بسم الله الرحمن الرحيم
a. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu berkata:
خَطَّ النَّبِيُّ ﷺ خَطًّا
مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا
صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الوَسَطِ،
وَقَالَ: " هَذَا الإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ - أَوْ: قَدْ
أَحَاطَ بِهِ - وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الخُطَطُ
الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ
أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا "
"Nabi ﷺ
pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat
tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat
beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Lalu beliau
bersabda, 'Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya
atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara
garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia lolos dari ini,
maka ia akan terkena garis ini, jika ia lolos lagi ini maka garis ini akan
mengenainya.'" [Shahih Bukhari]
b. Anas radhiyallahu 'anhu berkata:
خَطَّ النَّبِيُّ ﷺ خُطُوطًا، فَقَالَ:
«هَذَا الأَمَلُ وَهَذَا أَجَلُهُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَهُ
الخَطُّ الأَقْرَبُ»
Nabi ﷺ
pernah membuat suatu garis lalu beliau bersabda, "Ini adalah cita-citanya,
dan ini adalah ajalnya, ketika seseorang seperti itu (dalam cita-citanya), maka
datanglah garis yang lebih dekat (yaitu ajalnya)." [Shahih Bukhari]
c. Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ غَرَزَ
بَيْنَ يَدَيْهِ غَرْزًا، ثُمَّ غَرَزَ إِلَى جَنْبِهِ آخَرَ، ثُمَّ غَرَزَ
الثَّالِثَ فَأَبْعَدَهُ، ثُمَّ قَالَ: " هَلْ تَدْرُونَ مَا هَذَا؟ "
قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: " هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا
أَجَلُهُ، وَهَذَا أَمَلُهُ يَتَعَاطَى الْأَمَلَ، وَالْأَجَلُ يَخْتَلِجُهُ دُونَ
ذَلِكَ "
"Bahwasanya Nabi ﷺ menancapkan kayu di depan beliau kemudian menancapkan yang lain
di sampingnya, lalu menancapkan yang lainnya agak menjauh, kemudian beliau
bersabda, "Apakah kalian tahu ini? Para sahabat menjawab, "Allah dan
rasul-Nya lebih tahu, " beliau bersabda, "Ini adalah manusia dan ini
ajalnya, sedang yang ini adalah angan-angannya, ia ingin mengambil
angan-angannya, sedangkan ajalnya menariknya ketika hampir mendapatkan
angan-angannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]
Lihat: Syarah Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, bab 03-04
Penjelasan singkat 3 hadits di atas:
1)
Angan-angan lebih jauh dari ajal.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى
حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ
سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ
بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ} [البقرة: 96]
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka,
manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi)
dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu
tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
[Al-Baqarah:96]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ،
وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ» [سنن الترمذي: حسن]
"Umur umatku antara enam
puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit diantara mereka yang melebihi
itu." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
2)
Setan menggoda agar manusia larut
dengan angan-angannya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ
وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا} [النساء:
117 - 120]
Syaitan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, padahal
syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. [An-Nisaa': 117-120]
{إِنَّ الَّذِينَ
ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى
الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ} [محمد:
25]
Sesungguhnya
orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu
jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan
angan-angan mereka.
[Muhammad: 25]
{وَقَيَّضْنَا لَهُمْ
قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ
الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ} [فصلت:
25]
Dan
kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus
apa yang ada di hadapan mereka (nafsu dan kelezatan di dunia yang sedang dicapai) dan di belakang
mereka (angan-angan dan cita-cita yang tidak dapat dicapai) dan
tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum
mereka dari jinn dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
merugi. [Fushilat: 25]
3)
Bahaya panjang angan-angan.
Diantaranya:
1. Melupakan akhirat.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر:
1 - 8]
Bermegah-megahan
(menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1 - 2]
{يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ
نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ
وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ
اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [الحديد:
14]
Orang-orang
munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata:
"Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab:
"Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran
kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah
ketetapan Allah (kematian dan hari kiamat); Dan kamu telah ditipu terhadap
Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. [Al-Hadiid: 14]
Ø Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ
عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ: اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا
اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي
الْآخِرَةَ "
"Sesungguhnya
diantara yang aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu
dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi
dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat".
[Az-Zuhd karya Al-Mu’aafaa]
2. Tidak merasa puas dengan kenikmatan
dunia yang dimiliki.
Dari
Anas dan Ibnu Abbas radiyallahu 'anhum; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ :
طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا» [صحيح الجامع
الصغير]
"Dua gorongan yang rakus tidak pernah puas:
Penuntut ilmu (tidak puas dengan ilmu), dan pencari dunia (tidak puas dengan
dunia)". [Sahih Al-Jami' Ashagiir]
Ø Dari Ibnu Zubair
radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ
وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا، وَلَوْ أُعْطِيَ
ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا
التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ» [صحيح
البخاري]
'Sekiranya anak Adam diberi satu bukit yang
dipenuhi dengan emas, niscaya ia akan menginginkan bukit yang kedua, dan
apabila diberi yang kedua, niscaya ia menginginkan bukit yang ketiga, dan
tidaklah perut anak Adam dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan
menerima tobat siapa saja yang bertobat.' [Shahih Bukhari]
Ø Hakim bin Hizam radiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ هَذَا المَالَ
خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ،
وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي
يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ» [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya harta ini ibarat buah segar
yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang (selalu
merasa puas) maka ia akan diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya
dengan hati yang rakus (tidak pernah merasa cukup) maka ia tidak akan diberkahi
untuknya ibarat orang yang makan dan tidak pernah kenyang."[Sahih Bukhari]
3. Berlomba-lomba dalam meraih dunia.
Dari
'Amr bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى
عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا
بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا،
وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku
khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia
dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas umat sebelum kalian.
Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan
akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah
radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ
الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا
تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا،
وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Jauhilah
buruk sangka, karena buruk sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan
janganlah kalian menguping pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari
keburukan orang lain, dan jangan bersaing (yang tidak sehat), dan jangan
saling iri, dan jangan saling bermusuhan, jangan saling membelakangi
(menjauhi), dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara." [Sahih
Bukhari dan Muslim]
4. Melemahkan kekuatan umat Islam.
Dari
Tsauban radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى
عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا»، فَقَالَ قَائِلٌ:
وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ،
وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ
عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ
الْوَهْنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ:
«حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»
"Sudah dekat masanya umat-umat (kafir) saling mengajak untuk membinasakan kalian sebagaimana orang yang mau makan saling mengajak menuju hidangannya". Seorang bertanya: Apakah karena kami sedikit pada waktu itu? Rasulullah ﷺ mejawab: "Bahkan kalian pada waktu itu banyak akan tetapi kalian lemah seperti buih di lautan, dan Allah mencabut dari hati musuh-musuh kalian rasa gentar kepadamu dan Allah menamkan pada hati kalian sifat "Al-Wahan"." Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, apa itu "al-wahn"? Rasulullah ﷺ menjawab: "Cinta dunia dan takut mati". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Dari Ibnu Umar -radhiyallahu
'anhuma-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ،
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ
الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا
إِلَى دِينِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Jika kamu berdagang dengan cara Al-'Inah (jual beli riba), sibuk dengan
ternak sapi, puas dengan pertanian, hingga kamu meninggalkan jihad, maka Allah
akan mendatangkan kepadamu kehinaan, Allah tidak menghilangkannya sampai kalian
kembali kepada agama kalian". [Sunan Abi Daud: Sahih]
4)
Penyebab panjangnya angan-angan.
Pertama: Kebodohan
(tidak mengetahui tujuan utama
penciptaannya, tidak mengetahui hakikat kenikmatan dunia)
Dari
Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ،
وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا،
وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ"
"Orang yang cerdas adalah orang yang
mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang
yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan
kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits
hasan]
Ø Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Saya
bersama dengan Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar
kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ dan bertanya:
أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ:
«أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا،
أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ»
"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling
bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat
kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah
orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Kedua: Cinta
dunia.
Abu Hurairah radhiallahu'anhu
berkata, Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
" لاَ يَزَالُ
قَلْبُ الكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ: فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الأَمَلِ
"
"Hati orang tua masih tetap berjiwa
muda dalam dua perkara, yaitu: mencintai dunia dan panjang angan-angan."
[Shahih Bukhari]
Ø Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu- berkata:
Rasulullah ﷺ tidur di atas tikar
lalu beliau bangun, tikar itu membekas di lambung beliau, kami berkata: Andai
kami membuatkan hamparan lunak untuk anda!
Beliau bersabda:
«مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا
كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»
"Apa urusanku dengan dunia,
aku di dunia tidak lain seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon setelah
itu pergi dan meninggalkannya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
5)
Beramal untuk akhirat.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ
جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ
الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ»
"Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat
maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan
urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Dan
barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan menjadikan kefakiran
di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit urusannya, dan ia tidak akan
mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang sudah ditakdirkan untuknya".
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat:
Syarah Arba'in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud
6)
Jangan beramal karena dunia.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا
لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا
النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [هود: 15-16]
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka
di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan". [Huud:
15-16]
7)
Jangan sampai angan-angan membuat kita lalai dari persiapan
menjemput ajal.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{رُبَمَا يَوَدُّ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا
وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3) وَمَا
أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَعْلُومٌ (4) مَا تَسْبِقُ
مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ} [الحجر:
2 - 5]
Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat)
menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. Biarkanlah
mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan
(kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). Dan
Kami tidak membinasakan suatu negeri, melainkan sudah ada ketentuan yang
ditetapkan baginya. Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan
tidak (pula) dapat meminta penundaan(nya). [Al-Hijr: 2-5]
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ
اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا
عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ
أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]
Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang
kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya
penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil
mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang
mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]
Lihat: Jangan sampai menyesal
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Tsauban; Cinta dunia dan takut mati - Hadits Ibnu Umar; Hidup di dunia sebagai orang asing, cuma numpang lewat - Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta
Saya re post ustad, jazakallah.
BalasHapusBaarakallahu fiik, semoga bermanfaat, wajazakallahu khaer!
Hapus