بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 ayat dan 1 hadits yang menunjukkan
larangan seseorang mencaci masa atau waktu karena itu termasuk perbuatan
meyakiti Allah ‘azza wajalla.
Firman Allah ta’aalaa:
{وَقَالُوا مَا هِيَ
إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا
الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ} [الجاثية: 24]
“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini
tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan hidup, dan tidak ada
yang membinasakan kita kecuali masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai
pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”
[Al-Jatsiah: 24]
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«قَالَ اللهُ تَعَالَى: يُؤْذِيْنِي ابْنُ
آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ»
“Allah
ta’aalaa berfirman: “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci
masa, padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan
malam dan siang silih berganti”.
Ø Dan dalam riwayat yang lain dikatakan:
«لاَ تَسُبُّوْا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللهَ
هُوَ الدَّهْرُ»
“Janganlah kalian mencaci masa, karena
Allah ta’aalaa adalah Pemilik dan Pengatur masa.”.
Dari ayat dan hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 4 poin penting:
1. Larangan
mencaci masa.
Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَسُبُّوا
الدَّهْرَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ» [مسند
أحمد: صحيح]
"Janganlah kalian mencela masa karena
Allah adalah masa." [Musnad Ahmad: Shahih]
Mencela masa ada tiga macam:
Pertama: Hanya bermaksud memberitakan
tentang kondisi masa tersebut tanpa ada maksud mencacinya, seperti ucapan: Hari
ini sangat panas atau sangat dingin atau cuaca buruk. Ini hukumnya boleh
seperti ucapan Nabi Luth ‘alaihissalam:
{وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا
سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ} [هود: 77]
Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu
datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena
(kedatangan)nya. Dia (Lut) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” [Hud: 77]
Kedua: Mencaci masa dengan keyakinan
bahwa masa itu adalah pengatur keadaan, baik atau buruk. Maka ini adalah
kesyirikan karena meyakini ada yang mengatur di alam semesta ini selain Allah ‘azza
wajalla.
Ketiga: Mencaci masa dengan meyakini
bahwa Allah adalah pengaturnya, ia mencacinya karena ketidak puasa atau
ketetapan Allah ‘azza wajalla. Maka ini hukumnya haram, tidak sampai
pada kesyirikan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ
إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ
سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya besar suatu
pahala tergantung besarnya cobaan, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu
kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya
keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka
Allah". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
2. Mencaci
masa berarti menyakiti Allah ta’aalaa.
Orang-orang
Jahiliyah, kalau mereka tertimpa suatu musibah, bencana atau malapetaka, mereka
mencaci masa. Maka Allah melarang hal tersebut, karena yang menciptakan dan
mengatur masa adalah Allah Yang Maha Esa. Sedangkan menghina pekerjaan seseorang
berarti menghina orang yang melakukannya. Dengan demikian, mencaci masa berarti
mencela dan menyakiti Allah sebagai Pencipta dan Pengatur masa.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنْ يَمْسَسْكُمْ
قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا
بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ
شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ} [آل
عمران: 140]
Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka
mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan
dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. [Ali 'Imran: 140]
{يُقَلِّبُ اللَّهُ
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ} [النور: 44]
Allah mempergantikan malam dan siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai penglihatan (yang tajam). [An-Nur: 44]
Adakah
sesuatu yang menyakiti Allah?
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ
اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا} [الأحزاب:
57]
Sesungguhnya
(terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan
melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi
mereka. [Al-Ahzab: 57]
Ø Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi
ﷺ bersabda:
«مَا
أَحَدٌ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ، يَدَّعُونَ لَهُ الوَلَدَ،
ثُمَّ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Tidak ada seorang pun
yang lebih bersabar atas gangguan yang didengarnya daripada Allah, ada manusia
mengaku Allah mempunyai anak (yaitu orang Nasrani), namun Allah masih juga
memberi mereka kesehatan dan rejeki." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu'anhuma
bahwa Nabi ﷺ berkata:
«مَنْ
لِكَعْبِ بْنِ الأَشْرَفِ، فَإِنَّهُ قَدْ آذَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ»، قَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ: أَتُحِبُّ أَنْ أَقْتُلَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: فَأَتَاهُ، فَقَالَ: إِنَّ هَذَا - يَعْنِي النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَدْ عَنَّانَا وَسَأَلَنَا الصَّدَقَةَ،
قَالَ: وَأَيْضًا، وَاللَّهِ لَتَمَلُّنَّهُ، قَالَ: فَإِنَّا قَدِ اتَّبَعْنَاهُ
فَنَكْرَهُ أَنْ نَدَعَهُ، حَتَّى نَنْظُرَ إِلَى مَا يَصِيرُ أَمْرُهُ، قَالَ:
فَلَمْ يَزَلْ يُكَلِّمُهُ حَتَّى اسْتَمْكَنَ مِنْهُ فَقَتَلَهُ [صحيح البخاري ومسلم]
"Siapa yang dapat
menghadapi Ka'ab bin Al Asyrof karena dia telah menyakiti Allah dan
rasul-Nya?". Muhammad bin Maslamah berkata, "Apakah Baginda suka bila
aku membunuhnya, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Ya". Dia
berkata, "Maka aku mendatanginya lalu Ka'b berkata, "Orang ini,
maksudnya Nabi ﷺ telah meminta tolong
dan meminta shodaqoh kepada kita". Dia berkata, "Dan juga, demi
Allah, pasti kamu akan meninggalkannya". Kata Muhammad: "Sungguh kami
telah mengikutinya dan kami tidak mau bila meninggalkannya hingga kami melihat
apa yang akan terjadi dengan urusannya". Dia berkata, "Dia terus saja
berkata-kata hingga setelah ada kesempatan Muhammad membunuhnya. [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ada beberapa jawaban ulama tentang
makna “menyakiti Allah”, diantaranya:
a)
Menyakiti di sini maksudnya membuat
Allah tidak senang (murka).
