Kodifikasi Musthalah Al-Hadits
Ilmu musthalah al-hadits adalah ilmu yang mempelajari qaedah penerimaan suatu hadits baik dari segi matan maupun sanad.
Sebelum dibukukan, ilmu ini dipelajari secara lisan maupun praktek yang dilakukan dalam buku-buku hadits yang ada. Kemudian melalui beberapa marhalah/fase, hingga pembukuannya sempurna seperti sekarang ini.
Marhalah pertama:
Pada marhalah ini, ilmu musthalah belum dikhususkan dalam satu buku, masih bercampur dengan ilmu yang lainnya. Seperti yang dilakukan Imam Asy-syafi'I (204 H) dalam bukunya "Ar-risalah". Dalam buku ini banyak sekali menyinggung permasalahan musthalah al-hadits.
Demikian pula yang dilakukan oleh Imam Ibnu Ma'in (233 H), Ibnu Al-Madiny (234 H), dan At-tirmidzy. Mereka secara praktek menuliskan musthalah dalam buku yang mereka namai "Al-'Ilal" (salah satu cabang ilmu musthalah).
Demikian pula Imam Muslim dalam Muqadimmah As-Shahih-nya banyak menyinggung tentang musthalah.
Marhalah kedua.
Pada marhalah ini pembukuan musthalah sudah dikhususkan sekalipun belum sempurna. Marhalah ini menuliskan musthalah dengan mencantumkan sanad setiap qaedah yang dinukil dari seorang Imam demikian pula contoh-contohnya. Di antara ulama yang menyusun musthalah pada marhalah ini :
- Ar-Ramahurmuzy (360 H) dalam bukunya "Al-muhaddits Al-fashil baena Ar-rawy wa Al-wa'ii".
- Imam Al-Hakim An-naesabury dalam bukunya "Ma'rifah Ulum Al-hadits".
- Imam Al-khathib Al-bagdady dalam beberapa bukunya seperti "Al-kifayah fi Ilmi Ar-riwayah", Al-Jami' li Akhlaq Ar-rawy wa Adab As-sami'", dan yang lainnya.
Marhalah ketiga:
Pada marhalah ini musthalah hadits sudah berkembang, para ulama sudah banyak mengumpulkan bahan ilmu musthalah yang terpisah dalam buku-buku ulama terdahulu. Hanya saja sistematis-nya belum begitu sempurnah.
Yang paling masyhur dalam menyusun musthalah pada marhalah ini adalah Imam Ibnu Ash-Shalah (643 H) dalam kitabnya "Ulum Al-Hadits" dikenal juga dengan nama "Muqaddimah Ibnu Ash-Shalah.
Buku ini banyak mendapat respon dari kalangan ulama, sehingga di antara mereka ada yang mensyarah/menjelaskan, menta'liq/mengomentari, meringkas, dan menjadikannya bait syair.
Diantara ulama yang mensyarah atau menta'liq :
- Imam Zaenuddin Al-'Iraqy (806 H) dalam bukunya "At-taqyyid wa Al-Idhaah".
- Al-Hafidz Ibnu Hajar (852 H) dalam bukunya "An-nukat"
Di antara ulama yang meringkas :
- Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-nawawy (676 H) dalam bukunya "Al-Irsyad", kemudian diringkas lagi dan dinamai "At-Taqrib wa At-Taesir". Kemudian ringkasan ini disyarah oleh Imam As-Suyuthy (911 H) dalam bukunya "Tadriib Ar-Rawy" .
- Imam Ibnu Katsir (774 H) dalam bukunya "Ikhtishar ulum Al-hadits". Kemudian ringkasan ini disyarah oleh Syekh Ahmad Syakir (1377 H) dalam bukunya "Al-Ba'its Al-Hatsiits".
Di antara ulama yang menjadikannya bait syair:
- Imam Al-'Iraqy dalam bukunya "At-tabshirah wa At-tadzkirah" atau dikenal dengan Alfiyah Al-iraqy . Kemudian bait syair ini disyarah oleh beliau sendiri dalam bukunya "Fath Al-mugits" dan disusul oleh muridnya As-Sakhawy (902 H) dalam bukunya "Fath Al-mugits".
Marhalah terakhir
Marhalah ini dipelopori oleh Al-hafidz Ibnu Hajar disaat menyusun kitabnya "Nukhbah Al-fikr". Dalam buku ini beliau menuliskan musthalah hadits secara ringkas dengan susunan yang sistematis. Kemudian buku ini disyarah oleh beliau sendiri dan dinamai "Nuzhah An-Nadzhar".
Susunan Al-Hafidz Ibnu Hajar inilah yang kemudian menjadi acuan bagi ulama berikutnya yang akan menulis musthalah sampai saat ini.
Kodifikasi Ilmu Rijal
Ilmu rijal adalah ilmu yang mempelajari qaedah penerimaan orang-orang yang membawakan hadits atau dikenal dengan rijal isnad.
Faedah ilmu ini untuk mendeteksi para rawi mana yang bisa diterima haditsnya dan mana yang tidak.
Sebelum dibukukan, ilmu ini dipelajari secara lisan atau praktek langsung dalam beberapa buku hadits. Setelah merasa ilmu ini penting untuk dibukukan, mulailah para ulama menuliskan semua informasi yang mereka ketehui tentang seorang rawi.
Banyak sekali bentuk penulisan yang ditempuh oleh ulama, diantaranya:
At-Thabaqat
Buku ini mengumpulkan biografi seorang rawi dan menyusunya sesuai dengan waktu dan tempat rawi itu hidup. Diantara ulama yang menyusun at-thabaqat:
- Ibnu Sa'ad (230 H) dalam bukunya "Ath-thabaqat Al-Kubra", dan Khalifah bin Khayyath (240 H) dalam bukunya "Ath-thabaqath".
