"كتاب الأدب"
"Kitab Adab"
A.
Bab 01.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"باب:
البر والصلة"
“Bak: Berbakti dan menyambung silaturahim”
Dalam bab ini dan beberapa bab berikutnya, imam Bukhari
menjelaskan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung
silaturahim.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وقول اللَّهِ
تَعَالَى: ﴿وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا﴾ [العنكبوت: ٨]
Dan firman Allah ta'aalaa: {Kami wajibkan manusia
(berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya} [Al-'Ankabut: 8]
Ø Lengkap ayat
ini:
{وَوَصَّيْنَا
الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۚ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمْ تَعْمَلُونَ} [العنكبوت : 8]
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.
[Al-'Ankabut: 8]
Ayat ini menunjukkan
bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua setelah perintah tauhid
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [النساء: 36]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak. [An-Nisaa’:36]
{قُلْ
تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ
شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [الأنعام: 151]
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Tuhanmu yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, …”. [Al-An’am:151]
{وَقَضَى
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [الإسراء: 23]
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya.
[Al-Israa’:23]
Lihat: Berbakti pada kedua orang tua
Setelah menyebutkan ayat tentang berbakti kepada kedua orang tua, Imam
Bukhari rahimahullah kemudian meriwayatkan hadits dari Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu 'anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٢٥ - حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ [هشام بن
عبد الملك]: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: الْوَلِيدُ بْنُ عَيْزَارٍ أَخْبَرَنِي
قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ [سعد بن إياس] يَقُولُ:
أَخْبَرَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ، وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى دَارِ عَبْدِ
اللَّهِ، قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟
قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا». قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ». قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ».
قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ، وَلَوِ استزدته لزادني.
Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Walid [Hisyam bin Abdil
Malik], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata:
Al-Walid bin 'Aizar telah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu
'Amr Asy-Syaibaniy [Sa’d bin Iyas] berkata: Telah mengabarkan kepada kami
pemilik rumah ini, sambil menunjuk rumah Abdullah, ia berkata: Aku
pernah bertanya kepada Nabi ﷺ:
"Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: "Shalat
tepat pada waktunya." Ia bertanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau
menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Ia lanjut bertanya:
"Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab: "Berjihad di jalan
Allah." Ia melanjutkan: Beliau telah memberitahukan kepadaku semuanya,
sekiranya bila aku meminta tambahan, niscaya beliau pun akan menambahkan
(amalan) lain kepadaku."
Penjelasan singkata hadits ini:
1.
Biografi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Antusias sahabat menanyakan amalan yang paling dicintai
oleh Allah ta’aalaa.
Lihat: Amalan terbaik dan paling dicintai Allah
3.
Berlomba-lomba meraih cinta Allah subhanahu wata'aalaa.
Lihat: Meraih cinta Allah
4.
Allah 'azza wajalla memiliki sifat mencintai dan dicintai.
5.
Keutamaan shalat pada waktunya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ
الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا} [النساء: 103]
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman. [An-Nisaa’:103]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَوْ
يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Seandainya mereka tahu keutamaan bergegas menuju salat
maka pasti mereka akan berlomba-lomba". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu
Qatadah bin Rib’iy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ اللَّهُ
تَعَالَى: «إِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ وَعَهِدْتُ عِنْدِي
عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ
الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي» [سنن أبي داود: حسنه الشيخ الألباني]
“Allah ta’aalaa berfirman: Sesungguhnya aku mewajibkan
atas umatmu lima shalat, dan Aku berjanji pada diri-Ku suatu janji bahwasanya
barangsiapa yang menjaganya (mendirikannya) tepat waktu maka aku akan
memasukkannya surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janji
untuknya pada-Ku”. [Sunan Abu Dawud: Hasan]
Lihat: Keutamaan shalat
6.
Keutamaan Berbakti kepada kedua orang tua.
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma;
Nabi ﷺ bersabda:
«رِضَى
الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Ridha Ar-Rabb (Allah) ada pada ridha orang tua, dan murka
Ar-Rabb ada pada murka orang tua” [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø Dari Abu
Ad-Darda’ radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya seorang mendatanginya dan
bertanya: Sesungguhnya saya mempunyai istri sedangkan ibuku menyuruhku untuk
menceraikannya!
