Jumat, 13 November 2020

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai suri teladan terbaik

 بسم الله الرحمن الرحيم

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab:21]

{وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ} [القلم: 4]

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. [Al-Qalam:4]

Ø  Ketika Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya tentang akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ [مسند أحمد: صحيح]

“Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Anas bin Malik radiyallahu 'anhu berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا [صحيح البخاري ومسلم]

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya”. [Sahih Bukhari dan muslim]

Beberapa sisi kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mesti dijadikan teladan:

1.      Rasululah sebagai anak yang berbakti.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لأُمِّى فَلَمْ يَأْذَنْ لِى، وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِى» [صحيح مسلم]

“Aku minta izin kepada Tuhanku untuk memintakan ampun bagi ibuku tapi Allah tidak mengizinkan aku, dan aku minta izin untuk menziarahi kuburannya dan Allah mengizinkanku.” [Sahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Umar untuk mengambil sedekah (zakat). Lalu dikatakan: Ibnu Jamil enggan menunaikannya, begitu juga Khalid bin Al Walid dan Al 'Abbas paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berkata:

«مَا يَنْقِمُ ابْنُ جَمِيلٍ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ فَقِيرًا فَأَغْنَاهُ اللهُ، وَأَمَّا خَالِدٌ فَإِنَّكُمْ تَظْلِمُونَ خَالِدًا، قَدِ احْتَبَسَ أَدْرَاعَهُ وَأَعْتَادَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَأَمَّا الْعَبَّاسُ فَهِيَ عَلَيَّ، وَمِثْلُهَا مَعَهَا»

"Tidaklah Ibnu Jamil kufur nikmat kecuali disebabkan karena dia adalah seorang yang fakir, maka Allah memberinya kecukupan. Adapun Khalid, sungguh kalian telah berlaku lalim terhadapnya, ia telah menyimpan beberapa tamengnya untuk persiapan perang di jalan Allah. Adapun Al-Abbas, maka kewajibannya menjadi tanggung jawabku, begitu juga kewajibannya yang lain."

Kemudian beliau berkata:

«يَا عُمَرُ، أَمَا شَعَرْتَ أَنَّ عَمَّ الرَّجُلِ صِنْوُ أَبِيهِ؟» [صحيح مسلم]

"Wahai Umar, tidakkah kamu merasa bahwa sesungguhnya paman seorang lelaki pada hakekatnya seperti bapaknya sendiri?" [Shahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma bahwasanya apabila ia hendak ke Makkah, maka biasanya ia membawa keledainya untuk dikendarainya jika -ia sudah bosan untuk mengendarai unta, - sambil mengikatkan sorban pada kepalanya. Pada suatu hari, ketika ia sedang mengendarai keledainya, tiba-tiba ada seorang laki-laki Arab badui yang lewat, maka dia berkata; "Bukankah kamu ini adalah fulan bin fulan?"

Orang tersebut menjawab; 'Ya, benar.'

Lalu Ibnu Umar memberikan keledainya kepada orang itu sambil berkata; 'Ambillah keledai ini untuk kendaraanmu! ' Selain itu, ia juga memberikan sorbannya dengan mengatakan; 'lkatkanlah surban ini di kepalamu! '

Salah seorang sahabat berkata kepada Abdullah bin Umar; 'Semoga Allah mengampunimu hai lbnu Umar, karena kamu telah memberikan keledai yang biasa kamu jadikan kendaraanmu dan sorban yang biasa kamu ikatkan di kepalamu kepada orang Arab badui itu.' Abdullah bin Umar menjawab; 'Wahai sahabat ketahuilah bahwasanya saya pernah mendengar Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ»

'Di antara bakti seseorang yang paling baik kepada orang tuanya adalah menyambung tali keluarga karib orang tuanya setelah orang tuanya meninggal dunia.'

