بسم الله الرحمن الرحيم
Allah ta’aalaa berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت:69]
Dan orang-orang yang berjihad (berusaha
dengan sungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-'Ankabuut:69]
{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ} [الحجر:99]
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal). [Al-Hijr:99]
{وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ
إِلَيْهِ تَبْتِيلاً} [المزمل: 8]
Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah
kepada-Nya dengan sepenuh hati. [Al-Muzzammil: 8]
{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً
يَرَهُ} [الزلزلة: 7]
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. [Az-Zalzalah: 7]
{وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ
خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ} [المزمل:
20]
Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan
yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. [Al-Muzzammil: 20]
{وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ
اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 273]
Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
[Al-Baqarah:273]
Hadits pertama:
1/95- فالأَول: عن أبي هريرةَ رضي اللَّه
عنه. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إِنَّ
اللَّه تَعَالَى قَالَ: منْ عادى لي وَلِيّاً. فقدْ آذنتهُ بالْحرْب. وَمَا
تقرَّبَ إِلَيَ عبْدِي بِشْيءٍ أَحبَّ إِلَيَ مِمَّا افْتَرَضْت عليْهِ: وَمَا
يَزالُ عَبْدِي يتقرَّبُ إِلى بالنَّوافِل حَتَّى أُحِبَّه، فَإِذا أَحبَبْتُه
كُنْتُ سمعهُ الَّذي يسْمعُ بِهِ، وبَصره الَّذِي يُبصِرُ بِهِ، ويدَهُ الَّتي
يَبْطِش بِهَا، ورِجلَهُ الَّتِي يمْشِي بِهَا، وَإِنْ سأَلنِي أَعْطيْتَه،
ولَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيذَّنه "رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman (hadits qudsi): "Barangsiapa
yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan tidak ada ibadah yang
dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku
wajibakan kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku senangtiasa mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku
mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan
yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai
berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta
perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi". [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy]
Lihat: Syarah
Arba'in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah
Hadits kedua:
2/96- الثاني: عن أَنس رضي اللَّه عنه عن
النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فيمَا يرْوِيهِ عنْ ربهِ عزَّ وجَلَّ
قَالَ: "إِذَا تَقَربَ الْعبْدُ إِليَّ شِبْراً تَقرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِراعاً،
وإِذَا تقرَّب إِلَيَّ ذِرَاعاً تقرَّبْتُ مِنهُ بَاعاً، وإِذا أَتانِي يَمْشِي
أَتيْتُهُ هرْوَلَة" رواه البخاري.
Dari Anas radhiallahu'anhu,
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari
Rabb-nya ‘azza wajalla, Allah berfirman (hadits qudsi): "Jika
seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat
kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat
kepadanya sedepa, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari." [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Diriwayatkan juga dari sahabat lain, diantaranya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah
berfirman (dalam hadits qudsi):
" أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي،
وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي
نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ،
وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ
تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي
أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً " [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya aku (memberi) sesuai dengan
prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya di saat ia mengingat-Ku,
Maka jika ia mengingatku dalam dirinya maka Aku pun mengingatnya dalam diri-Ku,
dan jika ia mengingatku di keramaian maka Aku akan mengingatnya pada keramaian
yang lebih baik dari mereka, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal
maka Aku akan mendekat kepadanya satu siku, dan jika ia mendekatkan diri
kepada-Ku satu siku, maka aku akan mendekat kepadanya dengan jarak dua
bentangan tangan. Dan jika ia mendatangiku dengan berjalan biasa maka aku akan
mendatanginya dengan berjalan cepat”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
" يَقُولُ اللهُ
عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَأَزِيدُ،
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَجَزَاؤُهُ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ
وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا، وَمَنْ تَقَرَّبَ
مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ
هَرْوَلَةً، وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً لَا يُشْرِكُ بِي
شَيْئًا لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً " [صحيح
مسلم]
Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
"Barangsiapa berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang
semisalnya dan terkadang Aku tambahkan lagi. Dan Barangsiapa yang berbuat
keburukan, maka balasannya adalah keburukan yang serupa atau Aku mengampuninya.
Barangsiapa mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya
satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat
kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan
mendatanginya dengan berlari. Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Ku dengan
membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya,
maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula." [Shahih Muslim]
3.
