بسم الله الرحمن الرحيم
Dari
Abu Al-‘Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma
berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku
suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan manusia akan
mencintaiku."
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berlaku zuhud-lah dalam
urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhud-lah kamu terhadap apa
yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang."
Hadits
ini hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dan selainnya dengan sanad yang hasan.
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Sahl bin Sa'ad, Abu Al-'Abbas Al-Anshariy
As-Saa'idiy radhiyallahu 'anhu.
Lihat di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Keutamaan
dicintai oleh Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ
اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا
فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ
فَيَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ
السَّمَاءِ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِذَا أَبْغَضَ
عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، قَالَ
فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ
يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ
الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ ".
"Sesungguhnya Allah jika
mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya
Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia!
Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian
berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia.
Lalu penduduk langit turut mencintainya,
kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi.
Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia
memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku membenci si Fulan
maka bencilah ia.
Lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru
di langit: Sesungguhnya Allah membenci si Fulan maka bencilah ia.
Lalu penduduk langit turut membencinya,
kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi." [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala berfirman
(dalam sebuah hadits qudsi):
«مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا
افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ
حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ،
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ
الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي
لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ
نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya,
dan tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari
apa yang telah Aku wajibakan kepadanya, dan tidaklah hamba-ku senangtiasa
mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai aku mencintainya. Dan
jika aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar,
penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang
ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia
minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi, dan Aku tidak pernah ragu
melakukan sesuatu seperti keraguan-Ku mencabut jiwa seorang mu'min, ia tidak
suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya". [Bukhari dan Muslim]
3. Bagaimana
agar dicintai oleh Allah?
Diantaranya:
1) Bertakwa.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ} [آل
عمران: 76]
Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. [Ali ‘Imran: 76,
At-Taubah: 4 dan 7]
2) Berbuat baik.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [آل
عمران: 134]
Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali ‘Imran: 134]
3) Bertaubat dan mensucikan diri.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ
وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ} [البقرة: 222]
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai
orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah: 222]
4) Mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ } [آل عمران: 31]
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali ‘Imran:31]
5) Bersabar.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [آل
عمران: 146]
Allah menyukai orang-orang yang sabar. [Ali ‘Imran:146]
6) Bertawakkal.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل
عمران: 159]
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali ‘Imran:159]
7) Berlaku adil.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [المائدة:
42]
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. [Al-Maidah:42]
8) Jihad di jalan Allah.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ
بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ} [الصف: 4]
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. [Ash-Shaf:4]
Lihat: Meraih cinta Allah
4. Hakikat
kenikmatan dunia.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ} [آل عمران: 185]
Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran: 185]
Ø
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَوْ كانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ
بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Seandainya dunia ini di sisi
Allah seharga dengan sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberi kepada orang
kafir sedikitpun dari kenikmatan dunia sekalipun hanya seteguk air”. [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ
مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ» [سنن الترمذي: حسن]
"Ketahuilah sesungguhnya
dunia ini dilaknat dan semua yang di dalam dunia dilaknat kecuali zikir
mengingat Allah dan apa-apa yang dicintai oleh Allah, orang yang berilmu atau
yang menuntut ilmu (yang bermanfaat)". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Hakikat kenikmatan dunia
5. Keutamaan
zuhud dalam kenikmatan dunia.
Diantaranya:
a)
Tidak dilalaikan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا
أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ} [المنافقون: 9]
Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang
berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
[Al-Munafiquun:9]
Ø Abu Ad-Darda` radhiyallahu 'anhu berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ
يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ يَا أَيُّهَا
النَّاسُ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا
كَثُرَ وَأَلْهَى وَلَا آبَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ
يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا مَالًا تَلَفًا»
"Tidaklah matahari terbit
kecuali ada dua malaikat yang diutus di kedua sisinya sambil berseru, dan
seluruh penduduk bumi mendengarkan keduanya kecuali dua golongan. Kedua
melaikat itu menyerukan; "Wahai sekalian manusia, kembalilah kepada Rabb
kalian. Ketahuilah bahwa sedikit namun mencukupi itu lebih baik dari pada
banyak namun melalaikan. Dan tidaklah matahari terbenam kecuali ada dua
malaikat yang di utus di kedua sisinya sambil berseru, seluruh penduduk bumi
mendengarkan keduanya kecuali dua golongan, keduanya berseru: "Ya Allah
berilah balasan bagi mereka yang berinfak, dan berilah bagi orang kikir itu
kerugian harta." [Musnad Ahmad: Hasan]
b)
Tidak dibinasakan.
Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«فَوَاللَّهِ
مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا
كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا،
وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku
khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia
dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas umat sebelum kalian.
Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan
akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
c)
Dimudahkan urusannya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ
وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ
الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ
عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ» [سنن
الترمذي: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang impiannya adalah
akhirat maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan
memudahkan urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan
sendirinya. Dan barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan
menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit
urusannya, dan ia tidak akan mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang
sudah ditakdirkan untuknya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
d)
Mendapatkan berkah.
Hakim bin Hizam –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku meminta sesuatu kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia memberiku, kemudian aku
meminta lagi lalu ia memberiku, kemudai aku meminta lagi lalu ia memberiku
kemudian bersabda:
«يَا حَكِيمُ، إِنَّ هَذَا المَالَ
خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ
أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ
يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]
“Wahai Hakim, sesungguhnya
harta ini ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya
dengan hati yang lapang (tidak rakus dan memaksa orang lain) maka ia akan
diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus
(memaksa orang lain) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang
makan dan tidak pernah kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang
di bawah”.
Hakim berkata: Ya Rasulullah demi (Allah) Yang
mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meminta orang lain sesudahmu
sesuatu pun sampai aku meninggalkan dunia.
Maka ketika Abu Bakr memanggil Hakim untuk
diberi hadiah ia menolak untuk menerimanya, kemudian Umar memanggilnya untuk
diberi sesuatu ia juga menolak untuk menerima sesuatu pun. Dan Umar berkata: Sesungguhnya
aku mempersaksikan kalian wahai kaum muslimin atas Hakim, sesungguhnya aku
menawarkan kepadanya hak ia dari harta ini tapi ia menolak untuk mengambilnya!.
Maka akhirnya Hakim tidak meminta kepada seorangpun dari manusia setelah Rasulullah sampai ia wafat. [Sahih Bukhari]
6. Keutamaan
zuhud (tidak berharap) dari bantuan orang lain.
Dari Tsauban -maula Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ يَكْفُلُ لِي أَنْ لَا يَسْأَلَ
النَّاسَ شَيْئًا، وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ؟» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang memberi jaminan
padaku untuk tidak meminta kepada manusia sesuatu pun, dan aku akan menjamin
untuknya dengan surga?”
Tsauban berkata: Saya.
Maka Tsauban tidak pernah meminta seseuatu pun
pada seseorang. [Sunan Abi Daud: Shahih]
7. Bahaya
suka meminta kepada orang lain.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ
تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang meminta
harta orang lain untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karena
membutuhkan), maka sebenarnya ia telah meminta batu neraka. Maka silahkan ia
mempersedikit atau memperbanyak”. [Sahih Muslim]
Ø
Dari Abdullah bin Umar –radhiyallahu
‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ
النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Seseorang senantiasa meminta
kepada orang-orang sampai ia datang di hari kiamat tanpa ada di wajahnya
sekerat daging”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
8. Boleh
meminta kepada orang lain jika mendesak.
Nabi Musa dan Khidir –‘alaihimassalam-
minta diberi makan oleh penduduk kampung:
{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا
أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا} [الكهف: 77]
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya
sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri
itu. [Al-Kahfi: 77]
Ø
Dari Samurah bin Jundab –radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ المَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ
بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا، أَوْ فِي أَمْرٍ
لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Sesungguhnya meminta adalah
aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta kepada
penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
Lihat: Meminta, memberi, dan menerima
9. Bagaimana
agar dicintai oleh orang lain?
Diantaranya:
1)
Berdo’a meminta cinta.
Dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berdo'a:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ
إِلَى حُبِّكَ»
“Ya Allah, sesungguhnya aku mengharap
cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, dan cinta pada amalan yang mendekatkanku
pada cintaMu”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
2)
Beriman dan beramal shalih.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati)
mereka rasa kasih sayang. [Maryam:96]
3)
Menyebarkan salam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
[صحيح مسلم]
“Kalian tidak akan masuk surga sampai
kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian saling
mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan
maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Sahih
Muslim]
4)
Saling menziarahi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«زُرْ غِبًّا
تَزْدَدْ حُبًّا»
“Berziaralah sesekali, maka akan menambah
rasa cinta”. [Musnad Ath-Thayalisiy: Shahih ligairih]
5) Saling memberi hadiah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«تَهَادُوا تَحَابُّوا»
[الأدب المفرد للبخاري: حسنه الشيخ الألباني]
"Saling memberi hadialah kalian agar
saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]
6)
Menjauhi maksiat.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ
أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا»
[الأدب المفرد للبخاري: صحيح]
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai
karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam kemudian keduanya
dipisahkan (bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah seorang
dari keduanya”. [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
Lihat: Saling mencintai karena Allah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (30) Abu Tsa'labah; Menjalankan kewajiban dan meninggalkan yang haram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...