بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ مَنْ
زَارَ قَوْمًا فَلَمْ يُفْطِرْ عِنْدَهُمْ
“Bab: Orang yang
menziarahi suatu kaum kemudian tidak membatalkan puasannya di sisi mereka”
Dalam bab ini imam Bukhari rahimahullah menjelaskan
tentang hukum membatalkan puasa ketika dihidangkan makasan saat bertamu dengan
menyebutkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu melalui dua
jalur.
Jalur pertama, Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1982 -
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنِي خَالِدٌ هُوَ ابْنُ
الحَارِثِ، حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، دَخَلَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَلَى أُمِّ سُلَيْمٍ، فَأَتَتْهُ
بِتَمْرٍ وَسَمْنٍ، قَالَ:
«أَعِيدُوا سَمْنَكُمْ فِي سِقَائِهِ، وَتَمْرَكُمْ فِي وِعَائِهِ، فَإِنِّي
صَائِمٌ» ثُمَّ قَامَ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ البَيْتِ، فَصَلَّى غَيْرَ المَكْتُوبَةِ،
فَدَعَا لِأُمِّ سُلَيْمٍ وَأَهْلِ بَيْتِهَا، فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي خُوَيْصَّةً، قَالَ: «مَا هِيَ؟»، قَالَتْ: خَادِمُكَ
أَنَسٌ، فَمَا تَرَكَ خَيْرَ آخِرَةٍ وَلاَ دُنْيَا إِلَّا دَعَا لِي بِهِ، قَالَ:
«اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ»، فَإِنِّي لَمِنْ
أَكْثَرِ الأَنْصَارِ مَالًا، وَحَدَّثَتْنِي ابْنَتِي أُمَيْنَةُ: أَنَّهُ دُفِنَ
لِصُلْبِي مَقْدَمَ حَجَّاجٍ البَصْرَةَ بِضْعٌ وَعِشْرُونَ وَمِائَةٌ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata: Telah menceritakan
kepada saya Khalid -dia adalah anak Al-Harits-, telah menceritakan kepada kami
Humaid, dari Anas radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam datang menemui Ummu Sulaim, kemudian Ummu Sulaim
menyuguhkan kurma dan mentega untuk Beliau. Beliau berkata: "Kembalikanlah mentega-mentega kalian ke
kendinya dan kurma-kurma kalian di penyimpanannya karena aku sedang
berpuasa".
Kemudian Beliau berdiri di pojok rumah
mengerjakan shalat sunnat. Setelah itu Beliau memanggil Ummu Sulaim dan anggota
keluarga lainnya. Ummu Sulaim berkata: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai
permintaan sederhana".
Beliau bertanya: "Apa itu?"
Ummu Sulaim berkata: "Jadikan Anas sebagai
pelayanmu!”
Anas berkata: “Maka beliau tidak meninggalkan
kebaikan akhirat dan dunia kecuali beliau mendo’akannya untukku”.
Beliau berdo'a: "Ya Allah, karuniakanlah
dia harta dan anak-anak dan berilah dia keberkahan di dalamnya".
Setelah itu aku menjadi orang yang paling
banyak hartanya di kalangan Kaum Anshar. Dan telah menceritakan kepada saya
putriku Umainah: "Bahwa telah dikuburkan anak kandungku, di masa
kedatangan Hajjaj di Bashrah (tahun 75H, dan umur Anas waktu itu 80 tahun
lebih), sekitar seratus dua puluh orang lebih".
Jalur kedua, Imam Bukhari rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا [سعيد] ابْنُ أَبِي
مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، قَالَ: حَدَّثَنِي حُمَيْدٌ، سَمِعَ
أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan
telah menceritakan kepada kami [Sa’id] Ibnu Abu Maryam, telah mengabarkan
kepada kami Yahya bin Ayyub berkata: Telah menceritakan kepada saya Humaid dia
mendengar Anas radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam.
