Selasa, 24 Juni 2025

Kitab I’tisham, bab (18) Firman Allah ta'aalaa {Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah}

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

 بَاب: قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَكَانَ الإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلا﴾ [الكهف: ٥٤]

Bab: Firman Allah ta'aalaa {Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah} [Al-Kahfi; 54]

وَقَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ﴾ [العنكبوت: ٤٦]

Dan firman Allah ta’aalaa: {Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik} [Al-‘Ankabuut:46]

Dalam bab ini imam Bukhari rahimahullah menjelaskan tentang adab berdebat, dengan tidak menentang Al-Qur'an dan Sunnah dan berbicara sesuai dengan landasan syari'at.

Liha: Adab berdebat dan berselisih pendapat

A.    Hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩١٥ - حدثنا أبو اليمان [الحكم بن نافع]: أخبرنا شعيب [بن أبي حمزة دينار]، عن الزُهري [محمد بن مسلم بن عبيد الله بن عبد الله بن شهاب] (ح). حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ: أَخْبَرَنَا عتَّاب بن بشير، عن إسحق [بن راشد]، عَنْ الزُهري: أَخْبَرَنِي عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ: أَنَّ حُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ رضي الله عنهما أَخْبَرَهُ: أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ عليها السلام بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ لَهُمْ: (أَلَا تصلُّون). فَقَالَ عَلِيٌّ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّمَا أَنْفُسُنَا بِيَدِ اللَّهِ، فَإِذَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَنَا بَعَثَنَا. فَانْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حِينَ قَالَ لَهُ ذَلِكَ، وَلَمْ يَرْجِعْ إِلَيْهِ شَيْئًا، ثُمَّ سَمِعَهُ وَهُوَ مُدْبِرٌ، يَضْرِبُ فَخِذَهُ، وَهُوَ يَقُولُ: ﴿وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شئ جدلًا﴾.

Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman [Al-Hakam bin Nafi’], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib [bin Abi Hamzah: Dinar], dari Az-Zuhriy. (Dalam jalur imam Bukhari berkata) Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami 'Attab bin Basyir, dari Ishaq [bin Rasyid], dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Ali bin Husain, bahwa Husain bin Ali radhiallahu'anhuma mengabarkan kepadanya, bahwa Ali bin Abu Thalib berkata, "Rasulullah membangunkannya di malam hari, dan juga beliau bangunkan Fatimah binti Rasulullah , beliau berkata kepada mereka, "Tidak sebaiknyakah kalian mendirikan salat? Kata Ali, kujawab "Wahai Rasulullah, jiwa kita ada di tangan Arrahman, kalaulah Dia berkenan membangunkan kita niscaya Dia membangunkan." Lantas Rasulullah pergi ketika Ali menjawab sedemikian ini, dan sama sekali tidak membantah sedikitpun, kemudian Ali mendengar Nabi membaca sebuah ayat ketika kembali sambil menepuk pahanya, ayat yang beliau baca: '(Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah} [Al-Kahfi; 54].  

قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ [البخاري]: يُقَالُ: مَا أَتَاكَ لَيْلًا فَهُوَ طَارِقٌ، وَيُقَالُ: الطَّارِقُ النَّجْمُ، وَالثَّاقِبُ المضيء، يقال: أثقب نارك للموقد.

Abu Abdullah [Al-Bukhari] berkata: Apa saja yang datang kepadamu malam hari, diistilahkan dengan “Ath-Tthariq”. Istilah “Ath-Thariq” juga diperuntukan untuk bintang, sedang “Ats-Tsaqib” maknanya yang bercahaya atau menyala, seperti perkataan: “Atsqib naaroka (nyalakan apimu)."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib

2.      Orang tua membangunkan anaknya shalat malam sekalipun sudah menikah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا} [طه : 132]

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. [Thaha: 132]

3.      Segala urusan di tangan Allah subhanahu wata’aalaa.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ} [آل عمران : 154]

Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". [Ali Imran: 154]

4.      Penetapan sifat tangan bagi Allah tanpa menyerupakan dengan tangan makhlukNya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

﴿قُلۡ إِنَّ ٱلۡفَضۡلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ﴾ [آل عمران: 73]

Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". [Ali ‘Imran: 73]

Lihat: Kaedah nama dan sifat Allah

5.      Hadits ini dijadikan dalil bagi orang yang menjadikan takdir sebagai alasan berbuat maksiat.

Bantahannya:

a.       Shalat malam bukan wajib, meninggalkannya bukanlah maksiat.

b.       Kemungkinan besar Ali punya alasan lain, tapi malu karena posisinya sebagai suami dari putri Nabi .

c.       Bisa jadi setelah Nabi pergi, Ali segera mendirikan shalat malam.

Lihat: Kehendak Allah kauniyah dan syar’iyah

6.      Hadits ini menunjukkan bahwa bangunnya seseorang dari tidur adalah takdir yang ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta'aalaa.