Abu Ad-Dardaa’ berkata: Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«الوَالِدُ
أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ
احْفَظْهُ» [سنن
الترمذي: صححه الألباني]
“Orang tua adalah pintu surga terbaik, maka jika engkau mau
maka tinggalkanlah pintu itu atau jagalah”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø Mu'awiyah bin
Jahimah As-Sulamiy radhiyallahu
'anhu berkata: Aku mendatangi Rasulullah ﷺ dan bertanya: Ya Rasulullah sesungguhnya aku ingin berjihad di
jalan Allah.
Rasulullah ﷺ
bertanya: Apakah ibumu masih hidup?
Aku menjawab: Iya!
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«الْزَمْ
رِجْلَيْهَا فَثَمَّ الْجَنَّةُ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
“Dekatlah selalu dari kedua kakinya (selalu berbuat baik
kepadanya) karena di situlah surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Bagaimana berbakti pada kedua orang tua
7. Keutamaan jihad di jalan Allah subhanahu wata'aalaa.
Lihat: Kitab Iman, Bab (27): “Jihad bagian dari iman”
8.
Kasih sayang Rasulullah ﷺ kepada sahabatnya.
9.
Memperhatikan kondisi guru saat bertanya.
Lihat: Adab penuntut ilmu terhadap gurunya
B.
Bab 02.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"باب:
مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ"
“Bab: Siapa yang paling berhak diperlakukan
baik”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelasan tingkatan orang yang
wajib diperlakukan baik, siapa yang lebih diutamakan dari selainnya.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٢٦ - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ:
حَدَّثَنَا جَرِيرٌ [بن عبد الحميد]، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ
شُبْرُمَةَ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ [بن عمرو بن جرير]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي
الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ». قَالَ:
ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ». قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ».
قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أَبُوكَ».
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir [bin Abdil Hamid], dari 'Umarah
bin Al-Qa'qa' bin Syubrumah, dari Abu Zur'ah [bin ‘Amr bin Jarir], dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata: Pernah ada seseorang yang
datang kepada Rasulullah ﷺ
seraya berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak
kuberikan bakti kepadanya?" Beliau menjawab: "Ibumu." Ia
bertanya lagi: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab: "Ibumu."
Ia bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab:
"Ibumu." Ia bertanya lagi: "Kemudian siapa?" Beliau
menjawab: "Kemudian ayahmu."
وَقَالَ ابْنُ
شُبْرُمَةَ وَيَحْيَى بن أيوب: حدثنا أبو زرعة: مثله.
Ibnu Syubrumah dan Yahya bin Ayyub berkata: Telah
menceritakan kepada kami Abu Zur'ah hadis yang serupa."
Penjelasan singkata hadits ini:
1)
Biografi Abi
Hurairah radhiyallahu 'anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2)
Ibu lebih diutamakan
dari bapak.
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثَلَاثًا، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ
بِآبَائِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِالْأَقْرَبِ فَالْأَقْرَبِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Sesungguhnya Allah mewasiatkan pada kalian untuk berbakti
pada ibu kalian (tiga kali), sesungguhnya Allah mewasiatkan pada kalian untuk
berbakti pada bapak kalian, sesungguhnya Allah mewasiatkan pada kalian untuk
berbakti pada kerabat kalian yang terdekat lalu yang terdekat”. [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
3)
Kenapa ibu yan
paling utama diperlakukan baik dari pada bapak?
a.
Karena ibu yang paling menderita saat melahirkan dan menyusui anak.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا} [الأحقاف: 15]
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan. [Al-Ahqaaf: 15]
{وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ} [لقمان: 14]
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. [Luqman:14]
b.