Sesungguhnya bapak orang Arab badui itu dahulu adaIah teman Umar bin Khaththab." [Shahih Muslim]

Lihat: Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua

2.      Rasulullah sebagai pemuda yang giat bekerja.

Dari Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya: Apakah engkau dulu mengembala kambing?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«نَعَمْ، وَهَلْ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا رَعَاهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Iya, dan apakah ada dari seorang Nabi kecuali ia mengembala kambing?!” [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  As-Saib radiyallahu 'anhu berkata:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلُوا يُثْنُونَ عَلَيَّ وَيَذْكُرُونِّي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَنَا أَعْلَمُكُمْ» يَعْنِي بِهِ، قُلْتُ: صَدَقْتَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي: كُنْتَ شَرِيكِي فَنِعْمَ الشَّرِيكُ، كُنْتَ لَا تُدَارِي، وَلَا تُمَارِي [سنن أبي داود: صحيح]

"Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu orang-orang menyanjung dan mengelu-elukan aku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Aku lebih tahu tantang dia dari kalian."

Aku langsung menimpali, "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusanmu, engkau benar. Engkau dulu teman bisnisku dan sebaik-baik teman bisnis, engkau tidak suka perselisihan dan perdebatan (dalam bermuamalah)." [Sunan Abi Daud: Shahih]

3.      Rasulullah sebagai suami yang sangat mencintai istrinya.

Al-Aswad rahimahullah berkata: Saya bertanya kepada Aisyah radhiyallahu 'anha: "Apa yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumah?"

Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab:

«كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ»

"Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat." [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي» [سنن الترمذي: صحيح]

"Yang terbaik dari kalian adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik dari kalian kepada istrinya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Ø  Aisyah radiyallahu 'anha berkata:

مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ، وَمَا رَأَيْتُهَا، وَلَكِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ ذِكْرَهَا، وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا أَعْضَاءً، ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِي صَدَائِقِ خَدِيجَةَ، فَرُبَّمَا قُلْتُ لَهُ: كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلَّا خَدِيجَةُ، فَيَقُولُ «إِنَّهَا كَانَتْ، وَكَانَتْ، وَكَانَ لِي مِنْهَا وَلَدٌ» [صحيح البخاري]

Aku tidak pernah cemburu terhdap istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti cemburuku terhadap Khadijah dan aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Rasulullah banyak menyebutnya, dan terkadan ia menyembelih kambing kemudian memotong-motongnya kemudian membagikannya kepada sahabat-sahabat Khadijah, dan terkadan aku berkata kepadanya: "Seolah-olah tidak ada wanita di dunia ini selain Khadijah!", lalu Rasulullah menjawab: "Sesungguhnya ia dulu begini dan begitu, dan darinyalah aku mendapatkan anak". [Sahih Bukhari]

Lihat: Nasehat pernikahan

4.      Rasulullah sebagai ayah yang menyayangi anaknya.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; 'Suatu ketika kami para istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkumpul dan berada di sisi beliau, dan tidak ada seorang pun yang tidak hadir saat itu. Lalu datanglah Fatimah 'alaihassalam dengan berjalan kaki. Demi Allah, cara berjalannya persis dengan cara jalannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika melihatnya, beliau menyambutnya dengan mengucapkan:

«مَرْحَبًا بِابْنَتِي»

"Selamat datang hai puteriku!"

Setelah itu beliau mempersilahkannya untuk duduk di sebelah kanan atau di sebelah kiri beliau. Lalu beliau bisikkan sesuatu kepadanya hingga ia (Fatimah) menangis tersedu-sedu. Ketika melihat kesedihan Fatimah, beliau sekali lagi membisikkan sesuatu kepadanya hingga ia tersenyum gembira. Lalu saya (Aisyah) bertanya kepadanya ketika aku masih berada di sekitar isteri-isteri beliau; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan keistimewaan kepadamu dengan membisikkan suatu rahasia di hadapan para istri beliau hingga kamu menangis sedih.' -Setelah Rasulullah berdiri dan berlalu dari tempat itu-, saya pun bertanya kepada Fatimah 'Sebenarnya apa yang dibisikkan Rasulullah kepadamu? '

Fatimah menjawab; 'Sungguh saya tidak ingin menyebarkan rahasia yang telah dibisikkan Rasulullah kepada saya.'

'Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, saya bertanya kepadanya; 'Saya hanya ingin menanyakan kepadamu tentang apa yang telah dibisikkan Rasulullah kepadamu yang dulu kamu tidak mau menjelaskannya kepadaku.'

Fatimah menjawab; 'Sekarang, saya akan memberitahukan. Lalu Fatimah memberitahukan kepadaku, katanya; 'Dulu, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membisikkan sesuatu kepadaku, untuk yang pertama kali, beliau memberitahukan bahwa:

«أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُهُ بِالقُرْآنِ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَإِنَّهُ قَدْ عَارَضَنِي بِهِ العَامَ مَرَّتَيْنِ، وَلاَ أَرَى الأَجَلَ إِلَّا قَدِ اقْتَرَبَ، فَاتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي، فَإِنِّي نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ»

Jibril biasanya bertadarus Al Qur'an satu atau dua kali dalam setiap tahun dan kini beliau bertadarus kepadanya sebanyak dua kali, maka aku tahu bahwa ajalku telah dekat. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik pendahulumu adalah aku.'

Fatimah berkata; 'Mendengar bisikan itu, maka saya pun menangis, seperti yang kamu lihat dulu. Ketika beliau melihat kesedihanku, maka beliau pun membisikkan yang kedua kalinya kepadaku, sabdanya:

«يَا فَاطِمَةُ، أَلاَ تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ المُؤْمِنِينَ، أَوْ سَيِّدَةَ نِسَاءِ هَذِهِ الأُمَّةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

'Hai Fatimah, tidak maukah kamu menjadi pemimpin para istri orang-orang mukmin atau menjadi sebaik-baik wanita umat ini? ' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Kewajiban orang tua mendidik anaknya

5.      Rasulullah sebagai mertua yang baik kepada menantunya.

Dari Ali radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya dan Fathimah binti Nabi 'alaihassalam pada suatu malam, dan berkata:

«أَلاَ تُصَلِّيَانِ؟»

"Tidakkah kalian berdua shalat malam?"

Ali menjawab: "Ya Rasulullah, jiwa kami di tangan Allah, maka jika Ia menghendaki kami bangun dari tidur kami maka kami akan bangun"

Kemudian beliau pergi ketika kami mengatakan hal itu dan beliau tidak mengatakan sesuatu bantahan padaku. Kemudian aku mendengarnya saat beliau berpaling dengan memukul pahanya, membaca:

{وَكَانَ الإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا} [الكهف: 54]

Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. [Al-Kahfi: 54] [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke rumah Fatimah namun 'Ali tidak ada di rumah. Beliau lalu bertanya: "Kemana putera pamanmu?"

Fatimah menjawab, "Antara aku dan dia terjadi sesuatu hingga dia marah kepadaku, lalu dia pergi dan tidak tidur siang di rumah."

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada seseorang: "Carilah, di mana dia!"

Kemudian orang itu kembali dan berkata, "Wahai Rasulullah, dia ada di masjid sedang tidur."

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya, ketika itu Ali sedang berbaring sementara kain selendangnya jatuh di sisinya hingga ia tertutupi debu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membersihkannya seraya berkata:

«قُمْ أَبَا تُرَابٍ، قُمْ أَبَا تُرَابٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai Abu Thurab, bangunlah. Wahai Abu Thurab, bangunlah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

6.      Rasulullah sebagai kakek yang mengasihi cucunya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Ketika Al-Hasan dan Al-Husain bermain dengan kurma sedekah dan salah satu dari mereka hendak memakannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarangnya dan bersabda:

«أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَأْكُلُونَ الصَّدَقَةَ»

"Tidakkah engkau mengetahui bahwa keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memakan sedekah". [Sahih Bukhari]

