Senin, 22 Agustus 2022

Syarah Riyadhushalihin Bab (10) Bersegera melakukan kebaikan, dan anjuran untuk berbuat untuk kebaikan, melakukannya dengan semangat tanpa ragu

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah ta’aalaa berfirman:

{فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ} [البقرة: 148]

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. [Al-Baqarah: 148]

Lihat: Berlomba dalam urusan akhirat

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ} [آل عمران: 133]

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Ali 'Imran: 133]

Lihat: 4 Sifat orang bertakwa; Tafsir surah Ali 'Imran ayat 133 – 136

Hadits pertama

1/87- فالأوَّل: عَنْ أبي هريرة رضي اللَّه عنه، أنَّ رسولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "بادِروا بالأعْمالِ فِتَناً كقطَعِ اللَّيلِ الْمُظْلمِ يُصبحُ الرجُلُ مُؤمناً ويُمْسِي كَافِراً، ويُمسِي مُؤْمناً ويُصبحُ كَافِراً، يَبيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيا" رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Bahwasanya Rasulullah bersabda: "Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Motivasi hijrah di zaman Fitnah

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Anjuran bersegera dalam kebaikan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيم} [الحديد: 21]

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al-Hadiid: 21]

{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ } [الأنبياء: 90]

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. [Al-Anbiyaa':90]

{أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون: 57- 61]

Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. [Al-Mu'minun:57-61]

Ø  Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«التُّؤَدَةُ فِي كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ»

"Perlahan (tidak tergesa-gesa) dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam beramal untuk akhirat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

3.      Bersegera dalam kebaikan untuk akhirat karena kehidupan dunia ini singkat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى} [النساء: 77]

Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa." [An-Nisaa':77]

{يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ} [غافر: 39]

Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. [Gaafir: 39]

Ø  Abdullah bin Umar -radhiyallahu 'anhuma- berkata; "Rasulullah  pernah memegang pundakku dan bersabda: 

«كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ»

'Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." 

Ibnu Umar juga berkata; 

«إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ»

'Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Shahih Bukhari]

4.      Bersegera dalam kebaikan untuk akhirat menyelamatkan dari fitnah dunia.

Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda: 

«تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا، لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ»

"Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara satu sama lain). Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bejana yg terbalik, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya."  [Shahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Rasulullah bersabda: 

«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»

"Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidlah itu?" Beliau menjawab: "Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

5.      Sahabat Nabi berlomba-lomba dalam urusan akhirat.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah  sambil berkata; "Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi." 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Maksud kalian?" 

Mereka menjawab: "Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya, mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya." 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ؟"

"Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?" 

Mereka menjawab; "Tentu, wahai Rasulullah?" 

Beliau bersabda: 

"تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً"

"Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali." 

Tidak lama kemudian para fuqara' Muhajirin kembali ke Rasulullah dan berkata; "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!" 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ يَشَاءُ"

"Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!" [Shahih Muslim]

Ø  Umar bin Al-Khathab -radhiyallahu 'anhu- berkata; 

أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَوْمًا أَنْ نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذَلِكَ مَالًا عِنْدِي فَقُلْتُ: الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟" قُلْتُ: مِثْلَهُ، قَالَ: وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟" قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قُلْتُ: لَا أُسَابِقُكَ إِلَى شَيْءٍ أَبَدًا

Rasulullah  memerintahkan Kami agar bersedekah, dan hal tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya mengatakan; apabila aku dapat mendahului Abu Bakr pada suatu hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa setengah hartaku, lalu Rasulullah bersabda: "Apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; Harta yang sama seperti itu. Ia berkata; kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh yang ia miliki. Lalu Rasulullah  bersabda: "Wahai Abu Bakr, apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya. Maka saya katakan; Saya tidak akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Hadits kedua

2/88- الثَّاني: عنْ أبي سِرْوَعَةَ -بكسرِ السين المهملةِ وفتحها- عُقبةَ بنِ الْحارِثِ رضي اللَّه عنه قَالَ: صَلَّيتُ وراءَ النَبيِّ ﷺ بالمدِينةِ الْعصْرَ، فسلَّم ثُمَّ قَامَ مُسْرعاً فَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ إِلَى بعْضِ حُجَرِ نسائِهِ، فَفَزعَ النَّاس مِنْ سرعَتهِ، فَخَرَجَ عَليهمْ، فَرأى أنَّهُمْ قدْ عَجِبوا منْ سُرْعتِه، قالَ: "ذَكَرتُ شَيئاً مِنْ تبْرٍ عندَنا، فكرِهْتُ أنْ يحبسَنِي، فأمرْتُ بقسْمتِه"، رواه البخاري.