Allah memberikan balasan lebih baik dari yang kita kerjakan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَنَجْزِيَنَّ
الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (96) مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ} [النحل: 96-97]
Dan sesungguhnya Kami akan memberi
balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagian dunia dan akhirat) dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl: 97]
{وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا
كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ
اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [التوبة: 121]
Dan mereka tiada menafkahkan suatu
nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah,
melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi
balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
[At-Taubah:121]
{فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ
وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (36)
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ
الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ
الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ
مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [النور:
36 - 38]
(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana
telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana
bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak
dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan
shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan
penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat), (mereka melakukan itu) agar Allah memberi
balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka
kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas. [An-Nur: 36 - 38]
4.
Allah dekat dengan hambaNya saat beribadah; mengetahui,
melihat, dan mendengar mereka, dan akan memberi yang terbaik untuk mereka.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ
وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا} [الإسراء: 57]
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. [Al-Israa':57]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ
مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»
“Saat yang paling dekat bagi
seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketia ia sujud, maka perbanyaklah kalian
berdo'a di saat itu”. [Sahih Muslim]
Lihat: Dekat dengan Allah
Hadits ketiga:
3/97- الثالث: عن ابن عباس رضي اللَّه عنهما قال: قال رسول اللَّه
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "نِعْمتانِ مغبونٌ فيهما كثير من الناس: الصحة
والفراغ "، رواه البخاري.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma, ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Ada dua nikmat yang
sering dilalaikan oleh orang banyak: Kesehatan dan kesempatan". [Sahih
Bukhari]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2.
Memanfaatkan nikmat dengan sebaik-baiknya.
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada
seseorang yang beliau nasehati:
«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ،
وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ
شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»
“Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima
hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat kayamu
sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum
matimu". [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]
3.
Nikmat kesehatan.
Abu Bakr Ash-Shiddiq pernah berdiri
di atas mimbar, kemudian menangis, lalu berkata; Dahulu Rasulullah ﷺ pada tahun pertama pernah berdiri di atas
mimbar, kemudian menangis, lalu beliau bersabda:
«اسْأَلُوا اللَّهَ
العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا
مِنَ العَافِيَةِ» [سنن الترمذي: حسن صحيح]
"Mintalah ampunan dan keselamatan
kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak diberi sesuatu
yang lebih baik setelah keimanan (dan ilmu) daripada keselamatan." [Sunan
Tirmidziy: Hasan Shahih]
Ø Dari 'Ubaidillah bin Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ
عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»
"Barangsiapa di antara kalian
di pagi hari merasa aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya,
memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah
dikumpulkan untuknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Seorang sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhu- berkata:
"Kami sedang duduk-duduk dalam sebuah majelis, lalu Nabi ﷺ datang, sementara di kepalanya
masih ada sisa air mandi. Sebagian kami berkata kepada beliau, "Hari ini
kami melihat baginda tampak bahagia"
Beliau lantas menjawab:
«أَجَلْ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ»
"Benar, segala puji bagi
Allah."
Setelah itu orang-orang hanyut dalam
perbincangan masalah kekayaan hingga beliau pun bersabda:
«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى
خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang
yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan
bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Lihat: Hadits
'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra
4.
Nikmat kesempatan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ
وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (23) يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي} [الفجر: 23 - 24]
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu
ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia
mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh)
untuk hidupku ini". [Al-Fajr: 23 - 24]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata,:
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ
dan berkata: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar
pahalanya?".
Beliau menjawab:
" أنْ تَصَدَّقَ
وأنْت صحيحٌ شَحيحٌ تَخْشى الْفقرَ، وتأْمُلُ الْغنى، وَلاَ تُمْهِلْ حتَّى إِذَا
بلَغتِ الْحلُقُومَ. قُلت: لفُلانٍ كذا ولفلانٍ كَذَا، وقَدْ كَانَ لفُلان "
"Kamu bershadaqah ketika kamu dalam
keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang
kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di
tenggorakanmu. Lalu kamu berkata: Untuk si Fulan begini dan untuk si Fulan
begini. Padahal harta itu milik si Fulan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma berkata;
«إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ
الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ
لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ»
'Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Shahih Bukhari]
Hadits keempat:
4/98- الرابع: عن عائشة رَضي اللَّه عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَان يقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حتَّى تتَفطَرَ قَدمَاهُ،
فَقُلْتُ لَهُ: لِمْ تصنعُ هَذَا يَا رسولَ اللَّهِ، وقدْ غفَرَ اللَّه لَكَ مَا
تقدَّمَ مِنْ ذَنبِكَ وَمَا تأخَّرَ؟ قَالَ: "أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أكُونَ
عبْداً شكُوراً؟ "متفقٌ عَلَيهِ. هَذَا لفظ البخاري، ونحوه في الصحيحين من
رواية المُغيرة بن شُعْبَةَ.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha
bahwa Nabi ﷺ melaksanakan
shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai
Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda
yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak
suka jika menjadi hamba yang bersyukur?”
