Diriwayatkan oleh Al-Khathiib Al-Bagdaady (463H) dalam kitabnya
“Talkhish al-mutasyaabih” 1/223:
قال : قرأت في كتاب أبي
الحسن الدارقطني بخطه ، وحدثنيه أحمد بن محمد بن أحمد الرُّوياني عنه قال : أخبرنا
على بن عبد الله بن الفضل البغدادي ، نا الحسين بن محمد بن عفير الأنصاري ، ثنا النضر
بن هشام المكتب ، نا إبراهيم بن حِبّان بن حكيم ، أنا شريك عن مغيرة ، عن إبراهيم
، عن علقمة عن عبد الله بن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "
تخللوا ، فإنه نظافة ، والنظافة من الإيمان ، والإيمان مع صاحبه في الجنة
" .
Dan diriwayatkan juga oleh Ath-thabaraany (360H) dalam kitabnya
“Al-Mu’jam Al-Ausath” no.(7311) 7/215 dengan lafadz النظافة تدعو إلى الإيمان "kebersihan mengajak kepada keimanan":
قال : حدثنا محمد بن العباس
ثنا النضر بن هشام الأصبهاني ثنا إبراهيم بن حيان بن حكيم بن حنظلة بن سويد بن علقمة
بن سعد بن معاذ الأنصاري حدثني شريك ... به ، بلفظ : " تخللوا ، فإنه نظافة
، والنظافة تدعو إلى الإيمان ، والإيمان مع صاحبه في الجنة " .
Hadits ini dihukumi oleh syekh Albaany (1420H) sebagai hadits palsu,
karena pada sanadnya ada rawy yang bernama Ibrahim
bin Hayyan bin Hakim([1]),
periwayatan haditsnya sangat lemah; Ibnu ‘Adiy (365H) mengatakan: Ia banyak
meriwayatkan hadits-hadits palsu. [Silsilah Hadits Dhaif no.5277]
1.
Dengan lafadz: إن الله بنى الإسلام
على النظافة "sesungguhnya Allah membangun Islam atas dasar kebersihan".
Disebutkan oleh Ar-Rafi’iy (622H) dalam kitabnya “At-Tadwiin fii Akhbaar Qazwain” 1/176 :
قال أبو الحسن علي بن محمد
القزويني القاضي : حدثني أبو عبيد الله بن يزيد ثنا أبو علي الحسن بن محمد ثنا إسحاق
بن شاهين الواسطي ثنا محمد بن يعلى الكوفي ثنا عمر بن صبيح عن أبي سهل عن الحسن
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( تنظفوا بكل ما استطعتم ،
فإن الله بنى الإسلام على النظافة ، ولم يدخل الجنة إلا كل نظيف )
Syekh Albaaniy mengatakan bahwa hadits ini
palsu, karena pada sanadnya ada rawy yang bernama Umar bin Subh([2]); Ibnu Hajar (852H) mengatakan:
Ia adalah matruk (haditsnya ditolak) dan Ibnu Rahawaih (238H) mengklaim ia
sebahai pendusta hadist. [Silsilah
Hadits Dhaif no.3264]
2.
Dengan lafadz: بني الدين على النظافة "agama Islam dibangun atas dasar kebersihan".
Disebutkan oleh Imam Al-Gazaaliy (505H) dalam kitabnya “Ihyaa’ ‘uluumuddiin”. Al-‘Iraqiy (806H) mengatakan: Aku tidak menemukan hadits ini (]لم أجده). ([3)
3.
Dengan lafadz: تنظفوا فإن الإسلام نظيف "membersihkanlah, karena sesungguhnya Islam itu bersih".
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (354H) dalam kitabnya “Al-Majruhiin” 3/57:
قال : أخبرنا محمد بن المسيب
قال: حدثنا الفضل بن أبى طالب عنه وأخبرناه الفضل بن محمد العطار بأنطاكية قال: حدثنا
عقبة بن مكرم قال: حدثنا نعيم بن المورع عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " تنطفوا ، فإن الإسلام نظيف ، ولا
يدخل الجنة إلاّ كل نظيف " .
Hadits ini juga palsu, karena dalam
sanadnya ada rawy yang bernama Nu’aim bin
al-muwarri’([4]), Imam
Al-Hakim (405H) dan Abu Sa’id An-Naqqasy (414H) berkata: ia meriwayatkan dari
Hisyam hadits-hadits yang palsu.
4.
Dengan lafadz: إن الله نظيف يحب النظافة "sesungguhnya Allah itu bersih, mencintai kebersihan".
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya “Al-Majruhiin” 1/279 :
قال : حدثنا ابن قتيبة
ثنا عبدالرحمن بن ابراهيم ثنا عبدالله بن نافع حدثنا خالد بن إلياس عن عامر
بن سعد بن أبى وقاص عن أبيه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " إن الله عزوجل
طيب يحب الطيب، نظيف يحب النظافة، كريم يحب الكرم، جواد يحب الجود، فنظفوا بيوتكم
، ولا تشبهوا باليهود التى تجمع الاكناف في دورها " .