Dari Abu Sirwa’ah 'Uqbah bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu berkata, "Aku pernah shalat Asar di belakang Nabi di kota Madinah. Setelah salam, tiba-tiba beliau berdiri dengan tergesa-gesa sambil melangkahi leher-leher orang banyak menuju sebagian kamar istri-istrinya. Orang-orang pun merasa cemas dengan ketergesa-gesaan beliau. Setelah itu beliau keluar kembali menemui orang banyak, dan beliau lihat orang-orang merasa heran. Maka beliau pun bersabda, "Aku teringat dengan sebatang emas/perak yang ada pada kami. Aku khawatir itu dapat menggangguku, maka aku perintahkan untuk dibagi-bagikan." [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain dalam shahih Bukhari;

"كنْتُ خلَّفْتُ في الْبيتِ تِبراً مِنَ الصَّدقةِ، فكرِهْتُ أنْ أُبَيِّتَه".

"Aku telah tinggalkan dalam rumah sebatang emas/perak dari harta shadaqah. Aku tidak mau bila sampai bermalam".

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Sirwa’ah 'Uqbah bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Dzikir setelah shalat hukumnya sunnah.

Lihat: Zikir dan do'a setelah shalat

3)      Boleh melangkahi leher orang dalam mesjid jika ada perkara darurat.

Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang laki-laki melangkahi leher orang-orang pada hari Jum'at saat Nabi sedang khutbah, maka Nabi berkata kepadanya:

«اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

"Duduklah, engkau telah menyakiti". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum'at saat Rasulullah khutbah, kemudian ia melangkahi orang-orang. Maka Rasulullah bersabda:

«اجْلِسْ، فَقَدْ آذَيْتَ وَآنَيْتَ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Duduklah, engkau telah menyakiti dan engkau telat datang". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

4)      Sifat amanah Nabi shallallahu ‘alaih wasallam.

Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma berkata; bahwa Nabi pada suatu malam menemukan kurma di bawah rusuknya, kemudian beliau memakannya dan tidak tidur pada malam itu. Sehingga sebagian dari istri-istrinya berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau tadi malam tidak tidur?"

Maka beliau menjawab:

«إِنِّي وَجَدْتُ تَحْتَ جَنْبِي تَمْرَةً، فَأَكَلْتُهَا، وَكَانَ عِنْدَنَا تَمْرٌ مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَخَشِيتُ أَنْ تَكُونَ مِنْهُ» [مسند أحمد: حسن]

"Sesungguhnya aku telah menemukan kurma di bawah tulang rusukku dan aku memakannya, padahal di rumah kita ada kurma sedekah, maka aku kawatir jika apa yang aku makan itu adalah dari kurma sedekah." [Musnad Ahmad: Hasan]

5)      Keutamaan sifat amanah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) ... وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8)} [المؤمنون: 1 و 8]

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ... Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. [Al-Mu'minun: 1 dan 8]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi tidak menkhutbahi kami kecuali beliau mengatakan:

"  لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ " [مسند أحمد: حسن]

"Tidak sempurna imannya orang yang tidak menjaga amanahnya". [Musnad Ahmad: Hasan]

6)      Bersegera menunaikan hak orang lain.

Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata, Rasulullah  bersabda:

«أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ، قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ»

"Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi  bersabda:

«مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Menunda membayar utang bagi orang kaya adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah ia ikuti". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hati-hati dengan hutang

7)      Menghindari sesuatu yang bisa mengejutkan orang lain atau menimbulkan buruk sangka.

