Rabu, 29 Juni 2022

Keutamaan banyak mengingat mati

بسم الله الرحمن الرحيم

Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:

«كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا، وَكَفَى بِالْيَقِينِ غِنًى، وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغُلًا» [الزهد والرقائق لابن المبارك]

“Cukuplah kematian sebagai pemberi peringatan, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai kesibukan”. [Az-Zuhud karya Ibnu Mubarak]

Ø  Ammar bin Yasir radhiyallahu 'anhuma berkata:

«كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا، وَكَفَى بِالْيَقِينِ غِنًى، وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغُلًا» [الزهد لأحمد بن حنبل]

“Cukuplah kematian sebagai pemberi peringatan, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai kesibukan”. [Az-Zuhud karya Imam Ahmad]

Ø  Abu Ad-Darda’ radhiyallahu 'anhu jika melihat jenazah ia berkata:

«اغْدِي فَإِنَّا رَائِحُونَ، وَرُوحِي فَإِنَّا غَادُونَ، مَوْعِظَةٌ بَلِيغَةٌ وَغَفْلَةٌ سَرِيعَةٌ، كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا، يَذْهَبُ الْأَوَّلُ فَالْأَوَّلُ، وَيَبْقَى الْآخِرُ لَا حُلْمَ لَهُ» [الزهد لأبي داود]

“Pergilah engkau karena kami juga akan berangkat, dan berangkatlah karena kami juga akan pergi, suatu peringatan yang mengena dari kelalaian yang begitu cepat, cukuplah kematian sebagai pengingat, satu persatu pergi, dan yang lain tinggal tidak punya kebijakan”. [Az-Zuhud karya Abu Daud]

Beberapa hadits yang mengajurkan untuk banyak mengingat kematian:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ» [سنن الترمذي: هذا حديث حسن]

"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kenikmatan", yaitu kematian. [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ»

"Berziarahlah kubur karena ia akan mengingatkan kalian akan kematian." [Shahih Muslim]

Ø  Buraidah radhiallahu'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:

«نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، فَزُورُوهَا، فَإِنَّ فِي زِيَارَتِهَا تَذْكِرَةً» [سنن أبي داود: صحيح]

"Aku telah melarang kalian menziarahi kuburan, sekarang berziarahlah ke kuburan, karena dalam berziarah itu terdapat peringatan (mengingatkan kematian)." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,  tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:

أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ» [سنن ابن ماجه: حسن]

"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Malulah kalian kepada Allah dengan sebanar-benarnya malu". Para sahabat menjawab: "Sesungguhnya kami telah merasa malu, alhamdulullillah!"

Rasulullah berkata:

«لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Bukan itu yang saya maksud, akan tetapi rasa malu kepada Allah yang sebenar-benarnya adalah menjaga kepala dan semua anggota badan yang ada padanya dari segala maksiat, menjaga perut dan isinya dari yang haram, mengingat mati dan kepunahan, siapa yang menginginkan akhirat ia meninggalkan gemerlap dunia. Barang siapa yang melakukan hal tersebut berarti ia telah merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Faedah dari banyak mengingat mati:

Ad-Daqqaq rahimahullah berkata:

" من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة. ومن نسيه عوقب بثلاثة أشياء: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة "

“Orang yang banyak mengingat mati akan diberi tiga hal: Segera bertaubat, kepuasan hati, dan semangat beribadah. Dan orang yang melupakan kematian akan dihukum dengan tiga hal: Menunda-nunda taubat, tidak ridha dengan yang cukup, dan malas beribadah”.

Faidah pertama: Segera bertaubat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ} [آل عمران: 133]

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Ali 'Imaran:133]

{وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا} [النساء: 18]

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. [An-Nisaa':18]

Ø  Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang pundakku dan bersabda:

«كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ»، وفي رواية: «وَعُدَّ نَفْسَكَ فِي أَهْلِ القُبُورِ»

"Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." Dan dalam riwayat lain: "Dan anggap dirimu sebagai penghuni kubur".

Ibnu Umar juga berkata;

" إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ "

'Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Shahih Bukhari dan Sunan Tirmidziy]

Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?

Faidah kedua: Kepuasan hati.

Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu 'alahi wasallam- tidur di atas tikar lalu beliau bangun, tikar itu membekas di lambung beliau, kami berkata: Andai kami membuatkan hamparan lunak untuk anda!

Beliau bersabda:

«مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»

"Apa urusanku dengan dunia, aku di dunia tidak lain seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon setelah itu pergi dan meninggalkannya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Abu Ad-Darda` radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى وَلَا آبَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا مَالًا تَلَفًا»

"Tidaklah matahari terbit kecuali ada dua malaikat yang diutus di kedua sisinya sambil berseru, dan seluruh penduduk bumi mendengarkan keduanya kecuali dua golongan. Kedua melaikat itu menyerukan; "Wahai sekalian manusia, kembalilah kepada Rabb kalian. Ketahuilah bahwa sedikit namun mencukupi itu lebih baik dari pada banyak namun melalaikan. Dan tidaklah matahari terbenam kecuali ada dua malaikat yang di utus di kedua sisinya sambil berseru, seluruh penduduk bumi mendengarkan keduanya kecuali dua golongan, keduanya berseru: "Ya Allah berilah balasan bagi mereka yang berinfak, dan berilah bagi orang kikir itu kerugian harta." [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ» [سنن الترمذي: حسن]

"Terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud

Faidah ketiga: Semangat beribadah.

Al-Barra radhiyallahu 'anhu berkata:

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ، فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ، فَبَكَى، حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: «يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا» [سنن ابن ماجه: حسن]

"Kami pernah mengantar jenazah bersama Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam, kemudian beliau duduk di sisi kuburan dan menangis hingga membasahi tanah. Beliau bersabda, "Wahai saudaraku, bersiap-siaplah untuk hal seperti ini." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ: اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ، وَارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابٌ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ " [الزهد للمعافى بن عمران الموصلي]

Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat. Dunia pergi menjauh dan akhirat datang mendekat, dan masing-masing keduanya punya pengikut, maka jadilah pengikut akhirat dan janganlah menjadi pengikut dunia, hari ini adalah waktu beramal dan tidak ada perhitungan, sedangkan besok (di akhirat) adalah perhitungan dan tidak ada lagi waktu beramal". [Az-Zuhd karya Al-Mu'afaa]

Lihat: Berlomba dalam urusan akhirat 

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Sudah siapkah kita mati? Tingkatan orang yang ditimpa musibah - Kiat tegar di atas Musibah

4 komentar:

  1. Assalamualaikum ustadz, artikel anda sangat bermanfaat, saya izin meng-copy nya ustadz buat disimpan di catatan saya supaya tidak hilang begitu saja ilmu yang bermanfaat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
      Silakan, semoga berberkah!

      Hapus
    2. Alhamdulillah, terimakasih banyak ustadz, semoga berkah ilmunya bagi saya agar saya bisa mengamalkan hadist Nabi, semoga juga mengalir terus pahala bagi anda yang telah mengajarkan ilmu ini.

      Hapus
    3. Amiin, jazaakallahu khaer

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...