

Anak bibi Rasulullah yaitu Barrah bintu Abdul Muthalib. Wafat tahun 2 hijriyah setelah Rasulullah kembali dari perang Badar.

Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata; Ketika Abu Salamah meninggal, Rasulullah datang ke rumah kami untuk menjenguk jenazahnya. Beliau berdo'a:

«اللهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ، وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ»

"Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-orang yang terpimpin dengan petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi keluarganya yang ditinggalkannya. Ampunilah kami dan ampunilah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya." [Shahih Muslim]

Ø  Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda:

" مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: 156]، اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا "، قَالَتْ: فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ، قُلْتُ: أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا، فَأَخْلَفَ اللهُ لِي رَسُولَ اللهِ ﷺ [صحيح مسلم]

"\Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, 'INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).' melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, "Orang muslim manakan yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah . Kemudian akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah “. [Shahih Muslim]

Lihat: Keistimewaan Ummu Salamah

9)      Al-Arqam bin Abi Al-Arqam bin Asid, Abu Abdillah Al-Makhzumiy.

Rumahnya dijadikan tempat persembunyian Nabi ketika berda’wah, dan dinamai Darul Islam karena banyaknya sahabat yang masuk Islam di rumahnya tersebtu. Rasulullah mempersaudarakannya dengan Abdullah bin Unais, ia ikut perang Badar, Rasulullah mempekerjakannya sebagai pengumpul zakat, dan wafat pada masa kekhalifaan Mu’awiyah tahun 53 hijriyah pada umurnya yang ke 85 tahun. [Ma’rifatussahabah karya Abu Nu’aim 1/322]

10)  Utsman bin Madz’un bin Habib Al-Jumahiy bersama dua saudaranya yaitu; Qudamah dan Abdullah.

Utsman kuniahnya Abu As-Saib, Rasulullah mengangkatnya sebagai pemimpin ketika hijrah ke Habasyah yang pertama. Ia salah satu ahli ibadah dari kalangan sahabat Nabi . Aisyah radhiyallahu 'anha -istri Nabi - berkata:

دَخَلَتْ عَلَيَّ خُوَيْلَةُ بِنْتُ حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ بْنِ حَارِثَةَ بْنِ الْأَوْقَصِ السُّلَمِيَّةُ وَكَانَتْ عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ قَالَتْ: فَرَأَى رَسُولُ اللَّهِ بَذَاذَةَ هَيْئَتِهَا، فَقَالَ لِي: «يَا عَائِشَةُ، مَا أَبَذَّ هَيْئَةَ خُوَيْلَةَ؟» قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، امْرَأَةٌ لَا زَوْجَ لَهَا يَصُومُ النَّهَارَ، وَيَقُومُ اللَّيْلَ فَهِيَ كَمَنْ لَا زَوْجَ لَهَا، فَتَرَكَتْ نَفْسَهَا وَأَضَاعَتْهَا، قَالَتْ: فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ، فَقَالَ: «يَا عُثْمَانُ، أَرَغْبَةً عَنْ سُنَّتِي؟» قَالَ: فَقَالَ: لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ، قَالَ: «فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي، وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ، فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ، فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَصَلِّ وَنَمْ» [مسند أحمد: حسن]

"Khuwailah binti Hakim bin Umayah bin Haritsah bin Al-Auqas As-Sulamiyah, ia adalah isterinya Utsman bin Mazh'un, ia menemuiku. Aisyah berkata; "Rasulullah melihatnya seolah ia mempunyai penampilan yang buruk. Beliau menuturkan kepadaku: "Wahai Aisyah! Alangkah buruknya penampilan Khuwailah?" Aisyah menjawab; "Wahai Rasulullah! Ia adalah seorang wanita yang mempunyai suami yang berpuasa di siang harinya, dan selalu shalat malam. Ia seperti orang yang tidak punya suami sama sekali, ia tidak memperhatikan dirinya sendiri dan menyia-nyiakannya." Kemudian Rasulullah mengutus kepada Utsman bin Mazh'un, dan ia pun mendatangi beliau. Beliau bertanya: 'Wahai Utsman, apakah engkau membenci sunnahku?' Ia menjawab; 'Tidak, demi Allah Wahai Rasulullah! Akan tetapi aku melaksanakan sunnahmu.' Beliau menuturkan; "Sesungguhnya aku tidur, berpuasa, berbuka, dan menikahi wanita. Maka bertakwalah wahai Utsman! Karena keluargamu mempunyai hak, tamumu juga memiliki hak, dan diri mu juga mempunyai hak. Maka berpuasa dan berbukalah, serta shalat dan tidurlah." [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Sewaktu Usman bin Madz'un radhiyallahu 'anhu meninggal (tahun 3 hijriyah), Ummu Al-'Ala' radhiyallahu 'anha berkata:

رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْكَ أَبَا السَّائِبِ، فَشَهَادَتِي عَلَيْكَ: لَقَدْ أَكْرَمَكَ اللَّهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ : «وَمَا يُدْرِيكِ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَكْرَمَهُ؟» فَقُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ يُكْرِمُهُ اللَّهُ؟ فَقَالَ: «أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ اليَقِينُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرْجُو لَهُ الخَيْرَ، وَاللَّهِ مَا أَدْرِي، وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ، مَا يُفْعَلُ بِي» قَالَتْ: فَوَاللَّهِ لاَ أُزَكِّي أَحَدًا بَعْدَهُ أَبَدًا [صحيح البخاري]

"Rahmat Allah untukmu wahai Abu As-Saib (kuniah Usman), aku bersaksi tentang kamu sesungguhnya Allah telah memuliakanmu!" Rasulullah bertanya kepadanya: "Dari mana engkau tau kalau Allah telah memuliakannya?" Ummu Al-'Ala' menjawab: "Demi Allah aku tidak tau, tapi kalau bukan seperti dia yang dimuliakan Allah, siapa lagi?" Rasulullah menjawab: "Adapun dia (Usman), maka ia sudah didatangi keyakinan (kematian), dan demi Allah aku berharap ia dalam keadaan yang baik, dan demi Allah aku pun tidak tau, padalah aku adalah Rasul Allah, apa yang Allah akan perbuat nanti terhadapku". Ummu Al-'Alaa' berkata: "Demi Allah, aku tidak akan memuji seseorang pun setelahnya untuk selama-lamanya". [Shahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain;

وَرَأَيْتُ لِعُثْمَانَ فِي النَّوْمِ عَيْنًا تَجْرِي، فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «ذَاكِ عَمَلُهُ يَجْرِي لَهُ» [صحيح البخاري]

'Dan aku bermimpi melihat Ustman bin mazh'un mempunyai sungai yang mengalir, kemudian aku mendatangi Rasulullah , aku ceritakan mimpiku kepada beliau, dan beliau bersabda, "Itu pertanda bahwa amalnya terus mengalir baginya." [Shahih Bukhari]

Adapun Qudamah kuniahnya Abu ‘Amr, ia hijrah ke Habasyah, ikut perang Badar dan semua peperangan bersama Nabi , Umar menjadikannya gubernur kota Bahrain. Wafat tahun 36 hijriyah. [Ma’rifatussahabah karya Abu Nu’aim 4/2346]

Sedangka Abdullah kuniahnya Abu Muhammad, ia juga hijrah ke Habasyah yang kedua, ikut perang Badar dan semua peperangan bersama Nabi , Nabi mempersaudarakannya dengan Sahl bin ‘Ubaid Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhuma. Wafat tahun 30 hijriyah pada umur ke 60 tahun. [Siyar A’lam An-Nubala’ karya Adz-Dzahabiy 1/163]

11)  ‘Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib Al-Qurasyiy.

Ia lebih tua 10 tahun dari Nabi , Rasulullah mengangkatnya sebagai pemimpin dari 60 penunggang kuda dari kalangan Muhajirin, dan salah satu dari 3 sahabat yang pertama berduel dengan kaum musyrikin pada perang Badar dan beliau terluka parah saat itu kemudian syahid pada tahun 2 hijriyah.

  Ali radhiyallahu 'anhu berkata;

تَقَدَّمَ عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَتَبِعَهُ ابْنُهُ وَأَخُوهُ فَنَادَى مَنْ يُبَارِز؟ فَانْتَدَبَ لَهُ شَبَابٌ مِنَ الْأَنْصَارِ. فَقَالَ: مَنْ أَنْتُمْ؟ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ: لَا حَاجَةَ لَنَا فِيكُمْ إِنَّمَا أَرَدْنَا بَنِي عَمِّنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُمْ يَا حَمْزَةُ، قُمْ يَا عَلِيُّ، قُمْ يَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْحَارِثِ». فَأَقْبَلَ حَمْزَةُ إِلَى عُتْبَةَ، وَأَقْبَلْتُ إِلَى شَيْبَةَ، وَاخْتُلِفَ بَيْنَ عُبَيْدَةَ وَالْوَلِيدِ ضَرْبَتَانِ فَأَثْخَنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ، ثُمَّ مِلْنَا عَلَى الْوَلِيدِ فَقَتَلْنَاهُ، وَاحْتَمَلْنَا عُبَيْدَة [سنن أبي داود: صحيح]