'Abdurrahman bin Abu Laila rahimahullah berkata: "Para sahabat Muhammad menceritakan kepadaku bahwa saat mereka sedang berjalan bersama Nabi , salah seorang dari mereka tertidur. Lalu ada sebagian sahabat mengambil dan menarik tali yang ada bersamanya hingga orang yang tertidur itu kaget. Maka Rasulullah bersabda:

«لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا» [سنن أبي داود: صحيح]

"Tidak halal bagi seorang muslim membuat kaget sesama saudaranya yang muslim." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Hadits ketiga

3/89-الثَّالث: عن جابر رضي اللَّهُ عنه قَالَ: قَالَ رجلٌ للنبيِّ ﷺ يومَ أُحُدٍ: أرأيتَ إنْ قُتلتُ فأينَ أَنَا؟ قَالَ: " في الْجنَّةِ "، فألْقى تَمراتٍ كنَّ في يَدِهِ، ثُمَّ قَاتَلَ حتَّى قُتلَ. متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Jabir radhiallahu'anhu, ia berkata: "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi pada perang Uhud, "Bagaimana menurutmu, jika aku mati terbunuh, dimanakah tempatku?" Beliau menjawab, "Di surga." Mendengar itu, dia langsung melempar kurma yang ada di tangannya, kemudian dia berperang hingga terbunuh." [Muttafaqun ‘alaihi]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Keutamaan jihad dan syahid di jalan Allah.

3.      Semangat para Sahabat dalam berjihad.

Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata:

بَعَثَ رَسُولُ اللهِ بُسَيْسَةَ عَيْنًا يَنْظُرُ مَا صَنَعَتْ عِيرُ أَبِي سُفْيَانَ، فَجَاءَ وَمَا فِي الْبَيْتِ أَحَدٌ غَيْرِي، وَغَيْرُ رَسُولِ اللهِ ، فَحَدَّثَهُ الْحَدِيثَ، قَالَ: فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ فَتَكَلَّمَ، فَقَالَ: «إِنَّ لَنَا طَلِبَةً، فَمَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا فَلْيَرْكَبْ مَعَنَا»، فَجَعَلَ رِجَالٌ يَسْتَأْذِنُونَهُ فِي ظُهْرَانِهِمْ فِي عُلْوِ الْمَدِينَةِ، فَقَالَ: «لَا، إِلَّا مَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا»، فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللهِ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى سَبَقُوا الْمُشْرِكِينَ إِلَى بَدْرٍ، وَجَاءَ الْمُشْرِكُونَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : «لَا يُقَدِّمَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إِلَى شَيْءٍ حَتَّى أَكُونَ أَنَا دُونَهُ»، فَدَنَا الْمُشْرِكُونَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : «قُومُوا إِلَى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ»، قَالَ: - يَقُولُ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ الْأَنْصَارِيُّ: - يَا رَسُولَ اللهِ، جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: بَخٍ بَخٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : «مَا يَحْمِلُكَ عَلَى قَوْلِكَ بَخٍ بَخٍ؟» قَالَ: لَا وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ، إِلَّا رَجَاءَةَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا، قَالَ: «فَإِنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا»، فَأَخْرَجَ تَمَرَاتٍ مِنْ قَرَنِهِ، فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ، ثُمَّ قَالَ: لَئِنْ أَنَا حَيِيتُ حَتَّى آكُلَ تَمَرَاتِي هَذِهِ إِنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلَةٌ، قَالَ: فَرَمَى بِمَا كَانَ مَعَهُ مِنَ التَّمْرِ، ثُمَّ قَاتَلَهُمْ حَتَّى قُتِلَ [صحيح مسلم]

"Rasulullah pernah mengutus Busaisah sebagai mata-mata, mengintai gerak-gerik kafilah Abu Sufyan. Busaisah lalu datang sedangkan di rumah tidak ada seorangpun selain saya dan Rasulullah . Lantas Busaisah menyampaikan laporannya. Kemudian Rasulullah keluar sambil bersabda, "Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya, maka berangkatlah bersama kami." Lantas beberapa orang laki-laki meminta izin kepada beliau untuk mengambil kendaraannya di luar kota Madinah, namun beliau bersabda, "Tidak, cukup orang-orang yang kendaraanya telah siap saja." Kemudian Rasulullah dan para sahabatnya berangkat sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Tidak lama kemudian kaum musyrikin tiba, maka Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian bertindak sebelum ada perintah dariku." Ketika kaum musyrikin semakin dekat, maka Rasulullah bersabda, "Majulah kalian ke surga, yang luasnya seluas langit dan bumi." Anas berkata, "Tiba-tiba 'Umair bin Al Hammam Al Anshari berkata, "Ya Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi!" Beliau menjawab, "Ya." 'Umair berkata, "Wah, wah..!" Maka Rasulullah bersabda, "Mengapa kamu mengatakan wah…wah..?" Umair menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, saya mengharap semoga saya menjadi penghuninya." Beliau bersabda, "Ya, sesungguhnya kamu termasuk dari penghuninya." Kemudian dia mengeluarkan kurma dari dalam sakunya dan memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, "Sungguh kehidupan yang lama bagiku, seandainya aku menghabiskan kurmaku ini." Anas berkata, "Maka kurma yang masih tersisa di tangannya ia lemparkan begitu saja kemudian dia bertempur hingga gugur." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu'anhuma;