Penjelasan
singkat hadits ini:
- Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
- Biografi
Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.
- Mengembalikan makanan dan
minuman ke tempat penyimpanannya jika tidak dibutuhkan.
- Boleh tidak membatalkan puasa
ketika bertamu jika tidak memberatkan atau mengecewakan tuan rumah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا
دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ، وَهُوَ صَائِمٌ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ
" [صحيح مسلم]
“Jika
seorang dari kalian diajak untuk makan sementara ia sedang puasa, maka
hendaklah ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang puasa”. [Sahih Muslim]
Adapun jika ia tidak mencicipi
hidangan akan memberatkan atau membuat tuan rumah kecewa, maka sebaiknya
membatalkan puasanya:
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu
‘anhu berkata:
صَنَعْتُ
لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ
وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ , قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي
صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " دَعَاكُمْ
أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ " ثُمَّ قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ
مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن الكبرى للبيهقي: حسن]
Aku membuatkan makanan untuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, kemudian beliau datang bersama sahabatnya. Ketika
dihidangkan makanan, seseorang berkata: Aku sedang puasa.
Maka Rasulullah bersabda: “Saudaramu
mengundangmu, dan telah bersusah paya menyiapkan hidangan untuk kalian”.
Kemudian berliau berkata kepada orang itu:
“Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain sebagai gantinya jika engkau mau”.
[As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]
- Boleh mengatakan kepada orang
lain: “Saya sedang puasa”, jika diperlukan.
Aisyah radhiyallahu ‘anha
ia berkata:
دَخَلَ
عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: «هَلْ
عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» فَقُلْنَا: لَا، قَالَ: «فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ» ثُمَّ
أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ
فَقَالَ: «أَرِينِيهِ، فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا» فَأَكَلَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang
kepadaku pada suatu hari dan bertanya: “Apakah
kalian punya sesuatu (yang bisa aku makan)?”
Kami menjawab: Tidak ada.
Rasulullah bersabda: “Jika demikian maka kau berpuasa”
Kemudian beliau mendatangi kami di hari yang lain,
maka kami berkata: Wahai Rasulullah, telah dihadiahkan untuk kami “Hais”
(sejenis makanan dari kurma)!
Maka Rasulullah bersabda: “Perlihatkanlah kepadaku,
sungguh aku bangun pagi dalam keadaan puasa”.
Kemudian beliau makan. [Sahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ "
“Dan jika seseorang menghinanya atau
mengajaknya berkelahi maka hendakalah ia mengatakan: Sesungguhnya saya orang
yang sedang puasa”
- Boleh menampakan ibadah jika
aman dari riya’.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya neneknya yang bernama Mulaikah mengundang Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam untuk memakan makanan yang ia buat untuknya, maka
Rasulullah memakannya kemudian berkata:
«قُومُوا فَلِأُصَلِّ لَكُمْ»
"Bangkitlah
kalian, lalu aku salat bersama kalian!"
Anas berkata:
فَقُمْتُ إِلَى حَصِيرٍ لَنَا، قَدِ
اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ، فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَصَفَفْتُ وَاليَتِيمَ وَرَاءَهُ، وَالعَجُوزُ
مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ انْصَرَفَ [صحيح البخاري ومسلم]
Kemudian aku mengambil tikar kami yang sudah
menghitam karena sudah lama dipakai, lalu aku memercikkannya dengan air, lalu
Rasulullah berdiri dan aku mendirikan shaf bersama seorang anak yatim di
belakangnya, dan perempuan tua di belakang kami, lalu Rasululah salat bersama
kami dua raka'at kemudian pergi. [Sahih Bukhari dan Muslim]
- Mendo’akan tuan rumah ketika
bertamu.
Abdullah bin Busr radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam mendatangi ayahku, kemudian kami menghidangkan makanan, kemudian
dihidangkan kurma dan beliau memakannya, kemudian disugukan minuman dan beliau
meminumnya dan menyerahkan minuman kepada orang yang berada di samping kanannya.
