بسم الله الرحمن الرحيم
Hari ‘Arafah adalah hari kesembilan dari bulan
Dzulhijjah. Ada beberapa pendapat mengenai sebab penamaan padang ‘Arafah:
a) Karena Nabi Adam ‘alaihissalam dan istrinya Hawa bertemu di padang tersebut setelah diturunkan secara terpisah dari Surga dan keduanya saling mengelal (ta’arafa) di sana. [Kasyful Musykil karya Ibnu Al-Jauziy 2/156]
b) Karena ketika Jibril ‘alaihissalam mengajarkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di padang tersebut, Jibril bertanya: Apakah engkau sudah mengerti? Nabi Ibrahim menjawab: Saya sudah mengerti (‘araftu). [Syarah Shahih Bukhari karya Ibnu Bathal 4/353]
c) Karena di sana Nabi Ibrahim mengatahui (‘arafa) hakikat mimpinya menyembelih Isma’il. [Al-Kawakib Ad-Darariy karya Al-Kirmaniy 8/161]
d) Karena Karena jama’ah haji saling berkenalan (ta’arafa) di padang tersebut. Atau Karena di sana banyak gunung dan dalam bahasa Arab gunung juga dinamai A’raaf, dan semua yang tinggi dinamai ‘Arf. Atau karena pada hari
itu manusia mengakui (I’tarafah) dosa-dosa mereka dan mengharapkan
ampunan dari Allah subhanahu wata’alaa.
e) Kata ‘Arafah
dari kata ‘Urf yang berarti bau wangi, karena senantiasa berbau wangi sekalipun
dipenuhi banyak manusia dan dialiri dengan darah sembelihan. Atau karena daerah
tersebut adalah daerah yang disucikan.
Ada beberapa kemuliaan yang diberikan oleh Allah ta’aalaa
pada hari ‘Arafah, diantaranya:
1.
Berada pada bulan Dzulhijjah yang merupakan salah satu
dari empat bulan haram (yang wajib diagungkan).
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ عِدَّةَ
الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ} [التوبة: 36]
"Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi diri kamu dalam
bulan yang empat itu". [At-Taubah:36]
Ø Dari Abu
Bakrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ berkhutbah pada haji Wada':
" إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ
كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو
القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ
جُمَادَى وَشَعْبَانَ "
"Sesungguhnya
waktu berputar seperti keadaannya sewaktu Allah menciptkan langit dan bumi.
Setahun itu dua belas bulan, diantaranya empat bulan haram. Tiga bulan
berurutan; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab (bulan yang diagungkan
oleh kabilah) Mudhar, berada di antara bulan Jumadil akhir dan Sya'ban".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu
Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda pada haji Wada':
«أَلَا إِنَّ أَحْرَمَ الْأَيَّامِ يَوْمُكُمْ
هَذَا، ألا وَإِنَّ أَحْرَمَ الشُّهُورِ شَهْرُكُمْ هَذَا» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
“Ketahuilah
bahwa hari yang paling haram adalah hari kalian ini, dan ketahuilah bahwa bulan
yang paling haram adalah bulan kalian ini (Dzulhijjah).” [Sunan Ibnu Majah:
Sahih]
Lihat: Hadits Abu Bakrah; 4 bulan haram (suci)
2.
Allah ta’aalaa bersumpah demi hari ‘Arafah.
Apabila Allah bersumpah dengan sesuatu, itu
menunjukkan adanya keutamaan dan kelebihan di sisi Allah. Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَالْفَجْرِ (1)
وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ} [الفجر: 1-3]
"Demi
fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil". [Al-Fajr: 1-3]
Yang dimaksud dengan "malam yang sepuluh"
adalah sepulu hari awal Dzulhijjah sebagaimana yang dirajihkan oleh Ibnu Katsir
rahimahullah dan yang lainnya.
Dan sebagian ulama menafsirkan "yang genap"
adalah hari idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah, dan "yang ganjil"
hari Arafah tanggal 9 Dzuhlijjah.
[Tafsir Ibnu Katsir 8/391]
3.
Allah ta’aalaa mengambil kesaksian anak cucu Adam
di padang Arafah.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
أَخَذَ اللهُ الْمِيثَاقَ مِنْ ظَهْرِ آدَمَ بِنَعْمَانَ - يَعْنِي عَرَفَةَ -
فَأَخْرَجَ مِنْ صُلْبِهِ كُلَّ ذُرِّيَّةٍ ذَرَأَهَا، فَنَثَرَهُمْ بَيْنَ
يَدَيْهِ كَالذَّرِّ، ثُمَّ كَلَّمَهُمْ قِبَلًا " قَالَ: {أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا
كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ
قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ
الْمُبْطِلُونَ} [الأعراف: 172-173] [مسند أحمد: صحيح]
Allah mengambil kesaksian dari punggung Adam di padang Na'maan –
yaitu Arafah -, maka Allah mengeluarkan dari tulang belakangnya semua keturunan
yang akan lahir darinya, lalu Allah menghamparkan mereka di hadapan-Nya seperti
debu kecil (dzar), kemudian Allah berbicara kepada mereka berhadapan (secara
langsung), Allah berfirman: {"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini
(keesaan Tuhan)", Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini
adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah engkau
akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"}
[Al-A'raaf: 172-173] [Musnad Ahmad: Shahih]
4.