كَانَ النَّاسُ انْهَزَمُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ حَتَّى انْتَهَى بَعْضُهُمْ إِلَى دُونِ الْأَعْرَاضِ عَلَى جَبَلٍ بِنَاحِيَةِ الْمَدِينَةِ، ثُمَّ رَجَعُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَقَدْ كَانَ حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي عَامِرٍ الْتَقَى هُوَ وَأَبُو سُفْيَانَ بْنُ حَرْبٍ، فَلَمَّا اسْتَعْلَاهُ حَنْظَلَةُ رَآهُ شَدَّادُ بْنُ الْأَسْوَدِ، فَعَلَاهُ شَدَّادٌ بِالسَّيْفِ حَتَّى قَتَلَهُ، وَقَدْ كَادَ يَقْتُلُ أَبَا سُفْيَانَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ صَاحِبَكُمْ حَنْظَلَةَ تُغَسِّلُهُ الْمَلَائِكَةُ، فَسَلُوا صَاحِبَتَهُ»، فَقَالَتْ: خَرَجَ وَهُوَ جُنُبٌ لَمَّا سَمِعَ الْهَائِعَةَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «فَذَاكَ قَدْ غَسَّلَتْهُ الْمَلَائِكَةُ» [صحيح ابن حبان]

Pernah orang-orang lari dari Rasulullah sampai diantara mereka ada yang sampai di tepi gunung arah kota Madinah, kemudian mereka kembali kepada Rasulullah . Dan waktu itu Handzalah bin Abi ‘Amir berduel dengan Abu Sufyan bin Harb, dan ketika Hanzalah mengalahkannya, Syaddad bin Al-Aswad melihatnya kemudian mengalahkan Handzalah dengan pedangnya sampai membunuhnya, padahal hampir saja ia membunuh Abi Sufyan. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya teman kalian ini Handzalah dimandikan oleh para Malaikat, maka tanyakanlah kepada istrinya”. Istri Handzalah berkata: Ia keluar dalam keadaan junub saat mendengan panggilan perang. Maka Rasulullah bersabda: “Sebab itu para Malaikat memandikannya”. [Shahih Ibnu Hibban]

Hadits keempat

4/90-الرابع: عن أبي هُريرةَ رضي اللَّهُ عنه قَالَ: جاءَ رجلٌ إِلَى النبيِّ ﷺ، فَقَالَ: يَا رسولَ اللَّهِ، أيُّ الصَّدقةِ أعْظمُ أجْراً؟ قَالَ: " أنْ تَصَدَّقَ وأنْت صحيحٌ شَحيحٌ تَخْشى الْفقرَ، وتأْمُلُ الْغنى، وَلاَ تُمْهِلْ حتَّى إِذَا بلَغتِ الْحلُقُومَ. قُلت: لفُلانٍ كذا ولفلانٍ كَذَا، وقَدْ كَانَ لفُلان "، متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata,: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau menjawab, "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata: Untuk si Fulan begini dan untuk si Fulan begini. Padahal harta itu milik si Fulan".

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Sedekah paling baik.

Dari Abu Ayyub Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ أَفْضَلَ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ " [مسند أحمد: صحيح]

"Sesungguhnya sedekah yang paling baik adalah sedekah kepada kerabat yang memusuhi". [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ» [صحيح مسلم]

"Dinar (uang) yang kau infakkan di jalan Allah, dan dinar yang kau infakkan untuk memerdekakan budak, dan dinar yang kau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang kau nafkahkan kepada keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang kau nafkahkan kepada keluargamu". [Sahih Muslim]

2.      Cela sifat kikir.

Lihat: Cela sifat kikir dan penakut

3.      Kaya bersyukur atau miskin bersabar?

Lihat: Kaya bersyukur atau miskin bersabar

4.      Jangan menunda-nunda kebaikan

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ} [المنافقون: 10]

Dan nafkahkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" [Al-Munafiquun:10]

