بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ: الغِنَى
غِنَى النَّفْسِ"
“Bab: Kaya adalah kaya jiwa”
Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan
bahwa kaya yang sesungguhnya adalah kekayaan dalam jiwa sehingga tidak
tergantung pada kenikmatan dunia, senantiasa merasa cukup atas apa yang Allah
berikan kepadanya.
Judul bab ini diambil dari penggalan hadits
yang akan diriwayatkan di dalamnya dari Abi Hurairah radhiyallahu
‘anhu, dan sebelumnya menyebutkan beberapa ayat dari surah “Al-Mu’minun”
dan penafsiran Ibnu ‘Uyainah rahimahullah.
A. Ayat
55-63 surah Al-Mu’minun.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: {أَيَحْسَبُونَ
أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ (55) نُسَارِعُ لَهُمْ فِي
الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ (56) إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ
رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58)
وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ
وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي
الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61) وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنْطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (62)
بَلْ قُلُوبُهُمْ فِي غَمْرَةٍ مِنْ هَذَا وَلَهُمْ أَعْمَالٌ مِنْ دُونِ ذَلِكَ
هُمْ لَهَا عَامِلُونَ} [المؤمنون: 55 - 63]
Firman Allah ta’aalaa: Apakah mereka
mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti
bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi
mereka tidak menyadarinya. Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab)
Tuhannya, mereka sangat berhati-hati, dan mereka yang beriman dengan
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya, dan mereka yang tidak mempersekutukan
Tuhannya, dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan
hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan
kembali kepada Tuhannya, mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya. Dan Kami tidak membebani
seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan
yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).
Tetapi, hati mereka (orang-orang kafir) itu dalam kesesatan dari (memahami
Al-Qur'an) ini, dan mereka mempunyai (kebiasaan banyak mengerjakan)
perbuatan-perbuatan lain (buruk) yang terus mereka kerjakan. [Al-Mu'minun:
55-63]
قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ: «لَمْ
يَعْمَلُوهَا، لاَ بُدَّ مِنْ أَنْ يَعْمَلُوهَا»
Ibnu ‘Uyainah berkata: “Mereka tidak
mengerjakannya, namun mesti mereka akan mengerjakannya”.
Penjelasan singkat ayat ini:
1. Harta
yang diberikan kepada orang kafir di dunia bukanlah kenikmatan sesungguhnya,
karena semua itu akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat yang akan menjadi
azab bagi mereka.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي
أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ
نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [الأعراف: 32]
Katakanlah: "Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. [Al-A'raf:
32]
{وَلَا يَحْسَبَنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا
نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِين} [آل عمران: 178]
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir
menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi
mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya
bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. [Ali
Imran:178]
Ø Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى
مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ "
"Jika kalian melihat Allah
memberi seorang hamba kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara ia
melakukan maksiat, maka ketahuilah sesungguhnya itu cuma istidraaj (pancingan)".
Kemudian Rasulullah membaca firman Allah
...
{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ
كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا
هُمْ مُبْلِسُونَ}
Maka tatkala mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Al-An'am:44] [Musnad Ahmad:
Shahih]
2. Sifat
orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
Diantaranya:
a) Beriman kepada ayat-ayat Tuhannya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{اللَّهُ نَزَّلَ
أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى
ذِكْرِ اللَّهِ} [الزمر: 23]
Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.
[Az-Zumar: 23]
b) Tidak menyekutukan Tuhannya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ
رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا} [الأحزاب: 39]
Orang-orang yang menyapaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan. [Al-Ahzab: 39]
c) Khawatir amal ibadah mereka tidak diterima.