Hari 'Arafah adalah hari yang
"disaksikan".
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{وَشَاهِدٍ
وَمَشْهُودٍ} [البروج: 3]
Dan demi hari yang
"menyaksikan" dan yang "disaksikan". [Al-Buruuj:3]
Dalam ayat ini
Allah bersumpah demi hari 'Arafah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
"اليَوْمُ المَوْعُودُ يَوْمُ القِيَامَةِ، وَاليَوْمُ
المَشْهُودُ يَوْمُ عَرَفَةَ، وَالشَّاهِدُ يَوْمُ الجُمُعَةِ" [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Hari yang
"dijanjikan" adalah hari kiamat, dan hari yang "disaksikan"
adalah hari Arafah, dan hari yang "menyaksikan" adalah hari Jum'at”. [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
5.
Ditentukan oleh Allah ta’aalaa untuk memperbanyak
zikir di dalamnya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَيَذْكُرُوا اسْمَ
اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ
الْأَنْعَامِ} [الحج:
28]
"Dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada "hari yang telah ditentukan"
atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak". [Al-Hajj:28]
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menafsirkan
(أَيَّامٍ
مَعْلُومَاتٍ)
"hari yang telah ditentukan" adalah sepuluh hari awal Dzulhijjah.
Ø Dari Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ
اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ
الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ، وَالتَّكْبِيرِ،
وَالتَّحْمِيدِ " [مسند أحمد: صحيح]
“Tidak
ada hari yang lebih agung di sisi Allah, dan tidak ada yang lebih Ia cintai
dari amalan pada hari-hari tertentu daripada amalan di hari-hari sepuluh awal
Dzulhijjah, maka perbanyaklah kalian pada hari-hari tersebut melakukan tahlil
(membaca لا
إله إلا الله),
takbir, dan tahmid (membaca الحمد الله).” [Musnad Ahmad: Shahih]
Takbiran secara umum kapan saja dan di
mana saja dilakukan mulai hari pertama Dzulhijjah, sedangkan takbiran khusus
yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu dimulai setelah shalat Subuh hari
Arafah sampai setelah shalat Ashar akhri hari Tasyriq sebagaimana yang
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah diantaranya Umar bin Khattab, Ali bin
Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas radiyallahu 'anhum.
Lihat: Perbanyak dzikir di awal Dzulhijjah
6.
Salah satu dari sepuluh hari-hari dunia yang paling
utama.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
"
أَفْضَلُ
أَيَّامِ الدُّنْيَا الْعَشْر" - يَعْنِي عَشْرَ ذِي الْحِجَّةِ - ، قيل: ولا مثلُهن في
سبيلِ الله؟ قال: "وَلَا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ عَفَّرَ
وَجْهَهُ بِالتُّرَابِ " [صحيح الترغيب والترهيب]
“Yang
paling utama dari hari-hari dunia adalah sepuluh hari pertama Dzul hijjah.”
Seorang bertanya: Apakah hari-hari jihad di jalan Allah tidak bisa menyamainya?
Rasulullah ﷺ menjawab: “Hari-hari jihad di jalan
Allah pun tidak bisa menyamainya, kecuali seorang yang ditanam wajahnya dengan
tanah (gugur di medan perang).” [Shahih At-Targib]
Lihat: Hadits Ibnu ‘Abbas; Keutamaan 10 awalDzulhijjah
7.
Amal saleh pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah ta’aalaa.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا
أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ» -
يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ -،
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلَا
الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ،
فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Tidak
ada hari dimana amal saleh yang dilakukan pada saat itu lebih dicintai oleh
Allah dari 10 hari awal Dzul hijjah.” Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, dan
tidak juga jihad di jalan Allah? Rasulullah ﷺ menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang
yang berjihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali dengan sedikitpun dari
itu (mati syahid).” [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
Lihat: Ibadah-ibadah di bulan Dzulhijjah
8.
Hari disempurnakannya agama Islam.
