Kamis, 18 April 2024

Apa setelah Ramadhan?

بسم الله الرحمن الرحيم

Beberapa hal yang mesti dilakukan setelah Ramadhan, diantaranya:

1.     Berdo’a agar Allah ta’aalaa menerima semua amalan kita selama Ramadhan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 127]

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-Baqarah:127]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha istri Rasulullah ﷺ berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut", apakah mereka yang dimaksud adalah peminum khamar dan pencuri?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ {أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ}» [سنن الترمذي: صحيح]

"Bukan wahai putri As-Siddiq, akan tetapi mereka adalah orang yang puasa, shalat, dan sedekah, dan mereka takut ibadah mereka tidak diterima, {mereka itu adalah orang-orang bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan}". [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Ø  Abdul ‘Aziz bin Abi Rawwad Al-Makkiy (w.159H) rahimahullah berkata:

«أدْرَكْتُهُمْ يَجْتَهِدُوْنَ فِيْ العَمَلِ الصَالِحِ، فإذا فَعَلُوْهُ وَقَعَ عَلَيْهِم الهَمُّ، أيُقْبَلُ مِنْهُمْ أمْ لا؟» [تفسير ابن رجب الحنبلي]

“Aku mendapati mereka (para salaf) bersungguh-sungguh dalam beramal shalih, dan apabila mereka telah melakukannya, mereka cemas, apakah amalan mereka diterima atau tidak?” [Tafsir Ibnu Rajab Al-Hambaliy]

Ø  Mu’alla bin Al-Fadhl Al-Bashriy rahimahullah berkata:

«كانوا يَدعُون الله تعالى سِتة أشهُرٍ أنْ يُبَلّغهم رمضانَ، ويَدعُونه سِتة أشهُرٍ أنْ يَتَقَبّلَ مِنهُم» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Mereka (para salaf) berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar mereka disampaikan pada bulan Ramadhan, dan mereka berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar Allah menerima amal ibadah dari mereka”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Perkara yang menyebabkan amalan ditolak, diantaranya:

a.       Tidak ikhlash.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda: Allah tabaraka wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:

" أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]

"Aku adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan amalah yang menyekutukan Aku di dalamnya dengan selain-Ku maka Aku abaikan ia dengan sekutunya". [Sahih Muslim]

b.      Tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa mengamalkan suaru perkara yang tidak kami perintahkan (tidak sesuai tuntunan), maka ia tertolak." [Sahih Muslim]

c.       Memutuskan silaturahim.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ " [مسند أحمد: حسن]

"Sesungguhnya amalan anak cucu Adam diperlihatkan setiapa hari Kamis di malam Jum'at, maka tidak diterima amalan orang yang memutuskan silaturahmi". [Musnad Ahmad: Hasan]

Lihat: Amalan ditolak karena memus silaturahim

2.     Muhasabah pencapaian selama Ramadhan.

Bagaimana ia menghabiskan Ramadhan tahun ini, dan bagaimana dengan tahun lalu. Apakah Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya? Apakah ia menghabiskan Ramadhan dengan berbagai ibadah atau ia telah menyia-nyakannya?

Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ meriwayatkan dari Allah (dalam sebuah hadits qudsi):

«يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]

"Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya, barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali dirimu sendiri". [Shahih Muslim]

Ø  Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:

"حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا " [سنن الترمذي: معلق]

"Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Mahaagung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." [Sunan Tirmidziy: Mu'allaq]

3.     Jangan seperti orang yang mengurai benang setelah dipintal.

Allah ta'aalaa berfirman:

{وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا} [النحل: 92]

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. [An-Nahl: 92]

{وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا} [الفرقان: 23]

Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.  [Al-Furqan: 23]

Beberapa perkara yang bisa menghilangkan pahala ibadah, diantaranya:

a)      Melakukan kesyirikan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi". [Az-Zumar:65]

{وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الأنعام: 88]

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am: 88]

b)      Riya.

Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً»

"Sesungguhnya di antara yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil". Sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil? Rasulullah menjawab: Ia adalah Riya, Allah berkata kepada mereka pada hari kiamat di saat manusia mendapat balasan dari amalannya: "Pergilah kalian pada orang-orang yang kau lakukan ibadah deminya di dunia, lihatlah apakah mereka bisa memberimu imbalan?!". [Musnad Ahmad: Hasan]

c)       Menyebut-nyebut pemberian.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 264]

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. [Al-Baqarah: 264]

d)      Mendzalimi orang lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ» [صحيح البخاري]

"Siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizholiminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [Shahih Bukhari]

e)      Memvonis seseoang tidak mendapatkan ampunan Allah ta’aalaa.

Jundub bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ  bersabda:

"  قَالَ رَجُلٌ: وَاللهِ لاَ يَغْفِرُ اللهُ لِفُلاَنٍ، فَقَالَ اللهُ تعالى: مَنْ ذَا الَّذِيْ يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لاَ أَغْفِرَ لِفُلاَنٍ؟ إِنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ "

"Ada seorang laki-laki berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan, maka Allah ta'aalaa berfirman: "siapa yang bersumpah mendahului-Ku, bahwa aku tidak mengampuni sifulan? Sungguh Aku telah mengampuni-Nya dan Aku telah menghapuskan amalmu." [Shahih Muslim]

Lihat: Kitab Iman bab 37; Kekhawatiran seorang mukmin bila amalnya terhapus tanpa sadar

4.     Konsisten dengan amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan walau sedikit.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر: 99]

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). [Al-Hijr:99]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah berkata kepadanya:

«يَا عَبْدَ اللَّهِ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ، فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ» [صحيح البخاري]

“Wahai Abdullah, jangan engkau seperti si fulan yang dulunya sering salat malam kemudian ia tinggalkan”. [Shahih Bukhari]

Ø  Dari Aisyah radiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten sekalipun sedikit". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]

"Setiap amalan punya waktu semangat, dan setiap waktu semangat ada waktu malas (lemah). Maka barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan sunnahku maka ia telah beruntung, dan barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan selain itu maka ia talah binasa". [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Kitab Iman bab 33; Pelaksanaan agama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten

5.     Berusaha menjadi lebih baik dari sebelum Ramadhan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} [الفرقان: 70]

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Furqan:70]

Ø  Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah berkata:

" إِنَّمَا هَذَا فِي الدُّنْيَا الرَّجُلُ يَكُونُ عَلَى الْهَيْئَةِ الْقَبِيحَةِ ثُمَّ يُبَدِّلُهُ اللَّهُ بِهَا خَيْرًا " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Ini terjadi di dunia, seorang yang dahulu keadaannya buruk (pelaku maksiat) kemudian Allah gantikan dengan taubatnya keadaan yang lebih baik”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Ø  Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:

"ما نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ نَدَمِيْ عَلى يَوْمٍ غَرَبَتْ شَمْسُهُ، نَقَصَ فيه أجَلِيْ وَلَمْ يَزِدْ فيه عَمَلِيْ " [موسوعة الدفاع عن رسول الله جمعه علي بن نايف الشحود]

“Aku tidak menyesali sesuatu seperti penyesalanku terhadap satu hari yang telah terbenam matahrinya, umurku telah berkurang tapi amalanku tidak bertambah”. [Mausu’ah Ad-Difa’ ‘an Rasulillah ﷺ disusun oleh ‘Ali bin Naif Asy-Syuhud]

Lihat: Jadilah yang terbaik, jangan asal berbuat baik

6.     Segera mengganti puasa Ramadhan yang tertinggal.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ} [البقرة: 185]

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. [Al-Baqarah:185]

Lihat: Keringanan syari'at Islam dalam puasa

7.     Puasa sunnah 6 hari di bulan Syawwal.

Dari Abu Ayyub Al-Anshariy radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian ia ikutkan dengan berpuasa 6 hari di bulan syawal maka ia seperti berpuasa setahun”. [Shahih Muslim]

Lihat: Manfaat puasa syawal

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Sesungguhnya kemenangan itu - Berlomba dalam urusan akhirat - Jadwal dan Judul ceramah Ramadhan 1445 H. di Makassar 2024 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...