Aisyah radhiyallahu 'anha
istri Rasulullah ﷺ berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka
berikan, dengan hati yang takut", apakah mereka yang dimaksud adalah
peminum khamar dan pencuri?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ
وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ
{أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ}» [سنن الترمذي: صحيح]
"Bukan wahai putri As-Siddiq,
akan tetapi mereka adalah orang yang puasa, shalat, dan sedekah, dan mereka
takut ibadah mereka tidak diterima, {mereka itu adalah orang-orang bersegera
untuk mendapat kebaikan-kebaikan}". [Sunan Tirmidzi: Shahih]
d) Bersegera dalam beramal shalih.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ} [البقرة: 148]
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan. [Al-Baqarah: 148]
{وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ} [المطففين:
26]
Dan untuk yang demikian itu (pahala) hendaknya
orang berlomba-lomba. [Al-Muthaffifiin: 26]
3. Allah
tidak membebani kecuali sesuai dengan kemampuan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا} [البقرة: 286]
Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Bila kuperintahkan
mengerjakan sesuatu, laksanakanlah sebisa-bisanya, dan apabila kularang kalian
mengerjakan sesuatu, maka hentikanlah segera." [Shahih Bukhari dan Muslim]
4. Catatan
amal akan berbicara di akhirat.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا
فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ
صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا} [الكهف: 49]
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan
melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di
dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan
Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". [Al-Kahfi: 49]
5. Tidak
ada yang akan didzalimi oleh Allah karena Ia Maha Adil.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ
بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ} [آل عمران: 182]
(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan
perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya
hamba-hamba-Nya. [Ali 'Imran: 182] [Al-Anfaal: 51] [Al-Hajj: 10]
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا
رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ} [فصلت: 46]
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang
saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah
Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. [Fushilat: 46]
Ø Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ meriwayatkan dari
Allah (dalam sebuah hadits qudsi):
«يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ
أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ
غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]
"Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah
amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya, barangsiapa yang
mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang
mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali dirimu sendiri".
[Shahih Muslim]
6. Orang
kafir lalai dari kehidupan akhirat, sehingga terus bebuat kerusakan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ
أُفِكَ (9) قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11)
يَسْأَلُونَ أَيَّانَ يَوْمُ الدِّينِ (12) يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ
(13) ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ} [الذاريات: 9 - 14]
Dipalingkan darinya (Al-Qur'an dan Rasul) orang
yang dipalingkan. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu)
orang-orang yang terbenam dalam kebodohan dan kelalaian, mereka bertanya,
“Kapankah hari pembalasan itu?” (Hari pembalasan itu ialah) pada hari (ketika)
mereka diazab di dalam api neraka. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah
azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan.” [Adz-Dzariyat: 9-14]
B. Hadits
Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6446 - حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ [بن عَيّاش]، حَدَّثَنَا أَبُو
حَصِينٍ [عثمان]، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
«لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Yunus, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr [bin ‘Ayyasy], ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hashin [‘Utsman], dari Abu Shalih,
dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ
beliau bersabda, "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan
tetapi kekayaan itu adalah kaya hati."
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2) Kekeyaan
hati adalah kekayaan yang sesungguhnya.
Abu Dzar radhiyallahu 'anhu
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya:
«يَا أَبَا ذَرٍّ أَتَرَى
كَثْرَةَ الْمَالِ هُوَ الْغِنَى؟» قُلْتُ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ:
«فَتَرَى قِلَّةَ الْمَالِ هُوَ الْفَقْرُ؟»، قُلْتُ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
قَالَ: «إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْبِ، وَالْفَقْرُ فَقْرُ الْقَلْبِ» [صحيح ابن حبان]
“Wahai Abi Dzar, apakah menurutmu banyak
harta itu adalah kekayaan? Aku bemenjawab: Iya, wahai Rasulullah! Beliau
bertanya lagi: Lalu apakah menurutmu sedikit harta itu adalah kemiskinan? Aku
menjawab: Iya, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Sesungguhnya kaya itu adalah
kaya dalam hati, dan miskin itu adalah miskin dalam hati”. [Shahih Ibnu Hibban]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«ارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ» [سنن
الترمذي: حسن]
"Terimalah pemberian Allah
dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah
ﷺ bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ
وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ
الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ
عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Barangsiapa yang impiannya
adalah akhirat maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan
memudahkan urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan
sendirinya. Dan barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan
menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit
urusannya, dan ia tidak akan mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang
sudah ditakdirkan untuknya". [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 14; “Aku tidak suka jika aku mempunyai emas seperti gunung Uhud”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...