Kemudian ayahku berkata kepada Rasulullah sewaktu memegang kendali hewan
tunggangannya: Berdo'alah untuk kami!
Maka Rasulullah berdo'a:
اللهُمَّ، بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ، وَارْحَمْهُمْ
"Ya
Allah .. berkahilah rezki yang Engkau berikan kepada mereka, ampunilah
dosa-dosa mereka, dan rahmatilah mereka". [Sahih Muslim]
Lihat: Do’a makan
- Mempersiapkan anak untuk menjadi
pelayan agama Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ
إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [آل عمران: 35]
(Ingatlah) ketika isteri 'Imran berkata:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena
itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui". [Ali 'Imran:35]
- Boleh berdo’a untuk kebaikan
dunia.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَيْنَا، أَهْلَ الْبَيْتِ، فَدَخَلَ يَوْمًا فَدَعَا لَنَا،
فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: خُوَيْدِمُكَ أَلَا تَدْعُو لَهُ؟ قَالَ:
«اللَّهُمَّ، أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ، وَأَطِلْ حَيَاتَهُ، وَاغْفِرْ لَهُ».
فَدَعَا لِي بِثَلَاثٍ، فَدَفَنْتُ مِائَةً وَثَلَاثَةً، وَإِنَّ ثَمَرَتِي
لَتُطْعِمُ فِي السَّنَةِ مَرَّتَيْنِ، وَطَالَتْ حَيَاتِي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ
مِنَ النَّاسِ، وَأَرْجُو الْمَغْفِرَةَ [الأدب المفرد:
صحيح]
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam sering mendatangi keluarga kami, dan suatu hari beliau
datang dan mendo’akan untuk kami, maka Ummu Sulaim berkata: Ini pelayan
kecilmu, tidakkah engkau mendo’akan untuknya?
Maka beliau berdo’a:
“Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya, panjangkan umurnya, dan ampuni
dosanya”.
Anas berkata: Beliau
mendo’akanku dengan tiga do’a, maka telah anakku telah dikuburkan sebanyak
seratus tiga orang, dan kebunku berbuah dua kali dalam setahun, dan umurku
panjang sampai aku malu kepada manusia, dan aku masih berharap ampunan.
[Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Shahih]
Dalam riwayat lain:
«فَمَا مِنَ الْأَنْصَارِ إِنْسَانٌ أَكْثَرُ
مَالًا مِنِّي»، وَذَكَرَ أَنَّهُ لَا يَمْلِكُ ذَهَبًا، وَلَا فِضَّةً، غَيْرَ
خَاتَمِهِ [مسند أحمد: صحيح]
“Maka tidak ada
seorang sahabat Anshar pun yang lebih banyak hartanya dariku". Diceritakan
bahwa Anas tidak mempunyai emas ataupun perak selain cincinnya. [Musnad Ahmad: Shahih]
Dalam riwayat lain:
«فَلَقَدْ
دَفَنْتُ مِنْ صُلْبِي سِوَى وَلَدِ وَلَدِي خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَمِائَةً،
وَإِنَّ أَرْضِي لَيُثْمِرُ فِي السَّنَةِ مَرَّتَيْنِ، وَمَا فِي الْبَلَدِ
شَيْءٌ يُثْمِرُ مَرَّتَيْنِ غَيْرَهَا» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]
“Telah dikuburkan dari keturunanku selain
cucuku sebanyak seratus duapuluh lima orang, dan kebunku berbuah dua kali dalam
setahun, dan tidak ada satu kebunpun di negri ini yang berbuah dua kali
selainnya”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Ø Abu Khaldah -rahimahullah-
berkata; Aku bertanya kepada Abu Al-'Aliyah, Apakah Anas -radhiyallahu
‘anhu- pernah mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?
