Kamis, 12 Januari 2023

Antara angan-angan dan ajal

بسم الله الرحمن الرحيم

a.       Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu berkata:

خَطَّ النَّبِيُّ ﷺ خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الوَسَطِ، وَقَالَ: " هَذَا الإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ - أَوْ: قَدْ أَحَاطَ بِهِ - وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الخُطَطُ الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا "

"Nabi pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda, 'Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia lolos dari ini, maka ia akan terkena garis ini, jika ia lolos lagi ini maka garis ini akan mengenainya.'" [Shahih Bukhari]

b.       Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

خَطَّ النَّبِيُّ ﷺ خُطُوطًا، فَقَالَ: «هَذَا الأَمَلُ وَهَذَا أَجَلُهُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَهُ الخَطُّ الأَقْرَبُ»

Nabi pernah membuat suatu garis lalu beliau bersabda, "Ini adalah cita-citanya, dan ini adalah ajalnya, ketika seseorang seperti itu (dalam cita-citanya), maka datanglah garis yang lebih dekat (yaitu ajalnya)." [Shahih Bukhari]

c.       Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ غَرَزَ بَيْنَ يَدَيْهِ غَرْزًا، ثُمَّ غَرَزَ إِلَى جَنْبِهِ آخَرَ، ثُمَّ غَرَزَ الثَّالِثَ فَأَبْعَدَهُ، ثُمَّ قَالَ: " هَلْ تَدْرُونَ مَا هَذَا؟ " قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: " هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ، وَهَذَا أَمَلُهُ يَتَعَاطَى الْأَمَلَ، وَالْأَجَلُ يَخْتَلِجُهُ دُونَ ذَلِكَ "

"Bahwasanya Nabi menancapkan kayu di depan beliau kemudian menancapkan yang lain di sampingnya, lalu menancapkan yang lainnya agak menjauh, kemudian beliau bersabda, "Apakah kalian tahu ini? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih tahu, " beliau bersabda, "Ini adalah manusia dan ini ajalnya, sedang yang ini adalah angan-angannya, ia ingin mengambil angan-angannya, sedangkan ajalnya menariknya ketika hampir mendapatkan angan-angannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]

Lihat: Syarah Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, bab 03-04

Penjelasan singkat 3 hadits di atas:

1)      Angan-angan lebih jauh dari ajal.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ} [البقرة: 96]

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Al-Baqarah:96]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ» [سنن الترمذي: حسن]

"Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit diantara mereka yang melebihi itu." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

2)      Setan menggoda agar manusia larut dengan angan-angannya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا} [النساء: 117 - 120]

Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. [An-Nisaa': 117-120]

{إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ} [محمد: 25]

Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. [Muhammad: 25]

{وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ} [فصلت: 25]

Dan kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan mereka (nafsu dan kelezatan di dunia yang sedang dicapai) dan di belakang mereka (angan-angan dan cita-cita yang tidak dapat dicapai) dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jinn dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. [Fushilat: 25]

3)      Bahaya panjang angan-angan.

Diantaranya:

1.       Melupakan akhirat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر: 1 - 8]

Bermegah-megahan (menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1 - 2]

{يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [الحديد: 14]

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah (kematian dan hari kiamat); Dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. [Al-Hadiid: 14]

Ø  Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ: اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ "

"Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat". [Az-Zuhd karya Al-Mu’aafaa]

2.       Tidak merasa puas dengan kenikmatan dunia yang dimiliki.

Dari Anas dan Ibnu Abbas radiyallahu 'anhum; Rasulullah bersabda:

«مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا» [صحيح الجامع الصغير]

"Dua gorongan yang rakus tidak pernah puas: Penuntut ilmu (tidak puas dengan ilmu), dan pencari dunia (tidak puas dengan dunia)". [Sahih Al-Jami' Ashagiir]

Ø  Dari Ibnu Zubair radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا، وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ» [صحيح البخاري]

'Sekiranya anak Adam diberi satu bukit yang dipenuhi dengan emas, niscaya ia akan menginginkan bukit yang kedua, dan apabila diberi yang kedua, niscaya ia menginginkan bukit yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima tobat siapa saja yang bertobat.' [Shahih Bukhari]

Ø  Hakim bin Hizam radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda:

«إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ» [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya harta ini ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang (selalu merasa puas) maka ia akan diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus (tidak pernah merasa cukup) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang makan dan tidak pernah kenyang."[Sahih Bukhari]

3.       Berlomba-lomba dalam meraih dunia.

Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Jauhilah buruk sangka, karena buruk sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan jangan bersaing (yang tidak sehat), dan jangan saling iri, dan jangan saling bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara." [Sahih Bukhari dan Muslim]

4.       Melemahkan kekuatan umat Islam.

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا»، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»

"Sudah dekat masanya umat-umat (kafir) saling mengajak untuk membinasakan kalian sebagaimana orang yang mau makan saling mengajak menuju hidangannya". Seorang bertanya: Apakah karena kami sedikit pada waktu itu? Rasulullah mejawab: "Bahkan kalian pada waktu itu banyak akan tetapi kalian lemah seperti buih di lautan, dan Allah mencabut dari hati musuh-musuh kalian rasa gentar kepadamu dan Allah menamkan pada hati kalian sifat "Al-Wahan"." Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, apa itu "al-wahn"? Rasulullah menjawab: "Cinta dunia dan takut mati". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ø  Dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah bersabda:

«إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

Jika kamu berdagang dengan cara Al-'Inah (jual beli riba), sibuk dengan ternak sapi, puas dengan pertanian, hingga kamu meninggalkan jihad, maka Allah akan mendatangkan kepadamu kehinaan, Allah tidak menghilangkannya sampai kalian kembali kepada agama kalian". [Sunan Abi Daud: Sahih]

4)      Penyebab panjangnya angan-angan.

Pertama: Kebodohan (tidak mengetahui tujuan utama penciptaannya, tidak mengetahui hakikat kenikmatan dunia)

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ"

"Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits hasan]

Ø  Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Saya bersama dengan Rasulullah , tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi dan bertanya:

أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ»

"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Kedua: Cinta dunia.

Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda:

" لاَ يَزَالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ: فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الأَمَلِ "

"Hati orang tua masih tetap berjiwa muda dalam dua perkara, yaitu: mencintai dunia dan panjang angan-angan." [Shahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu- berkata: Rasulullah tidur di atas tikar lalu beliau bangun, tikar itu membekas di lambung beliau, kami berkata: Andai kami membuatkan hamparan lunak untuk anda!

Beliau bersabda:

«مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»

"Apa urusanku dengan dunia, aku di dunia tidak lain seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon setelah itu pergi dan meninggalkannya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

5)      Beramal untuk akhirat.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ»

"Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Dan barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit urusannya, dan ia tidak akan mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang sudah ditakdirkan untuknya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud

6)      Jangan beramal karena dunia.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [هود: 15-16]

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". [Huud: 15-16]

7)      Jangan sampai angan-angan membuat kita lalai dari persiapan menjemput ajal.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3) وَمَا أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَعْلُومٌ (4) مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ} [الحجر: 2 - 5]

Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). Dan Kami tidak membinasakan suatu negeri, melainkan sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya. Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(nya). [Al-Hijr: 2-5]

{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]

Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]

Lihat: Jangan sampai menyesal

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Tsauban; Cinta dunia dan takut mati - Hadits Ibnu Umar; Hidup di dunia sebagai orang asing, cuma numpang lewat - Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta

2 komentar:

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...