Seorang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab radhiyallahu
'anhu:
يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ، آيَةٌ فِي
كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا، لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ اليَهُودِ نَزَلَتْ،
لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ عِيدًا. قَالَ: أَيُّ آيَةٍ؟ قَالَ: {اليَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة:
3]
قَالَ عُمَرُ: «قَدْ
عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ، وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ،
وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
Wahai Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab yang kalian baca
seandainya turun kepada kami kaum Yahudi maka kami akan menjadikan hari
turunnya sebagai hari raya! Umar radiyallahu 'anhu bertanya: Ayat apa
itu? Si Yahudi menjawab: {Pada hari Ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu} [Al-Maidah:3] Umar berkata: “Kami sudah tahu hari
itu dan tempat dimana turun kepada Nabi ﷺ saat ia berdiri di padang Arafah pada
hari Jum'at.” [Sahih Bukhari dan Muslim]
9.
Wuquf di ‘Arafah adalah salah satu rukun penting dalam
ibadah haji
Abdur Rahman bin Ya'mar radhiyallahu
'anhu berkata; Saya menyaksikan Rasulullah ﷺ
didatangi manusia kemudian bertanya kepadanya mengenai haji, lalu Rasulullah ﷺ
bersabda:
«الْحَجُّ
عَرَفَةُ، فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ
لَيْلَةِ جَمْعٍ، فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ» [سنن النسائي:
صحيح]
"Inti Haji adalah wukuf di Arafah,
barangsiapa yang mendapatkan malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam jam'
(waktu sore pada hari Arafah maka hajinya telah sempurna." [Sunan
An-Nasa’iy: Shahih]
Lihat: Nasehat perjalanan haji dan umrah
10.
Disunatkan berpuasa pada hari 'Arafah bagi yang tidak wuquf.
Salah seorang Istri Rasulullah ﷺ berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُومُ تِسْعَ ذِي
الْحِجَّةِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Rasulullah
ﷺ melakukan puasa pada 9 hari awal Dzul
hijjah.” [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
Ø Dari Abu
Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"صِيَامُ يَوْمِ
عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ،
وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ" [صحيح مسلم]
“Puasa
di hari 'Arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun
sebelumnya dan setahun setelahnya.” [Sahih Muslim]
Ø Maemunah radhiyallahu 'anha berkata:
«أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِي صِيَامِ
النَّبِيِّ ﷺ يَوْمَ عَرَفَةَ،
فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهُوَ وَاقِفٌ فِي المَوْقِفِ فَشَرِبَ مِنْهُ،
وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ»
“Orang-orang
ragu akan puasa Rasulullah ﷺ di hari
'Arafah, maka aku kirimkan kepada Rasulullah segelas susu saat ia wuquf di
'Arafah, lalu ia meminumnya dan orang-orang melihatnya”. [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Lihat: Puasa hari ‘Arafah
11.
Pembebasan dari neraka.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ
يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ
لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ
هَؤُلَاءِ؟ " [صحيح
مسلم]
Tidak ada suatu hari yang paling banyak Allah membebasakan seorang hamba
dari neraka dari hari Arafah, dan sesungguhnya Allah akan mendekat (turun) pada
hari itu dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat dan berkata:
"Apa yang mereka inginkan?" [Sahih Muslim]
12.
Do'a paling baik di hari Arafah.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ،
وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: "لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ"»
Doa paling baik adalah do'a di hari Arafah, dan yang paling baik
diucapkan oleh aku dan para nabi sebelumku adalah:"Tiada tuhan yang berhak
disembah selain Allah semata, tiada sekutu baginya, miliknyalah kekuasaan dan
pujian, dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
13.
Salah satu dari lima hari raya.
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" يَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ،
وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ
وَشُرْبٍ " [سنن
أبي داود: صحيح]
“Hari
'Arafah, hari kurban, dan hari-hari tasyriq adalah hari raya umat Islam, hari
itu adalah hari untuk makan dan minum.” [Sunan Abu Daud: Sahih]
14.
Disunnahkan mandi pada hari ‘Arafah.
Seorang bertanya kepada Ali radhiyallahu
'anhu tentang mandi, maka ia menjawab:
«اغْتَسِلْ كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ»، فَقَالَ: الْغُسْلُ الَّذِي هُوَ
الْغُسْلُ؟ قَالَ: «يَوْمُ
الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ» [مسند الشافعي: صحيح]
"Mandilah setiap hari jika engkau mau" Orang itu
berkata: Yang saya tanyakan tentang mandi yang sebenar-benarnya mandi (mandi
sunnah)! Ali menjawab: "Mandi pada
hari Jum'at, hari 'Arafah, idul Adhaa, dan idul Fitri". [Musnad
Asy-Syafi'iy: Sahih]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Keistimewaan bulan DzulHijjah - Sedekah terbaik di bulan Dzulhijjah - Takhrij hadits keutamaan berkurban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...