Sanad hadits ini sangat lemah karna dalam
sanadnya ada rawy yang bernama Khalid bin Ilyas([5]), Ibnu
hajar berkata: haditsnya ditinggalkan karena sangat lemah (matruuk).
Diriwayatkan juga dengan sanad yang lain oleh Ibnu ‘Adiy dalam kitabnya “Al-Kaamil” 5/291:
قال : حدثنا محمد بن الفضل
الهمذاني ببيت المقدس ثنا أحمد بن بديل ثنا حسين بن علي الجعفي ثنا بن أبي رواد
عن سالم عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " إن الله جميل يحب
الجمال ، سخي يحب السخاء ، نظيف يحب النظافة ، فاكسحوا أفنيتكم " .
Namun sanad inipun juga sangat lemah
karena ada rawy yang bernama Ahmad bin Budail([6]), Ibnu
‘Adiy berkata: Ia meriwayatkan hadits yang mungkar (sangat lemah). [Silsilah Hadits Dhaif no.7086]
Dengan demikian lafadz hadits النظافة من الإيمان, adalah palsu haram hukumnya dinisbahkan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akan tetapi, lafadz yang sahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ "kebersihan (suci) sebagian dari iman", diriwayatkan oleh Imam Muslim (261H)
dalam kita sahihnya pada pembahasan "At-Thaharah" bab fadhlul wudhu’ (no.223)
1/203 .
Banyak sekali ayat dan hadits yang menunjukkan bagaimana Islam sangat
memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan ciri dan tanda keimanan
seseorang, diantaranya:
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Isma’il untuk membersihkan masjidil
haram:
{وَعَهِدْنَا
إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ
وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ} [البقرة: 125]
Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". [Al-Baqarah:125]
Allah mencintai orang-orang yang bersih:
{فِيهِ
رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِين} [التوبة:
108]
Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang suka
membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
[At-Taubah:108]
Allah mengharamkan seorang suami menggauli
istrinya yang sedang haid atau nifas:
{وَيَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ
حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين} [البقرة: 222]
Mereka
bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri (dgn tidak
menyetubuhi) dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci (dari haid). apabila mereka Telah suci (mandi wajib), Maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. [Al-Baqarah:222]
Allah memerintahkan wudhu dan mandi bagi yang
junub ketika hendak salat:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى
الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ
عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ
وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ
يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}
[المائدة: 6]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan
jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air) atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
(menyetubuhi) perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maidah:6]
Allah mengharamkan makan najis:
{قُلْ
لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ
يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْس} [الأنعام:
145]
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam
wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau
daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor – “. [Al-An’am:145]
Allah memerintahkan Rasulullah dan ummatnya
untuk membersihkan pakaian:
{وَثِيَابَكَ
فَطَهِّرْ} [المدثر: 4]
Dan pakaianmu bersihkanlah. [Al-Muddatsir:4]
Adapun dari hadits-hadits Nabawy sangat banyak
sekali, diantaranya:
Perintah menjauhkan badan dari najis:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ:
مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ، فَقَالَ:
" إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا هَذَا فَكَانَ
لَا يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا هَذَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
" [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam melewati dua
kuburan dan bersabda: "Keduanya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena
suatu yang besar; yang ini disiksa karena tidak membersihkan badannya dari
kencing, sedangkan yang ini disiksa karena melakukan namimah (adu domba)".
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Perintah membersihkan sendal dan pakaian:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ
بِنَعْلِهِ الْأَذَى، فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُ طَهُورٌ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Jika
sendal kalian menginjak kotoran, maka bersihkanlah dengan menggosokkannya ke tanah".