Abu Al-‘Aliyah -rahimahullah- berkata;
«خَدَمَهُ عَشْرَ سِنِينَ وَدَعَا لَهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ لَهُ بُسْتَانٌ يَحْمِلُ
فِي السَّنَةِ الفَاكِهَةَ مَرَّتَيْنِ، وَكَانَ فِيهَا رَيْحَانٌ يَجِدُ مِنْهُ
رِيحَ الْمِسْكِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Dia (Anas) menjadi pelayan beliau selama
sepuluh tahun, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mendoakannya, dan (berkat do'anya) Anas memiliki kebun buah-buahan yang setiap
tahunnya panen hingga dua kali, dan di dalam kebun tersebut terdapat buah
raihanah yang menebarkan bau misk (minyak wangi)." [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
Tapi jangan sampai do’anya hanya
sebatas dunia dan melupakan akhiratnya.
Ummu Habibah radiyallahu 'anha -istri Rasulullah- berdo'a: "Ya .. Allah
berilah aku kenikmatan bersama suamiku Rasulullah dan ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku
Mu'awiyah!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata padanya:
«قَدْ سَأَلْتِ اللهَ لِآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ، وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ،
وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ، لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ، أَوْ يُؤَخِّرَ شَيْئًا
عَنْ حِلِّهِ، وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ،
أَوْ عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ، كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ» [صحيح مسلم]
"Engkau
telah meminta kepada Allah sesuatu yang waktunya pasti datang, sesuatu yang
sangat singkat, dan rezki yang sudah dibagi. Do'amu tidak akan mempercepat
sesuatu sebelum waktunya dan tidak pula dapat menangguhkan sesuatu dari
waktunya, seandainya engkau meminta kepada Allah semoga menjauhkanmu dari
siksaan neraka atau siksaan kubur maka itu akan lebih baik dan lebih mulia".
[Sahih Muslim]
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam tidak melarang untuk meminta kepada Allah urusan
dunia dan umur yang panjang, akan tetapi mengajarkan agar jangan lupa meminta
urusan akhirat yang lebih baik.
- Keutamaan orang kaya yang
bersyukur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ
الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى، وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، فَقَالَ: «وَمَا
ذَاكَ؟» قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ،
وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ، فَقَالَ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا
تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا يَكُونُ
أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ» قَالُوا:
بَلَى، يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ: «تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ،
دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً» قَالَ أَبُو صَالِحٍ:
فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا،
فَفَعَلُوا مِثْلَهُ، فَقَالَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»
Bahwasanya kaum faqir Muhajirin mendatangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Telah pergi
orang-orang kaya dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya: Kenapa demikian?
Mereka menjawab: Mereka shalat sebagaimana kami
shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, akan tetapi mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak
memerdekakan budak!
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Maukah kalian kuajarkan sesuatu, jika kalian amalkan maka
kalian akan mendapatkan (derajat) orang-orang yang telah mendahului kalian dan
kalian akan mendahului orang-orang setelah kalian? Dan tidak ada yang lebih
baik dari kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan”
Mereka menjwab: Tentu, wahai Rasulullah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid di akhir setiap shalat
(fardhu) sebanya tiga puluh tiga kali”
Kemudian (setelah itu) kaum faqir Muhajirin
kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (mengeluh) dan
berkata: Saudara kami pemilik harta mendengar apa yang kami lakukan dan mereka
pun melakukan sepertinya.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Itu adalah karuniah Allah yang diberikan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya”. [Sahih Muslim]
Ø Dari Abu Kabsyah
Al-Anmaariy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
" إِنَّمَا
الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ
يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا،
فَهَذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ
مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ
فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا
وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي
فِيهِ رَبَّهُ، وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا،
فَهَذَا بِأَخْبَثِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا
فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ
فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ " [ سنن الترمذي:
صحيح]
“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang;
(Pertama), seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan
ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan
ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang
paling baik. (Kedua), selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak
diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta
niscaya aku akan melakukan seperti amalan si Fulan!, maka ia mendapatkan
apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama. (Ketiga), selanjutnya hamba
yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan
tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta
itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah
padanya, ini adalah tingkatan terburuk. (Keempat), selanjutnya orang yang tidak
diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku
akan melakukan seperti yang dilakukan si Fulan (yang serampangan mengelola
hartanya)! maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, dan dosa keduanya
sama." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
- Keutamaan memiliki banyak
keturunan.