[Muttafaqun ‘alaihi, ini adalah lafadz Al-Bukhari, dan hadits sepertinya dalam
shahihain dari riwayat Al-Mugirah bin Syu’bah]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Aisyah radhiyallahu 'anha.
Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya
2.
Riwayat yang sama dari sahabat yang lain:
Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah ﷺ mendirikan shalat malam sampai kakinya bengkak,
ditanyakan kepadanya: Kenapa engkau malakukan ini padahal Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidakkah aku menjadi seorang
hamba yang bersyukur?!" [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Hurairah berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ
اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ:
«أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Rasulullah ﷺ
selalu melaksanakan shalat (Tahajjud) sehingga kedua kakinya bengkak. Dikatakan
kepadanya, "Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosamu baik yang lalu
maupun yang akan datang! " Beliau bersabda, "Tidak bolehkah aku
menjadi hamba yang senantiasa bersyukur?" [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
3.
Keutamaan shalat malam.
4.
Kekuatan ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hudzaifah radhiyallahu 'anhu
berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ
لَيْلَةٍ، فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ، فَقُلْتُ: يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ، ثُمَّ
مَضَى، فَقُلْتُ: يُصَلِّي بِهَا فِي رَكْعَةٍ، فَمَضَى، فَقُلْتُ: يَرْكَعُ
بِهَا، ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ، فَقَرَأَهَا، ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ،
فَقَرَأَهَا، يَقْرَأُ مُتَرَسِّلًا، إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ
سَبَّحَ، وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ، وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ [صحيح
مسلم]
"Aku pernah shalat dengan
Rasulullah ﷺ pada suatu
malam, beliau memulainya dengan membaca surah Al Baqarah. Lalu aku berkata
dalam hatiku: Mungkin beliau akan ruku' pada ayat ke seratus. Namun beliau
malah meneruskannya'. Aku berkata dalam hatiku: 'Beliau shalat dengan surat Al
Baqarah dalam satu rakaat'. Akan tetapi beliau meneruskan (shalatnya), maka aku
berkata dalam hati: 'Ia akan ruku' setelahnya', namun beliau melanjutkannya
dengan membaca surah An Nisaa'. Beliau membacanya (hingga selesai), kemudian
memulai lagi dengan surah Ali 'Imraan, dan beliau membacanya (hingga selesai)
dengan perlahan-perlahan. Jika beliau menjumpai ayat tasbih maka beliau
bertasbih (memuji Allah), jika beliau menjumpai ayat yang menganjurkan untuk
meminta maka beliau pun meminta (kepada Allah), dan jika beliau menjumpai ayat
yang berkenaan dengan memohon perlindungan maka beliau memohon perlindungan.
[Sahih Muslim]
Ø 'Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu berkata:
«صَلَّيْتُ مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً، فَلَمْ يَزَلْ قَائِمًا
حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سَوْءٍ»، قُلْنَا: وَمَا هَمَمْتَ؟ قَالَ: هَمَمْتُ أَنْ
أَقْعُدَ وَأَذَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [صحيح البخاري ومسلم]
Pada suatu malam aku pernah shalat malam
bersama Nabi ﷺ. Saat shalat itu
beliau terus saja berdiri hingga aku terbetik perasaan yang jelek". Kami
tanyakan, "Apa perasaan jelekmu itu?" Dia menjawab, "Aku
berkeinginan untuk duduk dan meninggalkan Nabi ﷺ
". [Sahih Bukhari dan Muslim]
5.
Nikmat Allah mesti dibalas dengan ibadah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ
الشَّكُورُ} [سبأ: 13]
Beramallah hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah), dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima
kasih. [Saba':13]
6.
Ampunan Allah, tidak boleh dijadikan alasan untuk
bermaksiat.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَقَالُوا لَنْ
تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ
اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ
مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 80]
Dan mereka berkata, “Neraka tidak akan menyentuh
kami, kecuali beberapa hari saja.” Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji
dari Allah, sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu
mengatakan tentang Allah, sesuatu yang tidak kamu ketahui?” [Al-Baqarah: 80]
Hadits kelima:
5/99-الخامس: عن عائشة رضي اللَّه عنها أنَّها قَالَتْ: "كَانَ
رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إذَا دَخَلَ الْعشْرُ أَحْيَا
اللَّيْلَ، وَأيْقَظَ أهْلهْ، وجدَّ وشَدَّ المِئْزَرَ"، متفقٌ عليه.
