بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ
كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ
ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Setiap amalan punya waktu semangat, dan setiap waktu semangat ada waktu
malas (lemah). Maka barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan sunnahku
maka ia telah beruntung, dan barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan
selain itu maka ia talah binasa". [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dalam riwayat
lain;
" إِنَّ لِكُلِّ عَابِدٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً ،
فَإِمَّا إِلَى سُنَّةٍ، وَإِمَّا إِلَى بِدْعَةٍ ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ
إِلَى سُنَّةٍ، فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ
فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Setiap amalan itu punya waktu semangat,
dan semua waktu semangat punya waktu lemah (bosan). Maka barangsiapa yang
memanfaatkan waktu bosannya pada sunnahku maka ia telah mendapat hidayah, dan
barangsiapa yang memanfaatkan waktu bosannya pada selain itu maka ia telah
binasa". [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dalam riwayat
lain;
ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ رِجَالٌ
يَجْتَهِدُونَ فِي الْعِبَادَةِ اجْتِهَادًا شَدِيدًا، فَقَالَ: «تِلْكَ ضَرَاوَةُ
الْإِسْلَامِ وَشِرَّتُهُ، وَلِكُلِّ ضَرَاوَةٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ
فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى اقْتِصَادٍ وَسُنَّةٍ فَلِأُمٍّ مَا
هُوَ، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى الْمَعَاصِي، فَذَلِكَ الْهَالِكُ» [مسند أحمد: حسن]
Pernah disebutkan kepada Rasulullah ﷺ orang-orang yang sangat bersemangat sekali
dalam beribadah maka beliaupun bersabda, "Itu adalah kebiasaan dan rasa
semangat dalam Islam. Dan setiap kegemaran itu ada kesemangatannya, dan setiap
rasa semangat itu ada masa futurnya. Maka barang siapa masa futurnya ia
pergunakan untuk kesederhanaan dan melaksanakan sunnahku maka ia berada pada jalan
yang benar, dan barang siapa yang mempergunakannya untuk kemaksiatan maka
sungguh itu adalah sebuah kebinasaan baginya." [Musnad Ahmad: Sanadnya Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ
شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ
فَارْجُوهُ، وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوهُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu
ada saat kesungguhannya dan setiap kesungguhan ada masa melemahnya, jika
pelakunya senantiasa bersikap istiqomah dan mendekati, berharaplah dia bisa
tetap (semangat), sebaliknya jika ia hanya ingin ditunjuk dengan jari (berbuat
karena riya') maka janganlah orang itu kalian anggap (tidak termasuk orang yang
baik)." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Salah seorang Anshar sahabat Rasulullah ﷺ, ia berkata:
ذَكَرُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ
مَوْلَاةً لِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ: إِنَّهَا تَقُومُ اللَّيْلَ
وَتَصُومُ النَّهَارَ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَكِنِّي أَنَا أَنَامُ
وَأُصَلِّي، وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ، فَمَنْ اقْتَدَى بِي فَهُوَ مِنِّي، وَمَنْ
رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي، إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ
فَتْرَةً، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ، وَمَنْ كَانَتْ
فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدْ اهْتَدَى» [مسند
أحمد: صحيح]
Mereka menyebut seorang budak milik wanita
milik Bani 'Abdul Muththalib di dekat Rasulullah ﷺ
kemudian beliau bersabda, "ia salat malam dan puasa disiang harinya."
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "Tapi
aku kadang tidur dan kadang salat (malam), kadang puasa dan kadang berbuka,
maka barang siapa yang mengikutiku maka ia termasuk golonganku dan barang siapa
yang membenci sunnahku berarti tidak termasuk golonganku, setiap amal itu ada
saat-saat rajinnya dan ada saat jedanya, maka barang siapa yang jedanya menuju
bid'ah maka ia sesat dan barang siapa jedanya menuju sunnah maka ia mendapat
petunjuk." [Musnad Ahmad: Shahih]
Makna futur
الفترة : سُكُونٌ بعد حدة، وليْنٌ بعد
شِدّة، وضَعْفٌ بعد قُوّة، وعند القومِ: "خمودُ نارِ البِداية المُحرقة بِبَرد
الطبيعة المخدرة للقوة الطَلَبِيّة ". [التعاريف
للجرجاني ص212 ، التوقيف على مهمات التعاريف للمناوي ص549]
Fatrah atau futur adalah diam setelah
bergerak, lembek setelah keras, lemah setelah kuat. Dan menurut sebagian kaum: “Redupnya
api yang membakar semangat saat di awal, disebabkan oleh perasaan dingin yang
biasa melemahkan kekuatan ambisi”. [At-Ta’rifat karya Al-Jurjaniy dan At-Tauqif
karya Al-Munawiy]
Futur adalah sifat manusiawi berbeda dengan
malaikat
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ عِنْدَهُ لَا
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19) يُسَبِّحُونَ
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ} [الأنبياء:
19، 20]
Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya,
mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa
letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
[Al-Anbiyaa': 19 - 20]
Lihat: Iman kepada malaikat
Obat penyakit futur
Diantaranya:
1. Menguatkan
hubungan dengan Allah ta’aalaa.
Abdullah bin Busr radiyallahu
'anhu berkata:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ، فَأَخْبِرْنِي
بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ، قَالَ: «لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ
اللَّهِ» [سنن
الترمذي: صححه الألباني]
Seseorang bertanya: Ya Rasulullah ..