Ma'qil bin Yasar radhiyallahul
'anhu berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan bertanya: Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita
yang punya garis keturunan dan kecantikan akan tetapi ia tidak bisa melahirkan,
apakah boleh aku menikahinya?
Rasulullah menjawab: "Jangan".
Kemudian ia datang lagi kedua kalinya, dan
Rasulullah melarangnnya.
Kemudian ia datang lagi ketiga kalinya, dan
Rasulullah melarangnnya.
Kemudian Rasulullah bersabda:
«تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ
فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Nikahilah
wanita yang penuh kasih sayang dan bisa banyak melahirkan, karena sesungguhnya
aku membanggakan jumlah kalian yang banyak dari umat-umat yang lain".
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُودُ، الْوَلُودُ، الْعَؤُودُ عَلَى زَوْجِهَا،
الَّتِي إِذَا آذَتْ أَوْ أُوذِيَتْ، جَاءَتْ حَتَّى تَأْخُذَ بَيْدَ زَوْجِهَا،
ثُمَّ تَقُولُ وَاللهِ لَا أَذُوقُ غُمْضًا حَتَّى تَرْضَى» [السنن
الكبرى للنسائي: حسن]
"Maukah
kalian kuberi tahu tentang perempuan kalian dari ahli surga: Yang penuh kasih
sayang, banyak melahirkan, yang kembali kepada suaminya, yang jika menyakiti
atau disakiti ia datang sampai memegang tangan suaminya kemudian berkata: Demi
Allah, aku tidak akan merasakan tidur sampai engkau ridha". [Sunan
An-Nasaiy Al-Kubraa: Hasan]
- Keutamaan berumur panjang.
Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu berkata: Seseorang bertanya: Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling baik?
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam menjawab:
«مَنْ
طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ»
"Orang
yang panjang umurnya dan baik amalannya"
Ia bertanya lagi: Lalu siapakah orang yang paling buruk?
Rasulullah menjawab:
«مَنْ
طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Orang
yang panjang umurnya dan buruk amalannya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي؟ قَالَ: «إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ
فَتَعْمَلَ عَمَلًا صَالِحًا إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً، ثُمَّ لَعَلَّكَ
أَنْ تُخَلَّفَ حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ، وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku?
Beliau berkata: "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang
lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan
semoga kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat
dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madharat bagi kaum yang lain.
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Do’a panjang umur
- Boleh menceritakan nikmat yang
didapatkan kepada orang lain jika tidak menimbulkan kesombongan atau
hasad.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ
فَحَدِّثْ} [الضحى: 11]
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah
kamu siarkan. [Adh-Dhuhaa:11]
{قَالَ يَابُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ
عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ
عَدُوٌّ مُبِينٌ} [يوسف: 5]
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah
kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar
(untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia". [Yusuf: 5]
Ø
Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata: "Aku
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan baju yang lusuh.
Maka beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai harta?"
Aku menjawab, "Ya."
Beliau bertanya lagi: "Harta apa saja?"
Aku menjawab: "Allah telah memberiku unta,
kambing, kuda dan budak."
Beliau bersabda:
«فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا
فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Jika
Allah memberimu harta maka tampakkanlah wujud dari nikimat-Nya dan
pemberian-Nya itu pada dirimu." [Sunan Abi Daud: Shahih]
- Do’a Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mustajab.
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...