Dari Aisyah -radhiyallahu 'anha-,
bahwasanya ia berkata; "Ketika Rasulullah ﷺ memasuki sepuluh
terakhir (Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan
qiyamullail) dan membangunkan keluarganya serta menambah ibadahnya dan
mengencangkan ikatan kainnya (menjauhi isterinya untuk lebih konsentrasi
beribadah)." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Keutaaan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ
الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Berusahalah mendapatkan
lailatul qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Malam lailatul qadr
2.
Semangat Rasulullah mengejar keutamaan malam lailatul qadr.
Aisyah -radhiyallahu 'anha-
berkata;
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي
الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ» [صحيح
مسلم]
"Pada sepuluh terakhir bulan
Ramadhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi
hari-hari selainnya." [Shahih Muslim]
3.
Mengajak keluarga untuk beribadah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ
امْرَأَتَهُ، فَإِنْ أَبَتْ، نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللَّهُ
امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ
أَبَى، نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Allah merahmati seorang
laki-laki yang bangun di malam hari kemudian shalat dan ia membangunkan
istrinya, jika istrinya tidak mau bangun ia percikkan air di wajahnya. Allah
merahmati seorang wanita yang bangun di malam hari kemudian shalat dan ia
membangunkan suaminya, jika suaminya tidak mau bangun ia percikkan air di
wajahnya". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Hadits Ummu Salamah; Berpakaian di dunia tapi telanjang di Akhirat
Hadits keenam:
6/100-السادس: عن أبي هريرةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قالَ رسولُ اللَّه
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "المُؤمِن الْقَوِيُّ خيرٌ وَأَحبُّ إِلى
اللَّهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفي كُلٍّ خيْرٌ. احْرِصْ عَلَى مَا
ينْفَعُكَ، واسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ. وإنْ أصابَك شيءٌ فلاَ تقلْ:
لَوْ أَنِّي فَعلْتُ كانَ كَذَا وَكذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قدَّرَ اللَّهُ، ومَا
شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَان ". رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan,
semangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah bantuan Allah dan
jangan lemah, dan jika engkau ditimpa suatu musibah maka janganlah mengatakan:
"Seandainya aku melakukan ini, maka akan seperti ini dan itu", akan
tetapi katakanlah: "Allah telah menetapkannya, dan apa yang Ia kehendai
akan Ia lakukan". Karena sesungguhnya kata "seandainya" membuka
pintu amalan syaitan". [Sahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2)
Persiapkan kekuatan untuk menghadapi musuh.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ
قُوَّةٍ} [الأنفال: 60]
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. [Al-Anfaal:60]
3)
Kualitas setiap muslim bertingkat-tingkat.
Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ
أَضْعَفُ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa dari kalian yang
melihat kemungkaran maka perbaikilah dengan tanganmu, kalau kamu tidak mampu
maka dengan lidahmu, kalau kamu tidak bisa maka dengan hatimu, dan itu adalah
selemah-lemahnya iman". [Sahih Muslim]
4)
Semangat meraih segala yang bermanfaat.
Dari Abu Hurairah radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Diantara kebaikan islma
seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting baginya". [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
5)
Senantiasa memohon pertolongan Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة:
5]
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [Al-Fatihah:5]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Suatu
hari aku duduk di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda:
«يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ
يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ
اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ
لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا
بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ،
رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»
"Wahai bocah, sesungguhnya
aku akan mengajarimu beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu,
jagalah Allah kau akan mendapati-Nya di hadapanmu, jika kau meminta maka
mintalah kepada Allah, dan jika kau minta bantuan maka mintalah kepada Allah,
ketahuilah .. sesungguhnya jika semua umat sepakat untuk memberimu suatu yang
bermanfaat, mereka tidak akan memberimu kecuali sesuatu yang sudah ditakdirkan
Allah untukmu, dan seandainya mereka sepakat untuk mencelakaimu dengan sesuatu,
mereka tidak akan bisa mencelakaimu kecuali sesuatu yang sudah ditakdirkan
Allah kepadamu, pena telah diangkat dan lembaran telah kering. [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
6)
Tidak mudah putus asa dan merasa lemah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ
إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ} [يوسف:
87]
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang
yang kafir." [Yusuf: 87]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ،
ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، ارْزُقْنِي إِنْ شِئْتَ، وَليَعْزِمْ مَسْأَلَتَهُ،
إِنَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ، لاَ مُكْرِهَ لَهُ " [صحيح البخاري]
"Jangan seseorang di antara
kalian berdo'a: "Ya Allah .. ampunilah aku jika Engkau mau, rahmatilah aku
jika Engkau mau, berilah aku rezki jika Engkau mau!", akan tetapi
teguhkanlah permintaannya, sesungguhnya Allah melakukan apa yang Ia inginkan,
tidak ada yang memaksa-Nya". [Sahih Bukhari]
7)
Segala sesuatu ditakdirkan oleh Allah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ} [القمر:
49]
Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran (taqdir). [Al-Qamar: 49]
{إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ} [الحج:
18]
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki. [Al-Hajj: 18]
8)
Menerima segala ketetapan Allah ‘azza wajalla.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ
إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ
سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya besar suatu
pahala tergantung besarnya cobaan, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu
kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya
keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka
Allah". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
9)
Larangan berkata “seandainya” ketika ditimpa musibah jika
dimaksudkan menolak takdir Allah atau terlalu sedih karena kehilangan satu
nikmat dunia.
