بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa adab di hari raya Idul Fitri dan Idul Adhaa, diantaranya:
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَمَرَ بِزَكَاةِ الفِطْرِ قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan untuk membayar zakat fitrah sebelum orang-orang keluar
menuju shalat 'ied”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Mandi untuk shalat ‘ied
Seorang bertanya kepada Ali
radhiyallahu 'anhu tentang mandi, maka ia menjawab:
«اغْتَسِلْ كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ»
“Mandilah setiap hari jika engkau mau”
Orang itu berkata: Yang saya tanyakan tentang
mandi yang sebenar-benarnya mandi (mandi sunnah)!
Ali menjawab:
«يَوْمُ الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ
النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ» [مسند الشافعي:
صحيح]
“Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, idul
Adhaa, dan idul Fitri”. [Musnad Asy-Syafi’iy: Sahih]
Dalam riwayat lain:
«أَنَّ عَلِيًّا كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ
وَيَوْمَ الْأَضْحَى قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ» [مصنف عبد الرزاق الصنعاني]
“Bahwasanya Ali mandi pada hari idul Fitri
dan Idul Adhaa sebelum berangkat menuju tempat shalat”. [Mushannaf Abdurrazaaq]
Memakai parfum dan bersiwak
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ فَمَنْ جَاءَ إِلَى
الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ [سنن ابن ماجه:
حسن]
"Sesungguhnya hari ini (Jum'at) adalah hari raya, Allah
menjadikannya untuk umat Islam. Maka barangsiapa yang ingin menunaikan ibadah shalat
Jum'at maka hendaklah ia mandi, dan jika ada parfum maka hendaklah ia
memakainya, dan hendaklah juga ia ber-siwak (sikat gigi)". [Sunan Ibnu
Majah: Hasan]
Lihat: Keutamaan siwak dan gosok gigi
Lihat: Keutamaan siwak dan gosok gigi
Memakai pakaian terbaik
Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالوُفُودِ
[صحيح البخاري ومسلم]
“Ya Rasulallah, belilah pakaian ini untuk
engkau pakai berhias di hari ‘ied dan menerima tamu”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَلْبَسُ يَوْمَ الْعِيدِ بُرْدَةً حَمْرَاءَ» [المعجم الأوسط: حسن]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memakai pada hari ‘ied pakaian burdah bergaris-garis berwarna merah. [Al-Mu’jam
Al-Ausath: Hasan]
Makan sebelum pergi shalat idul Fitri
Anas radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ» [صحيح البخاري]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak berangkat pada hari idul Fitri menuju shalat sampai beliau makan beberapa
kurma. [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
«مَا خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، يَوْمَ فِطْرٍ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ ثَلَاثًا، أَوْ خَمْسًا، أَوْ
سَبْعًا» [صحيح ابن حبان]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak keluar pada hari Idul Fitri (menuju shalat) sampai beliau makan beberapa
kurma, tiga biji, atau lima, atau tujuh. [Sahih Ibnu Hibban]
Tapi pada idul Adhaa, tidak makan kecuali
setelah shalat ‘Ied
Buraidah radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ
حَتَّى يَأْكُلَ، وَلَا يَأْكُلُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ
أُضْحِيَّتِهِ [مسند أحمد:
حسن]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak keluar (untuk shalat Ied) pada hari Idul Fitri sampai beliau makan, dan
tidak makan pada hari Idul Adha sampai beliau kembali (dari shalat Ied)
kemudian beliau makan dari kurbannya. [Musnad Ahmad: Hasan]
Menuju tempat shalat dengan berjalan kaki
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
«مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى العِيدِ
مَاشِيًا، وَأَنْ تَأْكُلَ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
Termasuk sunnah (Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam) keluar menuju shalat ‘Ied dengan berjalan kaki, dan
makan sesuatu sebelum keluar. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Menuju tempat shalat dari satu jalan dan kembali melalui jalan yang lain
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ» [صحيح البخاري]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika
(pergi dan kembali dari shalat) pada hari ‘Ied, beliau melalui jalan yang
berbeda. [Sahih Bukhari]
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا خَرَجَ يَوْمَ العِيدِ فِي طَرِيقٍ رَجَعَ فِي غَيْرِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jike
pergi shalat pada hari ‘Ied melalui satu jalan maka beliu kembali melalui jalan
yang lain. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Disunnahkan kaum wanita menghadiri shalat ‘Ied
Ummu ‘Athiyah radhiyallahu 'anha berkata:
Kami diperintahkan untuk mengajak keluar (wanita) haid dan wanita yang sedang
dipingit (gadis perawan) pada dua hari raya, sehingga mereka bisa menyaksikan
jama'ah kaum Muslimin dan do’a-do’a mereka, lalu menjauhkan wanita-wanita haid
dari tempat shalat mereka.
