بسم الله الرحمن الرحيم
Ulama
berselisih pendapat, apakah seorang laki-laki boleh bersuci dengan sisa air
yang dipakai perempuan untuk bersuci.
Pendapat
pertama: Tidak boleh seorang laki-laki bersuci dengan air
sisa perempuan.
Ini adalah
mazhab Ibnu Umar, Abdullah bin Sarjis, Ummul Mu'miniin Juwairiyah bint
Al-Harits radiyallahu 'anhum, Al-Hasan, Ahmad bin Hanbal, Ishak, Asy-Sya'biy,
dan Daud Adz-Dzahiriy rahimahumullah.
Dalil yang
mereka pegangi:
1.
Hadits Al-Hakam bin 'Amr
Al-Aqra' radiyallahu 'anhu, beliau berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَوَضَّأَ
الرَّجُلُ بِفَضْلِ طَهُورِ الْمَرْأَةِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Sesungguhnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang seorang laki-laki berwudhu
dengan air sisa yang dipakai bersuci seorang perempuan. [Sunan Abu Daud:
Disahihkan oleh syekh Albaniy]
2.
Hadits seorang sahabat
Rasulullah, beliau berkata:
«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَغْتَسِلَ
الْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ، أَوْ يَغْتَسِلَ الرَّجُلُ بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ ،
وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang seorang wanita mandi dari air sisa laki-laki,
atau laki-laki mandi dari air sisa perempuan, dan hendaklah keduanya menimba
bersama-sama. [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
3.
Hadits Abdullah bin Sarjis radiyallahu
'anhu, beliau berkata:
نهى رسول الله
صلى الله عليه وسلم أن يغتسل الرجل بفضل وضوء المرأة والمرأة بفضل الرجل . ولكن يشرعان
جميعا [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang seorang laki-laki mandi dengan air sisa wudhu'
perempuan dan perempuan dengan sisa laki-laki, akan tetapi hendaklah keduanya
mandi bersama-sama. [Sunan Ibnu Majah: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
4.
Hadits Ali bin Abi Thalib radiyallahu
'anhu, beliau berkata:
كان النبي صلى
الله عليه و سلم وأهله يغتسلون من إناء واحد . ولا يغتسل أحدهما بفضل صاحبه [سنن ابن
ماجه: ضعفه الألباني]
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mandi bersama istrinya dari satu bejana, dan salah satunya
tidak mandi dengan sisa air pasangannya. [Sunan Ibnu Majah: Dilemahkan oleh
syekh Albaniy]
Pendapat
kedua: Seorang laki-laki boleh bersuci dengan air sisa perempuan.
Ini adalah
pendapat Umar, Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Sa'ad bin Abi Waqqash
radiyallahu 'anhum, Abu Ubaid, Ibnu Al-Mundzir, mazhab Al-Hanafiyah, Malik,
Asy-Syafi'iy, dan riwayat lain dari Imam Ahmad rahimahumullah.
Dalil yang
mereka pegangi:
1.
Hadits Ibnu Abbas radiyallahu
'anhuma, beliau berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْتَسِلُ
بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam terkadang mandi dari sisa air Maemunah". [Sahih Muslim]
2.
Hadits Ibnu Abbas radiyallahu
'anhuma, beliau berkata: Seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mandi pada sebuah bejana, kemudian Nabi datang untuk berwudhu dari berjana itu
atau mandi, maka sang istri berkata: Ya Rasulllah, sesungguhnya aku tadi
memakainya dalam keadaan junub? Maka Rasulullah berkata:
«إِنَّ الْمَاءَ لَا يُجْنِبُ» [سنن أبي داود: صححه
الألباني]
"Sesungguhnya air itu tidak junub (bernajis)".
[Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
3.
Hadits Aisyah radiyallahu
'anha, beliau berkata:
«كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ كِلاَنَا جُنُبٌ» «نَغْرِفُ مِنْهُ جَمِيعًا» «تَخْتَلِفُ أَيْدِينَا
فِيهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Aku sering
mandi bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana, kami
berdua dalam keadaan junub, kami menimba air dari bejana itu bersamaan, kedua
tangan kami saling bergantian. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain:
كُنْتُ أَغْتَسِلُ
أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ
وَاحِدٍ، فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُولَ: دَعْ لِي، دَعْ لِي [صحيح مسلم]
Aku sering
mandi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana
antara aku dan dia, kemudian Rasulullah mendahuluiku sampai aku berkata:
Sisakan untukku, sisakan untukku. [Sahih Muslim]
4.
Hadits Ummu Salamah radiyallahu
'anha:
«كَانَتْ هِيَ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلَانِ
فِي الْإِنَاءِ الْوَاحِدِ مِنَ الْجَنَابَةِ» [صحيح مسلم]
Bahwasanya ia
dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi bersama pada satu bejana dari junub. [Sahih Muslim]
5.
Hadits Abu Sa'id
Al-Khudriiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ditanya: Apakah kami boleh berwudhu dari sumur Budha'ah, suatu sumur
yang ditempati membuang bekas darah haid, bangkai anjing, dan benda busuk?
Rasulullah menjawab:
«الْمَاءُ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ» [سنن أبي داود: صححه
الألباني]
Air itu suci
tidak dinajisi oleh sesuatu. [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
Kecuali jika
berubah bau, warna, dan rasanya dengan najis sesuai dengan ijma'.
Pendapat yang
paling kuat adalah yang kedua, adapun dalil yang dipakai pendapat
pertama hanya menunjukkan larangan tanziih (sebaiknya ditinggalkan).
Sebagian
ulama mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang
laki-laki bersuci dengan sisa air permpuan yang dimaksud adalah suami-istri
agar mandi secara bersamaan untuk menambah keharmonisan rumah tangga, dan
dikhawatirkan jika salah satu dari keduanya mandi terlebih dahulu maka yang
belakangan tidak kebagian air jika persediaannya sedikit.
Wallahu
a'lam!
Referensi:
صحيح فقه السنة لأبي مالك كمال بن السيد سالم 1/106
Lihat juga: Menyentuh Kemaluan; Apakah Membatalkan Wudhu?
Najis Anjing
Syarat pakaian wanita muslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...