- Abu Nu'aim Al-Ashbahany (430 H) dalam bukunya "Ma'rifa Ash-Shahabah", IbnuAbdul Bar (463 H) dalam bukunya "Al-Istii'ab", Ibnu Al-Atsir (630 H) dalam bukunya "Usd Al-Gabah", Ibnu Hajar dalam bukunya "Al-Ishabah".
Adh-dhu'afaa'
Buku ini mengumpulkan biografi rawi-rawi yang dianggap lemah dalam periwayatan hadist. Diantara ulama yang menyusun buku adh-dhu'afaa':
- Imam Al-Bukhari dalam bukunya "Adh-dhu'afa Al-Kabiir" dan "Ash-shagiir".
- Imam An-Nasa-I dalam bukunya "Adh-dhu'afaa wa Al-Matrukiin"
- Abu Ja'far Muhammad bin Amr Al-'Uqaily (323 H) dalam bukunya "Adh-dhu'afaaa al-kabiir"
Ats-tsiqaat
Buku ini mengumpulkan biografi rawi-rawi yang kuat dalam periwayatan hadits. Di antara ulama yang menyusu buku ini :
- Abu Al-Hasan Ahmad bin Abdullah Al-'Ijly (261 H) dalam bukunya "Ma'rifah Ats-Tsiqaat".
- Ibnu Hibban Muhammad bin Ahmad dalam bukunya "Ats-tsiqat" dan "Masyaahir Ulama Al-Amshar"
- Umar bin Ahmad bin Syahiin Al-Wa'idz (385 H) dalam bukunya "Taariikh asmaa' Ats-tsiqaat".
Biografi rawi secara umum
Buku ini mengumpulkan biografi semua jenis rawi baik yang tsiqah atau pun yang dha'if dari kalangan mana pun. Diantara ulama yang menyusun buku ini:
- Yahya bin Ma'in dalam bukunya "Ma'rifah Ar-Rijaal"
- Imam Ahmad bin Hanbal dalam bukunya "Al-'Ilal wa Mah'rifah Ar-Rijal".
- Imam Al-Bukhari dalam bukunya "At-Tarikh Al-Kabiir", "Al-Awsath", dan "Ash-Shagir".
Khusus bografi rijal buku tertentu.
Buku ini mengumpulkan biografi para rawy yang ada dalam satu buku tertentu. Diantara ulama yang menyusun buku ini:
- Al-Hafidz Abdul Gani Al-Maqdisi (600 H) dalam bukunya "Al-Kamaal fi Asma' Ar-Rijal".
- Abu Al-Hajjaj Yusuf bin Az-Zaky Al-Mizzy (742 H) dalam bukunya "Tahdzib Al-Kamal"
- Ala-uddin Muglathay (762 H) dalam bukunya "Ikmal Tahdzib Al-Kamal".
- Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Adz-Dzahaby (748 H) dalam bukunya "Tadzhib At-Tahdzib" dan "Al-Kasyif".
- Ibnu Hajar dalam bukunya "Tahdzib At-Tahdzib" dan "Taqriib At-Tahdzib".
Biografi rawi suatu daerah.
Buku ini mengumpulkan biograwi rawi yang berasal atau atau pernah berkunjung di satu daerah tertentu. Diantara ulama yang menyusun buku ini :
- Abu Nu'aim Al-Ashbahany dalam bukunya "Dzikr Akhbar Ashbahan"
- Abu Al-Qasim Hamzah bin Yusuf As-Sahmy (427 H) dalam bukunya "Tarikh Jurjany".
- Ahmad bin Ali bin Tsabit Al-Khatib (463 H) dalam bukunya "Tarikh Bagdad".
Khatimah
Setelah menyimak pemaparan singkat tentang kodifkasi As-Sunnah baik itu dari segi periwajatan maupunn dari segi dirayah, kita dapat mengutip kesimpulan bahwa ulama salaf betul-betul telah berusaha keras dalam melestarikan As-Sunnah sebagai aplikasi amanah yang dibebankan kepada mereka.
Dengan demikian kita tidak perlu mengabaikan gonggongan orang yang berusaha menanamkan keraguan dalam hati umat Islam akan keabsahan As-Sunnah, karena Allah akan selalu menepati janji-Nya.
Karya tulis yang mereka persembahkan adalah tongkat estapet dalam memelihara kelestarian As-Sunnah yang harus kita lanjutkan. Karena orang yang membenci As-Sunnah akan selalu ada sampai dunia ini berakhir.
Semoga apa yang saya bisa persembahkan bisa mendapat nilai ibadah dari Allah dan bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam!
Maraji' :
1- "Buhuts fi Tarikh As-Sunnah Al-Musyarrafah" oleh DR. Akram Dhiya' Al-'Umary.
2- "As-Sunnah wa Makanatuha fi At-Tasyri' Al-Islamy" oleh DR. Mushthafa As-Siba'i.
3- "Ittihaf Al-Maharah bi Al-Mabadi' Al-'Asyarah fi Ushul Ilm Al-Hadits" oleh Syekh Ali Ibrahim Hasyisy.
4- "Ushul At-takhrij wa dirasah al-asanid" oleh DR. Mahmud Ath-Thahhan.
5- "Taesir Ulum Al-Hadits" oleh DR. Abdul Rahman Abdul Hamid Al-Bar.
6- "Lamhatun 'an Tadwiin As-Sunnah An-Nabawiyah Al-Muthahharah" oleh DR. Raja' Thaha Muhammad Ahmad.
*Lihat sebelumnya: Mengenal Turats Hadist bagian I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...