Seorang wanita lalu, "Wahai Rasulullah, di
antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?"
Beliau menjawab:
«لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا»
[صحيح البخاري ومسلم]
"Hendaklah temannya meminjamkan jilbab
miliknya kepadanya."
[Sahih
Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain;
Ummu ‘Athiyah radhiyallahu 'anha berkata:
«كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ العِيدِ حَتَّى نُخْرِجَ البِكْرَ مِنْ
خِدْرِهَا، حَتَّى نُخْرِجَ الحُيَّضَ، فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ، فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ،
وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ اليَوْمِ وَطُهْرَتَهُ» [صحيح البخاري]
"Pada hari Raya Ied kami diperintahkan
untuk keluar sampai-sampai kami mengajak para anak gadis dari kamarnya dan juga
para wanita yang sedang haid. Mereka duduk di belakang barisan kaum laki-laki
dan mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti
doanya kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya
tersebut." [Sahih Bukhari]
Lihat: Perempuan shalat jama’ah di masjid
Lihat: Perempuan shalat jama’ah di masjid
Disunnahkan membawa anak kecil
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ditanya:
Apakah engkau menyaksikan shalat ‘ied bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam?
Ibnu Abbas menjawab:
نَعَمْ، وَلَوْلاَ مَكَانِي مِنَ الصِّغَرِ مَا شَهِدْتُهُ [صحيح البخاري]
Iya, dan seandainya bukan karena aku masih kecil
maka aku tidak akan menyaksikannya. [Sahih Bukhari]
Bertakbir pada hari ‘Idul Fitri dan Adhaa
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ
أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا
الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}
[البقرة: 185]
Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur. [Al-Baqarah:185]
{وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ}
[البقرة: 203]
Dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. [Al-Baqarah:203]
Maksud
“dzikir” di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah dan sebagainya.
Sedangkan “beberapa hari yang berbilang” ialah tiga hari sesudah hari raya haji
yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah. Hari-hari itu dinamakan hari-hari
tasy'riq.
Nafi’ rahimahullah berkata:
«أَنَّ ابْن عُمَرَ كَانَ يَغْدُو يَوْمَ الْعِيدِ،
وَيُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ، حَتَّى يَبْلُغَ الْإِمَامُ» [مصنف ابن أبي شيبة: صححه الألباني]
Bahwasanya Ibnu Umar - radhiyallahu 'anhuma - jika pergi shalat pada hari ‘Idul Fitri, ia
bertakbir dan mengangkat suaranya sampai tiba pada Imam. [Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah: Sahih]
Al-Aswad rahimahullah berkata: Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu bertakbir mulai setelah shalat subuh hari Arafah
sampai shalat Ashar akhir hari kurban (tasyriq), ia mengucapkan:
«اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ» [مصنف ابن أبي شيبة: حسن]
Ikrimah rahimahullah berkata: Bahwasanya Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma bertakbir mulai dari shalat subuh hari ‘Arafah sampai
akhir hari tasyriq, ia tidak takbir lagi pada shalat magrib, ia mengucapan:
«اللَّهُ أَكْبَرُ
كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ
أَكْبَرُ، وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ» [مصنف ابن أبي شيبة]
Disunnahkan shalat ‘ied di tanah lapang
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ
وَالأَضْحَى إِلَى المُصَلَّى، فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ [صحيح البخاري]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar
pada hari Idul Fitri dan Idul Adha ke (tanah lapang) tempat shalat, maka yang
pertama beliau mulai adalah shalat. [Sahih Bukhari]
Shalat 'ied dua raka’at, tidak shalat sebelum dan sesudahnya
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الفِطْرِ،
فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا وَمَعَهُ بِلاَلٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam keluar pada hari Idul Fitri, kemudian shalat dua raka’at, beliau
tidak shalat sebelum dan sesudahnya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Kecuali yang shalat di dalam Masjid, maka
disunnahkan shalat dua raka’at (tahiyatul masjid) sebelum duduk.
Lihat: Shalat tahiyatul masjid
Disunnahkan untuk mendengarkan khuthbah
Abdullah bin As-Saib radhiyallahu 'anhu berkata: Aku menghadiri shalat ‘ied bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian setelah shalat beliau bersabda:
«إِنَّا نَخْطُبُ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ
لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Sesungguhnya kami akan khutbah, maka baransiapa
yang ingin duduk mendengarkan khuthbah maka duduklah, dan barangsiapa yang
ingin pergi maka pergilah”. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Memperbanyak sedekah di hari lebaran
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
keluar pada hari Idul Adha dan Idul Fitri (ke tempat shalat) lalu beliau memulai
dengan shalat. Bila beliau telah selesai shalat dan mengucapkan salam, beliau
berdiri dan menghadap kepada manusia, sedangkan manusia duduk di tempat
shalatnya. Bila beliau mempunyai suatu keperluan, yakni hendak mengutus
pasukan, maka beliau menyebutkannya kepada mereka, atau jika tidak ada
keperluan selain itu maka beliau memerintahkan mereka melaksanakannya. Dan
beliau bersabda:
«تَصَدَّقُوا، تَصَدَّقُوا، تَصَدَّقُوا»
"Bersedekahlah kalian, Bersedekahlah
kalian, Bersedekahlah kalian."