Sesungguhnya syari'at Islam terlalu banyak untukku, maka tunjukilah aku sesuatu
yang bisa ku jadikan pegangan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: "Biarkan
lidahmu senantiasa basah karena berzikir mengingat Allah". [Sunan Tirmizi:
Sahih]
Ø Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ
الثَّوْبُ، فَيَتْلُو، فَاتْلُوا الْقُرْآنَ يُجَدِّدُ الْإِيمَانَ فِي
قُلُوبِكُمْ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]
"
Sesungguhnya keimanan itu menjadi using dalam hati kalian
sebagaimana pakaian menjadi using, maka bacalah Al-Qur'an untuk memperbarui
keimanan dalam hati kalian". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy:
Shahih]
2. Konsisten
dalam beramal (kegiatan positif) walau sedikit.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ،
فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى
اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai sekalian manusia,
lakukanlah ibadah sesuai kemampuan kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
merasa bosan sampai kalian bosan, dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai
oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Dari Abu Rib'I Handzalah bin Ar-Rabi' Al-Usayyidiy Al-Katib
radhiyallahu 'anhu berkata:
لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ، فَقَالَ: كَيْفَ أَنْتَ؟ يَا حَنْظَلَةُ
قَالَ: قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ مَا تَقُولُ؟ قَالَ:
قُلْتُ: نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ
عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، فَنَسِينَا
كَثِيرًا، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَوَاللهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا،
فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، يَا رَسُولَ اللهِ فَقَالَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ: «وَمَا ذَاكَ؟» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ نَكُونُ عِنْدَكَ،
تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا
خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ،
نَسِينَا كَثِيرًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا
تَكُونُونَ عِنْدِي، وَفِي الذِّكْرِ، لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى
فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ، وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ، سَاعَةً وَسَاعَةً»
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ [صحيح مسلم]
Handzalah menjawab: Ketika kami berada di
sisi Rasulullah ﷺ beliau mengingatkan
kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata
secara langsung, lalu ketika kami keluar dari sisi Rasulullah ﷺ kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan
kami banyak melupakan. Abu Bakr berkata:
Demi Allah, sungguh kami juga merasakan hal seperti itu. Handzalah berkata:
Lalu aku dan Abu Bakr pergi sampai kami menemui Rasulullah , ﷺ aku berkata:
Handzalah telah mejadi munafiq, wahai Rasulullah! Rasulllah berkata:
Kenapa demikian? Handzalah menjawab: Ketika kami berada di
sisimu engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah
kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami keluar dari
sisimu, kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak
melupakan. Maka Rasulullah ﷺ
bersabda: "Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, jika kalian senantiasa demikian
sebagaimana ketika kalian di sisiku dan dalam dzikir, maka sungguh Malaikat
akan senantiasa menemani kalian ketika kalian berada di ranjang kalian dan di
jalan-jalan kalian. Akan tetapi wahai Handzalah, sesaat (dalam beribadah) dan
sesaat (dalam hal yang hukumnya boleh)." Beliau mengucapkannya tiga kali.
[Shahih Muslim]
Lihat:Hadits Handzalah: “Sesaat dan sesaat” (moderasi beragama)
3. Tidak
meremehkan dosa kecil.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ} [الصف: 5]
Maka tatkala mereka berpaling (dari
kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaf: 5]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ
يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Hati-hatilah kalian dari
dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi
besar) pada seseorang sampai membinasakannya". [Musnad Ahmad: Hasan]
4. Semangat
untuk selalu bersama teman-teman yang semangat.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قَالَ سَنَشُدُّ
عَضُدَكَ بِأَخِيكَ} [القصص: 35]
Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan
engkau (membantumu) dengan saudaramu.” [Al-Qashash: 35]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنَ النَّاسِ
مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ
لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ
الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ
عَلَى يَدَيْهِ» [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
"Sesungguhnya di antara manusia ada
yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan di antara
manusia itu juga ada yang menjadi kunci-kunci pembuka keburukan dan penutup
kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang yang Allah jadikan sebagai kunci-kunci
pembuka kebaikan melalui tangannya, dan celakalah bagi orang yang Allah jadikan
sebagai kunci-kunci pembuka keburukan melalui tangannya." [Sunan Ibnu
Majah: Shahih]
5. Membaca
sejarah ulama yang penuh dengan semangat beribadah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ
بِهِ فُؤَادَكَ} [هود: 120]
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami
ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.
[Huud: 120]
Lihat: Faidah mempelajari sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
6. Selalu
berdo’a kepada Allah ta’aalaa.
Anas radhiyallahu 'anhu
berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: «يَا مُقَلِّبَ
القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ»، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: «نَعَمْ،
إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ
يَشَاءُ»
Rasulullah ﷺ banyak berdo'a dengan membaca "Wahai Yang
membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu"
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami beriman kepadamu dan apa yang engkau
emban, apakah engkau mengkhawatirkan kami? Rasulullah menjawab:
"Iya, sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari
Allah azza wajalla, Ia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya".
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata;
كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ: يَا
مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا لِأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ
قَلْبِي عَلَى دِينِكَ؟ قَالَ: «يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ
إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، فَمَنْ شَاءَ
أَقَامَ، وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ»
Do'a Rasulullah ﷺ yang paling sering
adalah:" Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hatiku di atas agamaMu".
Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa: "YAA
MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA"
Beliau berkata: "Wahai Ummu
Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada
diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang Allah kehendaki
maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan
membelokkannya." [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Ø Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ berkata:
" أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ
تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
" [سنن أبي داود: صحيح]
"Aku wasiatkan kepadamu wahai
Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap akhir shalat untuk mengucapkan: Ya
Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah
kepada-Mu dengan baik". [Sunan Abu Dawud: Sahih]
Ø Zaid bin Arqam radhiallahu 'anhu berkata:
Rasulullah ﷺ sering
membaca do'a ini ...
" اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ "
"Ya Allah .. sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan." [Sahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Apa setelah Ramadhan? - Syarah Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah - 15 pembatal pahala amalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...