Ø  Dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ " [صحيح البخاري]

"Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh orang banyak: Kesehatan dan kesempatan". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Hadits kelima

5/91-الخامس: عن أنس رضي اللَّه عنه، أَنَّ رسولَ اللَّه ﷺ أَخذَ سيْفاً يَومَ أُحدٍ فقَالَ: "مَنْ يأْخُذُ منِّي هَذا؟" فبسطُوا أَيدِيهُم، كُلُّ إنْسانٍ منهمْ يقُول: أَنا أَنا. قَالَ: "فمنْ يأَخُذُهُ بحقِه؟" فَأَحْجمِ الْقومُ، فَقَالَ أَبُو دُجَانَةَ رضي اللَّه عنه: أَنا آخُذه بحقِّهِ!، فأَخَذهُ ففَلق بِهِ هَام الْمُشْرِكينَ". رواه مسلم.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Bahwa Pada waktu perang Uhud, Rasulullah mengambil sebilah pedang dan bertanya, "Siapakah di antara kalian yang ingin mengambil pedang ini dariku?" Para sahabat berlomba-lomba mengulurkan tangan sambil berkata: "Saya, Saya." Kemudian Rasulullah bertanya lagi, "Siapakah yang akan mengambil pedang ini dengan haknya?" Para sahabat mundur teratur, hingga datang (Simak bin Kharasyah) Abu Dujana, seraya berkata, "Saya akan mengambilnya dengan haknya." Anas berkata, "Simak bin Kharasyah mengambil pedang itu dan mempergunakannya untuk menyerang pasukan kaum musyrikin." [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Biografi Abu Dujanah Simak bin Kharasyah radhiyallahu ‘anhu.

Ikut pada perang Badar dan wafat pada peran Yamamah.

3.      Boleh mengambil suatu amanah jika mampu menunaikannya.

Abu Dzar radhiallahu 'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat)?" Abu Dzar berkata: "Kemudian beliau menepuk bahuku dengan tangan beliau seraya bersabda:

«يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ ضَعِيفٌ، وَإِنَّهَا أَمَانَةُ، وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا، وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا» [صحيح مسلم]

"Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar." [Sahih Muslim]

Hadits keenam

6/92-السَّادس: عن الزُّبيْرِ بنِ عديِّ قَالَ: أَتَيْنَا أَنس بن مالكٍ رضي اللَّه عنه فشَكوْنا إليهِ مَا نلْقى مِنَ الْحَجَّاجِ. فَقَالَ: " اصْبِروا فإِنه لا يأْتي زمانٌ إلاَّ والَّذي بعْده شَرٌ مِنهُ حتَّى تلقَوا ربَّكُمْ "، سمعتُه منْ نبيِّكُمْ ﷺ. رواه البخاري.

Zubair bin 'Adiy -rahimahullah- mengatakan: Pernah kami mendatangi Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, kemudian kami mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah Al-Hajjaj. Maka dia menjawab; "Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian".

Anas berkata: Aku mendengar hadits ini dari Nabi kalian . [Shahih Bukhari]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Kewajiban bersabar terhadap kedzaliman penguasa.

Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma bertanya:

يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ، فَجَاءَ اللهُ بِخَيْرٍ، فَنَحْنُ فِيهِ، فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: كَيْفَ؟ قَالَ: «يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ»، قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»

"Wahai Rasulullah, dahulu saya berada dalam kejahatan, kemudian Allah menurunkan kebaikan (agama Islam) kepada kami, apakah setelah kebaikan ini timbul lagi keburukan?" Beliau menjawab: "Ya." Saya bertanya lagi, "Apakah setelah keburukan tersebut akan timbul lagi kebaikan?" Beliau menjawab: "Ya." Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kebaikan ini timbul lagi keburukan?" Beliau menjawab: "Ya." Aku bertanya, "Bagaimana hal itu?" Beliau menjawab: "Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?" Beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Kewajiban seorang muslim adalah patuh dan taat pada perintah yang ia sukai maupun yang ia tidak sukai, kecuali jika diperintahkan kepada maksiat, jika ia diperintahkan melakukan maksiat maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;

«مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً» [صحيح البخاري ومسلم]

"Siapa yang tidak menyukai kebijakan amir (pemimpinnya) hendaklah bersabar, sebab siapapun yang keluar dari ketaatan kepada amir sejengkal, ia mati dalam jahiliyah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (28) Al-'Irbadh; Taat kepada pemimpin.

