بسم الله الرحمن الرحيم
Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha berkata: Ketika salam dari shalat subuh Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam membaca:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا»
“Ya Allah, aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima." [Sunan Ibnu
Majah]
Dalam
riwayat lain:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَعَمَلًا صَالِحًا،
وَرِزْقًا طَيِّبًا»
“Ya
Allah , sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, amal yang saleh, dan rezki yang baik” [Ad-Du’aa’ karya Ath-Thabaraniy]
Hadits ini dihukumi hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy.
Beberapa manfaat yang bisa
dipetik dari hadits ini:
1. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.
Namanya Hindu binti Abi Umayyah
(Hudzaifah), Ummu Salamah Al-Qurasyiyah Al-Makhzumiyah. Wafat tahun 62
hijriyah.
Ia adalah salah satu istri Rasulullah
shallallahu 'alaihi
wa sallam yang
cerdas, ibu orang yang beriman.
Lihat: Keistimewaan Ummu Salamah
2. Keutamaan shalat subuh.
Dari Jundab bin Abdillah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ
اللهِ، فَلَا يَطْلُبَنَّكُمُ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ، فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ
مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ، ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ»
[صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang salat subuh
maka ia dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menuntutmu dari
jaminannya dengan sesuatu (karena menzalimi mereka) karena barangsiapa yang
dituntut Allah dari jaminannya dengan sesuatu maka pasti Allah akan mendapatkannya,
kemudian Allah menjerumuskannya dengan wajahnya ke neraka jahannam”. [Sahih
Muslim]
Dari Utsman bin Affan radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا
صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang salat subuh
berjama'ah maka ia seperti shalat semalam penuh”. [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«ليس صلاةٌ أَثْقَلَ على المنافقين من الفجر والعشاء، ولَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهما لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik dari shalat subuh dan isya, dan seandainya mereka tahu
keutamaan yang ada pada keduanya maka pasti mereka akan mendatanginya sekalipun
dengan merangkak”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Musa radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Barangsiapa
yang salat Al-Bardain (subuh dan ashar), maka ia akan masuk surga”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَوَاتِ عِنْدَ اللهِ
صَلَاةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي جَمَاعَةٍ " [حلية الأولياء لأبي نعيم: صححه الألباني]
“Sesungguhnya shalat yang
paling afdal di sisi Allah adalah shalat subuh di hari Jum'at secara
berjama'ah. [Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim: Di-shahih-kan oleh syekh
Albaniy dalam Silsilah As-Sahihah 4/91 no.1566]
Lihat: Keutamaan shalat
3. Berdo’a setelah shalat.
Diantara do’a-do’a Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam setelah shalat:
Al-Barra' radiyallahu 'anhu berkata: Dulu jika kami shalat di
belakang Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam kami suka berada di sebelah kanannya karena ia
menghadap kepada kami dengan wajahnya. Dan aku mendengar ia membaca:
«رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ
عِبَادَكَ»
"Ya
Tuhanku, lindungilah aku dari siksaan-Mu di hari Engkau membangkitkan
hamba-hamba-Mu". [Sahih Muslim]
Ali bin Abi Thalib berkata:
Jika Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam selesai salam membaca:
«اللهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ
وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ
أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ»
"Ya Allah .. ampunilah apa yang telah aku lakukan, apa yang
belum aku lakukan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku perlihatkan, dan apa
yang telah aku lakukan berlebihan, dan apa yang Engkau lebih tahu dariku,
Engkaulah yang berhak mendahulukan dan membelakangkan, dan Engkaulah yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Abu Umamah radiyallahu 'anhu berkata: Aku tidak mendekat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat shalat wajib atau sunnah kecuali aku
mendengarnya membaca kalimat do'a ini, tidak ia tambah dan tidak ia kurangi:
" اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
ذُنُوبِيْ وَخَطَايَايَ كُلَّهَا، اللَّهُمَّ أَنْعِشْنِيْ، وَاجْبُرْنِيْ، وَاهْدِنِيْ
لِصَالِحِ الْأَعْمَالِ وَالْأَخْلَاقِ; فَإِنَّهُ لَا يَهْدِيْ لِصَالِحِهَا، وَلَا
يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ "
“Ya Allah ampunilah dosa-dosa
dan kesalahanku semuanya, Ya Allah angkatlah derajatku dan tutupilah
kekuranganku , dan tunjukilah aku kepada amalan saleh dan akhlak yang mulia,
karena sesungguhnya tidak ada yang memberi hidayah kepada amal dan akhlak yang
saleh dan tidak ada yang menjauhkannya dari amal dan akhlak yang buruk kecuali
Engkau”. [Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Dihasankan oleh syekh
Albaniy]
4. Do’a meminta ilmu yang bermanfaat.
Allah subhanahu waa ta’aalaa
berfirman:
{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan." [Thaaha:114]
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sering membaca do'a ini ...
اللَّهُمَّ
انْفَعَني بِمَا عَلَّمْتَنِيْ ، وَعَلِّمْنِيْ
مَا يَنْفَعَنِيْ ، وَزِدْنِيْ عِلْمًا
"Ya Allah .. berikanlah aku manfaat dari ilmu yang telah
Engkau ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat untukku, dan
tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ»
“Ya Allah,
sesungguhnya aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung
kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat”. [Sahih Ibnu
Hibban]
Lihat: Do’a-do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Kriteria ilmu yang bermanfaat.
