Dua
kalimat syahadat adalah pintu utama untuk masuk ke dalam agama Islam. Dua
kalimat ini memiliki nilai tinggi di sisi Allah subhanahu wata'ala,
kalimat yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
Namun
apakah semua orang yang mengucapkan dua kalimat ini akan diterima oleh Allah subhanahu
wata'ala?
Berikut
adalah syarat diterimanya kalimat syahadat seseorang di sisi Allah subhanahu
wata'ala agar dapat bermanfaat di akhirat. Syarat ini bukan syarat sah di
hadapan manusia, karena siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat maka
ia akan dihukumi telah masuk Islam dan selanjutnya dituntut untuk menjalankan
amalan-amalan fardhu yang ada.
Mengetahui makna yang dikandung
kalimat syahadat. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ} [محمد: 19]
"Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan yang berhak disembah)
selain Allah". (Muhammad:19)
Diriwayatkan
dari Usman -radhiallahu 'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، دَخَلَ
الْجَنَّةَ»
"Barangsiapa yang meninggal dan
mengatahui bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, ia akan masuk
surga". [Shahih Muslim]
Syarat kedua: Meyakini.
Setelah
mengetahui makna kalimat syahadat, ia harus meyakini kebenaran makna tersebut tampa ada keraguan sedikitpun
dalam hatinya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا
وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ
الصَّادِقُونَ} [الحجرات: 15]
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. mereka itulah orang-orang yang benar". (Al-Hujurat:15)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ، لَا
يَلْقَى اللهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ»
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah dan Aku adalah utusan Allah, tidak seorang hamba
pun yang bertemu dengan Allah dengan dua kalimat tersebut tanpa keraguan
kecuali ia masuk surga". [Shahih Muslim]
Syarat ketiga: Menerima.
Setelah
meyakini, ia harus menerima dengan lapang semua yang dikandung oleh kalimat
syahadat dengan hati dan lisan. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّهُمْ
كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ
أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ} [الصافات: 35، 36]
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan
kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata:
"Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
seorang penyair gila?"
(Ash-Shaffat:35-36)
Dalam ayat di
atas, Allah subhanahu wata'ala menyiksa ahli neraka lantaran mereka
menyombongkan diri dan tidak mau menerima kandungan kalimat syahadat padahal
mereka mengetahui dan meyakininya.
Syarat keempat: Melaksanakan.
Setelah
menerima dengan lapang, ia harus melaksanakan kandungan kalimat syahadat
tersebut. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ} [الزمر: 54]
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepada-Nya. [Az-Zumar: 53-54]
{فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ
بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء:
65]
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (An-Nisa:65)
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Amr -radhiallahu 'anhuma-, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ
بِهِ»
"Tidaklah sempurna keimanan seseorang
di antar kalian sampai ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa". [As-Sunnah karya Ibnu Abi 'Ashim: Sanadnya dhaif]
Syarat kelima: Jujur.
Dalam
melaksanakan kandungan kalimat syahadat ia harus jujur, perkataan dan perbuatannya
harus sesuai dangan keyakinannya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ
بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ
إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ} [البقرة: 8، 9]
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami
beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya
bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar". (Al-Baqarah:8-9)
Dari Mu'az
bin Jabal -radhiallahu 'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ، إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ
عَلَى النَّارِ»
"Tidak seorangpun yang bersaksi bahwa sesungguhnya
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah hamba dan Rasul Allah, jujur dari lubuk hatinya, kecuali Allah
mengharamkan baginya api neraka". [Shahih Bukhari]
Syarat keenam:
Ikhlas.
Melaksanakan
kandungan kalimat syahadat dengan penuh ikhlas hanya karena Allah subhanahu
wata'ala semata, tidak ada syirik dan perasaan riya. Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{أَلَا
لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ} [الزمر:
3]
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang
bersih (dari syirik)".
(Az-Zumar:3)
Dari 'Itban
bin Malik -radhiallahu 'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
"Sesungguhnya Allah mengharamkan
neraka bagi orang-orang yang mengatakan: Tiada tuhan yang berhak disembah
selain Allah, ia mengatakannya hanya demi mengharapkan wajah Allah".
[Bukhari-Muslim]
Syarat ketuju: Rasa cinta.
Melaksanakan
semua kandungan kalimat syahadat dengan penuh rasa cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَالَّذِينَ
آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ} [البقرة:
165]
"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah".
(Al-Baqarah:165)
Dari Anas radhiyallahu'anhu,
Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ
وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih
dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu
Hurairah -radhiallahu 'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ»
"Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya,
tidak sempurnah iman seseoang diantara kalian sampai aku lebih ia cintai dari
pada kedua orang tuanya, anak-anaknya". [Shahih Bukhari]Wallahu a'lam !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...