Karena ibu yang paling lemah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ berdo'a:
"اللهُمَّ
إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ: الْيَتِيمِ وَالْمَرْأَةِ" [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
“Ya Allah, sesungguhnya aku menekankan (dosa bagi orang yang
menzalimi) hak dua kaum yang lemah: Anak yatim dan perempuan”. [Sunan Ibnu
Majah: Hasan]
4)
Berbakti kepada
kedua orang tua didahulukan daripada ibadah sunnah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah
ﷺ bersabda:
" كَانَ رَجُلٌ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ
يُقَالُ لَهُ جُرَيْجٌ يُصَلِّي، فَجَاءَتْهُ أُمُّهُ، فَدَعَتْهُ، فَأَبَى أَنْ
يُجِيبَهَا، فَقَالَ: أُجِيبُهَا أَوْ أُصَلِّي، ثُمَّ أَتَتْهُ فَقَالَتْ:
اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُ حَتَّى تُرِيَهُ وُجُوهَ المُومِسَاتِ، وَكَانَ جُرَيْجٌ
فِي صَوْمَعَتِهِ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ: لَأَفْتِنَنَّ جُرَيْجًا، فَتَعَرَّضَتْ
لَهُ، فَكَلَّمَتْهُ فَأَبَى، فَأَتَتْ رَاعِيًا، فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا،
فَوَلَدَتْ غُلاَمًا فَقَالَتْ: هُوَ مِنْ جُرَيْجٍ، فَأَتَوْهُ، وَكَسَرُوا
صَوْمَعَتَهُ، فَأَنْزَلُوهُ وَسَبُّوهُ، فَتَوَضَّأَ وَصَلَّى ثُمَّ أَتَى
الغُلاَمَ، فَقَالَ: مَنْ أَبُوكَ يَا غُلاَمُ؟ قَالَ: الرَّاعِي، قَالُوا:
نَبْنِي صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ، قَالَ: لاَ، إِلَّا مِنْ طِينٍ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang dipanggil
dengan nama Juraij, sedang melaksanakan shalat lalu ibunya datang memanggilnya,
namun laki-laki itu enggan menjawabnya. Dia berkata: "Apakah aku penuhi
panggilannya atau aku teruskan shalat?" Akhirnya ibunya itu mendekatinya
seraya berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia kecuali setelah
dia memperoleh ujian". Suatu hari Juraij sedang berada di biaranya lalu
ada seorang wanita berkata: "Aku akan goda si Juraij". Lalu wanita
ini menawarkan dirinya tapi Juraij menolakmya. Kemudian wanita ini mendatangi
seorang pengembala lalu wanita ini tinggal bersamanya hingga melahirkan seorang
bayi. Lalu wanita itu berkata: "Ini anaknya Juraij". Maka orang-orang
mendatangi Juraij dan menghancurkan biaranya dan memaksanya keluar lalu
memaki-makinya. Juraij berwudhu' lalu shalat. Kemudian dia mendatangi bayi lalu
bertanya: "Siapakah bapakmu wahai anak?". Bayi itu menjawab:
"Seorang pengembala". Orang-orang berkata: "Kami akan bangun
biaramu terbuat dari emas". Juraij berkata: "Tidak, dari tanah
saja". [Sahih Bukhari dan Muslim]
C.
Bab 03.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"باب:
لَا يُجَاهِدُ إِلَّا بِإِذْنِ الْأَبَوَيْنِ"
“Bab: Tidak berjihad kecuali seiring kedua
orang tua”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan bahwa keutamaan
berbakti kepada kedua orang tua lebih tinggi dari pada jihad, sehingga izin
keduanya menjadi persyaratan untuk ikut berjihad.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٢٧ - حَدَّثَنَا مسدَّد: حَدَّثَنَا يَحْيَى
[بن سعيد بن فروخ]، عَنْ سُفْيَانَ [بن سعيد الثوري] وَشُعْبَةَ قَالَا: حدثنا
حبيب [بن أبي ثابت] (ح). قال: وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ: أَخْبَرَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ [السائب بن فروخ]، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أُجَاهِدُ؟ قَالَ: «لَكَ
أَبَوَانِ؟». قال: نعم، قال: «ففيهما فجاهد».
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id bin Farrukh], dari Sufyan [bin Sa’id
Ats-Tsauriy] dan Syu'bah, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami
Habib [bin Abi Tsabit]. dia berkata: (Hadits). Dan diriwayatkan dari jalur
lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, ia berkata: Telah
mengabarkan kepada kami Sufyan, dari Habib, dari Abu Al-'Abbas [As-Saib bin
Farrukh], dari Abdullah bin 'Amru dia berkata, seorang laki-laki berkata
kepada Nabi ﷺ, "Saya hendak ikut
berjihad." Beliau lalu bersabda, "Apakah kamu masih memiliki kedua
orang tua?" dia menjawab, "Ya, masih." Beliau bersabda,
"Kepada keduanya lah kamu berjihad."