2.      Beratnya fitnah di akhir zaman.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Akan datang kepada manusia satu masa dimana orang yang bersabar di atas agamanya di antara mereka seperti orang yang menggenggam bara api". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Hadits ketujuh

7/93-السَّابع: عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه أَن رَسُولَ اللَّه ﷺ قَالَ: " بادِرُوا بالأَعْمال سَبْعاً، هَلْ تَنتَظرونَ إلاَّ فَقراً مُنسياً، أَوْ غنيٌ مُطْغياً، أَوْ مَرَضاً مُفسداً، أَو هَرَماً مُفْنداً، أَو مَوتاً مُجهزاً، أَوِ الدَّجَّال فشرُّ غَائب يُنتَظر، أَوِ السَّاعة فالسَّاعةُ أَدْهى وأَمر "، رواه الترمذي وقال: "حديثٌ حسن".

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah bersabda, "Segeralah beramal sebelum kedatangan tujuh hal, tidaklah kalian menunggu selain kefakiran yang membuat lupa, kekayaan yang melampaui batas, penyakit yang merusak, masa tua yang menguruskan, kematian yang menyergap tiba-tiba, Dajjal seburuk-buruk hal gaib yang dinanti-nanti, kiamat dan kiamat itu sangat membawa petaka dan sangat pahit." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, ia berkata: “Hadits ini hasan”, sanadnya lemah]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Bahaya kemiskinan yang melupakan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ - وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ - وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ " [صحيح مسلم]

"Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak mereka berbicara pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong." [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ وَالذِّلَّةِ، وَأَنْ تَظْلِمَ أَوْ تُظْلَمَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Mintalah perlindungan kepada Allah dari kemiskinan, kekurangan, kehinaan, dan dari berbuat dzalim atau dizalimi”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

2.      Bahaya kekayaan yang melalaikan.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق : 6 ، 7]

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. [Al-‘Alaq: 6-7]

Ø  Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

3.      Bahaya penyakit yang mematikan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ» [صحيح البخاري]

"Tidak ada penyakit menular, tidak ada "thiyarah", tidak ada "haamah", dan tidak ada "shafara". Menjaulah dari penderita kusta sebagaimana engkau menjauh dari singa". [Sahih Bukhari]

Lihat: Sikap seorang mukmin menyikapi wabah penyakit menular (covid-19)

4.      Bahaya masa tua yang menginakan.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ} [النحل: 70]

Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [An-Nahl: 70]

Lihat: Menghormati orang yang sudah tua

5.      Buruknya mati secara tiba-tiba.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]

Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]

Ø  Dari Ubaid bin Khalid As-Sulamiy -radhiyallahu 'anhu-, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَوْتُ الْفَجْأَةِ أَخْذَةُ أَسَفٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

"  Mati tiba-tiba adalah siksaan karena kemarahan." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Sudah siapkah kita mati

6.      Dahsyatnya fitnah Dajjal.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

قَامَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: " إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ، وَلَكِنِّي أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ: تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ " [صحيح البخاري ومسلم]

Rasulullah berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal, sabda beliau, "Aku akan menceritakannya kepada kalain dan tidak ada seorang Nabipun melainkan telah menceritakan tentang ad-Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh 'alaihissalam telah mengingatkan kaumnya akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedang bahwa Allah tidaklah buta". [Shahih Bukhari dan Muslim]

7.      Petaka hari kiamat.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ} [القمر: 46]

Sebenarnya hari kiamat Itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. [Al-Qamar:46]

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ (1) يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ} [الحج: 1، 2]

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. [Al-Hajj: 1-2]

Ø  Abdurrahman bin Syimamah Al-Mahriy -rahimahullah- berkata: Ketika saya berada di tempat Maslamah bin Mukhallad yang saat itu ada Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma. Abdullah berkata:

"لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَدْعُونَ اللهَ بِشَيْءٍ إِلَّا رَدَّهُ عَلَيْهِمْ"

"Hari kiamat itu tidak akan menimpa kecuali atas makhluk yang paling jahat. Mereka lebih jahat daripada orang-orang yang hidup di masa jahiliah. Tidaklah mereka memohon sesuatu kepada Allah kecuali Dia pasti akan menolaknya (tidak mengabulkannya)."