Ø  Syaddad bin Al-Had radhiyallahu 'anhu berkata:

خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِحْدَى صَلَاتَيِ الْعِشَاءِ وَهُوَ حَامِلٌ حَسَنًا أَوْ حُسَيْنًا، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا، فَرَفَعْتُ رَأْسِي وَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ سَاجِدٌ فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ، قَالَ: «كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ» [سنن النسائي: صححه الألباني]

"Rasulullah keluar untuk mengimami kami shalat Isya' sambil menggendong Hasan dan Husain. Lalu beliau maju ke depan dan meletakkan kedua cucunya itu lantas mengucapkan takbir shalat dan memulai shalatnya. Pada saat itu beliau sujud dengan sujud yang sangat lama, maka aku mengangkat kepalaku, dan ternyata seorang anak sedang duduk di atas punggung Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang sujud. Lalu aku kembali ke sujudku. Seusai shalat, orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Wahai Rasulullah, engkau tadi sujud terlalu lama, hingga kami kira telah terjadi sesuatu, atau engkau sedang menerima wahyu.' Beliau menjawab, 'Tidak terjadi apa-apa, tetapi tadi cucuku menunggangi punggungku dan aku tidak suka menurunkan mereka hingga mereka merasa puas'." [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Ø  Abu Qatadah Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu berkata:

«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلِأَبِي العَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا، وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan anak Abu Al-'Ash bin Rabi'ah bin 'Abdu Syamsi. Maka jika sujud, beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keistimewaan Hasan dan Husain

7.      Rasulullah sebagai majikan.

Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

«خَدَمْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم فِي السَّفَرِ وَالحَضَرِ، مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا؟ وَلاَ لِشَيْءٍ لَمْ أَصْنَعْهُ لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا؟» [صحيح البخاري]

Aku melayani Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- baik saat bepergian maupun muqim (tinggal), dan Beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap apa yang aku lakukan,: "Kenapa kamu berbuat begini begitu" dan tidak pernah juga mengatakan terhadap sesuatu yang tidak aku lakukan: "Kenapa kamu tidak berbuat begini begitu". [Shahih Bukhari]

8.      Rasulullah sebagai tetangga yang harmonis.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Jibril senantiasa memberiku nasihat agar aku berbuat baik kepada tetanggaku, hingga aku punya perkiraaan bahwa dia akan menjadikannya ahli waris." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab bertetangga dalam Islam

9.      Rasulullah sebagai tamu yang baik.

Anas radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Sa'ad bin Ubadah, kemudian Sa'ad menghidangkan roti dan minyak. Rasulullah pun memakannya dan berdo'a setelahnya:

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ

"Semoga orang yang berpuasa berbuka di tempatmu, orang-orang baik memakan makananmu, dan para malaikat berselawat (berdo'a) untukmu." [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Adab bertamu

10.  Rasulullah sebagai tuan rumah yang baik.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

لَمَّا تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْنَبَ بِنْتَ جَحْشٍ، دَعَا القَوْمَ فَطَعِمُوا ثُمَّ جَلَسُوا يَتَحَدَّثُونَ، وَإِذَا هُوَ كَأَنَّهُ يَتَهَيَّأُ لِلْقِيَامِ، فَلَمْ يَقُومُوا فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ قَامَ، فَلَمَّا قَامَ قَامَ مَنْ قَامَ، وَقَعَدَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ، فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَدْخُلَ فَإِذَا القَوْمُ جُلُوسٌ، ثُمَّ إِنَّهُمْ قَامُوا، فَانْطَلَقْتُ فَجِئْتُ فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ قَدِ انْطَلَقُوا، فَجَاءَ حَتَّى دَخَلَ فَذَهَبْتُ أَدْخُلُ، فَأَلْقَى الحِجَابَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ، إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ، وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا، فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلاَ مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ، إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ، وَاللَّهُ لاَ يَسْتَحْيِي مِنَ الحَقِّ} [الأحزاب: 53] [صحيح البخاري ومسلم]