Dan sebagian besar yang bersedekah adalah
wanita. Kemudian beliau meninggalkan tempat. [Sahih Muslim]
Dalam riwayat lain:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
keluar menuju lapangan tempat shalat untuk melaksanakan shalat 'Iedul Adhha
atau 'Iedul Fithri. Setelah selesai Beliau memberi nasehat kepada manusia dan
memerintahkan mereka untuk menunaikan zakat seraya bersabda:
«أَيُّهَا النَّاسُ، تَصَدَّقُوا»
"Wahai sekalian manusia, bershadaqahlah".
Kemudian Beliau mendatangi jama'ah wanita lalu
bersabda:
«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي
رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ»
"Wahai kaum wanita, bershadaqahlah. Sungguh
aku melihat kalian adalah yang paling banyak akan menjadi penghuni
neraka".
Mereka bertanya: "Mengapa begitu, wahai
Rasulullah?".
Beliau menjawab:
«تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ،
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ، أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ،
مِنْ إِحْدَاكُنَّ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ»
"Kalian banyak melaknat dan mengingkari
pemberian (suami). Tidaklah aku melihat orang yang lebih kurang akal dan
agamanya melebihi seorang dari kalian, wahai para wanita".
Kemudian Beliau mengakhiri khuthbahnya lalu
pergi. Sesampainya Beliau di tempat tinggalnya, datanglah Zainab, isteri Ibu
Mas'ud meminta izin kepada Beliau, lalu dikatakan kepada Beliau; "Wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini adalah Zainab".
Beliau bertanya:
«أَيُّ الزَّيَانِبِ؟»
"Zainab siapa?".
Dikatakan: "Zainab isteri dari Ibnu
Mas'ud".
Beliau berkata,:
«نَعَمْ، ائْذَنُوا لَهَا»
"Oh ya, persilakanlah dia".
Maka dia diizinkan kemudian berkata:
"Wahai Nabi Allah, sungguh anda hari ini sudah memerintahkan shadaqah
(zakat) sedangkan aku memiliki emas yang aku berkendak menzakatkannya namun
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa dia dan anaknya lebih berhak terhadap apa yang
akan aku sedekahkan ini dibandingkan mereka (mustahiq).
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«صَدَقَ ابْنُ مَسْعُودٍ، زَوْجُكِ وَوَلَدُكِ
أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتِ بِهِ عَلَيْهِمْ» [صحيح البخاري]
"Ibnu Mas'ud benar, suamimu dan anak-anakmu
lebih barhak kamu berikan shadaqah dari pada mereka". [Sahih Bukhari]
Mengucapkan selamat hari Raya
Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
jika mereka bertemu pada hari ‘Ied, satu dengan yang lainnya mengucapkan:
«تَقَبَّلَ
اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك»
“Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan
engkau”. [Tamaam Al-Minnah karya syekh Albaniy hal.354]
Disunnahkan berkurban pada hari Idul Adhaa
Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ، وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ
أَنْ يُضَحِّيَ، فَلَا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا» [صحيح مسلم]
“Jika sepuluh awal bulan dzul hijjah telah
masuk, dan seseorang dari kalian ingin berkurban, maka jaganlah ia mencukur
rambutnya dan kulitnya sedikit pun”. [Sahih Muslim]
Anas radhiyallahu 'anhu berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ، وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صَفْحَتِهِمَا
وَيَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah berkurban dengan dua kambing yang gemuk dan bertanduk, dan
beliau meletakkan kakinya pada lehernya dan menyembelihnya dengan tangannya
sendiri”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Tidak berpuasa di hari Idul Fitri dan Idul Adhaa
Dari Abu Sa'id
Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu beliau berkata:
نَهَى النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الفِطْرِ وَالنَّحْرِ [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang puasa di dua hari raya: idul fitri dan idul
adhah. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Puasa yang dilarang
Wallahu a’lam!
Referensi:
أحكام العيدين في السنة المطهرة، تأليف: علي بن حسن الحلبي
جامع أحكام العيدين وبدعهما، تأليف: رمزي بن صادق البلاصي
صلاة العيدين في ضوء الكتاب والسنة، تأليف: د. سعيد
القحطاني
Lihat juga: Shalat `Ied - Adab berpakaian dalam Islam - Adab makan dalam Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...