Oleh sebab itu Rasulullah tidak membantah perkataan Ali radhiyallahu 'anhu sebagai pembenaran. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} [الزمر : 42]

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. [Az-Zumar: 42]

Ø  Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Ketika Nabi ketiduran dari shalat subuh bersama sahabatnya, beliau bersabda:

"إِنَّ اللَّهَ قَبَضَ أَرْوَاحَكُمْ حَيْثُ شَاءَ وَرَدَّهَا حَيْثُ شَاءَ قُمْ فَأَذِّنْ بِالصَّلَاةِ"

“Sesungguhnya Allah menggenggam ruh-ruh kita sesuai kehendak-Nya, dan mengembalikannya sesuai kehendak-Nya, bangunlah dan kumandangkan azan untuk shalat”

Maka mereka semua bangun dan bersuci, sampai ketika matahari terbit, Nabi bangkit dan shalat bersama sahabatnya sebagai imam. [Sunan Abu Daud: Sahih]

7.      Larangan suka berdebat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{خَلَقَ الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ} [النحل : 4]

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. [An-Nahl: 4]

Ø  Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda:

"أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا"

"Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar." [Sunan Abi Daud: Hasan]

8.      Berusaha menerima nasehat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ} [الزمر : 18]

Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. [Az-Zumar: 18]

9.      Sikap tawadhu' Ali, karena menceritakan  hadits ini sekalipun nampaknya mengandung celaan padanya.

Lihat: Hadits Ali mencitai dan dicintai Allah dan Rasul-Nya

B.     Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩١٦ - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ [بن سعيد]: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ سَعِيدٍ [بن أبي سعيد كيسان]، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: بَيْنَا نَحْنُ فِي الْمَسْجِدِ، خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: "انْطَلِقُوا إِلَى يَهُودَ!". فَخَرَجْنَا مَعَهُ حَتَّى جِئْنَا بَيْتَ الْمِدْرَاسِ، فَقَامَ النَّبِيُّ ﷺ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ: "يَا معشر يهود، أسلموا تسلموا!". فقالوا: بلَّغت يَا أَبَا الْقَاسِمِ، قَالَ: فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "ذَلِكَ أُرِيدُ، أَسْلِمُوا تَسْلَمُوا!". فَقَالُوا: قَدْ بلَّغت يَا أَبَا الْقَاسِمِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "ذَلِكَ أُرِيدُ". ثُمَّ قَالَهَا الثَّالِثَةَ، فَقَالَ: "اعْلَمُوا أَنَّمَا الْأَرْضُ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ، وَأَنِّي أُرِيدُ أَنْ أُجْلِيَكُمْ مِنْ هَذِهِ الْأَرْضِ، فَمَنْ وَجَدَ مِنْكُمْ بِمَالِهِ شَيْئًا فَلْيَبِعْهُ، وَإِلَّا فاعلموا أنما الأرض لله ورسوله".

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Al laits dari Sa'id dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata, ketika kami di sebuah masjid, Rasulullah datang dan bersabda, 'Berangkatlah kalian menuju kaum Yahudi." Maka kami berangkat bersama beliau hingga kami tiba di Baitul midras. Nabi berdiri dan menyeru mereka seraya berkata, "Wahai segenap Yahudi, masuk Islamlah kalian niscaya kalian selamat." Mereka menjawab, 'Telah engkau sampaikan wahai Abul qasim.' Rasulullah kembali menyeru mereka seraya berkata, 'Yang kuimpikan, masuk Islamlah kalian, niscaya kalian selamat.' Namun mereka menjawab sama, 'Telah engkau sampaikan wahai Abul qasim.' Rasulullah kembali menyeru mereka: 'Yang saya inginkan ialah….dan seterusnya. (beliau ulang tiga kali), hingga kali keempat beliau sabdakan: 'Ketahuilah, bahwasanya bumi adalah milik Allah dan rasul-Nya, dan sungguh saya akan mengusir kalian dari bumi ini, maka barang siapa diantara kalian bisa menemukan sesuatu dari hartanya, juallah, kalaulah tidak, ketahuilah bahwa bumi adalah milik Allah dan rasul-Nya."

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2)      Islam adalah agama keselamatan.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 112]

Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. [Al-Baqarah: 112]

Ø  Dari ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda kepadanya:

"يَا عَدِيُّ بْنَ حَاتِمٍ أَسْلِمْ تَسْلَمْ"

"Wahai Adiy, masuklah Islam, maka kamu akan selamat." [Musnad Ahmad: Hasan]

Lihat: Keistimewaan agama Islam

3)      Abu Al-Qasim adalah kuniah Nabi .

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«دَعَا رَجُلٌ بِالْبَقِيعِ: يَا أَبَا الْقَاسِمِ، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: لَمْ أَعْنِكَ، قَالَ: سَمُّوا بِاسْمِي، وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي» [صحيح البخاري]

“Seorang memanggil di Baqi’: Wahai Abu Al-Qasim! Maka Nabi benoleh kepadanya, lalu orang itu berkata: Bukan engkau yang saya maksud! Maka beliau bersabda: Bernamalah dengan namaku, dan jangan berkuniah dengan kuniahku”. [Shahih Bukhari]

Lihat: Keutamaan nama "Muhammad" dan "Ahmad"

4)      Yahudi kaum yang suka berdebat, tidak mau menerima kebenaran.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

﴿ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقٗا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ﴾ [البقرة: 146]

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. [Al-Baqarah: 146]

5)      Bumi adalah milik Allah dan orang beriman.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ} [الأعراف : 128]

Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". [Al-A'raf: 128]

6)      Penguasa muslim berhak mengeluarkan orang kafir dari negri Islam.

7)      Tidak boleh mendzalimi orang kafir dengan mengambil hartanya dengan paksa.

Dari beberapa sahabat Nabi ; Rasulullah berkata:

"أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ" [سنن أبي داود: صحيح]

"Ketahuilah bahwa orang yang menzalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada hari kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Tafsir surah “Al-Kafirun”

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (17) Firman Allah ta’aalaa {Kamu tidak memiliki wewenang apa-apa terhadap urusan mereka}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...