'Utbah bin Rabi'ah telah datang dan diikuti anak dan saudaranya, kemudian ia berteriak; Siapakah yang akan berperang tanding? Kemudian beberapa pemuda Anshar menyambutnya. Kemudian ia berkata; Siapakah kalian? Kemudian mereka memberitahukan kepadanya, lalu ia berkata; Kami tidak butuh kepada kalian, kami hanya menghendaki anak-anak paman kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: “Berdirilah wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai 'Ubaidah bin Al Harits!" Kemudian Hamzah menghadapi Utbah, dan aku menghadapi Syaibah. Dan 'Ubaidah serta Al Walid saling bergantian menebaskan pedang, dan masing-masing melukai serta melemahkan lawannya. Kemudian kami mendatangi Al-Walid lalu kami membunuhnya dan kami membawa 'Ubaidah. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Qais bin ‘Ubad rahimahullah berkata:

سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ، يُقْسِمُ قَسَمًا: إِنَّ هَذِهِ الآيَةَ: {هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ} [الحج: 19] نَزَلَتْ فِي الَّذِينَ بَرَزُوا يَوْمَ بَدْرٍ: حَمْزَةَ، وَعَلِيٍّ، وَعُبَيْدَةَ بْنِ الحَارِثِ، وَعُتْبَةَ، وَشَيْبَةَ، ابْنَيْ رَبِيعَةَ، وَالوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ " [صحيح البخاري ومسلم]

Aku mendengar Abu Dzarr bersumpah dengan suatu sumpah yang isinya bahwa sesungguhnya ayat ini, "Inilah dua golongan (Mu'min dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka" [Al-Hajj: 19] diturunkan untuk mereka yang melakukan perang tanding pada perang Badar. Mereka adalah Hamzah, Ali, 'Ubaidah bin Al-Harits, melawan 'Utbah dan Syaibah, dua putra Rabi'ah dan Al Walid bin 'Utbah". [Shahih Bukhari dan Muslim]

12)  Sa’id bin Zayd Al-‘Adawiy dan istrinya Fathimah binti Al-Khathab.

Lihat biografi Sa’id di Sepuluh sahabat terbaik dijamin masuk surga

Adapun istrinya: Fathimah binti Al-Khathab bin Nufail, Ummu Jamil Al-Qurasyirah Al-‘Adawiyah, saudari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhuma.

Masuk Islam sebelum Nabi masuk ke Darul Arqam, sebelum suaminya masuk Islam, ada yang mengatakan ia masuk Islam bersama suaminya. [Al-Ishabah karya Ibnu Hajar 8/271]

13)  Khabbab bin Al-Arat, Abu Abdillah At-Tamimiy.

Beliau salah satu sahabat Nabi yang terdahulu beriman dan disiksa di Mekah, beliau ikut perang Badar dan peperangan lainnya. Wafat tahun 37 hijriyah di Kufa.

Lihat biografinya di  https://umar-arrahimy.blogspot.com/

14)  Abdullah bin Mas’ud bin Gaafil Al-Hudzaliy, Abu Abdurrahman.

Beliau salah sahabat Rasulullah yang lebih awal memeluk Islam, digelari pembawa sendal Nabi , melakukan hijrah dua kali dan mengikuti perang Badr dan semua peperangan lainnya bersama Rasulullah . Wafat tahun 32 atau 33 hijriyah di Madinah.

Diantara keistimewaannya:

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu;

أَنَّهُ كَانَ يَجْتَنِي سِوَاكًا مِنَ الْأَرَاكِ، وَكَانَ دَقِيقَ السَّاقَيْنِ، فَجَعَلَتِ الرِّيحُ تَكْفَؤُهُ، فَضَحِكَ الْقَوْمُ مِنْهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مِمَّ تَضْحَكُونَ؟» قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ، فَقَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أُحُدٍ» [مسند أحمد: صحيح]

Suatu hari ia mengambil siwak dari pohon “araak”, dan ia memiliki betis yang kecil, kemudian angin bertiup membuatnya miring, maka orang-orang tertawa melihatnya. Maka Rasulullah bertanya:  “Kenapa kalian tertawa?” Mereka menjawab: Wahai nabi Allah, karena betisnya yang kecil. Maka Rasulullah bersabda: “Demi yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu lebih berat dalam timbangan (akhirat) dari gunung Uhud”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat biografinya di https://umar-arrahimy.blogspot.com/

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah dan Saudah - Usaha kaum Musyrikin menggagalkan hijrah ke Habasyah - 105 Biografi Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...