Tatkala Rasulullah menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang, lalu beliau menjamu mereka, mereka pun menikmati hidangan tersebut, kemudian mereka duduk dan berbincang-bincang." Lalu beliau mengubah posisi seakan-akan ingin berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri, ketika beliau berdiri maka orang-orang pun ikut berdiri." Setelah itu tiga orang duduk lagi. Nabi datang dan hendak masuk ke kamar Zainab, namun orang-orang masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan beranjak pergi. Anas berkata; Lalu saya mengabarkan kepada Nabi bahwa mereka sudah beranjak pergi." Kemudian beliau masuk dan saya mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya dengan beliau." Lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan (ayat): {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar} [Al-Ahzaab:53] [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab menerima tamu

11.  Rasulullah sebagai guru yang penyayang.

Muawiyah bin Al-Hakam As-Sulami radhiyallahu 'anhu berkata: "Ketika aku sedang shalat bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Lalu aku mengucapkan: "Yarhamukallah (semoga Allah memberi Anda rahmat)". Maka seluruh jamaah menujukan pandangannya kepadaku." Aku berkata, "Aduh, celakalah ibuku! Mengapa anda semua memelototiku?" Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak memakiku. Beliau bersabda:

«إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ»

"Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-Qur'an." [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan ilmu, ulama, dan penuntut ilmu

12.  Rasulullah sebagai imam dalam shalat.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلاَةِ وَأَنَا أُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاَتِي مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Saat aku shalat dan ingin memanjangkan bacaanku, tiba-tiba aku mendengar tangisan bayi sehingga aku pun memendekkan shalatku, sebab aku tahu betapa besar rasa cinta dan kasih sayang ibunya sehingga ia merasa resah dan sedih mendengar tangisan anaknya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Malik bin Huwairits; Shalatlah seperti kalian melihatku shalat

13.  Rasulullah sebagai pemimpin negara yang bijaksana.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali Imran:159]

Ø  Ummu Hani' bint Abi Thalib radhiyallahu 'anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ya Rasulullah, saudaraku Ali ingin membunuh orang yang aku beri perlindungan namanya Fulan bin Hubairah?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«قَدْ أَجَرْنَا مَنْ أَجَرْتِ يَا أُمَّ هَانِئٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Kami akan melindungi orang yang kau beri perlindungan wahai Ummu Hani'.” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Pemimpin yang baik dan yang buruk

14.  Rasulullah sebagai hakim.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha - istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، وَإِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ، فَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ، فَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا أَسْمَعُ مِنْهُ، فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِشَيْءٍ مِنْ حَقِّ أَخِيهِ، فَلَا يَأْخُذَنَّ مِنْهُ شَيْئًا، فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنْ النَّار»

"Sesungguhnya aku juga manusia biasa, dan sesungguhnya kalian sering mengadukan perselisihan kepadaku. Dan bisa jadi diantara kalian ada yang lebih pandai mengungkapan argumennya dari pada yang lainnya, lalu aku memutuskan sesuai dengan apa yang aku dengarkan. Maka barangsiapa yang aku tetapkan untuknya sesuatu yang sebenarnya adalah hak saudaranya, maka janganlah ia mengambilnya karena itu sama halnya aku telah memberinya sesuatu dari neraka". [Sahih Bukhari dan Muslim]

15.  Rasulullah sebagai da’i yang cerdas dan penuh hikmah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yusuf:108]

{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128]

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (Rauf) lagi penyayang (Rahim) terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah:128]

16.  Rasulullah sebagai hamba Allah yang taat.

Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendirikan shalat malam sampai kakinya bengkak, ditanyakan kepadanya: Kenapa engkau malakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidakkah aku pantas menjadi seorang hamba yang bersyukur?” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam - Berkah mengamalkan sunnah Rasulullah dan bahaya menyelisihinya - Kuingin bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di surga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...