Adapun jika dikatakan untuk mengambil
pelajaran dari kejadian yang terjadi atau berharap yang terbaik dari Allah,
maka dibolehkan. Aisyah
mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَوِ
اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِي مَا اسْتَدْبَرْتُ مَا سُقْتُ الهَدْيَ، وَلَحَلَلْتُ
مَعَ النَّاسِ حِينَ حَلُّوا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika
aku bisa mengulang kembali apa yang telah lewat, niscaya tidak kutuntun
binatang korban ini, dan aku bertahallul bersama orang-orang ketika mereka
bertahallul." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Hadits ketujuh:
7/101- السابع: عَنْهُ أَنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم قَالَ: "حُجِبتِ النَّارُ بِالشَّهَواتِ، وحُجِبتْ الْجَنَّةُ
بَالمكَارِهِ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu,
bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Neraka
dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga
dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu)." [Muttafaqun ‘alaihi]
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Riwayat lain dari Sahabat Nabi:
Anas bin Malik radhiallahu'anhu
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ،
وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ» [صحيح مسلم]
"Surga
diliputi hal-hal yang tidak menyenangkan dan neraka diliputi syahwat."
[Shahih Muslim]
2)
Neraka dipenuhi oleh orang-orang sombong, sedangkan surga
dipenuhi oleh orang-orang lemah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تَحَاجَّتْ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَقَالَتْ
النَّارُ أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِينَ وَالْمُتَجَبِّرِينَ وَقَالَتْ الْجَنَّةُ
مَا لِي لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَسَقَطُهُمْ قَالَ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ
مِنْ عِبَادِي وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ
أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا مِلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ
فَلَا تَمْتَلِئُ حَتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ
تَمْتَلِئُ وَيُزْوَى بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَلَا يَظْلِمُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا وَأَمَّا الْجَنَّةُ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
يُنْشِئُ لَهَا خَلْقًا
"Surga
dan neraka berbantah-bantahan. Neraka berkata: 'Orang-orang congkak dan sombong
memasukiku. Surga berkata: Sedangkan aku, tidak ada yang memasukiku selain
orang-orang lemah, yang hina dalam pandangan manusia. Lalu Allah berfirman
kepada surga: 'Kau adalah rahmatKu, denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku
kehendaki dari hamba-hambaKu.' Kemudian Allah berfirman kepada neraka: 'Kau
adalah siksaKu, denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku kehendaki. Dan
masing-masing dari keduanya ada isinya.' Sedangkan neraka tidak terisi penuh
hingga Allah meletakkan kakiNya kemudian neraka berkata: 'Cukup, cukup.' Saat
itulah neraka penuh dan sebagiannya menindih sebagaian yang lain. Allah tidak
menzhalimi seorang pun dari makhlukNya. Sedangkan surga, Allah menciptakan
penghuninya." [Sahih Bukhari dan Muslim]
3)
Untuk mendapatkan surga dan jauh dari neraka harus ada
usaha.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ
الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا» [سنن الترمذي: حسن]
"Aku tidak pernah melihat seperti
neraka, orang-orang yang takut darinya tertidur (tidak beramal untuk dijauhkan
dari siksaannya). Dan aku tidak pernah melihat seperti surga, orang-orang yang
menginginkannya tertidur (tidak beramal agar dapat memasukinya)". [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ
سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ»
"
Barangsiapa yang takut maka dia berjalan, dan barangsiapa yang
berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat tinggal, ketahuilah sesungguhnya
barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan
Allah itu adalah surga." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
4)
Seluruh jalan menuju surga dan jauh dari neraka sudah
dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ
الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلَيْسَ
شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ» [مصنف ابن أبي شيبة: حسنه الألباني]
"Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada surga dan
menjauhkan kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya kepada kalian,
dan tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada neraka dan menjauhkan
kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya pada kalian". [Mushannaf
Ibnu Abi Syaibah: Hasan]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...