Ketika mereka bercakap-cakap demikian, tiba-tiba datanglah 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu. Maka Maslamah berkata kepadanya, "Wahai Uqbah, dengarkanlah apa yang dikatakan Abdullah."

Lantas 'Uqbah berkata, "Dia lebih mengetahui. Adapun saya, sesungguhnya saya juga pernah mendengar Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللهِ، قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ»

Akan senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang berperang di atas perkara Allah, mereka mengalahkan musuh-musuh mereka, dan orang-orang yang menyelisihi mereka tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun hingga datang hari kiamat sedangkan mereka masih dalam keadaan seperti itu.

Abdullah pun menimpali:

«أَجَلْ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ رِيحًا كَرِيحِ الْمِسْكِ مَسُّهَا مَسُّ الْحَرِيرِ، فَلَا تَتْرُكُ نَفْسًا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنَ الْإِيمَانِ إِلَّا قَبَضَتْهُ، ثُمَّ يَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ عَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ»

"Benar." Kemudian Allah mengirim sebuah angin yang baunya seperti bau misk dan lembutnya seperti lembut sutra, tidaklah ia melewati seseorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya seberat biji benih, kecuali ia pasti akan diwafatkannya. Maka tinggallah orang-orang jahat saja, lalu terjadilah hari kiamat." [Shahih Muslim]

Lihat: Kiamat sudah dekat

Hadits kedelapan

8/94-الثامن: عَنْهُ أَن رسولَ اللَّه ﷺ قَالَ يَومَ خيْبر: " لأعطِينَّ هذِهِ الرَّايَةَ رجُلا يُحبُّ اللَّه ورسُوله، يفتَح اللَّه عَلَى يديهِ "، قَالَ عُمَرُ رضي اللَّهُ عنه: مَا أَحببْت الإِمارة إلاَّ يومئذٍ، فتساورْتُ لهَا رجَاءَ أَنْ أُدْعى لهَا، فَدَعا رسولُ اللَّه ﷺ عليَ بن أبي طالب، رضي اللَّه عنه، فأَعْطَاه إِيَّاها، وقالَ: " امْشِ وَلا تلْتَفتْ حتَّى يَفتح اللَّه عليكَ "، فَسار عليٌّ شيئاً، ثُمَّ وَقَفَ ولم يلْتفتْ، فصرخ: يَا رَسُول اللَّه، عَلَى ماذَا أُقاتل النَّاس؟ قَالَ: " قاتلْهُمْ حتَّى يشْهدوا أَنْ لا إلهَ إلاَّ اللَّه، وأَنَّ مُحمَّداً رسولُ اللَّه، فَإِذا فعلوا ذلك فقدْ مَنَعوا منْك دماءَهُمْ وأَموالهُمْ إلاَّ بحَقِّها، وحِسابُهُمْ عَلَى اللَّهِ "، رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwa pada waktu perang Khaibar Rasulullah bersabda, "Sungguh aku akan menyerahkan bendera ini kepada seorang lelaki yang mencintai Allah dan rasul-Nya, dan Allah akan memberikan kemenangan dengan tangannya”. Umar bin Khaththab berkata, Sungguh aku tidak pernah menginginkan sebuah kepemimpinan kecuali hanya pada hari itu saja. Lalu akupun menampakkan wajahku dengan harapan agar aku dipanggil untuk menerima bendera itu. Ia berkata, kemudian Rasulullah memanggil Ali bin Abi Thalib dan beliau memberikan bendera itu kepadanya seraya berkata, 'Berangkatlah dan janganlah kamu menoleh ke belakang hingga Allah memenangkanmu.' Abu Hurairah berkata, kemudian Ali berjalan lalu berhenti dengan tidak menoleh ke belakang ia berteriak: 'Wahai Rasulullah, atas dasar apa aku memerangi manusia? Beliau menjawab, "Perangilah mereka hingga mereka mau bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah melaksanakan hal itu berarti mereka telah mencegahmu untuk menumpahkan darah mereka dan mengambil harta mereka kecuali yang menjadi haknya (Islam) sedang hisab (perhitungan) mereka ada di sisi Allah". [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Hadits Ali mencitai dan dicintai Allah dan RasulNya

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (09) Memikirkan keagungan makhluk Allah ta’aalaa, dunia yang fana, petaka akhirat, segala perkara keduanya, kelalaian jiwa, mendidiknya, dan membawanya untuk istiqamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...