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Jihad terbagi dua:
a)
Jihad Ath-thalab;
adalah jihad memerangi suatu negri untuk menyebarkan Islam.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَقَاتِلُوهُمْ
حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ انتَهَوْا
فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ} [البقرة : 193]
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti
(dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap
orang-orang yang zalim. [Al-Baqarah: 193]
{وَمَا
لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ
الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا
أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن
لَّدُنكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا} [النساء : 75]
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela)
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang
semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah)
yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah
kami penolong dari sisi Engkau!". [An-Nisaa: 75]
Ø Dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda:
«أُمِرْتُ
أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ»
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
bersaksi; tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat.
Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta
mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah" [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia
b)
Jihad Ad-Daf'; adalah
jihad membela negri yang diserang oleh musuh.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَقَاتِلُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ} [البقرة : 190]
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. [Al-Baqarah: 190]
Ø Contoh di masa
Nabi ﷺ ketika perang Ahzab atau
Khandaq pada tahun 5 hijriyah.
Ketika Bani An-Nadhir dari Yahudi
menghasut Quraisy dan Gathafan untuk memerangi Nabi ﷺ, meraka datang dengan 10 ribu pasukan. Allah -subhanahu
wata'ala- berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا
وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (9) إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ
وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ
الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا (10) هُنَالِكَ ابْتُلِيَ
الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا} [الأحزاب: 9 - 11]
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah
(yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu
Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat
terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika
mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu)
terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang
bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan
(hatinya) dengan goncangan yang dahsyat. [Al-Ahzab: 9-11]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat
3.
Berbakti kepada
kedua orang tua didahulukan dari pada jihad thalab.
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu;
Bahwasanya seorang lelaki hijrah kepada Rasulullah ﷺ dari Yaman, maka beliau bertanya:
«هَلْ
لَكَ أَحَدٌ بِالْيَمَنِ؟»
“Apakah engkau punya keluarga di Yaman?”
Ia menjawab: Kedua orang tua saya!
Beliau bertanya lagi:
«أَذِنَا
لَكَ؟»
“Apakah keduanya mengizinkamu?”
Ia menjawab: Tidak!
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«ارْجِعْ
إِلَيْهِمَا فَاسْتَأْذِنْهُمَا، فَإِنْ أَذِنَا لَكَ فَجَاهِدْ، وَإِلَّا
فَبِرَّهُمَا» [سنن
أبي داود: صحيح]
“Kembalilah kepada keduaya dan mintalah izinnya, maka jika
keduanya mengizinkanmu maka berjihadlah, jika tidak, maka berbaktilah kepada
keduanya”. [Sunan Abi Daud: Sahih]
4.
Adapun jihad Ad-Daf'
maka wajib tanpa seizin orang tua.
5.
Jihad harus bersama dengan
pemerintah dan atas seizinnya.
D.
Bab 04.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"باب:
لَا يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ"
“Bab: Seseorang tidak boleh mencela kedua
orang tuanya”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelasakan larangan menyakiti
orang tua sekalipun tidak secara langsung.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٢٨ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ [بن إبراهيم بن عبد الرحمن]، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ حُمَيد بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله
عنهما قال: قال رسول الله ﷺ: «إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ
الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ». قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ
وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: «يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ أَبَاهُ،
وَيَسُبُّ أُمَّهُ فيسب أمه».
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad [bin Ibrahim bin Abdirrahman],
dari Ayahnya, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abdullah bin 'Amr
radhiallahu'anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya di antara dosa-dosa yang paling
besar adalah seseorang yang melaknat kedua orang tuanya sendiri." Beliau
ditanya: "Bagaimana seseorang dapat melaknat kedua orang tuanya?"
Beliau menjawab: "Seseorang yang mencela ayah orang lain, kemudian orang
tersebut membalas kembali mencela ayah dan ibu orang yang pertama."
Penjelasan singkata hadits ini:
1)
Haram menyakiti
kedua orang tua.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا} [الإسراء: 23]
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [Al-Israa’:23]
Mengucapkan kata “ah” kepada orang
tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau
memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Ø Dari Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"لَعَنَ
اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ" [صحيح مسلم]
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya”.
[Sahih Muslim]
2)
Penyebab suatu
keburukan dianggap sebagai pelakunya.
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Daftar judul bab kitab Al-I’tisham bi Al-Kitab wa As-Sunnah dalam Shahih Bukhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...