Selasa, 07 Mei 2024

Penyakit futur dan obatnya

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]

"Setiap amalan punya waktu semangat, dan setiap waktu semangat ada waktu malas (lemah). Maka barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan sunnahku maka ia telah beruntung, dan barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan selain itu maka ia talah binasa". [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain;

" إِنَّ لِكُلِّ عَابِدٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً ، فَإِمَّا إِلَى سُنَّةٍ، وَإِمَّا إِلَى بِدْعَةٍ ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ، فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]

"Setiap amalan itu punya waktu semangat, dan semua waktu semangat punya waktu lemah (bosan). Maka barangsiapa yang memanfaatkan waktu bosannya pada sunnahku maka ia telah mendapat hidayah, dan barangsiapa yang memanfaatkan waktu bosannya pada selain itu maka ia telah binasa". [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain;

ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ رِجَالٌ يَجْتَهِدُونَ فِي الْعِبَادَةِ اجْتِهَادًا شَدِيدًا، فَقَالَ: «تِلْكَ ضَرَاوَةُ الْإِسْلَامِ وَشِرَّتُهُ، وَلِكُلِّ ضَرَاوَةٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى اقْتِصَادٍ وَسُنَّةٍ فَلِأُمٍّ مَا هُوَ، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى الْمَعَاصِي، فَذَلِكَ الْهَالِكُ» [مسند أحمد: حسن]

Pernah disebutkan kepada Rasulullah orang-orang yang sangat bersemangat sekali dalam beribadah maka beliaupun bersabda, "Itu adalah kebiasaan dan rasa semangat dalam Islam. Dan setiap kegemaran itu ada kesemangatannya, dan setiap rasa semangat itu ada masa futurnya. Maka barang siapa masa futurnya ia pergunakan untuk kesederhanaan dan melaksanakan sunnahku maka ia berada pada jalan yang benar, dan barang siapa yang mempergunakannya untuk kemaksiatan maka sungguh itu adalah sebuah kebinasaan baginya." [Musnad Ahmad: Sanadnya Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ فَارْجُوهُ، وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوهُ» [سنن الترمذي: حسن]

"Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu ada saat kesungguhannya dan setiap kesungguhan ada masa melemahnya, jika pelakunya senantiasa bersikap istiqomah dan mendekati, berharaplah dia bisa tetap (semangat), sebaliknya jika ia hanya ingin ditunjuk dengan jari (berbuat karena riya') maka janganlah orang itu kalian anggap (tidak termasuk orang yang baik)." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Salah seorang Anshar sahabat Rasulullah , ia berkata:

ذَكَرُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مَوْلَاةً لِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ: إِنَّهَا تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَكِنِّي أَنَا أَنَامُ وَأُصَلِّي، وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ، فَمَنْ اقْتَدَى بِي فَهُوَ مِنِّي، وَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي، إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدْ اهْتَدَى» [مسند أحمد: صحيح]

Mereka menyebut seorang budak milik wanita milik Bani 'Abdul Muththalib di dekat Rasulullah kemudian beliau bersabda, "ia salat malam dan puasa disiang harinya." Kemudian Rasulullah bersabda, "Tapi aku kadang tidur dan kadang salat (malam), kadang puasa dan kadang berbuka, maka barang siapa yang mengikutiku maka ia termasuk golonganku dan barang siapa yang membenci sunnahku berarti tidak termasuk golonganku, setiap amal itu ada saat-saat rajinnya dan ada saat jedanya, maka barang siapa yang jedanya menuju bid'ah maka ia sesat dan barang siapa jedanya menuju sunnah maka ia mendapat petunjuk." [Musnad Ahmad: Shahih]

Makna futur

الفترة : سُكُونٌ بعد حدة، وليْنٌ بعد شِدّة، وضَعْفٌ بعد قُوّة، وعند القومِ: "خمودُ نارِ البِداية المُحرقة بِبَرد الطبيعة المخدرة للقوة الطَلَبِيّة ". [التعاريف للجرجاني ص212 ، التوقيف على مهمات التعاريف للمناوي ص549]

Fatrah atau futur adalah diam setelah bergerak, lembek setelah keras, lemah setelah kuat. Dan menurut sebagian kaum: “Redupnya api yang membakar semangat saat di awal, disebabkan oleh perasaan dingin yang biasa melemahkan kekuatan ambisi”. [At-Ta’rifat karya Al-Jurjaniy dan At-Tauqif karya Al-Munawiy]

Futur adalah sifat manusiawi berbeda dengan malaikat

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ} [الأنبياء: 19، 20]

Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. [Al-Anbiyaa': 19 - 20]

