Kamis, 23 Juni 2022

Kitab Iman bab 26, 27, 28, dan 29; Beberapa perkara iman

بسم الله الرحمن الرحيم

Pada empat bab berikut ini, imam Bukhari -rahimahullah- menjelasakan beberapa amalan yang termasuk keimanan yang menunjukkan bahwa iman bukan hanya sebatas keyakinan atau ucapan semata.

A.    Bab. 26

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: قِيَامُ لَيْلَةِ القَدْرِ مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Shalat pada malam lailatul Qadr termasuk iman”

35 - حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ [الحكم بن نافع البهراني]، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن أبي حمزة]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ [عَبْدُ الرَّحْمَنِ بنُ هُرْمُزَ]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ القَدْرِ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib [bin Abi Hamzah], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinad [Abdullah bin Dzakwan], dari Al-A'raj [Abdurrahman bin Hurmuz], dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menegakkan shalal Lailatulqadar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Nb: Kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (6) Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan, harapan, dan niat

Dosa yang diampuni hanya dosa kecil dan yang berkaitan dengan hak Allah. Sedangkan dosa besar dan kesyirikan harus dibarengi dengan taubat, begitupula dengan dosa yang berkaitan dengan hak hamba maka harus meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء: 31]

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [An-Nisaa': 31]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ» [صحيح مسلم]

"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa besar". [Sahih Muslim]

B.     Bab. 27

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: الجِهَادُ مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Jihad bagian dari iman”

36 - حَدَّثَنَا حَرَمِيُّ بْنُ حَفْصٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَاحِدِ [بن زياد العبدي]، قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَارَةُ [بن القعقاع]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «انْتَدَبَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ، لاَ يُخْرِجُهُ إِلَّا إِيمَانٌ بِي وَتَصْدِيقٌ بِرُسُلِي، أَنْ أُرْجِعَهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ، أَوْ أُدْخِلَهُ الجَنَّةَ، وَلَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي مَا قَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ، وَلَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيَا، ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا، ثُمَّ أُقْتَلُ»

Telah menceritakan kepada kami Harami bin Hafsh, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid [bin Ziyad Al-‘Abdiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Umarah [bin Al-Qa’qa’], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir, ia berkata: Aku mendengar Abu Hurairah, dari Nabi , beliau bersabda, "Allah menjamin orang yang keluar (berperang) di jalan-Nya, tidak ada yang mendorongnya keluar kecuali karena iman kepada-Ku dan membenarkan para rasul-Ku untuk mengembalikannya dengan memperoleh pahala atau ghonimah atau memasukkannya ke surga. Kalau seandainya tidak memberatkan umatku tentu aku tidak akan duduk tinggal diam di belakang sariyyah (pasukan khusus) dan tentu aku ingin sekali bila aku terbunuh di jalan Allah lalu aku dihidupkan lagi kemudian terbunuh lagi lalu aku dihidupkan kembali kemudian terbunuh lagi".

Penjelasan singakat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Jaminan Allah bagi orang yang berjihad.

Dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ، وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ، وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ " [سنن أبي داود: صحيح]

Ada tiga golongan semuanya dijamin oleh Allah 'azza wajalla: (1) Seorang yang keluar berperang di jalan Allah maka ia dijamin oleh Allah sampai ia meninggal dan masuk surga atau kembali dengan membawa pahala dan harta rampasan. (2) Dan seorang yang pergi ke mesjid maka ia dijamin oleh Allah sampai ia meninggal kemudian masuk surga atau kembali dengan membawa pahala. (3) Dan seorang yang masuk rumahnya dengan salam maka ia dijamin oleh Allah 'azza wajalla. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ فِي ضَمَانِ اللَّهِ: رَجُلٌ خَرَجَ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ خَرَجَ حَاجًّا " [حلية الأولياء: صححه الألباني]

“Ada tiga orang yang berada dalam jaminan Allah: Seorang yang keluar menuju mesjid dari mesjid-mesjid Allah 'azza wajalla, dan seorang yang keluar berperang di jalan Allah, dan seorang yang pergi menunaikan ibadah haji". [Hilyatul auliyaa': Sahih]

3.      Jihad harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا القِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا، وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً، فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ، قَالَ: وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا، فَقَالَ: «مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»

“Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena semangat?" Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab, "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'Azza wa Jalla." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَالَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]

Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa" Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

4.      Pahala yang besar untuk yang berjihad.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا . دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} [النساء: 95- 96]

Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk (tidak berperang karena uzur) dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nisaa': 95-96]

5.      Boleh berjihad untuk mendapatkan ganimah.

Abu Umamah radhiyallahu'anhu berkata:

أَنْشَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَيْشًا، فَأَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَةِ، قَالَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ»، فَغَزَوْنَا فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا، حَتَّى ذَكَرَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَتَيْتُكَ تَتْرَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَدْعُوَ لِي بِالشَّهَادَةِ، فَقُلْتَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ» فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمُرْنِي بِعَمَلٍ أَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ، فَقَالَ: «عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا مِثْلَ لَهُ»، قَالَ: فَكَانَ أَبُو أُمَامَةَ لَا يُرَى فِي بَيْتِهِ الدُّخَانُ نَهَارًا إِلَّا إِذَا نَزَلَ بِهِمْ ضَيْفٌ، فَإِذَا رَأَوَا الدُّخَانَ نَهَارًا عَرَفُوا أَنَّهُ قَدِ اعْتَرَاهُمْ ضَيْفٌ [صحيح ابن حبان]

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan maka aku mendatangi beliau, maka aku berkata: Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah untukku diberi syahadah (mati syahid)! Beliau berdo'a: "Ya Allah berilah ia keselamatan dan rampasan perang!" Maka kami pergi berperang dan kami selamat dan membawa rampasan perang. Sampai ia menyebutkan itu tiga kali (meminta syahadah tap dido'akan selamat).

Kemudian aku mendatangi beliau dan bertanya: Wahai Rasulullah, sungguh aku mendatangimu berturut-turut tiga kali, aku memintamu mendo'akan untukku dengan syahadah namun engkau berdo'a: "Ya Allah berilah ia keselamatan dan rampasan perang!" Maka kami selamat dan mendapat rampasan perang, Wahai Rasulullah perintahkanlah aku dengan satu amalan yang bisa memasukkanku ke surga!

Maka beliau mejawab: "Hendaklah engkau berpuasa, karena itu tiada duanya".

Perawi berkata: Maka tidak pernah Abu Umamah terlihat asap di rumah di siang hari kecuali jika ada tamu yang mengunjungi mereka, maka jika mereka melihat asap di siang hari mereka mengetahui bahwa ia didatangi oleh tamu. [Shahih Ibnu Hibban]

Lihat: Do’a panjang umur

6.      Surga bagi yang berjihad dan mati syahid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ» [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya dalam surga itu ada seratus derajat, Allah persiapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah, jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi". [Sahih Bukhari]

7.      Keutamaan mendambakan mati syahid di jalan Allah ‘azza wajalla.

Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang meminta kepada Allah agar ia mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikan ia pada derajat syuhada' sekalipun ia meninggal di atas ranjangnya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Mu 'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْقَتْلَ مِنْ نَفْسِهِ صَادِقًا، ثُمَّ مَاتَ أَوْ قُتِلَ، فَإِنَّ لَهُ أَجْرَ شَهِيدٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Barangsiapa yang memohon kepada Allah agar terbunuh dengan niat yang benar, kemudian ia meninggal atau terbunuh maka baginya pahala orang yang mati syahid." [Sunan Abi Daud: Shahih]

8.      Tidak berjihad dan tidak mendambakannya termasuk sifat nifaq.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ} [التوبة: 81]

Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)", jika mereka mengetahui. [At-Taubah: 81]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang mati tanpa berjihad, dan tidak meniatkannya (untuk berjihad), maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan". [Sahih Muslim]

Lihat: Surah Al-Munaafiquun; Sifat orang munafiq

9.      Orang yang mati syahid mendambakan kembali kedunia untuk berjihad.

Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

«مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا، وَلَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ، يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا، فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الكَرَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia, karena menurutnya di dunia tidak ada yang bernilai sedikit pun, kecuali orang yang mati syahid dimana dia berkeinginan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid). [Shahih Bukhari dan Muslim]

10.  Sifat pemberani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ali radhiyallahu 'anhu berkata:

" رَأَيْتُنَا يَوْمَ بَدْرٍ وَنَحْنُ نَلُوذُ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ أَقْرَبُنَا إِلَى الْعَدُوِّ، وَكَانَ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ يَوْمَئِذٍ بَأْسًا "

"Sungguh aku melihat kami pada hari perang Badar, dan kami berlindung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara beliau berada paling dekat dengan musuh, dan beliau hari itu adalah orang yang paling pemberani." [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

11.  Seorang pemimpin harus memberi teladan terbaik bagi bawahannya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab:21]

C.     Bab. 28

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: تَطَوُّعُ قِيَامِ رَمَضَانَ مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Shalat sunnah tarwih Ramadhan termasuk iman”

37 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [بن عبد الله بن أويس]، قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Telah menceritakan kepada kami Isma'il [bin Abdillah bin Uwais], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Malik, dari Ibnu Syihab, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah; Bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menegakkan shalat tarwih Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

D.    Bab. 29

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: صَوْمُ رَمَضَانَ احْتِسَابًا مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Puasa Ramadhan karena mengharap ganjaran termasuk iman”

38 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ [بن قيس]، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ [عبد الله بن عبد الرحمن بن عوف]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Fudlail, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id [bin Qais], dari Abu Salamah [Abdillah bin Abdirrahman bin 'Auf], dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 25; Tanda-tanda munafik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...