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Perintah membersihkan bejana dan perabotan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ
إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ، أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ»
[صحيح مسلم]
Dari Abu Hurarirah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
"Membersihkan bejana jika dijilat oleh anjing adalah mencucinya dengan air tujuh
kali, diawali gosokan dengan tanah". [Sahih Muslim]
Perintah membersihkan mesjid dan tempat tinggal:
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ،
قَالَ: قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي المَسْجِدِ، فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ، فَقَالَ
لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ
سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ،
وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ» [صحيح البخاري]
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Seorang a’raby kencing
berdiri dalam mesjid, maka para sahabat ingin memukulnya, lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda kepada mereka: "Biarkan ia menyelesaikan kencingnya, kemudian kalian
sirami kencingnya dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk
memudahkan umat, bukan untuk menyusahkannya". [Sahih Bukhari]
Perintah menjalankan fitrah:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ:
قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ، وَالسِّوَاكُ، وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ،
وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ، وَنَتْفُ الْإِبِطِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ،
وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ " قَالَ زَكَرِيَّا: قَالَ مُصْعَبٌ: وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ
إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ زَادَ قُتَيْبَةُ، قَالَ وَكِيعٌ: " انْتِقَاصُ
الْمَاءِ: يَعْنِي الِاسْتِنْجَاءَ " [صحيح مسلم]
Dari Aisya radiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Ada 10 sifat
dasar manusia (fitrah): Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, sikat gigi,
istinsyaaq (membersihkan hidung dengan menghirup air), memotong kuku, mencuci
persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dengan air, dan
kumur-kumur". [Sahih Muslim]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" الفِطْرَةُ خَمْسٌ: الخِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَقَصُّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمُ
الأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الآبَاطِ " [صحيح البخاري]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Ada 5
sifat dasar manusia (fitrah): Khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis,
memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak". [Sahih Bukhari]
Larangan cebok dengan tangan kanan:
عَن أَبِي قَتَادَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ
ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ، وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنَ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ،
وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Qatadah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Jangan
kalian memegang kelamin dengan tangan kanan ketika kencing, dan jangan cebok
dengan tangan kanan, dan jangan bernafas dalam gelas". [Sahih Muslim]
Larangan buang hajat di tempat keramaian:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ»
قَالُوا: وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى فِي
طَرِيقِ النَّاسِ، أَوْ فِي ظِلِّهِمْ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Jauhilah
dua yang menyebabkan laknat. Sahabat bertanya: Apa itu Ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab: Orang yang buang hajat di jalanan atau di tempat
perteduhan". [Sahih Muslim]
Membersihkan jalan adalah bagian dari keimanan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْإِيمَانُ بِضْعٌ
وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ - شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ
مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: "Keimanan
itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling
afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan
duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan".
[Sahih Muslim]
Demikian Islam sangat memperhatikan masalah
kebersihan, dan masih banyak lagi nash-nash yang menganjurkan kebersihan.
Bahkan Islam bukan hanya memerintahkan kebersihan jasmani tapi jiwa juga harus
bersih dari sifat-sifat yang kotor, seperti syirik, munafiq, maksiat, iri hati, dengki, sombong, dan
lain-lain.
Semoga Allah senantiasa membersihkan kita, baik lahir maupun batin. Amiiin !
Bersambung ... "Kebersihan bagian dari iman 2 "
Lihat juga: Tingkatan Iman - Najis anjing - Hukum memelihara anjing - Menyentuh Kemaluan; Apakah Membatalkan Wudhu? - Air sisa perempuan
[1]
) Lihat biografi Ibrahim bin Hayyan bin
Hakim dalam kitab: Al-Kaamil karangan Ibnu ‘Adiy 1/254, Ad-Dhu’afaa’ karangan
Ibnu Al-Jauzy 1/31, Mizaan al-I’tidaal karangan Ad-Dzahaby 1/147, Lisan Al-Mizan
karangan Ibnu Hajar 1/270.
[2]
) Lihat biografi Umar bin Subh dalam
kitab: Al-Kaamil 1/254, Ad-Dhu’afaa’ karangan Ibnu Al-Jauzy
2/211, Mizaan al-I’tidaal 5/248, Taqriib at-Tahdziib karangan
Ibnu Hajar hal.414 .
[3]
) Lihat kitab: Al-Mugni takhrij hadits kitab Ihya’ ulumuddin karangan Al-Iraqi
no.124, dan kitab Al-Maqaasid al-hasanah karangan As-Sakhawy no.302 .
[4]
) Lihat biografi Nu’aim bin Muwarri’
dalam kitab: Al-Kamil karangan Ibnu ‘Adiy 7/15, Ad-Dhu’afaa’ karangan Ibnu
Al-Jauzy 3/165, Mizaan al-I’tidaal 7/45, Lisaan Al-Mizaan 8/290.
[5]
) Lihat biografi Khalid bin Ilyas dalam
kitab: Al-Kaamil 3/5, Ad-Dhu’afaa’ karangan Ibnu Al-Jauzy 1/245,
Mizaan al-I’tidaal 2/407, Taqriib at-Tahdziib hal.187 .
[6]
) Lihat biografi Ahmad bin Budail dalam
kitab: Al-Kaamil 1/186, Mizaan al-I’tidaal
1/218, Taqriib at-Tahdziib hal.77 .
Sangat bermanfaat..izin copas ya ..^^
BalasHapusterima kasih, semoga bernilai ibadah!
HapusKita yakin bahwa Islam adalah spectrum nilai yang sempurna, karena Islam mengatur semua persoalan hidup, menentukan aturan dan hukum yang rinci bagi segala hal...
BalasHapusKomentar yang bijak, semoga Allah senantiasa menambah keimanan kita! Amin ...
Hapus,,izin sedot bang...
BalasHapusHehe .. silahkan, semoga bermanfaat!
Hapussuhoy ya
BalasHapusterima kasih banyak atas pelajarannya, sungguh berguna.
BalasHapusPage ini saya link kedalam blog saya. semoga bisa lebih bermanfaat
Amiin, Jazaakallahu khaer!
Hapus