Lihat: Iman kepada malaikat

Obat penyakit futur

Diantaranya:

1.      Menguatkan hubungan dengan Allah ta’aalaa.

Abdullah bin Busr radiyallahu 'anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ، قَالَ: «لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

Seseorang bertanya: Ya Rasulullah .. Sesungguhnya syari'at Islam terlalu banyak untukku, maka tunjukilah aku sesuatu yang bisa ku jadikan pegangan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Biarkan lidahmu senantiasa basah karena berzikir mengingat Allah". [Sunan Tirmizi: Sahih]

Ø  Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ، فَيَتْلُو، فَاتْلُوا الْقُرْآنَ يُجَدِّدُ الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]

"  Sesungguhnya keimanan itu menjadi using dalam hati kalian sebagaimana pakaian menjadi using, maka bacalah Al-Qur'an untuk memperbarui keimanan dalam hati kalian". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

2.      Konsisten dalam beramal (kegiatan positif) walau sedikit.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai sekalian manusia, lakukanlah ibadah sesuai kemampuan kalian, karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan sampai kalian bosan, dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Rib'I Handzalah bin Ar-Rabi' Al-Usayyidiy Al-Katib radhiyallahu 'anhu berkata:

لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ، فَقَالَ: كَيْفَ أَنْتَ؟ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ: قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ مَا تَقُولُ؟ قَالَ: قُلْتُ: نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ، يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللهِ ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، فَنَسِينَا كَثِيرًا، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَوَاللهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا، فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللهِ ، قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، يَا رَسُولَ اللهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : «وَمَا ذَاكَ؟» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ نَكُونُ عِنْدَكَ، تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، نَسِينَا كَثِيرًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي، وَفِي الذِّكْرِ، لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ، وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ، سَاعَةً وَسَاعَةً» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ [صحيح مسلم]

Handzalah menjawab: Ketika kami berada di sisi Rasulullah beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami keluar dari sisi Rasulullah kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak melupakan. Abu Bakr berkata: Demi Allah, sungguh kami juga merasakan hal seperti itu. Handzalah berkata: Lalu aku dan Abu Bakr pergi sampai kami menemui Rasulullah , aku berkata: Handzalah telah mejadi munafiq, wahai Rasulullah! Rasulllah berkata: Kenapa demikian? Handzalah menjawab: Ketika kami berada di sisimu engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami keluar dari sisimu, kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak melupakan. Maka Rasulullah bersabda: "Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, jika kalian senantiasa demikian sebagaimana ketika kalian di sisiku dan dalam dzikir, maka sungguh Malaikat akan senantiasa menemani kalian ketika kalian berada di ranjang kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi wahai Handzalah, sesaat (dalam beribadah) dan sesaat (dalam hal yang hukumnya boleh)." Beliau mengucapkannya tiga kali. [Shahih Muslim]

Lihat:Hadits Handzalah: “Sesaat dan sesaat” (moderasi beragama)

3.      Tidak meremehkan dosa kecil.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ} [الصف: 5]

Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaf: 5]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ " [مسند أحمد: صحيح]

"Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada seseorang sampai membinasakannya". [Musnad Ahmad: Hasan]

4.      Semangat untuk selalu bersama teman-teman yang semangat.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ} [القصص: 35]

Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu.” [Al-Qashash: 35]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ» [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]

"Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan di antara manusia itu juga ada yang menjadi kunci-kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang yang Allah jadikan sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan melalui tangannya, dan celakalah bagi orang yang Allah jadikan sebagai kunci-kunci pembuka keburukan melalui tangannya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

5.      Membaca sejarah ulama yang penuh dengan semangat beribadah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ} [هود: 120]

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. [Huud: 120]

Lihat: Faidah mempelajari sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

6.      Selalu berdo’a kepada Allah ta’aalaa.

Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: «يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ»، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: «نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»

Rasulullah banyak berdo'a dengan membaca "Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu" Sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami beriman kepadamu dan apa yang engkau emban, apakah engkau mengkhawatirkan kami? Rasulullah menjawab: "Iya, sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah azza wajalla, Ia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata;

كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ: يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لِأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ؟ قَالَ: «يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ، وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ»

Do'a Rasulullah yang paling sering adalah:" Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu". Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa: "YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA" Beliau berkata: "Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya." [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Ø  Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah berkata:

" أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ " [سنن أبي داود: صحيح]

"Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap akhir shalat untuk mengucapkan: Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik". [Sunan Abu Dawud: Sahih]

Ø  Zaid bin Arqam radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah sering membaca do'a ini ...

" اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ "

"Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan." [Sahih Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Apa setelah Ramadhan? - Syarah Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah - 15 pembatal pahala amalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...