Diantara kriteria ilmu yang
bermanfaat:
Ilmu
tersebut menjadikan ia bertambah khusyu', takut kepada Allah subhanahu
wata'ala, semua tingkah lakunya berlandaskan syri'at Islam.
{ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ
الْعُلَمَاءُ } [فاطر: 28]
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". [Faathir:28]
Ilmu tersebut
besumber dari firman Allah subhanahu wata'ala, sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, sesuai dengan pemahaman sahabat dan ulama salaf yang
terpercaya, ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Ilmu yang bisa
mengantarkan kita masuk surga dan jauh dari neraka. Ilmu yang merupakan warisan
para nabi.
Dari Abu Ad-Dardaa' radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا،
وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ [سنن أبى داود:
صححه الألباني]
"Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham tapi mereka
mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil
sesuatu yang sangat besar. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Bagaimana menuntut ilmu
6. Berdo’a meminta rezki.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً
مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ} [المائدة: 114]
Isa putera
Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu
hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami
yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi
tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki
yang paling Utama".
[Al-Maidah:114]
Lihat: Do’a-do'a dalam Al-Qur’an.
7. Perintah memakan rezki yang baik.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا
طَيِّبًا } [المائدة: 88] [الأنعام: 142] [النحل: 114]
Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu.
[Al-Maidah:88][Al-An'aam:142][An-Nahl:114]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا
لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ [سنن ابن ماجه:
صحيح]
"Wahai manusia ..
bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, karena
sesungguhnya seseorang tidak akan mati sampai semua rezkinya tercapai sekalipun
datangnya lambat, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha,
ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ
نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا
فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ
بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء:
صححه الألباني]
"Sesungguhnya Ruh
Al-Qudus membisikkan dalam hatiku bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai
sempurna ajalnya dan tercapai semua rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha,
dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian
mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai
apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya':
Sahih]
Lihat: Rezkihanya dari Allah.
8. Berdo’a meminta amal saleh yang dikabulkan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 127]
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui". [Al-Baqarah:127]
{إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي
نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ} [آل عمران: 35]
(Ingatlah)
ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan
berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". [Ali ‘Imran:35]
Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam berdo’a:
{رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ
دُعَاءِ} [إبراهيم: 40]
"Ya Tuhanku, jadikanlah
Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, terimalah
(perkenankanlah) doaku". [Ibrahim:40]
{وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ
فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ} [النمل: 19]
Dan dia
(Nabi Sulaiman) berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai;
dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
saleh". [An-Naml:19]
رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي
ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Ya Tuhanku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri". [Al-Ahqaaf:15]
9. Syarat amalan dikabulkan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ} [المائدة: 27]
"Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertakwa". [Al-Maidah:27]
{قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ
مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ} [التوبة: 53]
Katakanlah: "Nafkahkanlah hartamu, baik dengan
sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan
diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik. [At-Taubah:53]
{وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ
إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا
وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ} [التوبة: 54]
Dan tidak
ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya
melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka
tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula)
menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. [At-Taubah:54]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
" قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا
أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي،
تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
"Allah tabaraka wa ta'ala
berfirman: 'Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa
melakukan suatu amalan dengan menyekutukan Aku dengan selainKu, Aku
meninggalkannya dan sekutunya'." [Sahih Muslim]
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa mengamalkan suaru
perkara yang tidak kami perintahkan (tidak sesuai tuntunan), maka ia tertolak."
[Sahih Muslim]
Lihat: Bahaya bid’ah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: HaditsMu'adz; Do'a di akhir shalat - Hadits Abu Kabsyah; Dunia itu untuk empat orang
- Hadits Ibnu 'Abbas; Allah mencatat kebaikan dan keburukan
assalamualaikum, ustad untuk doa seusai shubuh di atas dari ummu salamah & doa sesudah sholat berdasarkan hadis-hadis seperti yg ustad cantumkan di atas apakah perlu diawali hamdalah dan sholawat terlbih dahulu seperti pembahasan adab berdoa, atau langsung saja dibaca seperti zikir.
BalasHapusMohon juga penjelasan ustad kami masih bingung terkait adab berdoa (baca sholawat dan hamdalah terlebih dahulu). Apakah doa permohonan seperti perlindungan saat singgah di suatu tempat (kalau tidak salah H.R. Bukhari), masuk wc, pergi ke mesjid dan semacamnya yg maknanya berisi permohonan, bukan zikir seperti doa buka puasa juga harus diawali hamdalah dan sholawat?
Mohon penjelasannya ustad.
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh
BalasHapusDo'a dan dzikir khusus untuk waktu dan tempat tertentu tidak diawali dengan hamdalah atau shalawat, akan tetapi dibaca sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Adapun do'a dan dzikir yg sifatnya umum maka dianjurkan untuk mengawalinya dengan hamdalah dan shalawat.
Wallahu a'lam, wa baarakallahu fiik!