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا
رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ} [محمد: 28]
Yang demikian itu,
karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan
membenci (apa yang menimbulkan) keridaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala
amal mereka. [Muhammad: 28]
Karena tidak ada sesuatu yang bisa
menyakiti Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا} [آل عمران:
144]
Barangsiapa
berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. [Ali 'Imran: 144]
{وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ
لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا} [آل عمران: 176]
Dan janganlah
engkau (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi
kafir; sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. [Ali 'Imran: 176]
{إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ لَنْ
يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا} [آل عمران: 177]
Sesungguhnya
orang-orang yang membeli kekafiran dengan iman, sedikit pun tidak merugikan
Allah. [Ali 'Imran: 177]
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
وَشَاقُّوا الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى لَنْ يَضُرُّوا
اللَّهَ شَيْئًا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَالَهُمْ} [محمد: 32]
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah
serta memusuhi rasul setelah ada petunjuk yang jelas bagi mereka, mereka tidak
akan dapat memberi mudarat (bahaya) kepada Allah sedikit pun. Dan kelak Allah
menghapus segala amal mereka. [Muhammad: 32]
Ø Dalam hadits Qudsi yang diriwatkan oleh Abu Dzar radhiyallahu
'anhu, Allah ta’aalaa
berfirman:
«يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى
وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِى فَتَنْفَعُونِي» [صحيح مسلم]
“Wahai hamba-Ku .. jika kalian merasakan kesulitan dari-Ku maka
kalian tidak akan bisa membalasku dengan kesulitan, dan jika kalian merasakan
kenikmatan dari-Ku maka kalian tidak akan bisa membalasku dengan kenikmatan”.
[Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Arba'in
Nawawiy, hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim
b)
Menyakiti Allah tidak sama dengan
menyakiti makhluk, dan tidak semua yang menyakiti itu membahayakan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى:
11]
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. [Asy-Syuraa: 11]
Lihat: Kaedah Nama dan Sifat Allah ‘azza wajalla
3. Perlu
renungan akan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: “Karena Allah
sesungguhnya adalah Pemilik dan Pengatur masa”.
Sabda beliau itu
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah dengan
takdir Allah, karena itu wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan qadha
dan qadar, yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang pahit.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ
اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ} [الأعراف: 54]
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [Al-A'raaf: 54]
Larangan
memukul wajah, karena Allah yang menciptakannya.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا قَاتَلَ
أَحَدُكُمْ أَخَاهُ، فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَ آدَمَ عَلَى
صُورَتِهِ» [صحيح مسلم]
"Apabila salah seorang darimu
berkelahi dengan saudaranya yang muslim, maka hendaklah ia menghindari bagian
wajah, karena Allah telah menciptakan Adam dengan rupa dan bentuk
wajahnya.'" [Shahih Muslim]
4. Mencaci
mungkin saja dilakukan seseorang, meskipun ia tidak bermaksud demikian dalam
hatinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا
فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sungguh seorang hamba
berbicara satu kalimat, ia tidak memikirkan kandungannya, akan menyebabkan ia
terjerumus ke dalam neraka, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
«إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ،
لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ
لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا،
يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» [صحيح البخاري]
"Sungguh seorang hamba
berbicara satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan
Allah mengangkat derajatnya. Dan sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat
yang dimurkai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan ia terjerumus ke dalam
neraka jahannam". [Sahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (44); Ucapan seseorang: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...